Tim Psikologi UGM Raih Juara 3 di Psychology Summit UI 2025 Lewat Aplikasi TERATAI

Tim Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari Ulul Ilmi, Khoirunnisa Yasmin Willemina, dan Regia Zahra Humaira (Sarjana Psikologi angkatan 2023) berhasil meraih Juara 3 dalam Lomba Desain Intervensi Sosial Psychology Summit 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Kompetisi ini berlangsung selama satu bulan penuh, mulai 1 Agustus hingga 22 September 2025, dan mempertemukan mahasiswa psikologi dari berbagai universitas di Indonesia.

Dalam ajang tersebut, tim UGM menghadirkan karya berjudul “TERATAI: Aplikasi Self-Help Berbasis Acceptance Commitment Therapy untuk Individu dengan Problematic Pornography Use”. Ide ini lahir dari keprihatinan terhadap fenomena meningkatnya penggunaan pornografi bermasalah (problematic pornography use) yang berdampak pada kesejahteraan psikologis, seperti rasa bersalah, stres, gangguan fokus, hingga kesulitan membangun hubungan sosial yang sehat.

Lewat pendekatan Acceptance Commitment Therapy (ACT), TERATAI dirancang sebagai ruang aman dan suportif bagi individu yang berjuang keluar dari perilaku adiktif. Aplikasi ini memuat berbagai fitur seperti Asesmen, Pelacak Harian, Runtutan, Tera (asisten virtual), Peta Defusi, Catatan Perjalanan, dan Teman Sejalan. Dengan simbol bunga teratai yang tumbuh dari lumpur, tim berharap pengguna dapat merasakan pengalaman penyembuhan yang personal dan penuh harapan.

“Bagi kami, isu ini bukan sekadar topik penelitian, tetapi cermin dari realitas yang sering diabaikan. Kami ingin menghadirkan solusi yang empatik dan berbasis sains,” ungkap Regia.

Proses kompetisi dimulai sejak awal Agustus dengan pengumpulan executive summary, disusul penyusunan rancangan intervensi penuh, hingga presentasi final pada 21 September 2025. Selama proses tersebut, tim memanfaatkan waktu sekitar satu bulan untuk menelusuri literatur, melakukan social media listening, dan berdiskusi dengan dosen pembimbing, yaitu Satriyo Priyo Adi, S.Psi., M.Sc., serta Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Meski waktu persiapan tergolong singkat, semangat kolaboratif menjadi kunci utama keberhasilan mereka. “Kami menyadari, dalam desain intervensi, yang terpenting bukan hanya ide kreatif, tapi juga sensitivitas terhadap masalah sosial yang ingin dipecahkan,” tutur Ulul.

Motivasi mereka mengikuti kompetisi ini berangkat dari keinginan untuk terus berkembang di luar ruang kelas. “Kami melihat lomba sebagai ruang belajar, tempat di mana teori, empati, dan aksi berpadu. Menang atau kalah bukan tujuan akhir. Namun yang utama adalah tumbuh dan belajar dari prosesnya,” tambah Khoirunnisa. 

Selanjutnya, tim berharap TERATAI dapat dikembangkan menjadi aplikasi nyata yang dapat diakses masyarakat luas. Mereka juga membuka peluang kolaborasi dengan pihak akademik, lembaga sosial, maupun sektor industri untuk memperluas dampak intervensi tersebut. “Kami ingin karya ini tak berhenti di atas kertas. Jika bisa membantu satu orang saja keluar dari lingkaran masalahnya, itu sudah menjadi kemenangan bagi kami,” tutup mereka.

Penulis: Fadia Hayu Godwina

Editor: Erna Tri Nofiyana