Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Dekan Fakultas Psikologi UGM mengimbau untuk senantiasa menjaga dan menghargai nama baik institusi

Di era di mana reputasi institusi pendidikan sangat penting, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) secara konsisten mengadakan kegiatan berbagi pengetahuan (sharing knowledge) secara daring seperti yang dilaksanakan pada hari Senin, 12 Agustus 2024, yang berfokus pada pentingnya menjaga dan menghormati nama baik institusi, materi  disampaikan oleh Dekan Fakultas Psikologi. Inisiatif menjaga nilai-nilai institusi dan menghindari perilaku merugikan sangat penting dalam membentuk karakter unggul dan menciptakan citra positif di dalam sebuah komunitas.

 “Dasar dari karakter yang unggul sangat penting bagi individu untuk berkontribusi positif pada masyarakat dan mengembangkan kepribadian yang bermartabat. Komitmen semua anggota civitas akademika dan staf untuk menjaga nama baik institusi dan integritas pribadi setiap individu menjadi langkah penting dalam membentuk karakter yang mencerminkan integritas, etika, dan nilai-nilai positif” ujar Dekan Fakultas Psikologi.

Integritas, sebagai salah satu pilar utama dalam pembentukan karakter, melibatkan sikap jujur dan konsisten dalam tindakan sehari-hari. Semua anggota organisasi didorong untuk berbicara dengan jujur, menghadapi tantangan dengan integritas, dan menerima tanggung jawab atas kesalahan yang mungkin pernah dibuat. Dalam pendidikan tinggi, integritas menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun kepercayaan antara mahasiswa, dosen, staf, dan seluruh anggota komunitas pendidikan. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs yang mendorong kesetaraan kesempatan dan akses pendidikan, memastikan bahwa semua individu dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung.

Komitmen seluruh anggota civitas akademika untuk menghindari perilaku negatif juga menjadi kunci dalam membentuk karakter yang kuat. Setiap orang harus belajar mengendalikan diri dan menjauh dari godaan perilaku yang tidak etis atau merugikan. Dalam lingkungan pendidikan yang positif, seluruh anggota civitas akademika didorong untuk memahami konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi citra institusi dan kesejahteraan seluruh komunitas.

Dalam konteks pendidikan tinggi, peran aktif pendidik dan staf sangat penting. Kampus harus menciptakan lingkungan yang mendorong mahasiswa untuk berkomitmen pada nilai-nilai positif dan memberikan teladan yang baik dalam setiap tindakannya. Program pendidikan karakter yang terintegrasi dalam kurikulum dapat membantu mengajakan nilai-nilai moral dan etika kepada mahasiswa secara konsisten, mendorong kreativitas dan inovasi dalam kehidupan pribadi dan akademis mereka.

“Untuk mencapai visi pembentukan karakter unggul melalui komitmen menjaga nama baik institusi, kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat sangat penting. Orang tua memiliki peran sentral dalam membentuk karakter anak-anak mereka di rumah dan mendukung nilai-nilai yang diajarkan di kampus. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan karakter mahasiswa di luar lingkungan kampus” kata Dekan Fakultas Psikologi.

Kegiatan berbagi pengetahuan ini menyoroti pentingnya layanan dasar dalam pendidikan, menekankan bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas adalah hak fundamental bagi semua. Dengan memastikan akses dan kesempatan yang setara, institusi dapat menciptakan lingkungan di mana setiap individu dapat berkembang, terlepas dari latar belakang yang berbeda. Komitmen terhadap non-diskriminasi ini sejalan dengan SDGs, mempromosikan inklusivitas dan keberagaman dalam kerangka pendidikan.

Lebih lanjut Dekan Fakultas Psikologi menyampaikan bahwa integrasi teknologi dalam pendidikan dibahas sebagai cara untuk meningkatkan pengalaman belajar dan mempromosikan inklusi finansial. ‘Dengan memanfaatkan teknologi, setiap individu dapat mengakses berbagai sumber daya yang dapat membantu dalam pengembangan akademik dan pribadinya. Pendekatan ini tidak hanya mempersiapkan individu untuk pekerjaan yang layak tetapi juga membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan yang berkelanjutan”.

Sebagai kesimpulan, kegiatan berbagi pengetahuan di Fakultas Psikologi UGM ini menjadi pengingat akan tanggung jawab kolektif untuk menjaga nama baik institusi. Dengan membangun budaya integritas, perilaku etis, dan kolaborasi di antara civitas akademika, staf, orang tua, dan masyarakat, institusi dapat memastikan bahwa ia tetap menjadi mercusuar keunggulan dalam pendidikan. Komitmen ini tidak hanya menguntungkan institusi tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dalam pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan sosial.

