Dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog, menjadi salah satu Penerima Pendanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana Wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Diana mendapatkan pendanaan untuk program berjudul “Program Pemulihan Psikososial Terintegrasi pada Komunitas Terdampak Banjir di Sumatera”.
Program ini dirancang sebagai respon cepat terhadap banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025, yang tercatat sebagai salah satu bencana paling mematikan dalam dua dekade terakhir. Bencana yang dipicu hujan monsun ekstrem dan Siklon Senyar ini tidak hanya merusak rumah, sekolah, fasilitas kesehatan, dan infrastruktur, tetapi juga menimbulkan tekanan psikososial yang mendalam bagi jutaan warga terdampak.
“Di tengah fokus pada pemenuhan kebutuhan fisik, dukungan pada kesehatan mental dan psikososial sering kali tertinggal. Padahal, dampak psikologis bencana dapat berlangsung jauh lebih lama,” terang Diana dalam proposal program.
Berawal dari kondisi tersebut, tim UGM merancang intervensi pemulihan psikososial yang terintegrasi, yang menggabungkan respon awal di lapangan dengan penguatan sistem dukungan jangka menengah–panjang di tingkat komunitas dan pemerintah daerah.
Program ini melibatkan tim lintas jenjang di Fakultas Psikologi UGM. Selain Diana Setiyawati sebagai ketua tim, anggota dosen yang terlibat adalah Pradytia Putri Pertiwi, Ph.D. dan Dr. Marty Mawarpuri, M.Psi., Psikolog. Program juga melibatkan mahasiswa S1, magister, dan doktoral Psikologi UGM, di antaranya Yuli Arinta Dewi, S.P., M.Si., Intan Dewi Kumala, S.Psi., M.Si., Fransisca Louisiana Yudi, Rohadatul Goiyas Finandita, Naila Athifa, dan Keisha Tiara Ramadhania, yang akan terjun langsung membantu asesmen, pendampingan psikososial, edukasi, serta pengorganisasian kegiatan di lapangan.
Program pemulihan psikososial ini berfokus pada wilayah Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe dan Aceh Utara, dengan dua mitra utama:
- Yayasan Geutanyoe, yang selama ini aktif dalam kerja-kerja kemanusiaan di Aceh.
- Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe dan Aceh Utara dengan dukungan perguruan tinggi mitra Universitas Syiah Kuala.

Selain bekerja bersama relawan lokal, tim juga berkoordinasi dengan Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala untuk memperkuat integrasi dukungan psikososial dalam sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana di daerah.
Program ini memiliki beberapa komponen utama yaitu capacity building untuk relawan (Rapid Mental Health Assessment & Psychological First Aid atau RMHA & PFA), layanan langsung bagi masyarakat terdampak, serta penguatan kebijakan dan sistem dukungan psikososial daerah
Sebagai langkah awal pelaksanaan program, pada 9 Desember 2025 telah diselenggarakan pembekalan bagi para pendamping dan relawan secara daring. Dalam sesi ini, tim UGM memberikan pengantar mengenai kondisi psikososial terkini masyarakat terdampak, prinsip-prinsip dasar PFA, penggunaan instrumen RMHA, serta etika bekerja di setting kebencanaan. Kegiatan pembekalan ini sekaligus menjadi forum koordinasi teknis antara tim UGM, mitra lokal, serta relawan yang nantinya akan bertugas di lapangan.

Melalui program ini, Fakultas Psikologi UGM menegaskan komitmen untuk hadir bersama masyarakat di wilayah terdampak bencana, tidak hanya dalam fase tanggap darurat, tetapi juga untuk mempersiapkan sistem dukungan psikososial yang lebih tangguh di masa depan. Program Pemulihan Psikososial Terintegrasi pada Komunitas Terdampak Banjir di Sumatera dijadwalkan berjalan secara intensif selama fase tanggap darurat dan dilanjutkan dengan pendampingan untuk mendukung fase pemulihan dan mitigasi jangka menengah–panjang.
Penulis: Raden Roro Anisa Anggi Dinda