dosen
Dr. Yuli Fajar Susetyo, S.Psi., M.Si., Psikolog adalah seorang akademisi dan psikolog yang berkarya di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Beliau menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di UGM, dengan spesialisasi Psikologi Pendidikan pada jenjang magister. Keahlian Dr. Yuli mencakup bidang Psikologi dan Ilmu Kognitif, dengan fokus pada kepribadian, kemampuan, dan asesmen, serta psikologi pendidikan.
Idei Khurnia Swasti, S.Psi., M.Psi., Psikolog menempuh pendidikan S1 di Fakultas Psikologi UGM dari tahun 2002 hingga 2006. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya, ia melanjutkan studi Magister Psikologi Profesi di bidang Psikologi Klinis di universitas yang sama, dan meraih gelar M.Psi. pada tahun 2010.
Rumah duka di Pandes 2 RT 8 Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta.
Jenazah akan dimakamkan sore ini juga di Pandes 2 RT 8 Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta.
Semoga beliau meninggal dengan husnul khotimah, mendapatkan ampunan dari Allah SWT, dan semua amal kebaikannya diterima oleh Allah SWT. Aamiin YRA.
Ttd
Wakil Dekan II,
Sesi diadakan untuk umum, dan tidak dipungut biaya, melalui Zoom meeting, pada Sabtu, 16 Mei 2020 pukul 14.00 – 16.15 WIB.
Adapun pembicara pada sesi yakni Prof. Drs. Koentjoro, MBSc.,Ph.D. selaku Ketua Dewan Guru Besar UGM dan pengajar di Fakultas Psikologi UGM; Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku pengajar di Fakultas Psikologi UGM dan Wakil Dekan Psikologi UGM, Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama; Nina Susilowati selaku Founder Komunitas Langsungenak – Survivor COVID-19; Iskandar Hardjodimulyo yang merupakan seniman wayang; Yohana Domicus, serta Nona Poeroe Utomo selaku moderator.
Disampaikan bahwa, penting untuk memilah informasi yang kita terima, terutama selama masa pandemi ini, istilah ini disebut mindfeeding. Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. menyatakan “apa yang dilihat dan apa yang didengar dapat mempengaruhi kehidupan kita”.
Mindfeeding dapat berasal dari banyak sumber, baik teks, audio, maupun video. Dengan memberikan ‘asupan’ positif pada pikiran, dapat meningkatkan sistem imun pada tubuh. Selain menerapkan protokol standar serta tetap mengkonsumi makanan sehat, penting bagi kita untuk menjaga dan memilah sumber infomasi selama masa pandemi sebagai salah satu upaya dalam menjaga imunitas tubuh.
Pada sesi sharing online bertajuk “COVID-19 dan Kesehatan mental pada orang yang bekerja” yang diselenggarakan oleh Center Public of Mental Health (CPMH), Dr. Indrayanti, M.Si selaku pengajar di Fakultas Psikologi UGM, menjelakan beberapa hal terkait pentingnya mengelola waktu bekerja dan rutinitas saat WFH bagi para pekerja. Misalnya menetapkan ruangan yang digunakan untuk bekerja, berpakaian rapi dan membuat agenda. Disamping itu mengkomunikasikan rutinitas dengan keluarga dan pihak kantor juga penting, guna meminimalisir konflik yang mungkin terjadi.
Me time juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan bahkan diluar situasi pandemi saat ini. Hal ini berguna untuk melepaskan ketegangan-ketegangan yang ada dalam pikiran, perasaan dan mental.
Hal lain yang disampaikan oleh Dr. Indrayanti, M.Si., yakni penting bagi pekerja untuk melakukan self acceptance atau penerimaan pada situasi saat ini. Penting untuk melakukan penerimaan terhadap situasi dan tidak menyangkalnya, karena hal ini merupakan fakta dan tidak dapat dinegosiasikan. Maka dari itu, guna menunjang WFH, pekerja perlu menyiapkan kondisi mental, fisik, lingkungan dan penunjang lain seperti koneksi internet yang stabil agar tetap fokus selama bekerja.
Sumber: kagama.co – mengatasi berbagai masalah yang dihadapi saat wfh
Sehubungan dengan hal tersebut, pada Sabtu, 11 April 2020 lalu, Prof. Dr. Faturochman, M.A selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menjadi salah satu narasumber dalam dialog penerapan PSBB di salah satu program berita sore stasiun televisi televisi swasta. Pada dialog tersebut, dibahas mengenai bagaimana perkembangan COVID-19 di Indonesia, serta bagaimana agar penyebaran COVID-19 dapat dibendung dan tidak semakin meluas. Diungkapkan bahwa, penting bagi setiap elemen di pemerintahan untuk tetap memberikan edukasi terkait COVID-19 pada masyarakat. Untuk mendukung hal tersebut, maka keterlibatan dari tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama guna memberikan edukasi bagi masyarakat menjadi faktor yang penting agar PSBB dapat berjalan dengan baik.
Penerapan PSBB juga memiliki dampak lain. Pergerakan dan interaksi yang terbatas, bagi sebagian orang dapat menjadi hal yang menimbulkan ketidaknyamanan dan mempengaruhi kondisi mental. Terkait hal ini, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wadek III dan Dr. Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. selaku direktur Center of Public Mental Health (CPMH) juga menjadi narasumber dalam bincang-bincang yang bertajuk UGM Berbicara. Acara ini diselenggarakan oleh salah satu radio swasta di Yogyakarta.
Pada kegiatan tersebut, kedua narasumber berkesempatan untuk berbagi perspektif mengenai mental health dan COVID-19. Selain itu, masyarakat juga berkesempatan untuk berinteraksi melalui telepon dan mengajukan pertanyaan serta berbagi mengenai permasalah yang dihadapi pada kondisi sekarang. Adapun beberapa permasalah yang dikemukakan antara lain, perasaan cemas dan tidak produktif, permasalahan ekonomi hingga bagaimana cara coping terbaik untuk situasi saat ini. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat memperoleh pengetahuan lebih mengenai kesehatan mental dan bagaimana untuk tetap menjaga kesehatan mentalnya di masa-masa ini.