Penulis: S. Fauzi

Jumat Sehat Bugar Fakultas Psikologi Kunjungi Instalasi Toyagama

Jumat, 9 Agustus 2024, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan acara “Jumat Sehat Bugar” yang rutin dilaksanakan setiap Jumat pagi, adalah sebuah program yang dirancang untuk mempromosikan kesejahteraan di antara dosen dan staf. Inisiatif ini dikoordinasikan oleh tim Health Promotion University (HPU) dengan tujuan meningkatkan semangat kerja dan produktivitas serta mempererat hubungan antar karyawan di luar konteks pekerjaan.

Instalasi SPAM Toyagama merupakan langkah signifikan menuju pengelolaan air yang berkelanjutan di kampus. Fasilitas ini mencerminkan semangat pemanfaatan produk dalam negeri dan menekankan kesadaran lingkungan, mencerminkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan mengunjungi fasilitas ini, Fakultas Psikologi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya akses air bersih dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Restu Tri Handoyo, ketua HPU Fakultas Psikologi, menyatakan bahwa kunjungan ke Toyagama bukan hanya kesempatan untuk mempromosikan kesehatan fisik, tetapi juga untuk mendidik staf tentang pentingnya praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. “Kami percaya bahwa pendidikan untuk keberlanjutan sangat penting, dan dengan memahami signifikansi air bersih, kami dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat,” ujarnya.

Selama kunjungan, peserta diberikan tur fasilitas Toyagama, di mana mereka belajar tentang proses pemurnian dan distribusi air. Semua peserta sangat terkesan dengan teknologi yang digunakan untuk memastikan bahwa air memenuhi standar kesehatan, menyoroti pentingnya investasi dalam layanan dasar yang mendukung kesejahteraan komunitas.

Acara ini juga berfungsi sebagai platform bagi karyawan untuk terlibat dalam diskusi tentang isu-isu lingkungan dan peran air bersih dalam mempromosikan kesehatan. Peserta berbagi pemikiran tentang bagaimana mereka dapat mengintegrasikan praktik berkelanjutan ke dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, memperkuat gagasan bahwa setiap orang memiliki peran dalam mencapai SDGs.

Selain mempromosikan kesehatan fisik dan kesadaran lingkungan, inisiatif “Jumat Sehat Bugar” juga membangun rasa komunitas di antara dosen dan staf. Dengan berpartisipasi dalam kegiatan ini, karyawan memiliki kesempatan untuk saling mengenal dan membangun hubungan, yang dapat mengarah pada lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan mendukung.

Seiring Fakultas Psikologi terus melaksanakan program “Jumat Sehat Bugar“, fakultas tetap berkomitmen untuk mempromosikan tidak hanya kesejahteraan fisik anggotanya tetapi juga kesadaran mereka terhadap isu-isu keberlanjutan. Kunjungan ke Instalasi SPAM Toyagama hanyalah salah satu dari banyak langkah yang diambil untuk mengintegrasikan kesehatan dan pendidikan lingkungan ke dalam budaya fakultas.

Sebagai kesimpulan, acara “Jumat Sehat Bugar” pada 9 Agustus 2024, mencerminkan dedikasi Fakultas Psikologi untuk meningkatkan kesejahteraan melalui aktivitas fisik dan pendidikan untuk keberlanjutan. Dengan memprioritaskan akses terhadap air bersih dan mempromosikan kesadaran lingkungan, fakultas berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi komunitas UGM.

.

Penulis: S. Fauzi

Mbak Wida Berbagi Cerita: “Tips Mendampingi Suami Studi di AS”

Dalam sebuah pertemuan Zoom baru-baru ini, Wida Septia Putri, salah satu tenaga kependidikan Fakultas Psikologi yang saat ini sedang cuti di luar tanggungan UGM, berbagi cerita saat mendampingi suaminya yang sedang melanjutkan studi S3 di Southern Illinios University. Bersama dengan kedua putranya, Wida saat ini tinggal di sebuah apartemen di kota kecil di Illinois bagian selatan namanya Carbondale.

Diskusi ini sangat relevan bagi banyak individu yang menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dan aspirasi pendidikan. Wida menekankan pentingnya persiapan mental dan pemahaman sebelum pindah (sementara) ke Amerika. “Ketika pasangan kita mendapatkan kesempatan untuk studi di luar negeri, itu sering kali berarti harus meninggalkan kenyamanan di tanah air,” jelasnya. Transisi ini bisa menjadi menakutkan, dan sangat penting bagi pasangan untuk siap secara mental menghadapi perubahan yang datang dengan tinggal di negara baru.

Salah satu poin kunci yang diangkat Wida adalah perbedaan tekanan akademis antara universitas lokal dan luar negeri. “Studi di kampus asing datang dengan beban kerja yang lebih berat dan tekanan mental yang lebih besar,” catatnya. Dalam konteks ini, peran istri menjadi sangat penting sebagai support system. Terkadang, ini berarti mengesampingkan ambisi pribadi untuk fokus pada apa yang dibutuhkan suami selama masa ini.

Wida juga menyoroti pentingnya menjaga cerita pribadi. “Penting untuk memiliki rutinitas yang membuat kita tetap produktif, sementara  suami fokus pada studinya,” sarannya. Terlibat dalam olahraga rutin, membaca, menulis, atau mencoba hobi baru dapat memberikan makna dalam hidup selama periode penyesuaian.

Bagi mereka yang terbiasa bekerja sebelum mendampingi suami, ia menyarankan untuk mencari pekerjaan paruh waktu atau bekerja sebagai sukarelawan, dengan catatan peraturan imigrasi mengizinkan. “Banyak organisasi yang mencari sukarelawan, dan ini bisa menjadi cara yang baik untuk bertemu orang baru dan mungkin menjalin persahabatan,” ungkap Wida. Ini tidak hanya membantu membangun jaringan sosial tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan pribadi dan kesetaraan pendapatan. Wida-pun pernah merasakan bekerja paruh waktu sebagai babby sitter, host dan cashier restaurant.

Menjaga pola pikir positif dan produktif sangat penting, tetapi Wida memperingatkan agar tidak terlalu banyak berkomitmen pada aktivitas. “Penting untuk tidak mengisi jadwal kita begitu banyak sehingga akan kehilangan waktu untuk suami,” peringatnya. Menemukan keseimbangan antara pencarian pribadi dan mendukung pasangan sangat penting untuk hubungan yang harmonis. Komunikasi adalah kunci lain dari kemitraan yang sukses selama waktu ini. “Istri dan suami perlu menjaga saluran komunikasi terbuka,” tegas Wida. Membangun pemahaman bersama dan rutinitas yang disepakati dapat membantu pasangan menavigasi kehidupan yang sibuk tanpa kehilangan satu sama lain.

“Sangat penting untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama,” tambahnya. Menjelajahi Carbondale dan menemukan atraksi lokal dapat memperkuat ikatan dan menciptakan kenangan yang abadi. “Jangan hanya tinggal di rumah; ada banyak tempat menarik di kota lain di US yang bisa dikunjungi,” ujar Wida.

Sebagai kesimpulan, cerita Wida menjadi panduan berharga bagi mereka yang sedang menghadapi kompleksitas ketika mendampingi pasangan saat melanjutkan studi di luar negeri. Dengan mendorong kesetaraan dalam tanggung jawab, memastikan akses pendidikan, dan menjaga standar hidup dasar, pasangan dapat berkembang bahkan dalam keadaan yang menantang.

Penulis: S. Fauzi

Foto: Wida

Kejar Publikasi Internasional Unit Publikasi Selenggarakan “Faculty Writers’ Retreats”

Di era di mana penyebaran pengetahuan sangat penting, makna menulis tidak bisa diremehkan. Pertanyaan ini mungkin muncul di benak mereka yang ragu untuk berpartisipasi dalam seminar mendatang atau belum memiliki kesempatan untuk mengikuti acara semacam itu. Menulis, sekilas, mungkin tampak seperti tugas biasa, sering kali dianggap hanya untuk mereka yang dianggap berbakat atau terdidik. Namun, Unit Publikasi Fakultas Psikologi akan menantang pandangan ini dengan mengadakan “Faculty Writers’ Retreats” di Wisma Bulaksumur C-21 pada 1-2 Agustus 2024.

Kegiatan menulis terstruktur ini bertujuan untuk memberikan waktu khusus bagi anggota fakultas untuk memajukan proyek penulisan mereka dalam lingkungan yang mendukung dan tanpa penilaian. Peserta akan memiliki kesempatan untuk mengerjakan berbagai proyek, termasuk bab buku, artikel jurnal, proposal penelitian, dan laporan. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam mempromosikan kesetaraan dan akses terhadap pendidikan melalui peningkatan keterampilan literasi dasar dan menulis.

Kegiatan  ini dibuka oleh Praditia Putri Pertiwi, selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian , Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, yang menekankan pentingnya penulisan akademik dalam berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan membangun budaya penelitian di dalam institusi. “Menulis bukan hanya untuk yang berbakat; ini adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dan diasah,” ujarnya. Perspektif ini sangat penting dalam mempromosikan kesetaraan di dunia akademis, di mana setiap suara berhak didengar.

Salah satu manfaat utama dari kegiatan ini adalah lingkungan kelompok yang mendukung. Peserta akan terlibat dalam interaksi sosial yang dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas menulis mereka. Mendiskusikan ide dan hambatan umum dengan rekan-rekan dapat memberikan wawasan dan motivasi yang tak ternilai. Retret ini akan memfasilitasi waktu menulis terstruktur, penetapan tujuan, dan dukungan komunitas, semua yang vital untuk keberhasilan usaha menulis.

Selain itu, kegiatan ini berfungsi sebagai platform bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan tantangan dalam proses menulis. Pertukaran ide ini tidak hanya memperkaya proyek individu tetapi juga berkontribusi pada pemahaman kolektif tentang lanskap penulisan di dunia akademis. Dengan mengatasi hambatan umum, peserta dapat mengembangkan strategi untuk mengatasinya, sehingga meningkatkan keterampilan literasi dasar mereka.

“Faculty Writers’ Retreats” ini juga menyoroti pentingnya bimbingan dan kolaborasi dalam penulisan akademik. Anggota fakultas yang berpengalaman akan tersedia untuk membimbing dan mendukung rekan-rekan mereka, menciptakan lingkungan pembelajaran dan pertumbuhan. Aspek bimbingan ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua anggota fakultas, terlepas dari latar belakang mereka, memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan dukungan dalam perjalanan menulis mereka.

Sebagai kesimpulan, “Faculty Writers’ Retreats” di Wisma Bulaksumur C-21 merupakan langkah signifikan menuju peningkatan penulisan akademik di dalam institusi. Dengan menyediakan lingkungan yang terstruktur dan mendukung, retret ini bertujuan untuk memberdayakan anggota fakultas untuk mengejar proyek penulisan mereka dengan percaya diri. Inisiatif ini tidak hanya mempromosikan kesetaraan dan akses terhadap pendidikan tetapi juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan literasi dasar yang penting di antara anggota fakultas.

Seiring dengan mendekatnya acara ini, antisipasi semakin meningkat di antara peserta yang bersemangat untuk terlibat dalam pengalaman yang memperkaya ini. Fakultas Psikologi berkomitmen untuk membangun budaya menulis dan penelitian, memastikan bahwa setiap anggota fakultas memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada komunitas akademik. “Faculty Writers’ Retreats” bukan hanya sebuah acara; mereka adalah gerakan menuju lingkungan akademis yang lebih inklusif dan berliterasi.

Nurul Qomariah, S.E., Berbagi Cerita Belajar Sepanjang Hayat

Yogyakarta, 5 Agustus 2024, kegiatan berbagi pengetahuan kali ini berjudul “Belajar Sepanjang Hayat (‘lifelong learning’)” disampaikan oleh Sdr. Nurul Qomariah, S.E., Koordinator Bidang Administrasi Keuangan dan Umum sebagai pemateri, dan diadakan secara daring malalui zoom-meeting. Acara yang diadakan setiap Senin dan Rabu pagi ini bertujuan untuk menekankan pentingnya pendidikan berkelanjutan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dengan fokus pada akses pendidikan, pendidikan dasar, dan pendidikan untuk keberlanjutan.

Di Indonesia, hampir setiap warga negara memiliki kesempatan untuk bersekolah. Beberapa individu melanjutkan pendidikan hingga tingkat universitas, meraih beberapa gelar, sementara yang lain mungkin hanya menyelesaikan sekolah dasar. Meskipun jalur pendidikan ini bervariasi, tujuan akhirnya tetap sama: untuk memperoleh ilmu. Namun, sering kali terlihat bahwa pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan formal dapat memudar seiring waktu, meninggalkan individu dengan hanya sebagian kecil dari apa yang mereka pelajari.

Konsep belajar sepanjang hayat (‘lifelong learning’) melampaui batasan ruang kelas tradisional. Ini didefinisikan sebagai upaya sukarela dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan demi pengembangan kompetensi, meningkatkan daya saing, dan memperbaiki kemampuan kerja. Belajar sepanjang hayat (‘lifelong learning’) adalah usaha yang harus dilakukan dengan sadar dan menikmati setiap proses belajarnya karena dilakukan dengan sukarela atas dasar kesadaran kebutuhan diri.

Belajar sepanjang hayat (‘lifelong learning’) bukan sekadar konsep; ia mengandung gagasan bahwa pendidikan tidak berhenti setelah meninggalkan lembaga pendidikan formal. Individu dapat terus memperoleh pengetahuan sepanjang hidup mereka, asalkan mereka mau melakukannya. Proses pembelajaran yang berkelanjutan ini sering disebut sebagai pembelajaran berkesinambungan.

Signifikansi belajar sepanjang hayat (‘lifelong learning’) sangat penting di dunia yang berubah dengan cepat saat ini. Dengan terus belajar, kapasitas individu dapat tetap terbarui dengan tren dan pengetahuan terkini, terutama bagi pegawai. Pengetahuan yang selalu diperbarui ini membantu mereka tetap terhubung dengan generasi muda, mencegah kepikunan dini, dan memungkinkan mereka memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan.

Selama kegiatan, Nurul Qomariah menyoroti berbagai metode dan sumber daya yang tersedia untuk belajar sepanjang hayat. Ia menekankan pentingnya akses yang setara terhadap peluang pendidikan, terlepas dari latar belakang atau pencapaian pendidikan sebelumnya. Ini sejalan dengan SDGs, yang mendorong pendidikan berkualitas yang inklusif dan adil untuk semua.

Lebih lanjut, diskusi juga membahas peran teknologi informasi dalam memfasilitasi belajar sepanjang hayat (‘lifelong learning’). Platform daring dan sumber daya digital telah membuat pendidikan lebih mudah diakses daripada sebelumnya, memungkinkan individu untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan kenyamanan mereka sendiri. Kemajuan teknologi informasi ini merupakan langkah signifikan menuju pencapaian akses yang setara terhadap pendidikan, aspek fundamental dari pembangunan berkelanjutan.

Cerita  pagi kali ini juga membahas tantangan yang dihadapi individu dalam mengejar belajar sepanjang hayat (‘lifelong learning’). Banyak pegawai mungkin merasa terbebani oleh tanggung jawab dan tugas sehari-hari, sehingga sulit untuk menemukan waktu untuk pengembangan diri. Dalam kesempatan ini Nurul Qomariah mendorong peserta untuk memprioritaskan pembelajaran sebagai bagian penting dari kehidupan mereka, menyarankan bahwa bahkan upaya kecil yang konsisten dapat menghasilkan pertumbuhan yang signifikan seiring waktu. Kesempatan untuk belajar dan bekerja dapat dilakukan dengan beriringan dengan metode learning by doing, dimana pegawai dapat meningkatkan kompetensi dan kemandirian dengan langsung mempraktikan teori yang sudah dipahami sehingga mendukung peningkatan kinerja organisasi.

Sebagai kesimpulan, kegiatan berbagi pengetahuan “Belajar Sepanjang Hayat (‘lifelong learning’)” secara mandiri berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya pendidikan berkelanjutan dalam mendorong pengembangan pribadi dan masyarakat. Dengan mengadopsi konsep belajar sepanjang hayat (‘lifelong learning’), individu tidak hanya dapat meningkatkan kehidupan mereka sendiri tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dari pembangunan berkelanjutan, memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap pendidikan dan kesempatan untuk berkembang.

Penulis: S. Fauzi

Photo:  Ben White on Unsplash

Industri Garmen: Kontribusi Besar dengan Tantangan Kesejahteraan Pekerja

Industri garmen berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu kontributor utama dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2022. Data dari Survei Tahunan Perusahaan Industri Manufaktur (STPIM) 2020 yang dilakukan oleh Direktorat Statistik Industri menunjukkan bahwa sektor ini menyumbang 7,31 persen dari total industri manufaktur, berada di bawah industri makanan. Di sektor ketenagakerjaan, industri tekstil menyerap 12,65 persen tenaga kerja manufaktur, menjadikannya salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia.

Namun, di balik kontribusi ekonomi yang signifikan, ada kenyataan pahit di sektor ini. Tuntutan produksi yang tinggi seringkali diiringi oleh praktik pendisiplinan yang menekan para pekerja, khususnya pekerja wanita. Pendisiplinan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja justru sering menambah beban stres dan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik pekerja.

Isu multidimensional ini membuat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2022 yang terdiri dari Dyan Dhanandjaya Pambudi, Allodya Vanesh Marcella, M. Fazle Mawla Prajadiredja, dan Nur Latifah, serta Elin A. Wulandari dari Fakultas Ilmu Budaya Studi Sastra Indonesia angkatan 2022 tergerak untuk menegakkan pentingnya kesehatan jiwa raga dalam industri garmen Indonesia melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora. Mereka bersama Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing mengangkat judul Dominasi Wanita dalam Industri Garmen: Tuntutan Kerja dan Pendisiplinan terhadap Produktivitas Pekerja Manufaktur Wanita.

Menggunakan Mixed method sequential, selama empat bulan mereka mengidentifikasi pengalaman pekerja wanita terhadap tindakan pendisiplinan yang dilakukan di pabrik garmen dan dampaknya terhadap produktivitas. Menggunakan LMX-MDM, Role of Stress, dan Individual Work Performance Questionnaire sebagai instrumen, diharapkan penelitian ini dapat dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika antara tindakan pendisiplinan, stres kerja, dan kinerja, serta bagaimana pengalaman pekerja wanita berdampak terhadap produktivitas pekerja

Data dari survei 208 partisipan menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingginya tingkat stres kerja dan rendahnya produktivitas. “Pendisiplinan sering dilakukan dengan cara-cara yang kasar dan merendahkan, yang bertujuan memenuhi target produksi tetapi pada kenyataannya menimbulkan tekanan mental yang berkepanjangan.”, ungkap Dyan selaku ketua peneliti.

Selain itu, isu ketidakadilan di tempat kerja juga semakin memberatkan para pekerja wanita, yang tidak hanya menghadapi perbedaan upah, pelecehan seksual, dan kondisi kerja yang buruk, tetapi juga beban sosial sebagai pengurus rumah tangga. Stres yang terus menumpuk menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti gangguan psikosomatis, kelelahan kronis, hingga kecelakaan kerja.

Temuan ini menggugah perlunya pendekatan manajemen yang lebih manusiawi di industri garmen. Pemerintah, pemilik pabrik, dan pihak terkait harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, di mana kesejahteraan mental dan fisik pekerja menjadi prioritas, bukan sekadar produksi dan efisiensi.

Penulis: Fathia Zalfa Khairani

Bento Pengurangan Sampah

Fakultas Psikologi UGM Terapkan Inisiatif Penyajian Konsumsi Ramah Lingkungan pada PIONIR PRK 2024

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam mengurangi dampak lingkungan. Selama pelaksanaan PIONIR Psikologi Rumah Kita (PIONIR PRK) pada 31 Juli – 1 Agustus 2024, kebijakan penyajian konsumsi ramah lingkungan diterapkan untuk mengurangi sampah dan mengedukasi mahasiswa baru tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.  

Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, menjelaskan, “Secara prinsip dengan model seperti itu, mengajarkan pada setiap mahasiswa baru untuk mencoba melakukan perubahan perilaku dalam meminimalisasi pembuangan sampah. Jadi ketika mereka membawa tumbler, mereka menggunakan alat-alat yang reuse, itu otomatis mengurangi proses penumpukan sampah atau pembuangan sampah baru”.  

Dalam inisiatif ini, setiap mahasiswa baru diwajibkan membawa kotak makan, tumbler, dan alat makan sendiri. Makanan disajikan dalam box bento yang dapat digunakan kembali. “Untuk menghindari sampah, setiap makan siang mereka menggunakan lunchbox dari vendor sehingga tidak menggunakan box makan sekali pakai yang akhirnya menjadi sampah. Mereka harus membawa kotak makan sendiri untuk mengambil snack-snack yang disediakan Fakultas” jelas Koordinator Gugus PIONIR PRK, Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Selain itu, fakultas menyediakan dispenser air minum di berbagai sudut gedung untuk memudahkan peserta mengisi ulang tumbler mereka. 

Sumaryono menambahkan, “Memang yang harus dipikirkan lagi adalah bagaimana proses ini menjadi sebuah kebiasaan yang tidak hanya berlaku saat makan tetapi juga dalam penggunaan barang-barang lain, seperti kertas, termasuk ketika proses pembelajaran, skripsi, dan tugas-tugas.” 

Kebijakan ini didukung dengan adanya sistem pengelolaan sampah yang sudah ada di lingkungan kampus. Fakultas telah menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah organik, non-organik, dan residu. “Karena sekarang kan ada sampah yang khusus organik. Sehingga sampah bekas sisa makanan itu juga bisa jadi satu,” tambah Aisha. 

Kebijakan ini mendapat tanggapan positif dari mahasiswa baru. Audrey Imanuella, mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGM, mengaku kebijakan ini tepat karena memiliki banyak manfaat, “Menurut saya kebijakan bawa tumbler dan tempat makan sendiri sudah tepat. Banyak manfaatnya juga, contohnya mengurangi sampah sekali pakai dari botol plastik dan box makanan, jadi tidak terlalu mengotori lingkungan sekitar”.  

 

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana 

Moralitas dan Seksualitas: Tantangan Besar untuk Indonesia

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar webinar online bertajuk “Sex, Morality, and Human Nature” pada hari Jumat, (2/8). Webinar yang merupakan rangkaian acara menuju Islamic Psychology Summit (IPS) 2024 dan diikuti oleh 60 peserta ini dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia yang menjadi pemegang kasus HIV tertinggi dengan semakin maraknya penyakit menular seksual karena hubungan seks bebas dan orientasi perilaku seks menyimpang. Perilaku tersebut dilakukan oleh banyak orang dari lapisan masyarakat, baik yang kaya, miskin, tua, muda, bahkan sampai pelajar sekolah yang mayoritasnya memiliki masalah dalam keluarga.

Seorang Dermatologist dan Venereologist, dr. Dewi Inong Irana Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, menjadi narasumber pertama webinar IPS 2024 yang bertugas membahas tentang cara membangun keluarga yang sehat dan  sejahtera. Dewi berkata, “Masalah keluarga ini penting sekali. Kursus pranikah itu bukan hanya dari segi agama, tapi juga penting dari sisi psikologis suami istri, menjadi orang tua zaman now, ekonomi keluarga, dan terpenting tentang pendidikan seksual dan KB”.

Berkenaan dengan seks bebas, Dewi berpendapat masih ada hubungannya dengan paparan pornografi. Kecanduan porno merusak bagian otak atau prefrontal cortex yang membedakan antara manusia dengan hewan. Dewi berpesan, “Keluarga adalah unit terkecil suatu bangsa. Keluarga beres, Indonesia beres. Jauhi sex bebas. Ingat mati, ingat keluarga, ingat negara, perbanyak olahraga, dan jauhi pornografi. Berani berkata TIDAK pada kekerasan dan perundungan seksual, siapapun pelakunya!”

Seluk beluk moralitas dibahas oleh narasumber kedua yang merupakan dosen Psikologi Perkembangan di Fakultas Psikologi UGM, Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si., MPsych., Ph.D., Psikolog. Ampuni berkata, “Moralitas itu yang selama ini kita pahami adalah antara apa yang benar dan yang salah. Apa yang bagus, apa yang tidak. Apa yang boleh dan tidak boleh”.

“Jika menginginkan generasi kedepannya memiliki perspektif moral tertentu, maka pembentukannya harus disosialisasikan sedini mungkin agar menetap sebagai bagian identitas moral. Disinilah pentingnya fungsi keluarga, sebagai pencetak perspektif moral anak. Keluarga punya peran penting untuk membentuk kesehatan mental yang baik. Namun, dari sisi moralitas, perlu ditekankan perspektif apa yang harus diajarkan agar anak memiliki pendirian yang baik,” lanjut Ampuni.

Reportase : Tim Islamic Psychology Summit 2024
Penulis : Relung Fajar Sukmawati 

Tim PKM K UGM Kembangkan Permainan Augmented Reality “Dakdokkonkan” untuk Tingkatkan Literasi Anak Usia Dini

Kemampuan literasi pada anak usia dini memegang peran kunci dalam perkembangan akademik mereka di masa depan. Data dari Rapor Pendidikan Indonesia (2023) menunjukkan bahwa 39% siswa sekolah dasar masih berada di bawah standar literasi yang diharapkan. Menyadari pentingnya peningkatan literasi, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi melalui permainan edukatif Dakdokkonkan.

Najla Ega Amalia, Ketua Tim PKM, menjelaskan, “Kondisi literasi yang masih perlu ditingkatkan ini mendorong kami untuk menciptakan Dakdokkonkan, sebuah permainan edukatif yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga berperan dalam peningkatan literasi dan fokus anak usia dini”.

Tim ini dibimbingan oleh Dina Natasari, S.E., M.Si, Ak., yang diketuai Najla Ega Amalia (Psikologi, 2021), dan anggota Karita Dwi Oktavia (Sekolah Vokasi/DEB, 2022), Aditya Ramadhan (Teknologi Informasi, 2020), dan Anindya Verawati (Psikologi, 2022).

Dakdokkonkan dikembangkan sebagai adaptasi modern dari dakon tradisional yang dilengkapi dengan fitur Augmented Reality (AR) untuk pengalaman belajar yang interaktif dan efektif bagi anak usia dini.

Fitur AR memungkinkan interaksi melalui pertanyaan yang muncul ketika pemain meletakkan biji terakhir di lubang yang ditandai. Tidak hanya itu, penilaian otomatis akan muncul ketika pemain menjawab dengan benar.

Permainan ini memadukan cerita fabel dengan tiga latar belakang berbeda, yang mengisahkan petualangan dua tokoh utama dalam menyelesaikan misi. Setiap cerita mengandung nilai moral dan melatih kemampuan penyelesaian masalah anak melalui pertanyaan yang disampaikan di setiap tantangan.

Dalam satu paket permainan Dakdokkonkan, tersedia papan dakon beserta bijinya, buku cerita, panduan bermain, dan stiker karakter fabel yang bisa ditempel di papan dakon sesuai kreativitas masing-masing anak. Selain melatih kreativitas, stiker ini juga berfungsi sebagai media hiburan.

Tim Dakdokkonkan saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan komunitas permainan anak-anak dan instansi pendidikan guna memperluas dampak edukasi dan meningkatkan semangat literasi. Permainan ini telah tersedia di marketplace Tokopedia, serta dapat diikuti di berbagai media sosial Instagram, TikTok, YouTube, dan Facebook dengan username @pkmkugm_dakonedukasi.

Penulis: Tim PKM-K “Dakdokkonkan” Dakon Edukasi

Editor: Erna Tri Nofiyana

PIONIR PRK 2024 Membawa Mahasiswa Baru Psikologi UGM Menemukan Rumah Kedua 

Sebanyak 275 mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti PIONIR Psikologi Rumah Kita (PIONIR PRK), Rabu (31/7). Acara yang berlangsung pada 31 Juli dan 1 Agustus 2024 ini merupakan bagian dari rangkaian PIONIR Gadjah Mada, dan merupakan orientasi untuk mengenalkan lingkungan serta kegiatan kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM. 

Tahun ini, PIONIR PRK mengusung tema “Bumantara Aksara”, yang memiliki makna simbolis sebagai “keluasan angkasa yang tiada tara” dan “abadi”. Tema ini menggambarkan perjalanan awal para Gadjah Mada Muda (GAMADA) Psikologi untuk tumbuh dan berkembang secara abadi dalam dinamika Fakultas Psikologi yang cerah dan hangat. 

Acara dibuka secara simbolis oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., bersama Koordinator Umum dan Wakil Koordinator PIONIR PRK, serta perwakilan mahasiswa baru. Upacara pembukaan, yang dikenal sebagai Penyusunan Pustaka Bumantara Aksara, menampilkan simbolisme lembaran pustaka Fakultas Psikologi UGM dan penyematan tiga kata: “empowerment”, “self-fulfillment”, dan “self-growth”. 

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., mengucapkan selamat kepada para GAMADA yang telah berhasil melalui berbagai perjuangan untuk menjadi bagian dari UGM. “Selamat yang pertama, selamat menjadi Gadjah Mada Muda. Selamat yang kedua, selamat datang di Psikologi. Selamat yang ketiga, selamat datang di Psikologi Rumah Kita,” ujar Dekan.  

Menjadi seorang mahasiswa psikologi UGM akan dihadapkan pada banyak tantangan studi, sehingga penting bagi GAMADA untuk menjiwai Hymne Gadjah Mada. “Hafalkan dan resapi, kalian akan menjiwai Hymne Gadjah Mada ini sampai seterusnya. Siapapun yang sudah lulus tetap disebut, tetap menyanyikan hymne yang sama, ‘kami mahasiswa Gadjah Mada’. Selamanya kalian akan menjadi pembelajar dalam identitas diri sebagai bagian dari Gadjah Mada,” pesan Dekan.  

Dekan juga menekankan bahwa Psikologi adalah “rumah” bagi mahasiswa untuk belajar, berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai insan psikologi.  

“Hari ini kalian masuk rumah psikologi, rumah dalam pengertian fisik, lingkungan Fakultas Psikologi ini menjadi rumah kalian untuk beraktivitas, untuk berdinamika, mempelajari, mendalami, menghayati ilmu psikologi. Rumah dalam pengertian mental, mulai hari ini, kalian akan belajar berpikir, bersikap, bertindak sebagai insan psikologi,” pungkasnya.  

Omar Havi Zharauri, Koordinator Umum PIONIR PRK 2024, menyampaikan bahwa tujuan utama acara ini adalah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermakna, serta memperkenalkan mahasiswa baru pada lingkungan fakultas. “Kami mengadakan acara ini buat teman-teman Gadjah Mada Muda psikologi semuanya sebagai gerbang pertama kalian di Fakultas Psikologi,” ungkap Omar. 

Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari mahasiswa baru dalam seluruh rangkaian kegiatan PIONIR PRK. “Kami berharap teman-teman Gadjah Mada Muda Psikologi bisa mengikuti acara kita dari awal sampai akhir dengan semangat yang membara,” tambahnya. 

Fakultas Psikologi diharapkan menjadi rumah kedua bagi para mahasiswa, memberikan ruang yang aman dan nyaman untuk eksplorasi diri. “Sesuai dengan slogan kita, kami juga berharap teman-teman Gadjah Mada Muda bisa menemukan Psikologi Rumah Kita sebagai rumah kedua teman-teman yang nanti akan memberikan ruang yang aman, nyaman untuk teman-teman semua melakukan eksplorasi diri,” jelas Omar. 

Sebanyak 275 mahasiswa baru, terdiri atas 235 Program Studi Sarjana Psikologi Reguler dan 40 mahasiswa International Undergraduate Program (IUP), akan mengikuti berbagai rangkaian kegiatan PIONIR PRK pada hari pertama dan kedua diantaranya, sesi Kepemanduan, Psikologi Rumah Kita, Sesi Ke-Fakultas-an, PsyTour: Faculty and Unit Tour, Pustaka Kisah, Menilik Loka Asa, Ruang Aman di Rumah Kita, dan Misi Rumah Kita.  

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana