Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Fakultas Psikologi UGM Terima Kunjungan 58 Siswa-siswi SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung

Sebanyak 58 siswa-siswi kelas XI SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung berkunjung ke Fakultas Psikologi UGM, Rabu (17/1). Sebelum dibuka secara resmi, siswa-siswi yang didampingi oleh 5 guru pendamping ini menyaksikan tayangan mengenai UGM, PPSMB, dan juga Fakultas Psikologi UGM di ruang Auditorium G-100.  

Koordinator Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM, Rr. Zurida Ramawati, S.IP., M.Sc., menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta kunjungan yang hadir.  

Alhamdulillah dari SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung, kami beri kesempatan untuk bisa berkunjung ke Fakultas Psikologi. Nanti dari tim akan menjelaskan tentang jalur maupun penerimaan di UGM,” terang Zurida.  

Siswa-siswi akan menerima berbagai informasi secara langsung mengenai Program Studi Sarjana Psikologi UGM baik program regular maupun International Undergraduate Program (IUP). Tak hanya itu, siswa-siswi juga akan mendapatkan motivasi oleh Psikolog Unit Pengembangan Kualitas Manusia (UPKM) Fakultas Psikologi UGM.  

“Kami berdoa, mudah-mudahan dari sekian ini banyak yang bisa diterima,” ungkap Zurida sembari berpesan agar siswa-siswi menyimak dengan baik informasi yang diberikan.  

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Kepala SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung, Fahrul Rozi, Lc., M.Sos.I., Gr. Ia berharap melalui kunjungan ini dapat memberikan gambaran bagi siswa-siswi untuk mantap melanjutkan pendidikan di UGM kelak.  

“Kelas XI ini, anak-anak perlu pemantapan, mudah-mudahan dengan melihat langsung, melihat gedungnya, semoga makin mantap… Kami harap bisa diterima di Universitas Gadjah Mada, khususnya Psikologi, dari anak-anak kami insya Allah mampu memberikan kontribusi yang terbaik,” terang Fahrul Rozi. 

Siti Sholichah, S.Psi., M.Psi., Psikolog, bersama Kinanthi Rahmawati mengawali sesi motivasi dengan ice breaking. Riuh siswa-siswi terdengar bersemangat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Siti Sholichah perihal keinginan menjadi mahasiswa UGM dan berkuliah di Fakultas Psikologi UGM.  

“Kenapa masuk Psikologi, karena dulu waktu SMP nge-fans sama guru BK, aku tertarik,” ucap salah seorang siswi antusias.  

“Subjek vitalnya Ilmu Psikologi manusia itu tadi. Apa yang mau dilihat, bisa mentalnya, bisa perilakunya, atau yang melakukan, atau yang menjadi pandangan manusia itu. Jadi kalau mau kuliah di Psikologi, selagi masih ada manusia di muka bumi ini, Ilmu Psikologi diperlukan,” jelas Siti Solichah kepada siswa-siswi.  

Penjelasan mengenai Program Studi Sarjana Psikologi UGM program reguler disampaikan oleh Sapte Rini, S.Ag. Sedangkan pada International Undergraduate Program (IUP) dijelaskan Yemima Febriani, S.S. 

 

Penulis: Erna 

Foto: Erna 

DWP UP Fakultas Psikologi UGM Selenggarakan Seminar Kiat Mendampingi Generasi Milenial & Gen Z

Masih dalam suasana Dies Natalis ke-59 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unsur Pelaksana (UP) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Seminar bertajuk “Kiat Mendampingi Generasi Milenial & Gen Z” pada Jumat (12/01). Tema ini menekankan peran orang tua khususnya Ibu dalam proses pengasuhan anak.

Dr. Rita Eka Izzaty, S.Psi., M.Si., selaku Ketua DWP UP Fakultas Psikologi UGM membuka seminar.  Dalam sambutannya Rita bercerita bagaimana maraknya kasus negatif terjadi di kalangan generasi milenial dan gen Z. Menurutnya, hal ini perlu diperhatikan orang tua untuk mengetahui pendampingan yang tepat bagi anak yang berbeda generasi darinya.

“Ternyata prevalensinya atau data-data untuk bunuh diri ini semakin lama semakin memprihatinkan. Pertanyaan yang mendasar, ini ada apa dengan anak-anak kita, bagaimana hubungannya dengan keluarga, bagaimana hubungannya dengan Ibu dengan Ayah,” tutur Rita.

Melalui seminar ini Rita juga berharap, Ibu dan Ayah dapat mengidentifikasi ciri generasi milenial dan gen Z sehingga mampu memberikan perlakuan dan menerapkan pendekatan yang sesuai.

“Kalau saya simpulkan dari hasil-hasil kajian riset, sebenarnya kesalahan pendidikan dan pengasuhan terletak dari perspektif yang salah dari orang tuanya, menggunakan perspektif ala orang tua untuk diterapkan pada anak-anak,” tambah Rita.

Diwakili Dr. Rita Eka Izzaty, S.Psi., M.Si., Ratna Syifa’a Rahmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog, dan Widi Ariyani Sudarsono, M.Psi., Psikolog, DWP UP Fakultas Psikologi UGM pada kesempatan yang sama juga menyerahkan bantuan pendidikan kepada penerima dari unsur tenaga kependidikan,  tenaga outsource keamanan, dan tenaga outsource kebersihan Fakultas Psikologi UGM.

“Walaupun memang ini tidak seberapa tapi kami harapkan dapat dipakai untuk membantu dan mendukung proses pendidikan yang dijalani oleh Ananda, jadi bukan besarnya sekali lagi tetapi di sini spirit dari Dharma Wanita itu adalah berbagi, tagline kita dari kita untuk kita,” harap Rita.

 

Seminar dan Diskusi

Seminar dimoderatori oleh Dosen Fakultas Psikologi UGM, Zahra Frida Intani, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

“Hal yang menarik adalah saya dan mungkin di sini ada beberapa ibu Dharma Wanita yang juga sebenarnya masih dalam generasi milenial, jadi nanti mungkin kami juga sambil belajar mengenali diri sendiri,” kata Zahra membuka sesi seminar.

Mengawali pemaparan materinya, dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ (K), menceritakan berbagai peran seorang perempuan, dari seorang Ibu yang mendampingi anaknya hingga berkarir sebagai profesional dengan segudang kesibukan. Peran-peran tersebut bahkan dilaksanakan secara bersamaan, yang kemudian tidak dapat dipungkiri dapat memicu berbagai kerentanan.

“Ternyata perempuan itu rentan mengalami stres, melansir dari Women’s Agenda menurut studi terbaru itu ternyata 50% di dunia ini mengalami burn out, jadi perempuan itu selain strong woman ternyata juga punya potensi untuk mengalami burn out. Ternyata lebih dari 8% orang dewasa berusia di atas 20 tahun melaporkan mengalami depresi selama periode dua minggu, hampir dua kali lebih mungkin mengalami depresi dibanding laki-laki,” ucap Ida.

Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ (K), merupakan seorang psikiater di RSUD Wonosari Gunungkidul Yogyakarta, dan penggiat suicide prevention, Ida juga merupakan seorang penulis buku serta giat membagikan beragam video edukasi di media sosial Instagramnya.

Seminar ini membahas topik perempuan sebagai perempuan, perempuan dalam ikatan pernikahan, perempuan sebagai Ibu, pendekatan pada milenial dan gen Z.

“Depresi itu ada tiga gejala utama, murung, hilang minat, mudah lelah. Ada tujuh gejala tambahan, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, gangguan nafsu makan, harga diri rendah, perasaan bersalah atau menyalahkan diri berlebihan, pikiran tentang masa depan yang suram, ide kematian sampai percobaan bunuh diri. Dua gejala utama dua gejala tambahan minimal dua minggu disebut depresi ringan, dua gejala utama tiga gejala tambahan disebut sebagai depresi sedang, tiga gejala utama empat gejala tambahan disebut depresi berat,” terang Ida.

Melanjutkan pemaparannya, Ida menyampaikan pentingnya sebagai seorang Ibu untuk mengetahui kondisi diri sebelum mendampingi anak, “Perempuan perlu mengenal kondisi mentalnya, menolong dan merawat dirinya sendiri agar bisa menjalankan perannya sebagai Ibu, istri dan anggota masyarakat”.

Idealnya, suami dan istri dalam mengasuh anak harus menjadi satu tim dan bertanggung jawab bersama. Realitanya ketimpangan terjadi, seolah-seolah mengasuh menjadi tanggung jawab Ibu seorang, “Banyak kasus di dalam pernikahan saya bisa katakan 90% lebih rumah tangga itu tidak ada yang benar-benar mulus baik-baik saja.”

Pendekatan sebagai orang tua kepada anak khususnya Ibu, harus dilakukan dengan memahami karakter milenial dan gen Z. Kunci dalam pendekatan generasi milenial menurut Ida ada tiga, yang pertama asertif, kedua empati, dan ketiga adalah equal.

“Kita belajar untuk melihat anak-anak kita sebagai manusia, bukan sebagai milik kita,” tegas Ida.

 

Penulis: Erna

 

CICP Fakultas Psikologi UGM Gelar Theory Building Training (TBT)

Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Theory Building Training (TBT) berupa diseminasi penelitian berjudul “Etnografi dalam Psikologi: Refleksi dari Penelitian Relasi Antarkelompok di Kalimantan Barat”, Jumat (12/01). 

Peneliti utama sekaligus Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fakultas psikologi UGM, Dr. Wenty Marina Minza, S.Psi., M.A., menyampaikan pengalaman dan refleksinya selama dibimbing oleh akademisi antropologi saat menempuh pendidikan S1 dan S2, hal tersebut membuat Wenty menjadi mahasiswa hybrid yang menekuni psikologi dan antropologi. 

“Penelitian saya, baik thesis, disertasi, maupun saat mengikuti Program Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) berfokus di daerah Kalimantan Barat, khususnya Pontianak. Khusus pada studi RKI, kami meneliti tentang meta-beliefs pada kelompok pendatang Madura-Sambas dengan pendekatan etnografi. Pemilihan etnografi bukan hanya karena konteks kultural saja, melainkan juga karena keinginan untuk betul-betul memahami apa yang terjadi di komunitas tujuan,” ujar Wenty. 

Wenty memaparkan gambaran temuan penelitian, “Kelompok Madura-Sambas mendapatkan julukan Orang Barak dan tuduhan-tuduhan kriminal, hal tersebut diiringi oleh counter-narrative bahwa kelompok Madura-Sambas adalah kelompok yang agamis dan berjasa dalam pembangunan dan pengembangan di tanah relokasi. Dengan demikian, meta-belief negatif ternyata justru menimbulkan counter meta-belief positif. Kesimpulannya, etnografi memiliki potensi secara metodologis untuk mengembangkan kajian-kajian dalam psikologi”.

Dalam menjalankan penelitian, Wenty turut dibantu oleh asisten lapangan, yaitu Sofyan Hadi Surya, S.Psi., M.A., Lu’luk Syahrul Kamal, S.Psi., dan Niken Nahesti, S.Pd. Masing-masing asisten lapangan mendapatkan kesempatan untuk menceritakan pengalaman penelitiannya di TBT ini. 

“Selama pengambilan data, kami senantiasa membawa buku monyet, pena, dan ponsel untuk mencatat sekaligus memotret data verbal dan visual yang didapatkan. Kami sempat mengalami penolakan, tetapi Alhamdulillah seiring bergantinya waktu kehadiran kami dapat diterima dengan baik oleh masyarakat,” ucap Sofyan. 

“Kami berusaha mendekati masyarakat dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, seperti ikut mengajar PAUD, hadir di acara tahlilan, dsb,” jelas Niken. 

“Awalnya, tentu saya sempat merasakan culture shock namun tidak berlangsung lama. Dalam berbaur dengan masyarakat, kita membutuhkan fleksibilitas dan melepaskan nilai dan identitas pribadi. Saya merefleksikan bahwa tema-tema psikologi ternyata dapat dipahami melalui kerja lapangan. Bukan hanya data mengenai dinamika psikologis, tetapi juga bisa melihat perilaku yang berkaitan dengan budaya dan lingkungan dimana masyarakat tinggal,” terang Lu’luk sekaligus sebagai penutup dalam acara ini. 

 

Penulis: Relung

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Gelar Bedah Buku Karya Guru Besar Fakultas Psikologi UGM

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan acara bedah buku pada rentetan acara Dies Natalis Fakultas Psikologi UGM yang ke-59, Rabu (3/1) sampai Jumat (5/1). Tiga buku yang dibedah merupakan karya Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog. Acara yang dimoderatori oleh Nurdiyanto, S.Psi., M.A ini dapat disimak melalui situs youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Psikologi UGM. 

Buku pertama berjudul Penilaian Keadilan Kekerasan Seksual, sebuah kolaborasi antara keilmuan psikologi dan hukum, hasil karya desertasi mahasiswa UGM. Dua kata kunci yang dibahas detail dalam buku ini berkaitan dengan keadilan dan pemidanaan. Sejauh ini, pengambilan keputusan di bangku keadilan hanya berdasarkan pada bunyi KUHP, padahal seyogyanya penegak keadilan perlu mendengarkan analisa psikologis yang dipaparkan oleh psikolog forensik sehingga dapat menjadi tambahan wawasan sebelum menegakkan keadilan. 

Profesor Koentjoro berpesan kepada mahasiswa psikologi, “Teman- teman psikologi terutama yang mendalami psikologi forensik perlu lebih jeli lagi dalam melihat permasalahan kasus dan menjadikan psikologi sebagai center kajian ilmu perilaku. Pemahaman kasus yang mendalam akan sangat membantu dalam upaya penegakan keadilan sehingga tidak menelan korban lebih banyak lagi”. 

“Buku ini menjadi undangan bagi siapa saja untuk mendalami bagaimana pemeriksaan kasus kekerasan seksual dapat dilakukan secara multidisiplin dan psikologi mempunyai peran yang cukup besar,” jelas Nurdiyanto. 

Selanjutnya masih di ranah hukum, buku kedua berjudul Pidana Mati Berdasarkan Asumsi. Latar belakang lahirnya karya ini berdasarkan pengalaman penulis ketika menjadi penasehat ahli di sebuah kasus pembunuhan, dimana kasus pengadilan yang seharusnya tertutup justru dilakukan secara terbuka, akibatnya suara masyarakat lebih kuat sehingga mempengaruhi proses pengadilan.

“Pesan yang ingin disampaikan oleh buku ini adalah bahwa pengadilan tidak boleh ditegakkan hanya berdasarkan asumsi, pengadilan juga jangan sampai dipengaruhi oleh pihak- pihak yang tidak memiliki wewenang dalam proses pengadilan itu sendiri (media massa), karena jika ada kemarahan massa maka akan sukar untuk dibendung”.

Lebih lanjut Profesor Koentjoro berpesan, “Forensik sangat menjanjikan karena isu- isu yang semakin berkembang, tetapi sayangnya hanya sedikit orang psikologi yang memahami istilah dan ilmu hukum. Mempelajari forensik seperti belajar auditing behavior, yaitu melihat perilaku dari berbagai perspektif”. 

Buku berjudul Psikologi Koperasi menjadi penutup acara bedah buku, karya ini lahir dari karya desertasi mahasiswa UGM asal Nusa Tenggara Timur. Dilatarbelangi oleh masyarakat sana yang menjadikan tenun sebagai bagian dari saving untuk dijual di kemudian hari, tenun yang berkualitas tinggi ini sayangnya hanya dijual dengan harga sangat murah karena didesak oleh kebutuhan mendapatkan uang. 

Akhirnya, mahasiswa tersebut menghimbun masyarakat untuk bergabung dalam koperasi, seluruh masyarakat dapat menitipkan hasil tenun yang sudah dititipkan ke koperasi saat membutuhkan uang, pihak koperasi kemudian menjualkan tenun itu dengan harga yang otomatis tinggi, hal ini tentu sangat menolong masyarakat dari kerugian. 

“Buku ini sangat menekan pemberdayaan masyarakat khususnya kalangan menengah untuk dapat memiliki perilaku kooperatif di antara mereka guna mendapatkan keuntungan,” jelas Nurdiyanto. 

 

Penulis : Relung

Fakultas Psikologi UGM Gelar Tasyakuran, Rayakan Dies Natalis ke-59

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Tasyakuran Dies Natalis ke-59, Senin (8/1). Peringatan berdirinya Fakultas Psikologi UGM yang ke 59 tahun ini mengusung tema “Bestari dalam Adaptasi, Bersama Membangun Negeri”, dengan rangkaian acara yang telah berlangsung sejak 17 November 2023.  

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., berharap di usia yang menunjukan kematangan, Fakultas Psikologi dapat terus berkembang menebarkan ilmu dan kebajikan secara luas.  

“Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja sama yang telah diberikan. Semoga di usia yang baru 59 tahun ini kita bisa tetap terus mengembangkan kinerja Fakultas Psikologi,” ungkap Dekan.  

Harapan yang selaras juga disampaikan oleh Ketua Senat Fakultas Psikologi UGM, Prof. Drs. Subandi, M.A., Ph.D., Psikolog, “Semoga Fakultas Psikologi selalu semakin maju dan yang penting seluruh warganya juga selalu merasa bahagia”.  

Acara tasyakuran dilanjutkan dengan penyerahan HKI Manual Tes UPKM oleh Kepala Unit Pengembangan Kualitas Manusia (UPKM), Prof. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si. Setelahnya, Dilaksanakan pula refleksi Syukur dari sivitas akademika Fakultas Psikologi yaitu, Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D., Psikolog, Aliyaturrohmah Supriyadi, S.Psi., MHS., dan Etik Setyaningsih.  

Fakultas Psikologi UGM memberikan penghargaan pada dosen dan tendik berprestasi tahun 2024 yang diberikan oleh Wakil Dekan
Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog. Penghargaan tersebut diberikan kepada Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D., sebagai dosen berprestasi bidang publikasi; Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D., sebagai dosen berprestasi bidang pembelajaran; Restu Tri Handoyo, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog, sebagai dosen berprestasi bidang pengabdian kepada masyarakat;  Arif Kriswanto sebagai tenaga kependidikan berprestasi bidang akademik dan kemahasiswaan; dan Florentina Rusmawati, S.E., sebagai tenaga kependidikan berprestasi bidang administrasi keuanganan, SDM, dan umum. Dilanjutkan dengan pengumuman pemenang Lomba Mister Chef, Lomba Face Art, dan Lomba Video Competition.
 

Doa bersama juga menjadi salah satu rangkaian tasyakuran Dies Natalis ke-59 Fakultas Psikologi UGM yang  dipimpin oleh Ustadz Wardani. Memasuki akhir acara dilangsungkan pemutaran video persembahan dan ucapan Dies Natalis ke-59 Fakultas Psikologi UGM dari mahasiswa, dosen tugas belajar, Keluarga Alumni Fakultas Psikologi UGM (KAPSIGAMA), Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unsur Pelaksana (UP) Fakultas Psikologi, dan tendik.  

Sebelumnya, pada hari yang sama dilangsungkan pula Rapat Terbuka Senat yang turut dihadiri Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., serta para dekan dari berbagai fakultas di UGM.   

 

Penulis: Erna 

Berbagai Generasi Alumni Fakultas Psikologi UGM Rayakan Dies Natalis Ke-59 di Alumni Day 2024

Menjelang puncak peringatan Dies Natalis ke-59, Fakultas Psikologi UGM bersama Keluarga Alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (KAPSIGAMA) menggelar acara Alumni Day 2024 (7/1). Berbagai rangkaian acara telah dilaksanakan sejak bulan November 2023 dan akan berakhir pada Senin (8/1) sebagai puncak Dies Natalis ke-59 Fakultas Psikologi UGM.

Memadukan konsep silaturahmi yang berbeda setiap tahunnya, pada tahun ini alumni day memadukan kegiatan fisik dengan Tamasya Kampus UGM dan Lomba Antar Kelompok & Panggung Ekspresi.

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., MSc., Ph.D., dan Ketua KAPSIGAMA, Prabaswara Dewi, S.Psi., Psikolog, melepas secara simbolis rombongan alumni yang bersemangat berjalan menuju Balairung untuk memulai rangkaian Alumni Day pertama, Tamasya Kampus UGM.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., yang turut menyambut rombongan KAPSIGAMA di Balairung mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini, “Sekali lagi saya ucapkan selamat Dies, selamat merayakan ulang tahun yang ke-59, selamat datang di sini dan mari nikmati romantisme selama di kampus”.

Perjalanan Tamasya Kampus dimulai dari Balairung menuju Kompleks Rumah Ibadah, lalu menuju Grha Sabha Pramana (GSP), dan terakhir kembali ke Fakultas Psikologi UGM untuk memulai rangkai acara kedua, Lomba Antar Kelompok & Panggung Ekspresi.

Dalam kesempatan ini, Dekan juga menyampaikan kebahagiaan dan apresiasi atas partisipasi alumni pada Alumni Day yang diprakarsai oleh KAPSIGAMA ini. “Kami berharap kunjungan seperti ini semakin sering kakak-kakak, adik-adik sekalian lakukan setiap kali ada kesempatan monggo rawuh kembali di Fakultas. Kami terbuka, masukan bagaimana untuk merawat, untuk mengembangkan Fakultas ini selalu kami tunggu,” ungkap Dekan.

Ketua KAPSIGAMA, Prabaswara Dewi menyampaikan terima kasihnya pada seluruh unsur sivitas akademika Fakultas Psikologi UGM atas keberhasilan penyelenggaraan acara ini.

“Acara alumni day ini adalah kumpul alumni untuk memperingati Dies Natalis Fakultas, tahun ini yang ke 59, Alhamdulillah, semoga fakultas selalu menjadi rumah kita. KAPSIGAMA ini adalah rumah kita semuanya juga, ya mencoba untuk kita guyub rukun dan ada migunani-nya juga, karena beberapa agenda yang memang kita siapkan untuk Dies, salah satunya adalah pengabdian masyarakat, yang memang mengabdi betul-betul turun ke Masyarakat,” tutur Prabaswari Dewi.

Alumni dari berbagai angkatan bergembira dalam rangkaian Lomba Antar Kelompok & Panggung Ekspresi Alumny Day melalui berbagai aktivitas yang dilakukan diantaranya, Lomba Cerdas Cermat teori-teori Psikologi, Lelang Lagu & Lelang Barang, Pengumuman Beasiswa KapsiSayang, Ramah Tamah, dan Launching Buku. Terdapat tiga buku karya alumni Fakultas Psikologi UGM yang diluncurkan, Gama Cita Psikologi 84, Psikologiku: Pengalaman Personal Hingga Profesional, dan Never Give Up .

 

Penulis: Erna