Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

UPAP Fakultas Psikologi UGM Selenggarakan Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT

Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika (UPAP) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan Pelatihan Dasar dan Sertifikasi Administrasi Tes Kognitif AJT, Senin (29/1) hingga Kamis (1/2). Pelatihan yang berlangsung selama empat hari ini dilaksanakan di ruang G-100 dan Laboratorium Psikodiagnostika Fakultas Psikologi UGM. Sebanyak 20 peserta dari berbagai latar belakang diantaranya, lulusan Psikologi, Psikolog, maupun Dosen.

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja sama Fakultas Psikologi UGM, Dr. Wenty Marina Minza, M.A., membuka kegiatan secara resmi pada Senin (29/1).

Tes Kognitif AJT adalah alat tes yang disusun oleh Fakultas Psikologi UGM, bekerja sama dengan Yayasan Dharma Bermakna dan dibimbing langsung oleh Dr. Kevin S. McGrew, seorang ahli teori Cattell–Horn–Carroll (CHC) dan pengembang tes Woodcock-Johnson III & IV. Tes Kognitif AJT dikembangkan untuk mengukur inteligensi dan kemampuan kognitif yang dipergunakan di lingkungan pendidikan. Instrumen ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi secara kognitif untuk individu yang berusia 5-18 tahun.

“Tes ini sangat penting untuk dikenal lebih lanjut karena tes ini dibuat khusus untuk mengukur potensi kognitif anak-anak Indonesia dan sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Harapannya dengan semakin dikenalnya Tes Kognitif AJT, semakin banyak anak-anak Indonesia yang menggunakan tes ini untuk mengukur kemampuan kognitifnya dengan lebih komprehensif,” terang Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog., Dosen Fakultas Psikologi UGM sekaligus salah satu trainer kegiatan ini.

Ervina Marimbun Rosmaida., M.Psi., Psikolog, salah seorang peserta pada Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT menyampaikan turut menyampaikan kesan selama mengikuti sertifikasi.

“Selama mengikuti kegiatan sertifikasi AJT ini saya merasa bisa belajar dan diskusi, apalagi AJT ini merupakan hal yang baru. Meskipun cukup merasa pusing dalam belajarnya karena AJT baru dan juga ada praktiknya. Bisa kita jalani karena narasumber dan para panitia ramah serta kooperatif ketika peserta mengalami kesulitan,” tuturnya.

Laela Siddiqah., M.Psi., Psikolog, peserta lain berharap dengan Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT yang ia ikuti dapat memberikan kebaikan bagi Masyarakat, “Bismillah bisa segera mengaplikasikan alat tesnya untuk membantu masyarakat yang membutuhkan”.

Peserta mengikuti serangkaian kegiatan dari pemberian materi, praktikum, hingga verifikasi, Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie menjelaskan lebih lanjut mengenai rangkaian pelatihan yang diikuti seluruh peserta, “Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT terdiri dari serangkaian kegiatan yang diperlukan untuk memperoleh sertifikasi sebagai tester dalam tes kognitif AJT. Agenda ini meliputi pemberian materi, praktikum yang disupervisi oleh para ahli AJT, dan wawancara verifikasi. Dalam agenda ini, peserta akan mempelajari konsep dasar tes kognitif, berlatih secara langsung, dan dievaluasi terkait pemahaman dan kemampuan mereka dalam mengadministrasikan Tes Kognitif AJT. Kegiatan ini merupakan kesempatan penting untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan serta membuka wawasan mengenai praktik Tes Kognitif AJT”.

 

Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT Hari Pertama

Rangkaian hari pertama, Senin (29/1) dimulai dengan Pengenalan Tes Kognitif dan Teori CHC oleh Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D.; Penyusunan Tes Kognitif AJT & Konstruk Tes Kognitif AJT oleh Dra. Retno Suhapti, S.U., M.A.; Pengantar Administrasi Tes Administrasi Tes Kognitif AJT Tes 1-2 oleh Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D.; dan Administrasi Tes Kognitif AJT Tes 3-5 oleh Dr. Maria Goretti Adiyanti, M.S.

Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT Hari Kedua

Setelah mengikuti rangkaian pelatihan hari pertama, peserta mengikuti pelatihan hari kedua yaitu Administrasi Tes Kognitif AJT Tes 6-8 dan 17-18 oleh Dr. Wisjnu Martani, S.U.; Pengenalan Sistem Skoring oleh Wahyu Widhiarso, S.Psi., M.A.; Pengenalan Konversi Skor AJT oleh Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog; Administrasi Tes Kognitif AJT Tes 9-12 oleh Dian Mufitasari, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT Hari Ketiga

Melanjutkan pelatihan pada hari ketiga ini, yaitu Rabu (31/1) peserta mengikuti materi Administrasi Tes Kognitif AJT Tes 13 oleh Dra. Retno Suhapti, S.U., M.A.; Administrasi Tes Kognitif AJT Tes 14-16 oleh Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D.; dan sesi praktikum yaitu supervisi secara individual oleh supervisor.

Sertifikasi Tester Tes Kognitif AJT Hari Keempat

Pelatihan Dasar dan Sertifikasi Administrasi Tes Kognitif AJT ditutup pada Kamis (1/2) dengan sesi praktikum yaitu supervisi secara individual, Skoring Tes & Input Data, serta Asesmen & Verifikasi Individual.

 

Penulis: Erna

Foto: Tim AJT UPAP Fakultas Psikologi UGM

Center for Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM Gelar Webinar Children’s Voice Well-Being for All

Center for Life-Span Development (CLSD) Universitas Gadjah Mada (UGM)  menggelar webinar online bertajuk “Children’s Voice Well-Being for All : Building Student Well-Being through Child-Led Initiatives”, Rabu (31/01). Webinar ini bertujuan untuk memaparkan hasil aksi para peneliti anak dari Yogyakarta, Jambi, dan Kupang mengenai isu kesejahteraan psikologis di sekolah.

Diketuai oleh Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D, projek penelitian yang memiliki judul asli Our (photo)Voice: Children and Young People’s Joint Action Research on Student Well-being for All ini berhasil menyabet juara pada ajang 2022 SEAMO – Australia Education Link Award.

“Kami  percaya bahwa perspektif siswa yang melibatkan dukungan guru dan orang tua sangat penting untuk mempromosikan kesejahteraan psikologis di sekolah, salah satu caranya melalui metode photovoice yang melibatkan para siswa”, ujar Wakil Direktur SEAMO,  John Arnold Siena, dalam sambutan. 

Presenter pertama, Ayun Septa Wibawa, merupakan peneliti muda dari SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. Ayun melalui tiga tahapan sebelum melaksanakan aksi perubahan, dimulai dari memotret gambar yang membuatnya merasa sedih dan bahagia ketika di sekolah, mendiskusikan hasil foto bersama mentor, lalu mempresentasikannya di depan para guru.

Photovoice yang kami presentasikan berhasil menyita atensi para guru untuk mengadakan dua aksi perubahan, pelatihan anggota OSIS baru dan psikoedukasi pencegahan sekaligus penanganan kasus pelecehan seksual”, ujar Ayun. 

Berkenaan dengan hal tersebut Elga menanggapi, “Memberikan ruang bersuara kepada siswa berhasil mendorong segenap stakeholder sekolah untuk memberikan feedback positif yang bermanfaat bagi kesejahteraan psikologis siswa”. 

Presentasi kedua dipaparkan oleh tiga anak Rimba dari Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi, Melandai, Nanju, dan Becenteng. Objek pengambilan foto adalah lingkungan di sekitar mereka tinggal, Melandai memotret lingkungan yang kotor, sementara Bedugo dan Gading memotret sungai dan hutan yang bersih. Target perubahan para anak rimba adalah mengubah lingkungan kotor menjadi bersih. 

Pasca Covid-19, sampah di lingkungan anak rimba meningkat pesat. Awalnya hanya sampah organik, namun semakin lama sampah anorganik juga ikut meningkat. Akibatnya, masyarakat sekitar banyak yang menderita penyakit demam berdarah dan influenza. Dilatarbelakangi oleh hasil photovoice para anak rimba, aksi perubahan dilakukan dengan cara pembakaran sampah, pemanfaatan barang-barang bekas, dan penghijauan lingkungan”, ucap Yohana Marpaung., MA, menanggapi. 

Pemaparan terakhir disampaikan oleh Dilbert Timothy Tansania, siswa di St. Mary Assumpta Junior High School Kupang. Empat tema besar hasil photovoice yang menjadi perhatian berkenaan dengan perundungan, teman sebaya sebagai support system, dan hubungan siswa reguler dengan siswa berkebutuhan khusus. 

Indra Yohanes Kiling, Ph.D., memberikan tanggapan di sesi akhir presentasi, “Photovoice mengandung inisiatif dan refleksi siswa dalam menggarisbawahi isu yang tengah terjadi di lingkungan sekolah. Photovoice bukan sekedar menjadi hasil karya yang dipamerkan, namun dapat mempengaruhi seluruh stakeholder untuk mengatasi segala isu yang terjadi sehingga semakin meningkatkan kesejahteraan psikologis di lingkungan sekolah”.  

Penulis : Relung

 

Career Center Fakultas Psikologi UGM Gelar Refreshment Magang: Beyond the Internship

Career Center Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Refreshment Magang: Beyond the Internship, Rabu (31/1). Acara ini diadakan guna membuka wawasan calon peserta magang tentang tiga setting tempat yang sudah ditentukan, yaitu klinis, pendidikan, dan industri organisasi. Peserta magang masuk ke breakout room sesuai dengan peminatan yang telah dipilih.

Deabeata Gena Emily, S.Psi., Human Resources (HR) Kalbe Consumer Health, menjadi narasumber pada setting industri dan organisasi. Dea menjelaskan urgensi magang, “Melalui program magang, mahasiswa akan dilatih untuk menerapkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki, mengembangkan koneksi profesional, dan menambah pengalaman kerja”. 

Dea berharap mahasiswa dapat memberikan kinerja yang baik selama masa magang, “Jadikanlah magang teman-teman sebagai magang yang memberikan impact, baik kepada diri sendiri maupun tempat magang yang dituju. Teman-teman harus berani keluar dari zona nyaman, mengembangkan potensi, rendah hati menerima feedback, dan menguatkan networking”. 

Setting pendidikan diisi oleh Direktur Early Childhood Care and Development Resource Center (ECCD-RC) Yogyakarta, Cindarsatio Damarhapsoro, S.Psi., M.Ed. Damar menerangkan hal-hal yang perlu dilakukan agar dapat memahami sistem pendidikan di suatu tempat, “Kita perlu memiliki pemahaman yang baik terkait dengan sistem pendidikan. Karena kita tinggal di Indonesia, maka kita juga perlu mempelajari sejarah sistem pendidikan di Indonesia ini. Selanjutnya, kita dapat mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait institusi yang bersangkutan”.

Damar berpesan kepada mahasiswa untuk menerapkan tiga hal selama magang berlangsung, “Upayakan senantiasa memiliki mindset yang positif, mudah menyesuaikan diri, dan bijak dalam mengukur kemampuan diri”.

Amalia N.A. Tuasikal, M.Psi., Psikolog, psikolog klinis di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, turut hadir memberikan refreshment magang di bidang klinis. Amalia kembali mengingatkan tentang tata cara penerapan observasi dan wawancara klinis, “Observasi dan wawancara klinis berbeda dengan observasi dan wawancara biasa. Fokus utama dalam melakukan observasi dan wawancara klinis adalah dialog yang membantu untuk melakukan diagnosis dan merencanakan treatment untuk klien”. 

Di akhir sesi pemaparan, Amalia menyampaikan strategi adaptasi kerja pada setting klinis, “Hal-hal yang perlu teman-teman perhatikan di antaranya adalah mencari tahu mengenai tempat kerja magang, mengikuti aturan yang berlaku, bersikap sopan, mengatur waktu sebaik mungkin, membangkitkan rasa ingin tahu, memberanikan diri untuk bertanya, tidak takut salah, mengetahui kapasitas diri, dan jika merasa tidak baik-baik saja maka dapat mengkomunikasikan kepada teman sesama magang”. 

Penulis: Relung

Fakultas Psikologi UGM Selenggarakan Konsinyasi RPKPS Program Studi Sarjana Psikologi Tahun 2024

Menyambut perkuliahan semester genap tahun akademik 2023/2024 yang akan dimulai, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Konsinyasi Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) Program Studi Sarjana Psikologi Tahun 2024, pada Kamis dan Jumat, 25-26 Januari 2024, di Violan 3 Meeting Room Grand Mercure Solo Baru. Sebanyak 42 dosen pengampu mata kuliah Prodi Sarjana dan delapan orang tenaga kependidikan mengikuti kegiatan konsinyasi ini.

Kegiatan ini bertujuan untuk, (1) mendorong dosen mendesain RPKPS Mata Kuliah yang memenuhi kriteria yang diperlukan untuk proses akreditasi, (2) mendorong dosen untuk menyusun RPKPS yang lengkap dengan capaian-capaian pembelajaran, dan (3) mendorong dosen untuk mempersiapkan bahan ajar yang efektif. RPKPS merupakan sebuah dokumen yang berisi rencana perkuliahan selama satu semester pada setiap mata kuliah yang harus disusun oleh dosen. Pengisian data RPKPS akan dilakukan setiap awal kegiatan perkuliahan dimulai atau awal semester. RPKPS akan digunakan sebagai acuan bagi dosen untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Kegiatan konsinyasi ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D., Psikolog, dan dilanjutkan dengan penyampaian materi implementasi Sistem Informasi Outcome-Based Assesment (SIOBA) oleh Kaprodi Sarjana Psikologi, Dr. Ridwan Saptoto, S.Psi., M.A. Materi selanjutnya disampaikan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, Dr. Wenty Marina Minza, M.A., dalam paparannya, Wenty menyampaikan beberapa hal terkait dengan flagship penelitian UGM dilanjutkan dengan sesi diskusi penguatan KBK: Pengajaran dan Riset.

Fokus bahasan pada sesi ke-2 kegiatan ini meliputi, konsinyasi RPKPS 1: mata kuliah internal kelompok bidang kajian, konsinyasi RPKPS 2: mata kuliah internal kelompok bidang kajian plus mata kuliah program studi, dan konsinyasi RPKPS 3: mata kuliah antar kelompok bidang kajian. Kegiatan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan klarifikasi terkait penyusunan RPKPS.

Penulis : Syahrul

Seminar Nasional Fakultas Psikologi UGM Bahas Artificial Intelligence dan Kaitannya dengan Pendidikan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada resmi menutup rangkaian Dies Natalies ke-59 melalui Seminar Nasional bertajuk “Artificial Intelligence in Education: Kecerdasan Buatan dan Kaitannya dengan Masa Depan Pendidikan di Indonesia”, Senin (22/01). Seminar ini membuka wawasan baru tentang peran kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan saat ini.  

Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., Psikolog, berujar dalam sambutannya, “Berbagai perubahan yang terjadi terutama dalam bidang teknologi sudah seyogyanya semakin mendekatkan manusia pada sifat bestari, yaitu keluasan ilmu yang turut serta diimbangi oleh baiknya pendidikan dan luhurnya budi pekerti. Semua itu tidak lain guna membangun negeri”.  

“Jika diamati dari sudut pandang positif, perkembangan Artificial Intelligence (AI) akan mempercepat tercapainya SDGs point ke-4, pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,” lanjut Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog. 

Narasumber pertama, Ir. Noor Akhmad Setiawan, ST., M.T., P.h.D., IPM., merupakan dosen Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada yang sudah mempelajari AI sejak tahun 2000. Beliau menjelaskan, “Sederhananya, pembuatan AI dilakukan agar mesin dapat memiliki kecerdasan sebagaimana manusia dengan memanfaatkan big data tanpa melibatkan kesadaran”. 

AI disinyalir sebagai teknologi bermata dua. Dalam paparannya, Noor menjelaskan bahwa Elon Musk menganggap AI lebih berbahaya daripada Korea Utara. Ancaman AI dapat ditekan dengan lebih banyak memfokuskan pada aspek positif, “AI dapat dimanfaatkan untuk menyurvei potensi kemiskinan, alokasi pesawat landing, penentuan harga tiket, penemuan vaksin, pengadaan robot untuk membantu tugas para buruh pabrik, dan manfaat lain yang dapat mempermudah serta mempercepat kerja manusia”, jelas Noor.  

AI memiliki keterkaitan dengan keilmuan psikologi, apakah di masa depan para ilmuwan psikologi akan menelisik dan membicarakan sistem kejiwaan dari mesin. Berkenaan dengan jenis AI, Noor menerangkan, “Jenis AI generalize (strong) memiliki tujuan untuk menjadikan mesin sama persis sebagaimana manusia, AI jenis ini disepakati memiliki efek negatif yang tinggi. Sementara AI narrow memiliki kebermanfaatan lebih spesifik, seperti alat pendeteksi depresi, dsb”.  

Lebih lanjut Noor menerangkan, “Psikolog perlu menguasai AI di kehidupan mendatang. Guna meminimalisir dampak buruk, psikolog yang menggunakan teknologi AI perlu memiliki sertifikasi khusus yang nantinya bertanggung jawab atas proses penggunaan AI, mengingat AI rawan eror karena hanya berdasarkan big data yang diinput. Meskipun nantinya AI turut digunakan dalam proses konseling, tetap ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan oleh teknologi AI. Seperti empati, kemanusiaan, dsb”. 

Narasumber kedua, Indrayanti, M.Si., Ph.D., Psikolog, merupakan dosen Fakultas Psikologi UGM. Beliau menjelaskan tentang integrasi antara AI dan keilmuan psikologi. Al dapat menggantikan tugas mental, bukan jiwa, “Psikologi mengandung dua unsur, mental dan jiwa. Mental merupakan aktivitas berpikir, merasa, dan bertindak yang dikendalikan oleh sistem syaraf pusat (otak). Beberapa layanan psikologi yang berkenaan dengan proses mental dapat digantikan oleh AI, namun proses jiwa hanya dapat dilakukan oleh manusia,” jelas Indrayanti. 

Chat GPT, salah satu jenis AI yang saat ini gencar digunakan oleh penyedia jasa layanan konseling. Chat GPT berguna sebagai Pertolongan Pertama Psikologi bagi orang yang membutuhkan, “Seseorang yang sedang berada dalam kondisi tidak baik, raganya ada di suatu tempat tetapi pikiran berada di tempat lainnya. Jika pikiran ini tidak dicounter dengan baik, maka akan semakin berbahaya. Itulah mengapa Chat GBT dibutuhkan untuk membantu mengembalikan kesadaran orang yang bersangkutan,” terang Indrayanti 

Berkenaan dengan tantangan dan solusi yang ditawarkan, Indrayanti menyampaikan di akhir diskusi, “AI membuat lebih produktif karena turut membantu pekerjaan manusia, tetapi manusia (dalam hal ini psikolog) perlu melakukan re-correct terhadap output yang disuguhkan oleh AI guna menghindari bias. Pengabaian etika kemungkinan besar dapat terjadi, oleh karenanya privacy manusia perlu dijunjung tinggi. Nilai yang dijunjung harus baik, bermoral, dan bermanfaat”. 

 

Penulis : Relung

Sebanyak 10 Wisudawan/wisudawati Ikuti Pelepasan Program Pascasarjana Periode II 2023/2024

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Pelepasan Wisudawan/wisudawati Program Pascasarjana dan Pengambilan Sumpah Psikolog Program Magister Psikologi Profesi Periode II Tahun Akademik 2023/2024, Rabu (24/1). Sepuluh wisudawan/wisudawati yang terdiri dari lima wisudawan/wisudawati Prodi Magister Psikologi Profesi, empat wisudawan/wisudawati Prodi Magister Psikologi, dan satu wisudawan/wisudawati Prodi Doktor Ilmu Psikologi, dilepas pada pelepasan yang diselenggarakan di G-100 Fakultas Psikologi UGM ini.

Pelepasan wisuda ini dibuka dengan Doa oleh Imam Wahyuddin, Lc. M.Phil., sebagai rasa syukur atas keberhasilan studi yang telah diraih wisudawan. Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah DIY, Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi, Psikolog, memandu sumpah psikolog yang disaksikan oleh rohaniawan. Prosesi penandatanganan berita acara pengambilan sumpah secara simbolis diwakili Aushi Ariana Putri dan Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi, Psikolog, serta disaksikan oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog.

Masing-masing Ketua Program Studi menyerahkan transkrip akademik kepada para wisudawan/wisudawati; Kaprodi Magister Psikologi Profesi, Dr. Yuli Fajar Susetyo, M.Si., Psikolog; Kaprodi Magister Psikologi, Dr. Arum Febriani, M.A.; dan Kaprodi Doktor Ilmu Psikologi, Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog. Penyerahan transkrip akademik dilakukan secara bergantian, pada kesempatan yang sama dilakukan juga pengalungan syal kepada wisudawan/wisudawati oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM, Galang Lufityanto, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog, Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi, Psikolog, juga menyerahkan sertifikat sebutan psikolog, dan Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP) kepada wisudawan Prodi Magister Psikologi Profesi.

Predikat naskah pubilkasi terbaik diraih oleh Valendra Inaya Fatra Maulidha dengan judul “Pengaruh Sosialisasi Etnisitas dalam Keluarga terhadap Harga Diri melalui Mediasi Identitas Etnis pada Remaja Jawa Banyumasan” dari Prodi Magister Psikologi, merupakan mahasiswa dibawah bimbingan Haidar Buldan Thontowi, S.Psi., M.A., Ph.D.

Pada periode ini, Ardiana Meilinawati mewakili wisudawan memberikan sambutan.  Banyak hal yang Ardiana lalui, termasuk suka dan duka saat ia dan teman-temannya berkuliah.

“Bukan soal teoritis semata tetapi juga kenyataan di lapangan, kenyataan tentang bagaimana kami bisa belajar untuk bertahan dengan beban dan tantangan sebagai proses menempa diri menjadi yang lebih baik, acap kali kami lupa bahwa menjadi diri yang lebih baik bukan tentang hasil semata melainkan proses yang dilalui,” ucap Ardiana.

Ardiana Meilinawati juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga ia dan wisudawan/wisudawati berhasil menyelesaikan pendidikan di Fakultas Psikologi UGM.

“Mari kita rayakan bersama pencapaian kita sampai saat ini rayakan dengan ucapan syukur tanpa henti pada Yang Maha Tinggi rayakan dengan ungkapan kasih pada orang-orang tersayang rayakan dengan sejenak mengapresiasi jerih payah diri”, kata Ardiana mengakhiri sambutannya.

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog., dalam sambutannya menyampaikan wisudawan/wisudawati telah berdinamika menaklukan tantangan sebagai mahasiswa yang perlu dicatat sebagai pengalaman penting, “Teman-teman ini baru menaklukkan tantangan, saya lebih mengedepankan bahwa kehidupan ini adalah penaklukan terhadap tantangan demi tantangan. Tantangan itu akan akan indah kalau sudah tertaklukan”.

Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah DIY, Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi, Psikolog, berpesan agar wisudawan/wisudawati harus mampu memahami diri, dan selalu meningkatkan diri untuk menjawab berbagai tantangan saat ini, “Saya kira kebutuhan masyarakat terhadap layanan Psikologi itu luar biasa besar dan sekarang tidak hanya besar tetapi juga mendesak, kegawadaruratan mental itu semakin banyak dan itu adalah ladang pengabdian untuk para Psikolog”.

Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Bakti Andriyono, S. Si., M.M., M. Si., orang tua dari Anisa Yuliandri, “Kami yakin bahwa keberhasilan ini bukanlah akhir, melainkan merupakan awal dari perjalanan yang lebih besar. Ingatlah untuk tetap setia pada nilai-nilai keberanian dan teruslah belajar. Kalian adalah harapan, agen perubahan, dan generasi pemimpin masa depan bangsa di tengah globalisasi dan persaingan dunia,” pesan Bakti Andriyono.

 

Penulis: Erna

Career Center Bekali Mahasiswa Melalui Sosialisasi dan Sharing PKM 2024

Career Center Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan sosialisasi dan sharing Program Kreativitias Mahasiswa (PKM) secara daring, Selasa (23/1). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemahaman kepada mahasiswa tentang PKM yang akan dilaksanakan pada tahun ini.  

Upaya Fakultas Psikologi untuk mendorong keikutseraan mahasiswa agar dapat berpartisipasi dalam PKM 2024 turut disampaikan oleh Ketua Career Center, Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, “Career Center memfasilitasi teman-teman dengan acara awal sosialisasi PKM di sini, gunanya untuk mendorong teman-teman, juga memberikan wadah kalau ada yang kebingungan, ingin mengajukan pertanyaan, atau butuh advice bisa melalui acara ini”. 

Pada tahun 2023, UGM berhasil menjadi juara umum PIMNAS ke-36 dengan 13 penghargaan sebagai juara dan finalis yang diraih oleh kontingen Fakultas Psikologi, baik tim maupun individu.  

“Teman-teman bisa belajar dari kakak-kakak kalian ini bagaimana proses, bagaimana pengalamannya, dan juga bagaimana tantangannya. Tidak mudah ya untuk bisa menyeimbangkan antara kehidupan kuliah, kehidupan organisasi, kehidupan PKM PIMNAS,” terang Ardian setelah memperkenalkan narasumber pada kegiatan ini.  

Annisa Khomsah Salsabila (2020), Seravin Afra Secunda (2022), dan Alfia Rahma Permatasari (2020) yang tergabung dalam kontingen PKM dan PIMNAS Tahun 2023 hadir sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman terkait PKM dan PIMNAS. 

Ardian menambahkan, berbeda dengan PIMNAS tahun 2023, tahun ini keikutsertaan mahasiswa dapat dikonversi atau direkognisi sebagai SKS, “Tapi memang SKS-nya ini kalau menurut pandangan saya bisa menjadi SKS tambahan saja. Misalkan SKS teman-teman 144, itu bisa jadi 146 atau 147 atau 148, dan seterusnya. Sehingga bisa diklaim nantinya di SIMASTER, tapi memang butuh proses panjang, ada review universitas dulu, kemudian review fakultas”.  

“PKM sendiri ada dua skema ya teman-teman, delapan PKM Skema Pendanaan dan dua PKM Skema Insentif. Dua skema ini alurnya pun juga berbeda, karena dari skema insentif itu tidak melewati PKP2 atau penilaian secara nasional,” terang Alfia Rahma Permatasari.  

Alfia melanjutkan penjelasan mengenai delapan PKM skema pendanaan yaitu, PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Karya Inovatif (PKM-KI), PKM Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM), PKM Penerapan Iptek (PKM-PI), PKM Riset Eksakta (PKM-RE), PKM Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH), dan PKM Video Gagasan Konstruktif (PKM-VGK).  Selain itu ia juga memberikan penjelasan mengenai dua PKM Skema Insentif yaitu, PKM Gagasan Futuristik Tertulis (PKM-GFT) dan PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI).  

Alfia menekankan bahwa selain harus memperhatikan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh teman-teman mahasiswa, terdapat pula peluang kolaborasi yang dapat dilakukan, “Dalam PKM ini sangat dianjurkan untuk kolaborasi bidang dan lintas angkatan”. 

Penjelasan selanjutnya mencakup alur PKM dan PIMNAS, juga pedoman penulisan proposal. Alfia juga berbagi bagaimana tips menemukan ide-ide PKM dan bagaimana menentukan teman satu tim yang ideal. Mahasiswa dapat mengajukan proposal melalui SIMASTER UGM hingga 25 Januari 2024, yang kemudian akan melewati proses review secara internal UGM.  

 

Penulis: Erna 

Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi UGM Gelar Webinar Evidence-based Practice in Psychology (EBPP)

Unik Konsultasi Psikologi (UKP) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan UKP Talks sesi tiga bertajuk Strategies to Implement Culturally Responsive Evidence-based Psychotherapeutic Interventions in Diverse Clinical Setting, Rabu (17/01). Bertempat di Ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM, webinar ini dihadiri oleh segenap civitas akademika UGM, peneliti, dosen psikologi, mahasiswa S2 dan S3 di bidang psikologi, dan pihak- pihak yang yang tertarik dalam topik Layanan Psikologi Berbasis Bukti (Evidence-based Practice in Psychology).

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., hadir membuka acara, “Webinar ini mendukung salah satu misi fakultas, yaitu mendorong praktik psikologi yang berbasis kajian-kajian ilmiah”. Ketua UKP UGM, Restu Tri Handoyo, Ph.D., Psikolog, lanjut menjelaskan, “Kita akan belajar strategi bagaimana mengimplementasikan intervensi psikologi berbasis riset yang tidak hanya disesuaikan dengan budaya namun juga setting klinis yang beragam”.

Moderator acara, Smita Dinakaramani, M.Psi, Psikolog memperkenalkan narasumber, Ajeng Puspitasari, Ph.D., LP., ABPP, yang merupakan Regional Executive Director – Clinical, Rogers Behavioral Health, Amerika Serikat. Ajeng menekankan kepada seluruh peserta untuk mempraktikkan meaningfulness, melatih pemikiran agar tidak sibuk memikirkan segala yang telah terjadi ataupun yang akan datang, sehingga seluruh Indera menikmati semua yang sedang berlangsung saat ini.

Gerakan Evidence-based Practice in Psychology (EBPP) merupakan salah satu perkembangan praktik intervensi psikologi, Ajeng menjelaskan, “Sekitar 40 – 50 tahun yang lalu, di Amerika Serikat dan negara-negara berkembang lainnya, pelayanan psikologi mayoritas tidak berbasis sains dan penelitian, psikolog dapat menggunakan treatment yang mereka pelajari meskipun belum diteliti secara scientific. Baru sekitar 20 tahun yang lalu, pemerintah Amerika Serikat mulai memberi funding penelitian untuk berbagai macam terapi. Bermula dari itu, EBPP mulai berkembang”.

EBPP penting dilakukan agar intervensi yang diberikan kepada pasien sudah terbukti keefektifannya. Ajeng mengatakan, “EBPP merupakan gabungan dari tiga komponen. Penemuan ilmiah, pengalaman psikolog, dan pengalaman pasien. Selamanya, meskipun psikolog expert di bidang profesionalnya, namun psikolog tidak akan pernah bisa expert di pengalaman hidup orang lain”.

“EBPP memiliki beberapa kriteria. Sangat kuat, kuat, lemah, dan bukti yang tidak cukup. EBPP sangat kuat memiliki kriteria yaitu treatment yang dapat memperbaiki symptom, tidak memiliki efek samping, memiliki berbagai resource dan makalah yang dapat membantu psikolog untuk menggunakkan, memiliki metode riset yang kuat, dan sudah diteliti efektifitasnya dengan berbagai jenis pasien,” jelas Ajeng.

Di akhir webinar, Ajeng berpesan, “Terdapat tiga poin penting yang perlu menjadi perhatian psikolog terlepas dari pemilihan intervensi. Cultural humility, kemampuan mempertahankan sikap interpersonal yang berorientasi pada orang lain. Cultural opportunities, memahami identitas dan latar belakang pasien. Cultural comfort, merasa nyaman berinteraksi dengan berbagai macam manusia, cara membangun kenyamanan adalah terbiasa bergaul dengan manusia dari berbagai macam jenis.”

 

Fakultas Psikologi UGM Jalin Kerja Sama dengan Fakultas Psikologi Mercu Buana Jakarta

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Jakarta (UMB) menjalin kersama terkait Program Pengajaran, Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Pengembangan Bidang Keilmuan Psikologi, serta Pengadaan Alat Ukur  Tes Psikologi. Kerja sama ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., dan Dekan Fakultas Psikologi UMB, Laila Meiliyandrie Indah Wardani, Ph.D., Jumat (19/1), di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM. 

Rahmat Hidayat menyambut baik kunjungan dan menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang terjalin antara dua universitas ini. Ia mengharapkan kerja sama ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi pengembangan Ilmu Psikologi, namun juga dapat memberikan manfaat luas bagi Masyarakat.  

“Ketika kita berbicara, berdiskusi, saling berkenalan, saling memahami, mendalami lembaga masing-masing. InsyaAllah nanti kita bisa temukan titik temu untuk kerja sama untuk manfaat bersama antara kita, juga demi Psikologi Indonesia, demi Masyarakat dan bangsa Indonesia,” tutur Rahmat Hidayat.  

Hal yang serupa disampaikan pula oleh Laila Meiliyandrie Indah Wardani, mengawali kunjungan dengan tur ke berbagai unit dan laboratorium di Fakultas Psikologi UGM, Ia menyampaikan terima kasih atas penerimaan dari UGM.  

“Maksud dari kedatangan kami sebetulnya adalah ingin banyak belajar dari UGM, karena UGM jadi salah satu contoh, kiblatnya dari Psikologi Indonesia,” ujarnya.  

Laila Meiliyandrie Indah Wardani menyampaikan UMB saat ini tengah mempersiapkan Program Profesi Psikolog, yang dapat memberikan kesempatan pendidikan bagi lulusan UMB kedepannya. Ia juga menyampaikan perlunya berbagai penyesuaian kurikulum agar lulusan UMB dapat bersaing dengan lulusan lain baik di dalam maupun di luar negeri. 

“Kami juga harus mempersiapkan terkait dengan perubahan-perubahan kurikulum yang nanti akan berjalan sesuai dengan ketentukan dari AP2TPI dan juga HIMPSI nanti akan seperti apa,” katanya.  

Terkait dengan Pengadaan Alat Ukur Tes Psikologi, mengenai AJT dan penggunaannya sebagai syarat Program Profesi, Laila Meiliyandrie Indah Wardani berharap terdapat kesempatan bagi dosen UMB dapat menggunakan AJT nantinya, “Hanya saja kan memang karena AJT ini banyak sekali proses lainnya yang harus kita pelajari, dan sangat berharap sekali nanti dari tim kalau memperbolehkan dalam pembelian ini kami bisa mendapatkan kursusnya, workshop-nya, terkait dengan penggunaan”.  

Laila Meiliyandrie Indah Wardani juga berharap dapat terjalin kerja sama dalam bidang Tridharma, yang dapat menaungi penelitian dan pengabdian yang dilakukan UMB, terlebih pada 2025 UMB akan melakukan akreditasi.  

“Saya harap bisa berkolaborasi nantinya, terkait dengan pengelolaan Jurnal, kami sangat berharap bisa mendapatkan kesempatan nantinya dengan tetap memenuhi kriteria-kriteria dan prosedur yang ada, sehingga kami bisa mengirimkan nantinya artikel-artikel ke jurnal-jurnal yang ada di Psikologi UGM. Kami sangat berharap dari teman-teman UGM bersedia berkolaborasi, dan kami akan juga meminta untuk menjadi bagian dari jurnal kami, untuk menjadi reviewer, editor” tuturnya.  

Dalam kesempatan yang sama Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D., Psikolog, memaparkan tentang  Laboratorium Psikodiagnostika Fakultas Psikologi UGM, dilanjutkan pemaparan oleh Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A., mengenai Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika (UPAP).  

Hadir pula dalam kegiatan ini yaitu Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama Fakultas Psikologi UGM, Dr. Wenty Marina Minza, S.Psi., M.A.; Ketua Program Studi Sarjana Fakultas Psikologi UGM, Dr. Ridwan Saptoto, S,Psi., M.A.; Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi UMB, Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog.; Koordinator Laboratorium Psikologi Konseling Fakultas Psikologi UMB, Rizki Dawanti, M.Psi., Psi.; Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri Fakulta s Psikologi UMB, Fazrul Rahman Azyumardi Azra, S.Kom. 

Penulis: Erna 

Foto: Erna 

 

Fakultas Psikologi UGM Terima Kunjungan 58 Siswa-siswi SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung

Sebanyak 58 siswa-siswi kelas XI SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung berkunjung ke Fakultas Psikologi UGM, Rabu (17/1). Sebelum dibuka secara resmi, siswa-siswi yang didampingi oleh 5 guru pendamping ini menyaksikan tayangan mengenai UGM, PPSMB, dan juga Fakultas Psikologi UGM di ruang Auditorium G-100.  

Koordinator Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM, Rr. Zurida Ramawati, S.IP., M.Sc., menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta kunjungan yang hadir.  

Alhamdulillah dari SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung, kami beri kesempatan untuk bisa berkunjung ke Fakultas Psikologi. Nanti dari tim akan menjelaskan tentang jalur maupun penerimaan di UGM,” terang Zurida.  

Siswa-siswi akan menerima berbagai informasi secara langsung mengenai Program Studi Sarjana Psikologi UGM baik program regular maupun International Undergraduate Program (IUP). Tak hanya itu, siswa-siswi juga akan mendapatkan motivasi oleh Psikolog Unit Pengembangan Kualitas Manusia (UPKM) Fakultas Psikologi UGM.  

“Kami berdoa, mudah-mudahan dari sekian ini banyak yang bisa diterima,” ungkap Zurida sembari berpesan agar siswa-siswi menyimak dengan baik informasi yang diberikan.  

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Kepala SMAIT Permata Bunda Bandar Lampung, Fahrul Rozi, Lc., M.Sos.I., Gr. Ia berharap melalui kunjungan ini dapat memberikan gambaran bagi siswa-siswi untuk mantap melanjutkan pendidikan di UGM kelak.  

“Kelas XI ini, anak-anak perlu pemantapan, mudah-mudahan dengan melihat langsung, melihat gedungnya, semoga makin mantap… Kami harap bisa diterima di Universitas Gadjah Mada, khususnya Psikologi, dari anak-anak kami insya Allah mampu memberikan kontribusi yang terbaik,” terang Fahrul Rozi. 

Siti Sholichah, S.Psi., M.Psi., Psikolog, bersama Kinanthi Rahmawati mengawali sesi motivasi dengan ice breaking. Riuh siswa-siswi terdengar bersemangat menjawab pertanyaan yang dilontarkan Siti Sholichah perihal keinginan menjadi mahasiswa UGM dan berkuliah di Fakultas Psikologi UGM.  

“Kenapa masuk Psikologi, karena dulu waktu SMP nge-fans sama guru BK, aku tertarik,” ucap salah seorang siswi antusias.  

“Subjek vitalnya Ilmu Psikologi manusia itu tadi. Apa yang mau dilihat, bisa mentalnya, bisa perilakunya, atau yang melakukan, atau yang menjadi pandangan manusia itu. Jadi kalau mau kuliah di Psikologi, selagi masih ada manusia di muka bumi ini, Ilmu Psikologi diperlukan,” jelas Siti Solichah kepada siswa-siswi.  

Penjelasan mengenai Program Studi Sarjana Psikologi UGM program reguler disampaikan oleh Sapte Rini, S.Ag. Sedangkan pada International Undergraduate Program (IUP) dijelaskan Yemima Febriani, S.S. 

 

Penulis: Erna 

Foto: Erna