Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

Fakultas Psikologi UGM Wujudkan Sivitas Sehat dan Sejahtera melalui Jumat Sehat Bugar 

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berkomitmen untuk mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan sivitas akademika melalui program “Jumat Sehat Bugar” yang digelar pada Jumat (19/7). Acara ini berlangung pukul 07.30 hingga 09.30 WIB, dimulai dari Fakultas Psikologi UGM, melewati jalur Wisdom Park, dan berakhir di Wisma MM UGM.  

Sivitas Fakultas Psikologi UGM dapat memilih berbagai aktivitas fisik diantaranya, jalan sehat, bersepeda, senam, dan e-sport. Lebih dari 70 peserta yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan hadir beramai-ramai mengikuti kegiatan ini. Kegiatan yang baru pertama kali digelar ini disambut antusiasme tinggi dari peserta.  

“Acara ini sangat menyenangkan, kita olahraga dengan suasana baru, di lingkungan yang menyatu dengan alam,” ujar Santi, salah satu tendik Fakultas Psikologi UGM.  

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ima, ia berharap bahwa kegiatan ini dapat rutin dilaksanakan. “Kemarin pesertanya belum maksimal karena mungkin sudah ada agenda lain. Mungkin kedepannya bisa dirutinkan sebulan atau dua bulan sekali, jumat sehat di Wisdom Park atau tempat lainnya,” ungkapnya.   

Selain program “Jumat Sehat Bugar”, Fakultas Psikologi UGM juga menyelenggarakan kegiatan rutin setiap Jumat pagi yang dapat diikuti dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Kegiatan rutin tersebut meliputi jalan sehat, senam, bersepeda, e-sport, ping pong, dan karawitan di lingkungan fakultas.  

Melalui kegiatan ini, Fakultas Psikologi UGM berharap dapat menciptakan lingkungan kerja yang sehat, harmonis, dan penuh semangat kebersamaan.  

Penulis: Erna 

Foto: Andri

Tendik Fakultas Psikologi Gelar Maksibar: Tasyakuran dan Upaya Zero Waste

Yogyakarta, 17 Juli 2024 — Sejak beberapa hari lalu, jamaah haji Indonesia mulai kembali ke Tanah Air. Salah satu diantaranya adalah Tenaga Kependidikan Fakultas Psikologi UGM, Sunardi. Pria asli Gunung Kidul yang akrab dipanggil pak Nardi ini telah selesai melaksanakan ibadah hajinya tahun ini. Mewujudkan rasa syukur dan bahagianya, ia menggelar acara Makan Siang Bareng (Maksibar) yang dihadiri tendik dan dosen.

Pak Nardi mengundang salah satu penjual bakso terkenal di Yogyakarta, yaitu ‘bakso pak Tugiyanto Tukangan’, sebagai menu makan siang bersama kali ini. Tidak hanya sebagai rasa syukur atas kelancaran ibadah hajinya, mengundang penjual makanan secara langsung ke tempat kerja merupakan upaya pengurangan limbah bungkus makanan. Bakso disajikan langsung dari mangkok yang telah disediakan oleh pak Tugiyanto dan krunya.

Kegiatan maksibar ini memiliki poin penting dalam membangun kebersamaan dan menjalin tali silaturahmi. Membangun keakraban dalam suatu tim kerja sangatlah penting, dan hal ini dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti bertegur sapa dan mengucapkan salam.

“Maksibar disajikan prasmanan sebagai bentuk dukungan program zero waste UGM, dan menambah keakraban dengan para dosen dan tendik yang hadir”, kata Nurul Qomariyah, S.E., Koordinator Bidang Administrasi, Keuangan, dan Umum Fakultas Psikologi UGM.

Acara seperti ini juga bisa menghindari kejenuhan dalam bekerja dan mencairkan suasana kerja. Semuanya dilakukan dengan tujuan menjalin tali persaudaraan, karena kita semua menyadari bahwa setiap dari kita memiliki kelebihan masing-masing yang bisa saling melengkapi satu sama lain.

