•  Tentang UGM
  •  Perpustakaan
  • Informasi Publik
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada
  • TENTANG KAMI
    • Selayang Pandang
    • Sejarah
    • Manajemen
    • Tenaga Pendidik
    • Tenaga Kependidikan
    • Jaminan Mutu
  • PENDIDIKAN
    • Sarjana Psikologi
    • International Undergraduate Program
    • Program Pendidikan Profesi Psikologi
    • Magister Psikologi
    • Doktor Ilmu Psikologi
  • PENELITIAN & PENGABDIAN
    • Roadmap Penelitian dan PkM
    • Penelitian
    • Publikasi
    • Pengabdian
    • Kerja Sama
  • MAHASISWA
    • Tata Perilaku Mahasiswa
    • Lowongan Magang PKS
    • Beasiswa
    • Badan Kegiatan Mahasiswa
    • Prestasi Mahasiswa
  • FASILITAS
    • Laboratorium
    • Kelompok Riset
    • Dukungan Non-akademik
  • Beranda
  • Rilis
  • Mengangkat “Lived Experience” dalam Riset Kesehatan Mental: Pembelajaran dari Ghana dan Indonesia

Mengangkat “Lived Experience” dalam Riset Kesehatan Mental: Pembelajaran dari Ghana dan Indonesia

  • Rilis
  • 25 Juni 2025, 07.37
  • Oleh: Humas
  • 0

Yogyakarta, 25 Juni 2025 – Studi terbaru berjudul “Lived experience in mental health research in Ghana and Indonesia: What have we learned?” yang ditulis oleh tim penulis yang terdiri dari:   Hannan Legend Tizaa,  .., [Diana Setiyawati, Wulan Nur Jatmika] et al., diterbitkan di jurnal PLOS Mental Health 2(6), e0000344.

Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman sembilan peneliti sebaya (peer researchers) yang memiliki pengalaman langsung dengan kondisi kesehatan mental di Ghana dan Indonesia. Mereka turut serta dalam seluruh proses penelitian, mulai dari desain, pengumpulan data kualitatif dan metode seni partisipatif, hingga analisis dan diseminasi hasil.

Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan peneliti sebaya, yakni individu dengan pengalaman hidup langsung dalam isu kesehatan mental, memberikan berbagai manfaat positif. Bagi para peneliti sebaya, partisipasi dalam riset ini berkontribusi pada pengembangan keterampilan penelitian, peningkatan rasa percaya diri, serta memberikan ruang untuk menyuarakan pengalaman pribadi mereka. Selain itu, keterlibatan ini juga menciptakan lingkungan kerja yang lebih suportif, di mana pengalaman dan perspektif mereka dihargai secara setara. Namun demikian, penelitian ini juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang signifikan. Peneliti sebaya kerap menghadapi kesulitan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dengan tanggung jawab penelitian. Masalah lain yang muncul meliputi kurangnya keamanan kerja, kontrak yang tidak fleksibel, serta ketimpangan kekuasaan antara peneliti akademik dan peneliti sebaya. Selain itu, terbatasnya pelatihan awal dan persiapan profesional juga menjadi hambatan dalam memaksimalkan kontribusi mereka secara optimal.

Sebagai bagian dari pembelajaran penting dan rekomendasi, penelitian ini mendorong pelibatan peneliti dengan pengalaman hidup sejak tahap awal desain penelitian, termasuk dalam proses perencanaan dana dan pelatihan. Ditekankan pula pentingnya menciptakan ruang yang aman dan dukungan kesehatan mental yang memadai, memastikan remunerasi yang adil dan transparan, serta menyediakan jalur pengembangan karier dan keterlibatan jangka panjang sepanjang siklus penelitian.

Mengapa hal ini penting? Keterlibatan bermakna dari peneliti sebaya membantu mendorong agenda global yang lebih inklusif di bidang kesehatan mental. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip “nothing about us without us” yang menempatkan individu dengan pengalaman langsung sebagai mitra sejajar dalam penelitian. Tak hanya itu, wawasan lokal dan reflektif yang dibawa oleh para peneliti sebaya turut memperkaya pemahaman tentang isu-isu kesehatan mental di wilayah Global South, seperti Indonesia dan Ghana.

Penelitian ini merupakan hasil dari kolaborasi internasional yang didanai oleh UKRI Arts and Humanities Research Council International Networks for Disability Inclusive Development dan melibatkan institusi-institusi ternama seperti University of Ghana, Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), University of Essex (sebelumnya dengan University of Warwick), Middlesex University London, serta dukungan dari kelompok advokasi lokal seperti Champions for Mental Health International (Ghana) dan Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Yogyakarta.

Artikel ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dengan SDG 3: Good Health and Well-being. Fokus utama artikel ini adalah isu kesehatan mental, yang merupakan bagian integral dari SDG 3, khususnya target 3.4 yang menekankan pentingnya kesehatan mental dan kesejahteraan. Selain itu, artikel ini juga berkaitan secara tidak langsung dengan beberapa tujuan SDGs lainnya. Pertama, artikel ini relevan dengan SDG 10: Reduced Inequalities, karena melibatkan pengalaman individu dengan gangguan kesehatan mental dari negara berkembang seperti Ghana dan Indonesia. Hal ini turut menyoroti ketidaksetaraan dalam akses terhadap layanan kesehatan mental serta pentingnya inklusi sosial. Kedua, artikel ini mendukung SDG 17: Partnerships for the Goals melalui pendekatan kolaboratif lintas negara dalam pelaksanaan penelitian. Praktik kemitraan internasional ini menunjukkan kontribusi terhadap pencapaian target SDG 17. Ketiga,artikel ini juga membahas aspek peningkatan kapasitas riset atau pelibatan komunitas dalam edukasi mengenai kesehatan mental, maka SDG 4: Quality Education juga menjadi relevan. Dengan demikian, kontribusi artikel ini mencerminkan pendekatan interdisipliner yang mendukung beberapa sasaran pembangunan global secara sekaligus.

Abstract

There are increasing calls for the involvement of people with lived experience in mental health research. However, to date, there are few examples of peer research conducted by people with lived experience of mental health conditions from the Global South. This paper explores the experiences of peer researchers involved in mental health research in Ghana and Indonesia. Peer researchers with lived experience of mental health conditions were employed as part of the research team to carry out qualitative and participatory arts-based research. Following this, peer researchers completed feedback forms and written reflections, as well as taking part in unstructured discussions on their experience. Together with the academic research team, themes were developed from this feedback to identify the benefits, challenges, and lessons learned from this process. Peer researchers benefited from developing skills and confidence, sharing lived experience, opportunities to engage with stakeholders, and a supportive working environment. However, they identified several challenges, including balancing care for self and others, precarious working conditions, enduring power imbalances, and limited training and preparation. Key lessons included the need to consider safety and support needs, preparation for working with participants with lived experience, meeting resource needs, and the importance of involving peer researchers across the research cycle. Based on these experiences, we identify several recommendations for peer research, particularly in Global South settings. These include involving people with lived experience in research design and costing, careful preparation and training, creating safe spaces and enabling access to mental health support, providing fair and comprehensive remuneration, creating opportunities for career development, and democratizing opportunities for participation.

Link artikel: https://doi.org/10.1371/journal.pmen.0000344

Selamat kepada bu Diana Setiyawati, mbak Wulan Nur Jatmika, dan tim penulis.

Penulis & Editor: Tim UP & Humas

Tags: fakultas psikologi ugm SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDGs

Berita Terkini

  • Raih Gelar Doktor, Haiyun Nisa Angkat Isu Psikologis Litigasi Perceraian PerempuanJuni 26, 2025
  • Mengangkat “Lived Experience” dalam Riset Kesehatan Mental: Pembelajaran dari Ghana dan IndonesiaJuni 25, 2025
  • Teliti Pemuda Rentan di Indonesia, Dosen Fakultas Psikologi UGM Raih Grant Penelitian U’GoodJuni 19, 2025
  • PT PLN (Persero) Mengadakan Kolaborasi dengan Fakultas Psikologi UGM Terkait Pengelolaan Budaya K3Juni 18, 2025
  • UPPKM Fakultas Psikologi UGM Terima Dua Asisten Peneliti dari University College London dan Leiden UniversityJuni 13, 2025
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur
Yogyakarta 55281 Indonesia
fpsi[at]ugm.ac.id
+62 (274) 550435 (hunting)
+62 (274) 550435 ext 158
psikologiugm
psikologiugm
psikologi_ugm
Kanal Psikologi UGM

TENTANG KAMI

  • Selayang Pandang
  • Sejarah
  • Manajemen
  • Tenaga Pendidik
  • Tenaga Kependidikan

INFORMASI PUBLIK

  • Daftar Informasi Publik
  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

FASILITAS

  • Fasilitas Pendidikan
  • Laboratorium
  • Kelompok Riset
  • Publikasi & Jurnal
  • Dukungan Non-akademik

MAHASISWA

  • Tata Perilaku Mahasiswa
  • Mitra Magang MBKM
  • Beasiswa
  • Badan Kegiatan Mahasiswa

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY