Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

CLSD Membangun Semangat Literasi di Kampung Suronatan melalui Pelatihan Membaca Nyaring

Pada hari Sabtu, 2 Maret 2024 pukul 08.30-11.30 WIB, Center for Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM melalui Tim The Reading Buddies mengadakan acara pelatihan read aloud atau membaca nyaring di Kampung Suronatan, Kelurahan Notoprajan, Kemantren Ngampilan, Kota Yogyakarta. Acara dihadiri oleh 19 orang, terdiri dari Kader Bina Keluarga Balita (BKB) dan orang tua yang memiliki anak usia dini. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan dan meningkatkan kemampuan para kader BKB dan orang tua dalam praktik membaca nyaring di rumah maupun di komunitas. Kegiatan pelatihan ini merupakan kelanjutan dari aktivitas membaca nyaring oleh Tim The Reading Buddies dua minggu sebelumnya, dengan tujuan agar masyarakat di Kampung Suronatan mampu secara mandiri melanjutkan aktivitas literasi ini.

Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan BKB, diikuti oleh sambutan dari moderator juga merupakan perwakilan dari CLSD, yaitu Kevin Pasquella Helian, S.Psi. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi pemateri oleh Navia Fathona Handayani, S.Psi., seorang pegiat literasi yang memiliki pengalaman luas dalam gerakan membaca nyaring. Materi yang disampaikan mencakup penjelasan tentang pentingnya membacakan nyaring, unsur-unsur buku yang perlu diperhatikan saat membaca nyaring, serta demonstrasi praktik membaca nyaring. Peserta menyimak dengan antusias untuk memahami berbagai aspek membaca nyaring yang diajarkan oleh pemateri.

Selanjutnya, acara melibatkan pembagian peserta pelatihan ke dalam empat kelompok kecil. Tujuan dari agenda ini adalah untuk mengaplikasikan materi yang telah diajarkan sebelumnya oleh pemateri. Dua orang fasilitator, Rahmita Laily Muhtadini, S.Psi., dan Riskhi Pratama Kusuma Arum Jati, S.Psi., bertugas memandu dinamika peserta di dalam kelompok kecil. Dalam proses ini, peserta diberi waktu untuk memilih buku dengan mempertimbangkan berbagai unsur seperti tema, alur, latar, dan tokoh cerita. Setiap peserta kemudian berlatih membaca nyaring di dalam kelompok kecil. Proses ini sangat penting untuk memastikan bahwa peserta memahami konsep membacakan nyaring tidak hanya di ranah pengetahuan, tetapi juga dalam ranah keterampilan.

Agenda berikutnya adalah sesi praktik membaca nyaring oleh perwakilan peserta dari masing-masing kelompok. Selain bertujuan untuk melihat kemampuan peserta setelah pelatihan, agenda ini juga dirancang untuk proses evaluasi bersama. Peserta memberikan apresiasi dan masukan terhadap sesama peserta selama proses membaca nyaring di depan kelas. Acara ditutup dengan pemberian sertifikat, doorprize, serta foto bersama.

Seluruh rangkaian acara dalam pelatihan membaca nyaring ini diharapkan dapat meningkatkan kepekaan dan kemampuan kader BKB serta orang tua. Acara ini juga diharapkan dapat membangun kemandirian bagi warga Kampung Suronatan dalam menyebarkan semangat literasi di rumah maupun masyarakat.

Sumber: CLSD UGM

Editor: Erna

Career Center Fakultas Psikologi UGM Gelar Webinar Change Management: How to Respond Uncertainty

Career Center Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan series webinar Develop Yourself  bertajuk Change Management: How to Respond Uncertainty, Jumat (22/3). Webinar ini bertujuan untuk membekali para calon pekerja ataupun yang sudah bekerja dalam menghadapi perubahan eksternal yang ada. 

“Hidup pasti dipenuhi oleh ketidakpastian. Uncertainty global yang sempat mengubah sistem dunia adalah pandemi Covid-19, contoh ini menjadi salah satu alasan perlunya sosialisasi tentang change management, sebuah cara bagaimana merespons ketidakpastian yang terjadi,” ucap Kepala Career Center Fakultas Psikologi UGM, Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Narasumber webinar, Woro Ireng Renoati, M.Psi., Psikolog yang menjabat sebagai Compensation, Benefit, and Industrial Relations Manager PT. SKK Migas menjabarkan lebih luas lagi terkait perubahan, “Selama ini kita sering menganggap perubahan hanya dilatarbelakangi oleh peristiwa negatif, seperti covid-19, bencana alam, kekeringan, konflik, dsb. Padahal, perubahan positif juga bisa terjadi, seperti contohnya kemajuan teknologi artificial intelligence (AI)”.

“Perubahan ini menjadi potensi untuk lebih mengeksplorasi lagi hal-hal apa yang dapat dilakukan agar tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Masalahnya, mayoritas manusia menghindari perubahan karena sistem limbik otak yang lebih memilih stabilitas dan kenyamanan. Belum lagi hasil riset menunjukkan bahwa sebanyak 70% perubahan yang dicengangkan gagal, terhitung hanya ada 3 keberhasilan dari 10 rencana perubahan yang ada,” lanjut Woro.

Woro menjelaskan lima langkah manajemen perubahan agar dapat mencapai kesuksesan, “Pertama harus tahu terlebih dahulu kondisi apa yang mengharuskan perubahan, kedua menginternalisasikan manfaat dari perubahan yang akan dilakukan, ketiga membekali dengan ilmu-ilmu baru yang diperlukan dalam perubahan, keempat proses implementasi perubahan, dan yang terakhir adalah pemberian hadiah atas progres pencapaian”. 

Di akhir sesi, Woro membagikan pengalamannya dalam mempraktikkan manajemen perubahan  di lingkup perusahaan selama pandemi berlangsung. 

 

Penulis: Relung

Query SDGs (Sustainable Development Goals) sebagai Pedoman Penulisan Kata Kunci Publikasi

Query adalah adalah kemampuan untuk menampilkan data dari basis data untuk diolah lebih lanjut yang biasanya diambil dari tabel tabel dalam sebuah basis data. Pengertian Query yang lain adalah pertanyaan (question) atau permintaan (order) informasi tertentu dari sebuah basis data yang tertulis dalam format tertentu.

Menurut Bedard-Vallee, James, & Roberge, (2023), sejak tahun 2018, Elsevier telah menghasilkan Query penelusuran SDG untuk membantu peneliti dan institusi melacak dan menunjukkan kemajuan dalam mencapai target SDG. Untuk tahun 2023, SDGs menggunakan Query penelusuran dan algoritma Machine learning/ML yang sama persis dengan pemetaan SDG Elsevier 2022, dengan hanya sedikit modifikasi pada lima SDG, yaitu SDG 1, 4, 5, 7, dan 14. Dalam kasus ini, Query dipersingkat menjadi menghapus daftar pengecualian berdasarkan pengidentifikasi jurnal. Daftar pengecualian ini sering kali berisi ribuan item untuk menyaring konten di jurnal yang bukan merupakan inti SDGs. Dan untuk meniru dampak pengecualian jurnal, serangkaian kata kunci digunakan untuk mencontoh dampak pengecualian jurnal terhadap konten SDG, sekaligus sangat mengurangi ukuran dan kompleksitas Query secara keseluruhan. Query yang dipersingkat ini juga memiliki manfaat tambahan yaitu berjalan lebih cepat di Scopus, sehingga memungkinkan analisis lebih lanjut terhadap data SDG dilakukan secara lebih mudah. Selain untuk melakukan penelusuran, Query SDG Scopus ini juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam penulisan kata kunci penelitian dan publikasi ilmiah. Menurut Reitz (2012) kata kunci (keyword) adalah satu kata atau frasa yang menonjol (significant) pada judul, tajuk subjek, catatan isi, abstrak atau teks sebuah tampilan pada katalog online dan basis data bibliografi, yang dapat dimanfaatkan sebagai istilah pencarian dalam pencarian bebas untuk menemukan seluruh tampilan yang memuat kata kunci tersebut.

Query SDGs 1-17 di Scopus selengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini: https://elsevier.digitalcommonsdata.com/datasets/y2zyy9vwzy/1

Penulis: Syahrul
Foto: unsplash.com

Sumber:
Bedard-Vallee, A., James, C., & Roberge, G. (2023). Elsevier 2023 Sustainable Development Goals (SDGs) Mapping. Elsevier Data Repository . doi:10.17632/y2zyy9vwzy.1
Reitz, J.M. (2012). Online Dictionary for Library and Information Science. http://www.abc-clio.com/ODLIS/

Fakultas Psikologi Sambut Angkatan Pertama Mahasiswa Baru Pendidikan Profesi Psikolog

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menyelenggarakan Orentasi Akademik Mahasiswa Baru (OA MABA) Pogram Pendidikan Profesi Psikologi, Angkatan I, secara daring pada 21-23 Maret 2024. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menyambut mahasiswa baru sekaligus memberikan pemahaman mendalam mengenai program studi melalui rangkaian materi yang disajikan.  

Setelah resmi melalui serangkaian persyaratan dan tahapan seleksi, 40 mahasiswa baru Program Pendidikan Profesi Psikologi diwajibkan untuk mengikuti seluruh rangkaian OA MABA selama tiga hari. Pada hari pertama, Kepala Program Studi, Dr. Yuli Fajar Susetyo, M.Si., Psikolog, membuka rangkaian dengan sambutan hangat dan menjelaskan rangkaian orientasi yang akan dilaksanakan.  

“Nanti akan ada beberapa materi yang bersifat soft skills, baik terkait dengan ketangguhan kemudian yang lain-lainnya, termasuk regulasi diri karena kami pandang menempuh pendidikan profesi psikolog apalagi nanti sudah masuk di wilayah praktik kerja di lapangan membutuhkan kemampuan regulasi diri dan ketangguhan teman-teman menghadapi situasi yang Anda hadapi di lapangan,” ungkap Yuli Fajar.  

Yuli Fajar menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa baru termasuklah berat, hal ini disebabkan oleh padatnya standar kurikulum yang harus ditempuh dalam waktu 1,5 tahun atau tiga semester. Kurikulum ini mengacu pada standar yang ditetapkan oleh asosiasi penyelenggara pendidikan tinggi psikologi Indonesia dan HIMPSI.  

“Kita mengacu pada standar nasional ditambah dengan standar UGM yang berbeda dengan yang lainnya,” tambahnya.  

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., yang juga menjadi salah satu pemateri, menekankan pentingnya layanan psikologi yang berbasis bukti.  

“Karena adanya pengakuan hukum, yang sekaligus menjadi dua mata pisau. Satu memberikan kepastian praktik, tapi sisi pisau yang lain adalah memaksa psikolog untuk berpraktik menggunakan kaidah elemen evidence-based practice,” kata Dekan menjelaskan mengenai tantangan Profesi Psikolog.  

Dijelaskan juga bahwa praktik Profesi Psikologi memiliki risiko tinggi, di mana setiap tahapan asesmen yang dilakukan memiliki potensi risiko. Beberapa risiko tersebut meliputi kegagalan dalam mencegah tindak bunuh diri, dampak merugikan dari keputusan yang salah, dan hasil yang tidak optimal atau bahkan merugikan karena intervensi yang tidak efektif. 

“Sikap yang harus kita lakukan, bukannya menghindari risiko dalam praktik profesi, karena nilai profesi kita akan turun, menjadi rendah. Sikap dasarnya adalah menerima risiko profesi, tetapi kita memitigasi risiko tersebut, mengendalikan risiko tersebut dengan perlindungan yang kuat, perlindungannya adalah praktik profesi yang berbasis evidence-based practice,” pesannya.  

Selama sesi orientasi selama tiga hari, para peserta juga diajak untuk mengikuti beragam materi yang disampaikan oleh dosen, staf kependidikan, dan narasumber yang ahli di bidangnya. Materi-materi yang dibahas meliputi topik Kurikulum, Keterampilan Belajar, Strategi untuk Menjadi Pembelajar Sukses, Pengenalan Sistem Informasi Akademik, Sosialisasi Laboratorium, Intervensi, dan Asesmen. 

Diharapkan, melalui orientasi ini, mahasiswa baru akan lebih siap menghadapi tantangan di lapangan serta memahami pentingnya praktik psikologi yang berbasis bukti dalam menjalankan profesi ke depannya. 

 

Penulis: Erna 

Kajian Ramadan Fakultas Psikologi UGM: Menyelami Kesehatan Jasmani dan Rohani di Bulan Suci

Fakultas Psikologi kembali menggelar Kajian Ramadan 1445 H secara bauran pada Jumat (22/3). Pada kesempatan kali ini, DR. dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger, FINASIM, SE, MM, seorang dokter spesialis berpengalaman dari RSUP Dr. Sajito, Departemen Geriatri Ilmu Penyakit Dalam, hadir sebagai pembicara utama. Ia membawakan tema “Sehat di Bulan Ramadan: Berkah dalam Kesejahteraan”, yang menghadirkan wawasan tentang pentingnya kesehatan dan keterkaitannya dengan puasa serta keberkahannya.  

Dalam tausiahnya, ia memberikan pemahaman mendalam tentang makna sehat, puasa, dan berkah kepada seluruh peserta. Sebagai seorang pakar di bidangnya, pengetahuan dan pengalamannya memberikan sudut pandang yang berharga dalam memahami pentingnya menjaga kesehatan selama bulan Ramadan. 

“Sehat ini ada banyak definisi, karena manusia itu strukturnya atas empat komponen, dimensi jasmani, rohani, sosial, dan spiritual,” ujarnya.  

Puasa memiliki keterkaitan dengan keempat komponen ini, yaitu dapat meningkatkan kondisi kesehatan. Namun, untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal, seringkali dihadapkan dengan berbagai rintangan, salah satunya adalah penyakit. 

“Tentang mengapa sakit, saya meringkaskan dari berbagai sumber yaitu bawaan lahir, defisiensi, degeneratif, psikosomatik, autoimun disease, metabolik, latrogenesis, infeksi, trauma, tumor dan kanker,” jelasnya.  

Keadaan sakit dapat disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat, seperti mengkonsumsi jenis makanan tertentu secara berlebihan. Pada kenyataannya, tubuh tidak mampu menanggung semua makanan yang dikonsumsi secara berlebihan, yang kemudian dapat menyebabkan berbagai penyakit muncul sebagai reaksi tubuh.  

“Kalau itu dari segi raga, bagaimana kita menyiasati, ya harus hidup sehat. Puasa itu salah satu rumus untuk sehat. Karena sehat itu ada rumus sembilan, dalam bahasa yang mudah diingat yaitu makan minum, tayib halal, olahraga tidak stress, lingkungan bersih dan indah, tidur cukup bertakwa, tinggalkan hal-hal tak perlu, hobi aktif bersosial,” terangnya. 

Selain menjaga kesehatan fisik, penting juga untuk merawat kesehatan jiwa. DR. Probosuseno menjelaskan bahwa mewujudkan jiwa yang sehat dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan menjalin silaturahmi, meningkatkan pemahaman tentang iman dan amal dalam Islam, rajin berzikir, mendoakan, serta membaca Al Quran. Bersyukur dan tetap optimis juga merupakan bagian penting dalam merawat kesehatan jiwa, begitu juga dengan mendoakan kebaikan untuk orang lain.  

“Kalau kita sudah puasa berkali-kali, jika setiap puasa dilakukan dengan benar maka, perbaikan tekanan darah & berat badan, pikiran makin bagus, ujut kelainan kulit semakin membaik, alat dalam makin bagus, sperma makin bagus, semuh lebih cepat, awet muda,” pungkasnya.  

Secara psikologis dan sosial, puasa dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain meningkatkan stabilitas emosi, memperkuat kendali internal, meningkatkan ketahanan terhadap stres dan kecemasan, mencegah munculnya beberapa gangguan jiwa, meningkatkan rasa aman dan kebersamaan, serta meningkatkan kepekaan sosial. 

 

Penulis: Erna 

Foto: Edwin  

Dua Mahasiswa Psikologi UGM Terjun Menjadi Relawan di Daerah Terdampak Banjir Demak

Pada hari Kamis (21/2), dua mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Relawan Psikologi Gadjah Mada (REPSIGAMA) turut serta dalam misi kemanusiaan sebagai relawan dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dua mahasiswa tersebut adalah Raisa Annisa Zahra (2022) dan Ararya Rayhan Maulana (2022).  

Banjir yang melanda sebagian wilayah Demak telah menyebabkan dampak yang cukup signifikan, termasuk korban jiwa, dan kerusakan properti. Dalam upaya memberikan bantuan dan dukungan kepada korban, Raisa dan Ararya, bersama Gelanggang Emergency Response (GER) UGM dan KAGAMA Care, telah menyelesaikan misi mereka dan kembali ke Yogyakarta pada 2 Maret 2024 lalu. 

Kepala Career Center Fakultas Psikologi UGM, Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, mengungkapkan apresiasi dan dukungannya, “Terima kasih atas keberanian dan dedikasi teman-teman relawan REPSIGAMA dalam membantu daerah yang terkena bencana. Tindakan teman-teman sebagai relawan memberikan harapan dan inspirasi bagi banyak orang. Semoga dapat membawa manfaat dan kekuatan bagi mereka yang membutuhkan”. 

Dalam misi ini, Raisa, Ararya, dan relawan mahasiswa UGM lainnya bertugas dalam penyaluran bantuan air bersih untuk pembersihan rumah warga, perbaikan sumur, dan penyediaan air siap minum di Dusun Wonorejo, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.  

Bagi Ararya, menjadi relawan merupakan panggilan hati yang didasari oleh pengalaman masa kecilnya. Pengalamannya yang sering mendampingi sang Ayah, seorang wartawan TV nasional, dalam kunjungan ke berbagai daerah bencana menjadi motivasi kuat. “Saya merasa bahwa selain saya bisa membantu warga-warga, saya juga bisa mendapatkan berbagai pembelajaran yang dapat meningkatkan baik pengetahuan saya, maupun rasa empati saya kepada orang-orang sekitar,” ujarnya pada Jumat (15/3).  

Tak jauh berbeda dengan Ararya, sejak tergabung dalam divisi Taruna Siaga Bencana REPSIGAMA, Raisa menyatakan kesediaannya untuk selalu membantu masyarakat yang membutuhkan. Motivasinya muncul dari pengalaman pribadi menghadapi bencana. “Saya sendiri pernah mengalami beberapa kali bencana, walaupun tidak terlalu besar tetapi hal tersebut selalu membuat saya sadar bahwa bantuan sekecil apapun akan berpengaruh kepada para korban bencana. Sehingga saya ingin membantu orang lain dengan kemampuan yang saya miliki, walaupun itu hanya sedikit,” terangnya.  

“Meskipun dalam penerjunan ini fokus dalam bidang revitalisasi bukan psikososial, saya harap saya dapat memberi segala kemampuan saya secara maksimal dan dapat memberi dampak positif kepada warga-warga bahkan setelah saya pergi,” tambah Ararya.  

 

Penulis: Erna 

Fakultas Psikologi Sosialisasikan Program Hibah Kreativitas Kepada Mahasiswa

Fakultas Psikologi UGM melalui Career Center menggelar Sosialisasi Program Hibah Kreativitas 2024 melalui platform daring, Zoom Meeting, pada Jumat (15/3). Acara ini bertujuan untuk mengenalkan dan membahas program hibah kreativitas tahun 2024 kepada mahasiswa aktif program Sarjana Psikologi UGM. Sosialisasi ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai penyusunan proposal hibah, serta dapat meningkatan motivasi mahasiswa untuk mengikuti program ini.  

Narasumber utama dalam sosialisasi ini adalah Patricia Nastiti Dewi (2021) dan Fathurrahman Pebriansyah (2022), keduanya merupakan penerima Hibah Kreativitas Mahasiswa 2023. Patricia dan Fathurrahman berbagi pengalaman, wawasan, tips, dan panduan terkait berbagai skema hibah yang ditawarkan. Terdapat empat skema hibah yaitu, hibah penelitian, hibah pengabdian kepada masyarakat, hibah kewirausahaan, dan hibah startup 

Kata Patricia, program hibah kreativitas merupakan sarana pembelajaran yang sangat berharga bagi mahasiswa. Pembelajaran tersebut mencakup implementasi ilmu, melatih ketajaman berpikir, sensitivitas terhadap fenomena di sekitar, serta persiapan sebelum menyusun skripsi dan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Patricia juga menjelaskan bahwa mengikuti program ini juga merupakan sarana eksplorasi diri untuk mengetahui minat dan sarana eksplorasi berbagai bidang penelitian.  

Sensing itu gimana caranya kita bisa peka, peka terhadap fenomena maupun permasalahan yang ada di lapangan, yang mau kita angkat untuk jadi topik maupun judul penelitian. Nah, terus yang terakhir ini untuk pembelajaran, latihan sebelum PKM maupun skripsi”, jelas Patricia.  

Patricia juga berbagai pengalaman dengan timnya dalam persiapan pengajuan hibah, yang dimulai ketika mereka memilih fenomena stres pasca persalinan sebagai fokus penelitian. Langkah-langkah yang dilalui termasuk pencarian literatur, penentuan topik dan judul, pemilihan dosen pembimbing, penyusunan outline penelitian, hingga akhirnya menyusun proposal penelitian dan RAB. 

“Kami pun memutuskan untuk turun ke lapangan. Bertanya kepada beberapa kenalan kami yang memang baru melahirkan untuk men-sharing-kan bagaimana pengalaman mereka menjadi seorang Ibu baru. Dari situlah kami menemukan ada kelinieran dengan fenomena yang kami temukan di social media ataupun di berita. Ternyata memang benar bahwa ibu yang baru melahirkan itu mengalami kondisi demikian,” terangnya.  

Sementara itu, Fathurrahman berbagi pengalaman mengenai hibah pengabdian kepada masyarakat yang ia dan timnya jalani. Mereka memberikan psikoedukasi tentang regulasi emosi kepada siswa sekolah dasar melalui program bernama Permainan Kartu Itik (Isi Hatiku).  

“Karena kita tahu sebenarnya sebagai anak psikologi, teman-teman juga sadar, kalau misalnya emosi itu kan sebenarnya udah kita rasain dari kita kecil. Tapi kalau dari kecil itu, kita kadang-kadang masih bingung, kadang-kadang masih emosi, masih abstrak, sebenarnya emosi ini rasanya harus dirasainnya harus gimana, terus sebenarnya emosi kita tuh ada emosi apa aja, terus juga gimana kita bisa handle atas emosi yang kita punya,” kata Fathurrahman menceritakan latar belakang tema hibahnya.  

Fathurrahman menegaskan pentingnya responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat dalam pelaksanaan program hibah ini. Ia dan timnya melaksanakan survei di sekolah-sekolah dan menyusun modul pembelajaran sebelum dapat membuat Kartu Itik.  

“Penting banget yang namanya kita datang ke masyarakat, kita datang ke satu kelompok, kita harus pahami bagaimana kelompok itu kebutuhannya apa,” ujarnya.  

Dari pengalaman Patricia dan Fathurrahman, teman-teman mahasiswa diajak untuk mencari topik yang menarik, relevan, dan implikatif, memahami ketentuan penyusunan proposal dan RAB, serta menjadi teliti dan cermat dalam setiap langkah. 

“Tentunya kita mencari topik penelitian yang menarik, relevan, dan implikatif. Yang kedua adalah memahami ketentuan penyusunan proposal dan RAB, teman-teman wajib untuk memperhatikan secara seksama dan RAB ini sewajarnya. Terus yang terakhir adalah teliti dan reviu ulang is a must,” tambah Patricia.  

 

Penulis: Erna 

Kajian Ramadan 1445 H Fakultas Psikologi: Keluarga dan Semangat Ramadan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Kajian Ramadan bertajuk “Unlock Ramadan 1445 H: Dengan Muhasabah, Hidup Lebih Berwarna”. Kegiatan ini akan berlangsung setiap pekan selama Ramadan dengan menghadirkan sejumlah tokoh dan ulama sebagai pembicara. Tokoh dan ulama tersebut adalah Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog, DR.dr. Probosuseno, SpPD-KGer, SE, MM, K.H. Syatori Abdul Rauf, dan Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog.  

Kajian Ramadan pekan pertama berlangsung pada Jumat pagi (15/3) secara bauran dengan menghadirkan pembicara Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog, dosen purnatugas Fakultas Psikologi UGM. Tema yang ia bawakan adalah “Keluargaku, Semangatku untuk Menyambut Kemuliaan Ramadan”.  

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh civitas, khususnya kajian pertama mengenai tema keluarga yang disampaikan.  

“Saya rasa ini berguna bagi semua pihak, dan yang menarik, tema pertama kita adalah keluarga. Keluarga itu kalau di dalam Alquran ada satu ayat yang kalau tidak salah seperti ini, keluarga perlu kita pelihara agar terbebas dari api neraka. Keluarga itu termasuk kita keluarga besar di Fakultas Psikologi,” ungkap Sumaryono.  

Tema-tema terkini yang relevan di keseharian akan menjadi bahasan yang diangkat dalam kajian Ramadan. Kegiatan ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman keislaman serta meningkatkan ibadah bagi civitas Fakultas Psikologi UGM di bulan suci.  

Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog, memulai ceramah dengan mengulas pengertian tentang keluarga. Ia menjelaskan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memilki peran penting dalam perkembangan kehidupan seseorang.  

“Kalau keluarganya hancur maka masyarakat, negara, bangsa itu akan hancur. Di dalam keluarga inilah individu lahir, dibesarkan, kemudian berkembang di dalam kehidupan, baik itu nanti hubungan sosial, nilai-nilai, value, aturan dan sebagainya. Oleh karena itu di Psikologi, sangat banyak kajian-kajian yang berkaitan dengan ketahanan keluarga”, jelasnya.  

Menurut Haryanto, bulan Ramadan adalah bulan keluarga yang penuh dengan momen dan waktu untuk meningkatkan kebersamaan.  

“Misalnya mulai dari sahur bersama, subuh, kajian bakda subuh, kemudian tadarus alquran, salat duha, atau menyiapkan takjil, ini adalah waktu-waktu yang bisa dipakai dalam tanda petik kalau merasa family time-nya kurang,” tambahnya.  

Haryanto menekankan bahwa semua fungsi keluarga dapat ditemukan di bulan Ramadan. Delapan fungsi tersebut meliputi fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, sosialisasi & pendidikan, ekonomi, dan pendidikan lingkungan.  

“Jadi, sekali lagi bulan ramadan bulan keluarga, sehingga menyemai value-value didalam proses berpuasa ini di dalam keluarga,” tegasnya.  

Dalam ceramahnya Haryanto juga mengingatkan tentang keutamaan, keberkahan, dan kemuliaan bulan Ramadan. “Kemuliaan ini tidak lain disandarkan kepada bulannya yaitu Ramadan, dan puasanya itu sendiri,” pungkasnya.  

 

Penulis & Foto: Erna 

Editor: Zulfikri

KKPI UGM Perdana Selenggarakan Kajian Intensif Psikologi Islam

Kelompok Kajian Psikologi Islam Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (KKPI UGM) menyelenggarakan “Kajian Intensif Psikologi Islam” perdana pada Sabtu, 9 Maret 2024. Kajian ini diselenggarakan secara bauran dengan menggabungkan ruang meeting Zoom dan ruang B-104 Fakultas Psikologi UGM. Kajian ini akan dilaksanakan selama tujuh kali pertemuan yang membahas secara komprehensif mengenai “Kurikulum Dasar Psikologi Islam”.

Kegiatan ini diselenggarakan untuk memfasilitasi individu yang memiliki ketertarikan terhadap Psikologi Islam secara lebih mendalam. Kajian perdana ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari peserta yang mencapai 168 orang dari berbagai latar belakang.

Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog sebagai narasumber membahas mengenai “The Purpose of Human Life”, yang terbagi dalam beberapa topik meliputi, Who am I?, meaning of life, morality, dan spirituality. Bagus menyampaikan maksud kehidupan adalah untuk memantaskan diri agar selamat ketika kembali kepada Allah SWT. Harapannya, peserta dapat memahami Psikologi Islam secara komprehensif sebagai pondasi dasar kehidupan.

Dinamika antara narasumber dan peserta juga dibangun dengan baik sehingga tercipta komunikasi dua arah, diskusi, dan tanya jawab yang menarik dalam acara tersebut.

“Terima kasih kepada tim penyelenggara. Saya sangat puas karena beberapa tahun terakhir saya menemukan titik kedamaian melalui psikologi Islam,” ungkap salah seorang peserta kegiatan.

Masyarakat juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap kajian intensif ini. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya permintaan untuk diselenggarakannya kajian intensif selanjutnya.

KKPI UGM terus berkomitmen untuk menyebarkan Psikologi Islam dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Informasi terkini dapat diakses melalui akun Instagram @kkpi_ugm.

 

Sumber: KKPI UGM

Fakultas Psikologi UGM Terima Kunjungan FHISIP Universitas Terbuka

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik Universitas Terbuka (FHISIP-UT) dalam rangka studi banding terkait pengelolaan manajemen, metode pengajaran, pendekatan akademis, dan kurikulum untuk pendirian Program Studi Psikologi di UT, Jumat (8/3), bertempat di ruang A-203. 

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya kolaboratif antar perguruan tinggi dalam mengembangkan dan memperluas jangkauan pendidikan psikologi di Indonesia. Delegasi yang dipimpin oleh Wakil Dekan FHISIP-UT diterima baik oleh Kepala Program Studi Sarjana Psikologi Fakultas Psikologi UGM, Dr. Ridwan Saptoto, S.Psi., M.A., Psikolog.  

“Kami mendengar bahwa Bapak Ibu berencana membuat Prodi Psikologi baru di sana, sehingga lebih baik berdiskusi saja, nanti kalau ada yang bisa saya sharing, nanti akan kami sharing-kan,” ungkap Ridwan.  

Ridwan memaparkan profil Fakultas Psikologi UGM termasuk kurikulum serta empat prodi yang ada yaitu, Prodi Sarjana Psikologi (reguler dan IUP), Prodi Magister Psikologi, Program Pendidikan Profesi Psikologi, dan Prodi Doktor Ilmu Psikologi.  

Anto Hidayat, S.IP., M.Si., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Layanan Pembelajaran, dan Kerja Sama pada FHISIP-UT memperkenalkan delegasi dosen UT yang hadir yaitu, Vica Ananta Kusuma, S.Pd., M.A., dan Pratiwi Anindita Adji, M.Hum. 

“Fakultas Psikologi yang sudah tentu menjadi salah satu benchmark untuk program studi psikologi di Indonesia, kami ingin belajar lebih banyak terkait dengan kurikulum, kemudian terkait dengan kemahasiswaan, terkait dengan kerja sama. Banyak hal yang kita siapkan tentunya, sebagai salah satu izin tentunya sebelum kita membuka program studi, kita melakukan studi kelayakan. Diawali dengan benchmarking ke program studi psikologi yang menjadi rujukan,” terang Anto Hidayat dalam sambutannya.  

Anto menambahkan lewat diskusi ini diharapkan pula bisa tercapai kerja sama dan kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, “Suatu keniscayaan tanpa kolaborasi, kita dapat mencapai tujuan kita, baik nanti di bidang pendidikan, pengajaran kemudian penelitian, dan juga pengabdian masyarakat”.  

Dalam kesempatan tersebut turut hadir Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A., Koordinator Pembelajaran dan Kemahasiswaan Program Sarjana; dan Rr. Zurida Ramawati, S.IP., M.Sc., Koordinator Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.  

 

Penulis & Foto: Erna