CICP Fakultas Psikologi UGM berpartisipasi dalam u’GOOD Inaugural Conference bertajuk “Thriving Together: Youth, Relational Wellbeing and the Future of the Global South” yang diselenggarakan pada 7–9 Oktober 2025 di Dar es Salaam, Tanzania. Konferensi perdana ini menjadi ajang peluncuran resmi proyek-proyek riset u’GOOD di 9 negara Global South sekaligus pertemuan awal Community of Practice (CoP) yang akan memperkuat kolaborasi lintas negara dan disiplin.
Rilis
Upaya peningkatan kesehatan mental lintas generasi menjadi semakin penting di tengah dinamika kehidupan modern, terutama bagi remaja yang menghadapi tantangan kompleks dalam lingkup keluarga, pendidikan, dan dunia digital. Menjawab kebutuhan ini, Center for Public Mental Health (CPMH) yang dipimpin oleh Dr. Diana Setiyawati, M.HSc., Psikolog., bekerja sama dengan Center for Life-Span Development (CLSD), yang diketuai oleh Aisha Sekar Lazuardi Rachmanie, M.Psi., Psikolog., – keduanya di bawah Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), menyelenggarakan International Course on Public Mental Health (ICPMH) 2025 dengan tema “Bridging Generations: Thriving Youth, Supportive Families, Collaborative Schools.” Kegiatan ini bertujuan untuk menggali strategi efektif dalam memperkuat kesejahteraan psikologis remaja melalui dukungan keluarga yang hangat, kolaborasi sekolah yang aktif, serta keterlibatan komunitas yang berkelanjutan.
Pengembangan Modul Psikoedukasi NSSI untuk Dewasa: Upaya Memahami dan Mencegah Perilaku Melukai Diri
Perilaku melukai diri tanpa niat bunuh diri atau Non-Suicidal Self-Injury (NSSI) semakin sering ditemukan, terutama pada remaja dan dewasa muda. Di Indonesia, beberapa studi menunjukkan fenomena ini hadir di ruang-ruang keseharian, dipengaruhi tekanan emosional, relasi sosial yang tidak mendukung, dan berbagai tantangan hidup yang kian kompleks. Tim peneliti dari Fakultas Psikologi UGM tengah mengembangkan modul psikoedukasi NSSI yang dirancang sebagai langkah awal memahami perilaku ini, mengurangi stigma, serta membantu individu dan lingkungan terdekat merespons dengan lebih tepat. Kegiatan ini didanai oleh Hibah Penelitian Fakultas Psikologi UGM 2025.
Perundungan masih menjadi persoalan serius di dunia pendidikan. Hal ini karena bullying berdampak langsung pada kesehatan mental siswa. Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA, 2022) mencatat bahwa satu dari empat remaja Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik atau psikologis. Kondisi ini menunjukkan bahwa isu perundungan bukan hanya persoalan perilaku individu, tetapi juga cerminan ekosistem sekolah yang belum sepenuhnya aman dan suportif bagi perkembangan psikologis siswa.
Upaya memahami lanskap kesehatan mental di Indonesia membutuhkan pemetaan yang rapi tentang apa yang sudah diteliti, di mana, oleh siapa, dan dengan fokus apa. Tim peneliti yang dipimpin oleh Wulan Nur Jatmika, S.Psi., M.Sc., dosen sekaligus peneliti dari Center for Public Mental Health Fakultas Psikologi UGM, menginisiasi kajian “Pemetaan Riset Epidemiologi Gangguan Mental di Indonesia”. Melalui studi ini, peneliti akan merangkum temuan-temuan kunci tentang prevalensi, faktor risiko, serta pola gangguan mental di berbagai kelompok penduduk. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menghadirkan gambaran menyeluruh yang berguna bagi perumusan kebijakan, perencanaan layanan, dan arah penelitian ke depan. Riset ini didanai oleh Hibah Penelitian Fakultas Psikologi UGM 2025.
Kesehatan mental mahasiswa kini menjadi perhatian serius di banyak kampus, termasuk di Universitas Gadjah Mada. Data dan pengamatan menunjukkan meningkatnya masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa, terlebih pascapandemi COVID-19. Di tengah beragam tanggung jawab perkuliahan, dan kegiatan lain seperti organisasi, pekerjaan sambilan, dan dinamika pertemanan, berisiko memunculkan permasalahan seperti masalah kesehatan, hingga permasalahan psikologis. Namun demikian, kesediaan mahasiswa untuk mengakses layanan kesehatan mental masih mengalami banyak hambatan.
Tim Psikologi UGM Gelar Workshop Parenting Kolaboratif bersama LAKI untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
Tim dari Fakultas Psikologi UGM bersama Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) menyelenggarakan program edukasi parenting dalam bentuk workshop kolaboratif untuk memperkuat ketahanan keluarga. Kegiatan ini menekankan pengasuhan yang selaras dengan kebutuhan emosional dan perkembangan anak, serta menguatkan peran orang tua melalui prinsip-prinsip pengasuhan yang aplikatif dan mudah diterapkan. Program ini didanai oleh Hibah PkM Fakultas Psikologi UGM 2025.
Fakultas Psikologi UGM melalui Center for Life-Span Development (CLSD) bersama RSUP Dr. Sardjito menginisiasi program pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada penguatan kapasitas orang tua dalam mendampingi anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Program ini mengembangkan perangkat edukasi “Perangkat Pendampingan Orang Tua: Mengenal Autism Spectrum Disorder (Autism) pada Anak dan Remaja” yang dirancang agar mudah diakses, aplikatif, dan berbasis bukti. Melalui pendekatan yang menekankan pada kemampuan orang tua untuk memahami dan merespons sinyal anak secara selaras, atau yang disebut dengan parental attunement, program bertujuan untuk membantu keluarga menstimulasi keterampilan sosial anak dalam konteks keseharian.
Center of Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM mengembangkan buku cerita anak usia dini bertema kesadaran lingkungan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui penguatan literasi dan pembiasaan perilaku ramah lingkungan sejak dini. Program ini menindaklanjuti temuan lapangan dari inisiatif The Reading Buddies (TRB) bahwa anak usia 4–6 tahun sangat responsif terhadap cerita interaktif, namun akses pada bahan bacaan yang khusus membahas pengelolaan sampah dan tema lingkungan masih terbatas.
Lentera Senja atau Lansia Energik Sejahtera Sehat Sentosa Jiwa dan Raga adalah inisiatif Center for Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM yang mengembangkan perangkat pendampingan bagi lansia untuk meningkatkan pemahaman mengenai kesejahteraan psikologis. Program ini lahir dari realitas demografi berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (2023) menunjukkan proporsi lansia mencapai 11,56% dan diproyeksikan meningkat hingga 20% pada 2045. Di balik naiknya angka harapan hidup, lansia menghadapi tantangan kompleks seperti penurunan fungsi fisik dan kognitif, menyempitnya relasi sosial, serta meningkatnya risiko kesepian, depresi, dan kecemasan. Selama ini, layanan yang tersedia cenderung menitikberatkan aspek fisik. Sementara dimensi psikologis, sosial, dan edukatif belum terintegrasi secara utuh. Kesenjangan tersebut mendorong tim CLSD menyusun perangkat yang terstruktur, mudah digunakan, dan berbasis bukti, agar pendamping memiliki acuan jelas untuk menguatkan pemahaman lansia tentang kesejahteraan psikologis.