Penulis: S. Fauzi

Mahasiswa UGM dan Ubhara Jaya Berbagi Wawasan dalam Diskusi Psikologi Lintas Universitas

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyambut kunjungan Muhibah Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) pada Rabu (17/7) di Selasar Gedung D.  Kegiatan bertema “Psikologi Tanpa Batas: Muhibah Psikologi ke Yogyakarta Lintas Universitas” ini merupakan bagian dari Program Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Ubhara Jaya.

Kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang sistem keorganisasian, khususnya di Lembaga Mahasiswa (LM) Fakultas Psikologi UGM. Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat memperluas wawasan mahasiswa tentang berbagai aspek psikologi melalui pertukaran informasi dan diskusi dengan sesama mahasiswa. Selain itu, acara ini juga diharapkan dapat memperkuat jaringan kerja sama antara Fakultas Psikologi UBJ dan UGM.

Sebanyak 51 mahasiswa dan tiga dosen dari Ubhara Jaya berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang juga diikuti oleh perwakilan LM Psikologi UGM, Badan Kegiatan Mahasiswa (BKM), komunitas, dan Forum Komunikasi (Forkom) mahasiswa Sarjana Fakultas Psikologi UGM.

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini. “Selamat datang di Fakultas Psikologi UGM. Interaksi seperti ini baik untuk kita bangun, untuk terus kita lakukan. Pertemuan antar mahasiswa seperti ini akan menambah kuatnya jejaring psikologi di Indonesia. Semoga nanti bisa saling menginspirasi,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Adi Fahrudin, Ph.D., Dekan Fakultas Psikologi Ubhara Jaya, mengungkapkan harapannya untuk kegiatan ini. “Kami berharap mahasiswa kami, membuka pikiran mereka, mengembangkan interaksi, kolaborasi dengan sesama mahasiswa psikologi,” ungkap Prof. Adi.

Prof. Adi juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam era saat ini. “Kolaborasi, interaksi, dan membangun relasi adalah kunci kemajuan di era sekarang. Kami berharap kolaborasi ini tidak hanya berhenti di sini tetapi dapat berkembang ke depannya,” tambahnya.

Kunjungan ini mencakup diskusi antar mahasiswa dari kedua universitas, serta tur ke berbagai BKM dan komunitas mahasiswa di Fakultas Psikologi UGM. Para peserta saling berbagi ide, inovasi, dan kreativitas yang diharapkan dapat memperkaya wawasan kedua belah pihak.

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana

workshop-unit-publikasi-psikologi-ugm-memilih-jurnal-2024

Seleksi Jurnal yang Sesuai untuk Publikasi Artikel Ilmiah

Yogyakarta, Indonesia – Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini mengadakan workshop secara daring melalui zoom meeting tentang cara memilih jurnal yang sesuai untuk publikasi artikel ilmiah. Acara ini menghadirkan Dr. Widya Paramita, S.E., M.Sc., dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM yang juga menjabat sebagai Editor in Chief  Journal of Indonesian Economy and Business (JIEB) sebagai pembicara utama. Workshop dibuka oleh Ibu Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Psikologi.

Dalam sambutannya, Ibu Pradytia menekankan pentingnya akses terhadap pendidikan dan peran publikasi akademik dalam memajukan pengetahuan. Beliau menyoroti bahwa pemilihan jurnal yang tepat sangat penting bagi para peneliti dan akademisi yang ingin mempublikasikan temuan mereka di basis data yang bereputasi dan luas jangkauannya. “Kredibilitas, jangkauan, dan reputasi jurnal sangat memengaruhi dampak dari artikel yang dipublikasikan,” ujarnya.

Dr. Widya Paramita kemudian memaparkan langkah-langkah dalam memilih jurnal yang tepat. Beliau menjelaskan bahwa proses ini dimulai dengan mencari dan mengumpulkan jurnal potensial. Peneliti kemudian harus mempersempit pencarian dengan memilih beberapa jurnal yang sesuai dan membandingkannya. “Langkah ini penting karena pemilihan jurnal yang tepat akan meningkatkan peluang manuskrip Anda diterima,” kata Dr. Widya.

Beliau menguraikan beberapa metode untuk mencari dan mengumpulkan jurnal potensial. Metode tersebut meliputi: (1) melihat jurnal yang direferensikan dalam bibliografi artikel di bidang ilmu terkait; (2) melihat referensi naskah untuk mencari tahu di jurnal apa artikel yang dikutip itu diterbitkan; (3) berkonsultasi dengan jejaring penelitian seperti dosen pembimbing, supervisor, atau kolega; (4) melakukan pencarian jurnal dengan menggunakan kata kunci utama yang digunakan dalam manuskrip; (5) melakukan pencarian topik di basis data untuk mengidentifikasi jurnal potensial untuk publikasi; dan (6) membuat daftar target jurnal.

Dr. Widya juga memberikan kriteria untuk memilih dan membandingkan jurnal yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Kriteria tersebut meliputi: a) Tujuan dan ruang lingkup jurnal (aims and scope), b) Membandingkan artikel yang serupa pada jurnal, c) Menerbitkan artikel jurnal pada jurnal open access, d) Memperhatikan batasan (restrictions) jurnal, e) Mempertimbangkan metrik (metrics) dan reputasi jurnal, f) Memperhatikan kualitas proses peer review, dan g) Memperhatikan integritas dan etika publikasi.

Open access adalah penyediaan informasi ilmiah tanpa batas dan bebas biaya. Model ini muncul sebagai respon terhadap mahalnya biaya berlangganan jurnal yang sering kali menjadi penghalang penyebaran pengetahuan. Workshop ini menyoroti bahwa ada dua jenis open access, yaitu green open access dan gold open access.

Green open access melibatkan self-archiving, di mana penulis menyimpan versi manuskrip mereka di repositori, sehingga dapat diakses secara gratis. Di sisi lain, gold open access merujuk pada ketersediaan langsung versi akhir artikel yang diterbitkan, yang sering kali memerlukan pembayaran Article Processing Charge (APC).

APC, atau Article Processing Charge, adalah biaya yang harus dibayarkan oleh penulis kepada penerbit atau jurnal untuk proses penerbitan suatu artikel. Biasanya, biaya ini dibayarkan setelah artikel yang di-submit dinyatakan diterima untuk diterbitkan. Workshop ini juga membahas implikasi APC bagi peneliti, terutama dari negara berkembang, dan perlunya model pendanaan yang berkelanjutan.

Dr. Widya, pembicara utama dalam workshop ini, menekankan pentingnya open access dalam mendemokratisasi pengetahuan. “Open access menghilangkan hambatan keuangan yang mencegah peneliti mengakses informasi ilmiah penting. Ini sangat penting untuk mendorong inovasi dan mengatasi tantangan global,” katanya.

Selain memilih dan menemukan target jurnal yang sesuai, Dr. Widya juga memperingatkan tentang ciri-ciri jurnal predator, yang sering mengelabui para peneliti dan akademisi. “Penting untuk menyadari/mengetahui jurnal-jurnal yang termasuk dalam kategori predator ini agar tidak terjebak dalam perangkap mereka, dan perlu berhati-hati juga pada jurnal yang direkomendasikan oleh penyelenggara konferensi yang tidak berafiliasi dengan perguruan tinggi/institusi” tegasnya.

Workshop diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dimoderatori oleh Muhammad Dwirifqi Kharisma Putra, S.Psi., M.Si., di mana peserta memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan meminta klarifikasi lebih lanjut tentang topik yang dibahas.

Acara ini diterima dengan baik, dengan banyak peserta yang menyampaikan apresiasi mereka atas wawasan berharga yang diberikan.

Penulis: S. Fauzi

Workshop Visual Anthropology CICP UGM: Langkah Konkret Mendukung Pendidikan Berkualitas

Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu mitra Konsorsium Psikokultural Indonesia (KPI) ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan Workshop Development And Utilization Of Creative Teaching Resources Through Short Movies And Podcast. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk membantu dalam pengembangan materi pengajaran psikologi indigenous dan budaya melalui media seperti film pendek dan podcast.

Kegiatan ini diselenggarakan khusus untuk para anggota KPI dengan memberikan pelatihan dalam penggunaan film pendek dan podcast sebagai alat pengajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan dan motivasi mahasiswa melalui media yang lebih menarik dan interaktif. Hal ini mendukung beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals  nomor 4 yakni pendidikan berkualitas, terealisasi dalam kegiatan pelatihan kepada guru dan/atau pendidik sebagai upaya peningkatan kualitas pendidik dalam menciptakan pengajaran yang lebih kreatif dan inovatif untuk mencapai pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Robert Lemelson, Ph.D., narasumber acara yang diundang dari Departemen Antropologi Universitas California, Los Angeles. Kegiatan dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama, Jumat (12/07)  berisi pemaparan Robert tentang pengantar Short Movies dan Podcast dalam Penelitian Antropologis, dilanjutkan setelahnya pengajaran tentang media antropologi. 

“Pembuatan video dan podcast dalam penelitian memiliki kelebihan, salah satunya menangkap detail visual yang sering kali sulit diungkapkan melalui tulisan. Selain itu, kontekstualisasi juga akan lebih divisualisasikan seperti kebiasaan, nilai, dan kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujar Robert. 

Sesi kedua, Sabtu (13/07) memuat pengembangan media pembelajaran melalui film pendek dan podcast. Robert menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat pembuatan film pendek dan podcast, “Peneliti perlu memperhatikan keterampilan teknis, analisis data, dan etika dan penghormatan pada partisipan”.

Penulis: Relung Fajar Sukmawati

Psikologi Nusantara, Sudah Sampai Mana?

Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Angkringan ke-8 bertajuk Upaya Menemukenali Psikologi Nusantara, Jumat (12/7). Acara yang dilaksanakan secara daring ini bertujuan untuk merenungkan kembali upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam proses menemukenali psikologi nusantara, khususnya melalui pemikiran dekolonial. 

Olivia Hadiwirawan, Mahasiswi Doktor Ilmu Psikologi UGM hadir sebagai narasumber pada acara kali ini. Olivia mengajak peserta berpikir tentang realitas Indonesia, “Ketika menghadirkan realitas Indonesia, kita masih sering berkiblat pada naskah-naskah dekolonial yang ditulis oleh Belanda dimana Indonesia bukan menjadi subjek melainkan objek yang bergantung dengan subjek lainnya”. 

Olivia menjelaskan bahwa kehadiran suatu golongan atau negara pada suatu tempat mayoritas selalu diselubungi oleh niat politis yang mana dapat memengaruhi tempat yang menjadi objek, “Contoh kecil adalah gerakan Sekola Institute yang berawal dari tersingkirnya Orang Rimba karena kedatangan pihak tertentu yang memiliki muatan politis-ekonomis. Pendidikan dasar membuat keterpisahan peserta didik dari realitas keseharian masyarakat adat karena program dan aturan kaku dalam pendidikan sekolah formal berbeda dengan nilai-budaya di masyarakat adat. Solusinya, Sekola Institute menawarkan metode belajar kontekstual yang mampu menempatkan hakikat pengetahuan masyarakat adat sebagai subjek. Akibatnya, siswa Sekola Rimba justru dapat mengembangkan kemampuan krtitis karena memiliki kesadaran penuh tentang realitas kehidupan”.

Berbicara tentang posisi geopolitik-historis Psikologi Indonesia, Olivia menjabarkan, “Realitas yang terjadi saat ini dalam memahami manusia kita hanya berfokus pada individu itu sendiri dan cenderung mengabaikan kontribusi sistematik dan historis dalam persoalan psikologis. Padahal penyebab penderitaan juga tidak dapat dilepaskan dari akar sejarah, kultural, dan struktural yang ada”. 

“Salah satu cara untuk menempatkan kajian psikologi nusantara adalah meletakkan temuan-temuan yang sudah banyak dilakukan ke dalam narasi besar suatu bangsa dan tidak menjadikan suatu hegemoni,” ucap Olivia di akhir pemaparan materi. 

Penulis : Relung Fajar Sukmawati

Buku Karya Prof. Faturochman dan Dr. Gugup Kismono berjudul Kepercayaan Organisasional

Prof. Dr. Faturochman, M.A.,Terbitkan Buku ‘Kepercayaan Organisasional’

Yogyakarta, 12 Juli 2024 – Prof. Dr. Faturochman, M.A., salah satu Guru Besar terkemuka dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), berkolaborasi dengan Dr. Gugup Kismono, MBA., dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, telah menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Kepercayaan Organisasional’. Buku setebal 304 halaman ini, diterbitkan oleh Pustaka Pelajar, membahas konsep kepercayaan yang komprehensif dalam organisasi.

Buku ini tidak hanya berfokus pada kepercayaan internal dalam organisasi, tetapi juga mengeksplorasi organisasi sebagai objek kepercayaan dari pihak luar dan kepercayaan antar organisasi. Istilah ‘organisasional’ tidak hanya terbatas pada hal-hal internal, tetapi mencakup aspek-aspek kepercayaan yang lebih luas yang memengaruhi keberlanjutan dan efektivitas organisasi.

Salah satu aspek menarik dari buku ini adalah pembahasannya tentang organisasi sebagai objek kepercayaan dari masyarakat umum. Kepercayaan kepada organisasi publik dinilai penting karena keberlanjutannya sangat bergantung pada kepercayaan masyarakat terhadap entitas tersebut. Perspektif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mempromosikan akses yang setara terhadap pendidikan dan mendorong keragaman budaya dalam organisasi.

Prof. Faturochman menekankan bahwa kepercayaan adalah elemen fundamental dalam mencapai tujuan organisasi dan mempertahankan budaya organisasi yang positif. Beliau berargumen bahwa tanpa kepercayaan, organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif, dan kemampuan mereka untuk berinovasi dan beradaptasi terhadap perubahan akan sangat terhambat.

Dr. Gugup Kismono menambahkan bahwa buku ini juga membahas pentingnya akses yang setara terhadap peluang dalam organisasi. Beliau menyoroti bahwa menciptakan lingkungan yang inklusif di mana semua anggota memiliki akses yang setara terhadap sumber daya dan peluang adalah penting untuk membangun kepercayaan dan mencapai kesuksesan organisasi.

Buku ini juga menyinggung peran keragaman budaya dalam meningkatkan kepercayaan organisasional. Buku ini menyarankan bahwa organisasi yang merangkul keragaman budaya lebih mungkin untuk membangun kepercayaan di antara anggotanya dan pemangku kepentingan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kolaborasi dan kinerja.

Selain wawasan teoretis, buku ini juga menyediakan strategi praktis untuk membangun dan mempertahankan kepercayaan dalam organisasi. Strategi-strategi ini didasarkan pada penelitian yang luas dan contoh-contoh dunia nyata, menjadikan buku ini sumber yang berharga bagi akademisi dan praktisi.

Penerbitan ‘Kepercayaan Organisasional’ merupakan kontribusi signifikan dalam bidang studi organisasi. Buku ini menawarkan pemahaman yang komprehensif tentang dinamika kepercayaan dan memberikan wawasan yang dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan organisasi yang dapat dipercaya.

Sebagai kesimpulan, ‘Kepercayaan Organisasional’ adalah bacaan wajib bagi siapa saja yang tertarik untuk memahami peran kritis kepercayaan dalam kesuksesan organisasi. Buku ini menekankan pentingnya kepercayaan dalam mencapai SDGs, khususnya dalam mempromosikan akses yang setara terhadap pendidikan dan mendorong keragaman budaya dalam organisasi.

Penulis: S. Fauzi

Cerita Inspiratif dari Sang Pemandu Wisata

Pada pagi hari Senin kedua di bulan Juli ini, Dr. Sumaryono, M.Si., Psi., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM Fakultas Psikologi UGM menyampaikan sebuah kisah inspiratif. Kali ini beliau menceritakan tentang seorang pemandu wisata yang luar biasa bernama Iskandar. “Pak Iskandar ini berbeda dengan dengan pemandu wisata lainnya, beliau mempunyai gaya berkomunikasi yang unik ketika bersosialisasi dengan siapapun, dan sangat titen terhadap karakter masing-masing pelangganya,” ujar Dr. Sumaryono.

Dalam berbagai kesempatan baik sebelum kegiatan dilaksanakan ataupun ketika dilapangan, pak Iskandar selalu memperhatikan dan memahami keinginan dan harapan setiap pelanggan yang ikut dalam perjalanannya. Beliau melihat pelanggannya bukan hanya sebagai angka dalam kelompok, tetapi sebagai individu yang memiliki cerita, impian, keinginan masing-masing. Sentuhan pribadi ini membuatnya berbeda dari pemandu wisata lainnya.

Satu hal lain yang membuat Pak Iskandar ini berbeda adalah beliau tidak pernah menolak atau mengatakan ‘tidak bisa’ apabila ada permintaandari pelanggannya. “Baik, saya cermati dulu/saya pelajari dulu” adalah responsnya ketika menerima suatu permintaan dari pelanggannya. Sikap ini berasal dari keinginannya agar bisnis tour dan travelnya tetap eksis dalam kondisi apapun.

Dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di dunia kerja, kemampuan dan kemauan memberikan respons yang positif adalah salah satu poin yang harus dimiliki oleh para pekerja. Responsif artinya bersikap cepat dalam merespon atau menanggapi situasi tertentu. Bukan respons negatif tentunya, melainkan respons positif demi membangun hubungan yang harmonis. Peka terhadap kebutuhan pelanggan dan rekan kerja, beri dukungan, serta lakukan tindakan yang dapat membantu mereka.

Cerita Pak Iskandar adalah bukti pentingnya pendidikan untuk keberlanjutan dan pekerjaan yang layak. Dengan terus belajar dan beradaptasi, beliau memastikan bisnisnya tetap berkembang sambil memberikan pelayanan yang luar biasa kepada para pelanggannya. Pendekatannya menyoroti pentingnya memahami dan memenuhi kebutuhan orang lain, yang merupakan aspek kunci pada pembangunan berkelanjutan.

Dr. Sumaryono menekankan bahwa sikap Pak Iskandar adalah contoh bagi semua pekerja. “Dalam profesi apapun, bersikap responsif dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain dapat membawa kesuksesan dan keberlanjutan,” ujarnya. Pola pikir ini tidak hanya bermanfaat bagi individu tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Cerita Pak Iskandar menjadi inspirasi bagi semua orang untuk berusaha mencapai keunggulan dalam pekerjaan mereka. Ini menunjukkan bahwa dengan dedikasi, empati, dan kemauan untuk belajar dan memberikan layanan terbaik, seseorang dapat mencapai hal-hal besar. Contohnya mendorong orang lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka.

Sebagai kesimpulan, cerita tentang Pak Iskandar adalah pengingat kuat tentang dampak yang diberikan oleh satu orang melalui komitmen mereka untuk memberikan pelayanan yang luar biasa. Ini menekankan pentingnya pendidikan untuk berkelanjutan dan pekerjaan yang layak, serta bagaimana prinsip-prinsip ini dapat mengarah pada karir yang sukses dan memuaskan.

Penulis: S. Fauzi
Foto: https://unsplash.com

Fakultas Psikologi UGM dan USU Jalin Kerja Sama untuk Peningkatan Akademik

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Sumatera Utara (USU) menjalin kerja sama dan studi banding terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) program studi sarjana dan penelitian di magister psikologi, Selasa (10/7) di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM. Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dilakukan oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., dan Wakil Dekan III Bidang Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Kerjasama USU, Hasnida, Ph.D., Psikolog. 

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Wenty Marina Minza, MA., menekankan pentingnya kerja sama antar Fakultas Psikologi di Indonesia untuk meningkatkan kualitas akademik, “MBKM menjadi tantangan bagi seluruh universitas yang ada di Indonesia. Saya berharap, acara ini dapat menjadi momen untuk saling berkolaborasi mengurai benang kusut MBKM ini”. 

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat, dan Kerjasama USU, Hasnida, Ph.D., Psikolog., mengucapkan terima kasih atas kerja sama ini. Menurutnya, salah satu program MBKM yang harus dijalankan adalah kolaborasi dengan universitas lain.

“Apa yang kami lihat dan amati di Fakultas Psikologi UGM akan menjadi ilmu baru yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas akademik,” harap Hasnida.

Kegiatan ini mencakup pemaparan kurikulum prodi sarjana termasuk program MBKM, penelitian di magister psikologi sains, dan pengelolaan jurnal psikologi.

Tur kamps menjadi agenda terakhir dalam acara ini, mengunjungi berbagai unit yang ada di Fakultas Psikologi UGM. Di antaranya Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika (UPAP), Career Center, Center for Public Mental Health (CPMH), Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP), Center for Life-span Development (CLSD), Unit Konsultasi Psikologi (UKP), dan terakhir Laboratorium Psikodiagnostika.

Penulis : Relung Fajar Sukmawati 

Fakultas Psikologi UGM dan Pusat Psikologi TNI Jalin Kerja Sama Pengembangan Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Pusat Psikologi Tentara Nasional Indonesia (Puspsi TNI) menjalin kerja sama di bidang pendidikan, penelitian, dan asesmen psikologi. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang berlangsung Senin (8/7) di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM. Seremonial penandatanganan PKS ini dilakukan oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., dan Kepala Puspsi TNI, Laksamana Muda TNI Dr. Wiwin D. Handayani, M.Si., Psikolog.  

Dekan Fakultas Psikologi UGM menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai kontribusi bersama antara Fakultas Psikologi UGM dan TNI dalam mengembangkan ilmu dan profesi psikologi.  

“Berkontribusi terhadap apa yang menjadi misi besar bagi TNI merupakan misi besar juga bagi kami. Kami menyadari bahwa lahir dan berkembangnya ilmu dan profesi psikologi ini tidak lepas dari peran dan jasa TNI. Sejak berkembangnya psikologi di Angkatan Darat, yang kemudian melahirkan Fakultas Psikologi Unpad, sampai secara tidak langsung berkembangnya ilmu psikologi yang kita kenal sekarang” tutur Dekan menyambut baik kerja sama ini.  

Laksda TNI Wiwin menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan kerja sama yang terjalin ini. Menurutnya, kerja sama ini sangat penting untuk pengembangan ilmu dan profesi psikologi khususnya di lingkungan militer. Saat ini, Puspsi TNI yang telah terbentuk selama 2,5 tahun, bertugas pada penyiapan psikologis prajurit untuk tugas operasi.  

“Yang paling utama adalah profesi, di TNI, mau tidak mau, apalagi dengan adanya UU PLP maka pelayanan harus profesional. Tentu itu harus dilakukan oleh personel yang memiliki kualifikasi sebagai psikolog,” terang Laksda TNI Wiwin.  

Kegiatan ini mencakup diskusi kerja sama yang berfokus pada pengembangan ilmu dan disiplin psikologi, terutama dalam konteks militer, serta program-program pengembangan karir dan sosialisasi karir mahasiswa. 

Hadir dalam acara ini dari Pupsi TNI yaitu Kolonel (KH) Achmad Rivai, S.Psi., M.PPO., Psikolog, Kolonel Safruddin, Kolonel Jeffry, dan Kolonel Andri. Dari Fakultas Psikologi UGM hadir Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerja Sama, Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D., Ketua Program Profesi Program Studi Pendidikan Profesi Psikologi, Dr. Yuli Fajar Susetyo, S.Psi., M.Si., Psikolog., perwakilan Unit Pengembangan Alat Psikodiagnostika, dan perwakilan dari Career Center.  

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana