Arsip:

SDG 4: Pendidikan Berkualitas

PIONIR PRK 2024 Membawa Mahasiswa Baru Psikologi UGM Menemukan Rumah Kedua 

Sebanyak 275 mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti PIONIR Psikologi Rumah Kita (PIONIR PRK), Rabu (31/7). Acara yang berlangsung pada 31 Juli dan 1 Agustus 2024 ini merupakan bagian dari rangkaian PIONIR Gadjah Mada, dan merupakan orientasi untuk mengenalkan lingkungan serta kegiatan kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM. 

Tahun ini, PIONIR PRK mengusung tema “Bumantara Aksara”, yang memiliki makna simbolis sebagai “keluasan angkasa yang tiada tara” dan “abadi”. Tema ini menggambarkan perjalanan awal para Gadjah Mada Muda (GAMADA) Psikologi untuk tumbuh dan berkembang secara abadi dalam dinamika Fakultas Psikologi yang cerah dan hangat. 

Acara dibuka secara simbolis oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., bersama Koordinator Umum dan Wakil Koordinator PIONIR PRK, serta perwakilan mahasiswa baru. Upacara pembukaan, yang dikenal sebagai Penyusunan Pustaka Bumantara Aksara, menampilkan simbolisme lembaran pustaka Fakultas Psikologi UGM dan penyematan tiga kata: “empowerment”, “self-fulfillment”, dan “self-growth”. 

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., mengucapkan selamat kepada para GAMADA yang telah berhasil melalui berbagai perjuangan untuk menjadi bagian dari UGM. “Selamat yang pertama, selamat menjadi Gadjah Mada Muda. Selamat yang kedua, selamat datang di Psikologi. Selamat yang ketiga, selamat datang di Psikologi Rumah Kita,” ujar Dekan.  

Menjadi seorang mahasiswa psikologi UGM akan dihadapkan pada banyak tantangan studi, sehingga penting bagi GAMADA untuk menjiwai Hymne Gadjah Mada. “Hafalkan dan resapi, kalian akan menjiwai Hymne Gadjah Mada ini sampai seterusnya. Siapapun yang sudah lulus tetap disebut, tetap menyanyikan hymne yang sama, ‘kami mahasiswa Gadjah Mada’. Selamanya kalian akan menjadi pembelajar dalam identitas diri sebagai bagian dari Gadjah Mada,” pesan Dekan.  

Dekan juga menekankan bahwa Psikologi adalah “rumah” bagi mahasiswa untuk belajar, berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai insan psikologi.  

“Hari ini kalian masuk rumah psikologi, rumah dalam pengertian fisik, lingkungan Fakultas Psikologi ini menjadi rumah kalian untuk beraktivitas, untuk berdinamika, mempelajari, mendalami, menghayati ilmu psikologi. Rumah dalam pengertian mental, mulai hari ini, kalian akan belajar berpikir, bersikap, bertindak sebagai insan psikologi,” pungkasnya.  

Omar Havi Zharauri, Koordinator Umum PIONIR PRK 2024, menyampaikan bahwa tujuan utama acara ini adalah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermakna, serta memperkenalkan mahasiswa baru pada lingkungan fakultas. “Kami mengadakan acara ini buat teman-teman Gadjah Mada Muda psikologi semuanya sebagai gerbang pertama kalian di Fakultas Psikologi,” ungkap Omar. 

Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari mahasiswa baru dalam seluruh rangkaian kegiatan PIONIR PRK. “Kami berharap teman-teman Gadjah Mada Muda Psikologi bisa mengikuti acara kita dari awal sampai akhir dengan semangat yang membara,” tambahnya. 

Fakultas Psikologi diharapkan menjadi rumah kedua bagi para mahasiswa, memberikan ruang yang aman dan nyaman untuk eksplorasi diri. “Sesuai dengan slogan kita, kami juga berharap teman-teman Gadjah Mada Muda bisa menemukan Psikologi Rumah Kita sebagai rumah kedua teman-teman yang nanti akan memberikan ruang yang aman, nyaman untuk teman-teman semua melakukan eksplorasi diri,” jelas Omar. 

Sebanyak 275 mahasiswa baru, terdiri atas 235 Program Studi Sarjana Psikologi Reguler dan 40 mahasiswa International Undergraduate Program (IUP), akan mengikuti berbagai rangkaian kegiatan PIONIR PRK pada hari pertama dan kedua diantaranya, sesi Kepemanduan, Psikologi Rumah Kita, Sesi Ke-Fakultas-an, PsyTour: Faculty and Unit Tour, Pustaka Kisah, Menilik Loka Asa, Ruang Aman di Rumah Kita, dan Misi Rumah Kita.  

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana  

Dari Penelitian ke Kebijakan: Workshop Penyusunan Policy Brief CICP 2024

Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Universitas Gadjah Mada (UGM) gelar Workshop Policy Brief 2024. Workshop yang dilaksanakan di gedung A-204 ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada para peserta tentang tata cara menjadikan hasil penelitian bermanfaat di ranah praktis melalui policy brief. Policy brief sendiri merupakan dokumen yang berisi penjelasan dan analisis singkat tentang isu atau masalah kebijakan tertentu yang disertai dengan rekomendasi untuk menyelesaikan isu tersebut. 

Peserta berjumlah 20 orang dan disaring melalui beberapa persyaratan, di antaranya adalah mengirimkan naskah intisari isu berbasis penelitian yang akan menjadi bahan penyusunan policy brief, curriculum vitae singkat, dan mengisi formulir yang telah disediakan. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama, Senin (29/07) membahas tentang pengantar penyusunan policy brief dan identifikasi isu strategis dalam penyusunan policy brief. Hari kedua, Sabtu (30/07) berisi action plan dan presentasi hasil. 

Narasumber pertama, Diana Setiyawati, S.Psi., MHSc., Ph.D., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi UGM menyampaikan pentingnya hasil penelitian dibuat policy brief, Policy brief dapat dijadikan untuk meningkatkan visibilitas hasil penelitian, memfasilitasi pengambilan keputusan, dan mempromosikan dampak”.

“Permasalahan yang dapat menjadi topik dalam policy brief antara lain adalah masalah publik, fokus pada akar masalah tertentu, harus segera diselesaikan dalam bentuk kebijakan, dan penting, mendesak, dan berdasar. Hasil policy brief dapat disampaikan pada pembuat kebijakan yang relevan dengan masalah. Kemudian dapat disampaikan melalui media cetak, digital, dan lisan,” jelas Diana. Narasumber kedua yang merupakan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Dr. Nurhadi Susanto, S.H., M.Hum menyampaikan, “Sturuktur dan format penyusunan policy brief adalah judul yang menarik, pendahuluan, analisis fakta, visualisasi, rekomendasi yang realistis, dan ringkas, padat, dan mudah dibaca”.

Penulis : Relung Fajar Sukmawati

Sebanyak 27 Wisudawan/wisudawati Ikuti Pelepasan Program Pascasarjana Periode IV 2023/2024

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar acara pelepasan bagi 27 wisudawan Program Pascasarjana Periode IV 2023/2024 pada Rabu (24/7) di Hall-D. Mereka terdiri dari 16 lulusan Prodi Magister Psikologi Profesi, sembilan lulusan Prodi Magister Psikologi, dan dua lulusan Prodi Doktor Ilmu Psikologi. Acara ini mencakup pengambilan sumpah psikolog untuk Prodi Magister Psikologi Profesi.

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., dalam sambutannya mengucapkan selamat dan apresiasi atas pencapaian wisudawan. “Wisuda dan pelepasan wisuda selalu menjadi momen yang istimewa tidak hanya bagi para wisudawan, tetapi juga bagi kita semua,” ungkapnya.  

Dekan juga menekankan bahwa masa studi yang penuh tantangan sebagai mahasiswa Psikologi UGM merupakan proses pengembangan karakter dan kemampuan pribadi. “Masa studi panjang yang kalian tempuh bukan hanya sekadar waktu, tetapi merupakan proses yang menunjukkan kualitas, kemampuan keilmuan, serta ketahanan pribadi kalian,” tegasnya.

Dekan berpesan kepada wisudawan untuk memanfaatkan kesempatan dan bekal yang dimiliki, sepertihalnya wisudawan yang saat ini telah bergabung dalam jaringan alumni UGM yang tersebar di seluruh Indonesia dan luar negeri. “Ingatlah selalu bahwa kalian tetap menjadi bagian dari keluarga besar Universitas Gadjah Mada,” ujarnya.

Ia menutup sambutannya dengan harapan agar wisudawan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa melalui ilmu, gelar, serta kewenangan yang didapatkan.   

Wakil wisudawan dari Prodi Magister Psikologi, Gabriela Desy Kusumawardani, S. Psi., M.A., menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak atas dukungan selama masa studinya. “Semoga dengan segala pengalaman yang mewarnai perjalanan studi pasca sarjana ini, rekan-rekan dan saya semakin mampu melihat segala sesuatu dengan lebih dekat dan merespon segala hal di sekitar lebih bijaksana,” katanya.

Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Wilayah DIY, Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi, Psikolog, menekankan pentingnya menjaga profesionalisme dan etika dalam praktik psikologi. Ia juga mendorong para lulusan untuk terus meningkatkan kompetensi dan berkontribusi aktif dalam masnyarakat melalui keanggotan di HIMPSI. “Profesionalisme dan etika adalah landasan utama dalam praktik psikologi. Kami berharap para lulusan dapat menjaga nilai-nilai ini dalam setiap langkah karir mereka,” ujarnya.

Pada pelepasan wisuda kali ini, Mohamad Hermawan, S. H., M.M., orang tua dari Talitha Soniyya, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas pencapaian para wisudawan. “Kami sangat bersyukur dan bangga atas pencapaian yang diraih oleh anak-anak kami hari ini. Terima kasih kepada para dosen dan seluruh pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama masa studi mereka,” ungkapnya.

Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh Imam Wahyuddin, Lc. M.Phil., diikuti dengan pengambilan sumpah psikolog yang dipandu oleh Ketua HIMPSI Wilayah DIY, Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi, Psikolog, dengan disaksikan oleh para rohaniawan. Penandatanganan berita acara pengambilan sumpah dilakukan secara simbolis oleh Maharani Iasha Minarto dan Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi, Psikolog, disaksikan oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM.

Masing-masing Ketua Program Studi menyerahkan transkrip akademik kepada para wisudawan, dan Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, mengalungkan syal kepada wisudawan. Cornelius Siswa Widyatmoko juga menyerahkan sertifikat sebutan psikolog dan Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP) kepada lulusan Magister Psikologi Profesi.

Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama  Fakultas Psikologi UGM memberikan penghargaan untuk naskah publikasi tesis terbaik. Penghargaan ini diberikan kepada Raniar Imania Putri dari Program Magister Psikologi Profesi atas karyanya yang berjudul “Tendensi Depresi pada Perempuan Dewasa Awal di Indonesia: Status Perkawinan dan Status Pekerjaan sebagai Prediktor”. Raniar Imania Putri adalah mahasiswa yang dibimbing oleh Dr. rer. Pol.Bhina Patria, M.A.

Sementara itu, penghargaan untuk naskah publikasi tesis terbaik dari Program Magister Psikologi diberikan kepada Ajeng Putri Pertiwi atas karyanya yang berjudul “Pengembangan Alat Ukur Rasionalitas Individu: Skala Resistansi pada Efek Pembingkaian”. Ajeng Putri Pertiwi dibimbing oleh Rahmat Hidayat, M.Sc., Ph.D., Psikolog.

Pada pelepasan wisuda kali ini, enam lulusan Prodi Magister Psikologi memperoleh predikat cumlaude, diraih oleh Arif Budiman Al Faris, Gabriela Desy Kusumawardani, Intan Masruroh Setiawan, Kuntum Khaira Ummah, Latifa Resmiya, dan Nur Rahmat Laba.

Masa studi tercepat Prodi Magister Psikologi Profesi diraih oleh Atikah Prastowo, Nina Febrywati, dan Rahajeng Sarinastiti Budi Santoso, yaitu 2 tahun 7 bulan 12 hari. Dari Prodi Magister Psikologi diraih oleh Arif Budiman Al Fariz, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 8 bulan 18 hari.

IPK tertinggi dengan Prodi Magister Psikologi diraih oleh Intan Masruroh Setiawan, sedang pada Prodi Magister Psikologi Profesi, IPK tertinggi dengan diraih oleh Farah Nadhifa Azarine, Raniar Imania Putri, dan Talitha Soniyya.

Sedangkan untuk jenjang Program Doktor, Muchlisah dan Siti Maimunah berhasil menjadi Doktor yang diluluskan oleh Prodi Doktor Ilmu Psikologi pada periode ini.

Penulis: Erna Tri Nofiyana

Berbagi Cerita: Cita-cita Masa Kecilku

Masih ingat dengan lagu “Susan Punya Cita-Cita”? Dalam salah satu baitnya disebutkan: “Cita-citaku ingin menjadi dokter, cita-citaku ingin jadi insinyur.” Lagu itu tampaknya sangat pas menggambarkan masa kanak-kanak.

Ada apa dengan cita-cita? Bagaimana memberi begitu banyak penerang dan tenaga lebih bagi diri? Menyentuh semua itu, ternyata cita-cita tidak hanya sebatas impian. Sesungguhnya cita-cita adalah fondasi kuat untuk meraih kesuksesan di masa depan. Ibarat seberkas cahaya pemberi terang, cita-cita membawa perjalanan hidup manusia kepada titik capaiannya. Ungkapan sederhana saat kecil, ingin menjadi ini atau itu kemudian membekas dan terpatri dalam pikiran. Ternyata kesederhanaan ungkapan itu menuntun kepada jalan-jalan tujuan.

Acara cerita pagi yang diadakan di taman sisi selatan Fakultas Psikologi pada Rabu, 24 Juli 2024, menjadi bukti kekuatan cita-cita. Peserta kegiatan dari berbagai latar belakang berkumpul untuk berbagi aspirasi dan mendengarkan cerita inspiratif dari individu yang sukses. Acara ini menekankan pentingnya akses terhadap pendidikan dan pendidikan untuk keberlanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Salah satu peserta yang berkesempatan berbagi cerita pada pagi ini adalah pak Sunardi. Menurut pak Nardi, ada empat poin penting yang perlu dilakukan agar cita-cita kita dapat tercapai, yaitu 1) kuasai ilmunya dengan terus belajar, 2) niat (tentukan tujuan dan siapkan perencanaan), 3) pasrah dan selalu berprasangka baik (dengan selalu berpikir positif dan optimis bahwa cita-cita tersebut bisa kita raih, kita bisa terus maju dan mencapai tujuan tersebut), dan yang ke-4 adalah tekad yang kuat  dan percaya dengan kemampuan diri. “Dengan keyakinan diri, secara otomatis kita akan lebih gigih dan terdorong untuk mencapai cita-cita tersebut” tambah pak Nardi.

Sebagai kesimpulan, acara cerita pagi pada hari ini adalah pengingat indah tentang kekuatan cita-cita dan pentingnya pendidikan serta proses belajar yang terus berkelanjutan dari masa ke masa akan membuahkan hal baik di masa depan. Ini memperkuat gagasan bahwa dengan dukungan dan kesempatan yang tepat, setiap anak dapat mencapai cita-cita dan aspirasinya. Saat kita terus berupaya mencapai SDGs, mari kita ingat untuk memupuk, merawat dan mendukung cita-cita generasi muda.

Penulis: S. Fauzi

Foto: https://unsplash.com

Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D. Berbagi Pengalaman: Selalu Belajar Hal-hal Baru

Dalam dunia yang terus berkembang dan perubahan sistem informasi yang berubah dengan sangat cepat, pentingnya pembelajaran berkelanjutan tidak bisa diabaikan terutama yang mendukung peningkatan kapasitas diri seseorang. Senin, 22 Juli 2024, Ibu Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Psikologi berbagi cerita tentang mitos dan keinginan untuk selalu belajar hal yang baru.

Wakil Dekan yang biasa dipanggil mbak Dytia ini memulai cerita pagi dari hewan peliharaannya yang tiba-tiba sakit dan kemudian mati meskipun sempat diupayakan dibawa ke klinik hewan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Mbak Dytia yakin hal ini tidak ada kaitannya dengan ‘mitos’ yang  ada yaitu, apabila kita makan dan tidak habis maka ayam/binatang peliharaan kita akan ada yang mati. Dan ternyata  berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter hewan, ayam peliharaan mbak Dytia tersebut mati karena terserang virus,  jadi bukan karena ‘mitos’.

Dari kejadian ayamnya yang sakit ini mbak Dytia banyak belajar hal-hal baru. “Dengan terus memperoleh pengetahuan dan mencari informasi baru, kita dapat mengembangkan keterampilan, mengasah kecerdasan, serta membuka peluang untuk mencapai potensi terbaik dalam hidup,” ujarnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan untuk memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua.

Mempelajari keterampilan baru dapat memecah kebosanan rutinitas sehari-hari. “Dengan secara konsisten mendidik diri sendiri dan mencoba hal-hal baru, kita akan belajar bahwa kita mampu melakukan perubahan dan pertumbuhan, yang membuat kita tetap terbuka terhadap peluang baru dalam hidup,” jelas mbak Dytia. Pola pikir ini sangat penting dalam dunia yang berubah dengan cepat di mana adaptabilitas adalah kuncinya.

“Ketika kita berhasil mempelajari sesuatu, kita merasa lebih baik, lebih percaya diri, dan kemampuan kita untuk menangani segala macam tugas baru meningkat,” kata mbak Dytia. Peningkatan kapasitas keterampilan seseorang dapat pula meningkatkan harga diri, dimana hal ini dapat memiliki efek positif pada area lain dalam kehidupan, termasuk karier dan hubungan pribadi. Beliau juga menyarankan untuk menyisihkan waktu khusus untuk belajar hal-hal baru, menjelajahi berbagai subjek dalam kehidupan sehari-hari dan disekitar kita.

Pesan yang tercermin dari cerita pagi ini cukup jelas bahwa selalu terbuka untuk mempelajari hal-hal baru. Ini tidak hanya meningkatkan pertumbuhan kemampuan individu tetapi juga sejalan dengan tujuan yang lebih luas untuk memastikan akses pendidikan bagi semua, seperti yang diimpikan oleh SDGs.

Penulis: S. Fauzi

Fakultas Psikologi UGM dan Fakultas Psikologi UNMER Malang Bahas Pelaksanaan Magang MBKM

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari Fakultas Psikologi Universitas Merdeka (UNMER) Malang dalam rangka studi banding mengenai Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi. Kunjungan yang berlangsung pada Jumat (19/7) ini bertempat di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM. 

Kunjungan ini merupakan upaya kolaboratif untuk mempersiapkan implementasi magang yang akan segera diterapkan di Fakultas Psikologi UNMER Malang. Delegasi yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Psikologi UNMER Malang, Dr. Nawang Warsi, S.Psi., M.Si., Psikolog, diterima dengan baik oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D. 

Acara diawali dengan pemaparan oleh Wahyu Jati Anggoro, S.Psi., M.A., Koordinator Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan Program Sarjana Fakultas Psikologi UGM, yang menjelaskan proses wajib magang bagi mahasiswa semester enam serta konversi penilaian mata kuliah terkait. Dilanjutkan dengan pemaparan dari Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, PKM, dan Kerja Sama Fakultas Psikologi UGM, mengenai berbagai unit yang tersedia untuk pelaksanaan magang bagi mahasiswa. 

Kegiatan ini mencakup sesi foto bersama, penyerahan cindera mata, serta tur fakultas yang mencakup kunjungan ke beberapa unit seperti Career Center (CC), Unit Konsultasi Psikologi (UKP), Program Sarjana Internasional (S1 IUP), dan Laboratorium Psikodiagnostika. 

Hadir dalam kunjungan ini dari UNMER Malang adalah M. Untung Manara, S.Psi., MA., Ph.D., Wakil Dekan 1, Deasy Christia Sera, S.Psi., M.Si., Sekprodi Psikologi, dan Husnul Khotimah, S.Psi., M.A., tim PKKM. Sementara itu, dari Fakultas Psikologi UGM hadir Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi., Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, PKM, dan Kerja Sama, bersama beberapa staf lainnya. 

Kunjungan ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara kedua fakultas dan memberikan wawasan serta pengalaman yang bermanfaat dalam pelaksanaan program magang MBKM. 

Reportase: Edwin Gandawijaya 

Penulis: Erna Tri Nofiyana   

Foto: Edwin Gandawijaya 

Optimalkan Publikasi Hasil Penelitian GamaJPP Selenggarakan  Lokakarya Penulisan Naskah Publikasi dari Case Report

Penelitian dan publikasi karya penting bagi para akademisi maupun praktisi. Kegiatan ini berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas output penelitian, juga laporan pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Psikologi (PKPP) yang dipublikasikan di jurnal ilmiah. Namun, banyak akademisi menghadapi tantangan seperti kurangnya pengetahuan analisis dan motivasi publikasi. Untuk mengatasi ini, Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) mengadakan lokakarya penulisan naskah publikasi dari laporan PKPP atau case report pada 18-19 Juli 2024.

GamaJPP adalah jurnal ilmiah yang menerbitkan laporan penelitian intervensi untuk pengembangan psikologi sebagai ilmu dalam berbagai konteks. Tujuan kegiatan ini adalah untuk: 1) meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk menulis publikasi hasil penelitian maupun hasil laporan PKPP; 2) memberikan ruang untuk menulis dan berbagi pengalaman mengenai hal-hal teknis yang perlu dilakukan peserta yang akan mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal ilmiah; dan 3) meningkatkan kemampuan submission hasil penelitian ataupun hasil laporan PKPP ke jurnal ilmiah.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Psikologi. Diikuti secara daring oleh 140 peserta dan secara luring oleh 25 peserta terpilih. Lokakarya ini diikuti oleh dosen, mahasiswa Magister Psikologi Profesi yang sudah lulus ujian PKPP, maupun praktisi yang merupakan calon penulis potensial, baik dari UGM maupun dari luar UGM.

Publikasi laporan PKPP di jurnal setidaknya memiliki empat manfaat utama. Pertama, menarik minat peneliti lain untuk mengembangkan bidang kajian tersebut. Kedua, kualitas publikasi atau penelitian tersebut diakui oleh peneliti lain. Ketiga, nilai manfaat hasil penelitian meningkat karena pengembangan lebih lanjut oleh peneliti lain. Keempat, secara individu, nama peneliti menjadi lebih dikenal, sehingga dapat memperluas jejaring.

Penelitian dan publikasi ilmiah dapat meningkatkan profil akademisi dan praktisi baik secara akademik maupun dalam karier dan keahlian keilmuan. Akan tetapi, masih terdapat kendala yang menghambat produktivitas penulisan dan publikasi di jurnal ilmiah. Pertama, kurangnya pengetahuan dalam menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian maupun hasil laporan PKPP secara komprehensif. Kedua, kurangnya rasa percaya diri terhadap kualitas penelitian maupun laporan PKPP. Ketiga, kurangnya motivasi untuk mempublikasikan hasil penelitian atau laporan PKPP di jurnal bereputasi. Upaya ini perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah  publikasi dari hasil penelitian maupun laporan PKPP.

Kegiatan secara daring sesi 1 – Kamis, 18 Juli 2024, materi berjudul ‘Pentingnya Publikasi Case Report’ disampaikan oleh Prof. Drs. Subandi, M.A., Ph.D., Psikolog. Sesi ke-2 materi berjudul ‘Perencanaan Asesmen dan Intervensi untuk Case Report’ disampaikan oleh Dr. dr. Yunias Setiawati, Sp.KJ(K), FISCM., dipandu oleh Ibu Edilburga Wulan Saptandari, Ph.D., sebagai moderator.

Sesi 3 – Jumat, 19 Juli 2024, materi berjudul ‘Teknik Penulisan Artikel Ilmiah: Case Report’ disampaikan oleh Indira Primasari, M.Psi., Psikolog. Sesi ke-4, Penjelasan Gaya Selingkung Gadjah Mada Journal of Professional Psychology disampaikan oleh Ibu Edilburga Wulan Saptandari, Ph.D., dan materi terakhir berjudul ‘Etika Penelitian Case Report’. Sesi ke-3 hingga sesi ke-5 dimoderatori oleh Smita Dinakaramani, sedangkan sesi ke-4 dimoderatori oleh Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie.

Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya draf manuskrip publikasi hasil penelitian atau laporan PKPP yang siap untuk disubmit ke jurnal Gadjah Mada Journal of Professional Psychology.

Penulis: S. Fauzi

Fakultas Psikologi UGM dan Fakultas Psikologi UNM Bahas Best Practice Pendidikan Psikologi 

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan studi banding Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) pada Kamis (18/7), di ruang A-203. Kunjungan ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait persiapan pembentukan program pendidikan profesi psikologi serta pengelolaan program Magister Psikologi. 

Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., MSc., Ph.D., menyambut baik delegasi UNM yang dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi UNM, Dr. Resekiani Mas Bakar, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Acar ini juga dihadiri oleh para wakil dekan, ketua jurusan, serta anggota tim profesi dan staf UNM.  

“Selamat datang dan terima kasih atas kehadiran tim Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar. Pertemuan seperti ini merupakan kesempatan berharga untuk mempererat silaturahmi dan kerja sama antar perguruan tinggi. Semoga diskusi hari ini dapat memberikan pencerahan bagi pengembangan pendidikan psikologi di Indonesia,” ujar Rahmat Hidayat. 

Sesi utama kunjungan ini mencakup pemaparan mengenai penyusunan dan persiapan pembentukan program profesi, yang disampaikan oleh Dr. Yuli Fajar Susetyo, S.Psi., M.Si., Psikolog, serta pengelolaan program Magister Psikologi oleh Dr. Arum Febriani, S.Psi., M.A. Kedua pemateri memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan dan strategi dalam mendirikan program studi yang berkualitas. 

“Kedatangan kami ke UGM adalah untuk belajar dan bersilaturahmi terkait pendirian program pendidikan profesi psikologi dan juga pengelolaan Magister Psikologi,” ungkap Resekiani dalam sambutannya. 

Kunjungan ini mencakup diskusi antar kedua belah pihak, serta foto bersama, serta penyerahan cinderamata. Diharapkan, hasil dari pertemuan ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam peningkatan mutu pendidikan psikologi. 

Penuilis & Foto: Erna Tri Nofiyana 

Raih Doktor Usai Pertahankan Disertasi Perluasan Diri Pemuda Untuk Berkarya Melalui Relasi

Muhammad Zein Permana, S.Psi., M.Si., dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar doktor dari Fakultas Psikologi UGM. Dosen Fakultas Psikologi Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi, Jawa Barat ini dinyatakan lulus setelah berhasil melaksanakan ujian terbuka dengan mempertahankan desertasi berjudul Perluasan Diri Pemuda Untuk Berkarya Melalui Relasi.

Dalam ujian yang didampingi promotor, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D. dan Muhammad Najib Azca, M.A., Ph.D. selaku Ko-promotor, Muh Zein Permana menyampaikan permasalahan seputar perluasan diri dalam relasi untuk memfasilitasi pemuda dalam menghasilkan karya. Dia menyampaikan perluasan diri melalui relasi dapat membantu pemuda untuk memaknai dan memperluas relasi yang dimiliki, menentukan arah dan peran diri dalam berkarya, dan meningkatkan keterampilan interpersonal dan pandangan mereka terhadap dunia.

“Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah action research karena permasalahan yang ingin dikaji dan diteliti merupakan masalah yang cukup penting dan mendesak untuk segera diselesaikan dan membutuhkan keterlibatan dengan anak muda sebagai partisipan dalam hubungan yang kolaboratif, sekaligus membuka ruang komunikasi dalam bentuk dialog agar temuan dan luaran penelitian dapat dicapai,” ujar Muh Zein, di Ruang Sidang A203 gesung A lantai 2, Fakultas Psikologi UGM, Kamis (18/7).

Dari penelitian yang dilakukan berhasil memberikan gambaran penghayatan pemuda terhadap diri dan relasinya. Fitur eksplorasi dan mobilisasi adalah deskripsi dari bagaimana pemuda menghayati kepemudaan dari sudut pandangnya sendiri.

Fitur ini sebelumnya tidak pernah secara eksplisit dijadikan cara para akademisi untuk menjelaskan, memprediksi perilaku pemuda, akan tetapi melihat dari cara para pemuda mendeskripsikan apa yang mereka pikir, rasa, kenali, hadapi, dan mendorong terkait realitas sebagai pemuda.

“Fitur eksplorasi dan mobilisasi ini menjadi kata kunci yang mendefinisikan siapa dan seperti apa itu pemuda di Indonesia. Gambaran ini menjadi sebuah kebaruan karena kemudian mempermudah akademisi, praktisi, dan juga kemungkinan besar pemerintah untuk memiliki pisau analisa dalam menjelaskan, memprediksi bahkan untuk punya kendali pada perilaku baik secara individual, interpersonal maupun kelompok pemuda,” ucapnya.

Muh Zein berharap dari penelitiannya dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memahami penghayatan pemuda terhadap diri, relasi, peran, dan arah diri untuk berkarya. Adapun implikasi temuan dari penelitian ini adalah perlunya dukungan dan fasilitasi yang memadai dari berbagai pihak dalam membangun pemuda yang produktif dan berkarya melalui perluasan diri melalui relasi.

Penulis: Agung Nugroho
Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/raih-doktor-usai-pertahankan-disertasi-perluasan-diri-pemuda-untuk-berkarya-melalui-relasi/

Berbagi Cerita Inspiratif Dosen Muda dari Negeri Kincir Angin

Memulai studi di luar negeri adalah pengalaman yang tak ternilai. Hidup di lingkungan baru, belajar mandiri, bertemu dengan orang-orang baru, dan menghadapi budaya serta bahasa baru dapat menciptakan kenangan seumur hidup. Namun hal tersebut juga bukan tanpa tantangan. Dosen muda Fakultas Psikologi, Mbak Nisa (Dr. Rizqi Nur’aini A’yuninnisa, S.Psi., M.Sc.) dan Mas Ardian (Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., Psikolog), menyampaikan bahwa mereka perlu melakukan banyak adaptasi ketika pertama kali pindah dan tinggal di Belanda.

Belanda adalah negara dengan empat musim. Berbeda dengan Indonesia yang hanya memiliki dua musim. Bagi Mbak Nisa dan Mas Ardian, salah satu adaptasi yang cukup besar dilakukan adalah terkait perbedaan musim tersebut. Suhu yang dingin terutama di musim dingin serta cuaca di Belanda yang sering berubah-ubah menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, perbedaan musim juga berpengaruh pula dengan perbedaan waktu sholat sehingga perlu menyesuaikan, termasuk ketika berpuasa.

Di Belanda jika ingin melihat kebun tulip, bisa menuju kota Lisse dan sekitarnya ketika musim semi tiba. Ketika naik kereta antar kota, kerap kali juga kita bisa melihat padang tulip yang membentang luas di Belanda di banyak lokasi. Pada saat musim semi, bunga tulip juga banyak sekali dijual di berbagai kota di Belanda. Orang Belanda pun sangat senang dengan bunga tulip sehingga kerap juga menanam bunga tulip di halamannya atau membeli dan meletakkan di dalam rumahnya. Belanda juga terkenal dengan kincir angin yang bisa di temui di banyak kota di Belanda. Selain itu, di Belanda juga banyak ditemui bangunan-bangunan dengan arsitektur lama yang masih sangat dijaga. Pada kota-kota tertentu, kanal-kanal di Belanda juga sangat menarik untuk dikunjungi. Banyak orang yang khusus mengambil tur kanal menggunakan kapal kecil untuk menyusuri kota melalui kanal. Dalam hal transportasi, orang-orang di Belanda banyak menggunakan sepeda untuk bepergian. Hal ini mungkin bagian dari kultur di Belanda sehingga hampir tiap orang pasti memiliki sepeda.

Berbicara tentang kuliner, Belanda memiliki beberapa kuliner khas, seperti stroopwafel, bitterballen, haring, poffertjes, oliebollen, stamppot. Yang menarik, di Belanda ternyata makanan Indonesia cukup mudah ditemui karena banyaknya pendatang dari Indonesia. Ada pula toko-toko Asia yang menjual bahan makanan Indonesia cukup lengkap sehingga hal ini tentu memudahkan para mahasiswa Indonesia yang kangen dengan makanan Indonesia. Tidak hanya kecap, sambal, mie instant, namun tempe, tahu, kerupuk pun juga cukup mudah ditemukan di Belanda.

Orang Belanda dikenal cukup ramah. Orang Belanda biasa menyapa orang dengan sapaan sederhana, seperti “hallo”, “hoi”, “morgen”. Menjadi sangat berkesan bagi Mbak Nisa dan Mas Ardian memiliki teman dari Belanda sehingga dapat banyak belajar mengenai kebiasaan dan budaya yang berbeda di sana.

Salah satu tips yang disampaikan oleh Mbak Nisa dan Mas Ardian ketika hidup di negeri orang adalah pentingnya untuk bisa beradaptasi, tangguh, ulet, dan selalu bersyukur. Rasa syukur tidak henti-hentinya dipanjatkan oleh keduanya karena dapat dipertemukan dengan orang-orang baik di Belanda yang banyak membantu mulai dari mencari tempat tinggal/apartemen, mengurus surat izin tinggal, mengurus asuransi, ataupun hal-hal lainnya.

Hal lain di Belanda yang disampaikan Mbak Nisa dan Mas Ardian adalah mengenai sistem kesehatan di sana, salah satunya ketika hamil dan melahirkan di Belanda. Berdasarkan pengealaman Mbak Nisa dan Mas Ardian, peran bidan sangatlah besar di Belanda dimulai dari pemeriksaan kehamilan sampai dengan persalinan. Proses persalinan di rumah juga merupakan hal yang sudah menjadi hal yang biasa dan banyak ditemukan di Belanda. Selain peran bidan, ada pula bantuan dokter atau spesialis, terutama ketika pasien memiliki kasus medis khusus dan membutuhkan referral. Ada tradisi yang menarik di Belanda ketika seseorang baru saja melahirkan. Ketika bayi yang dilahirkan adalah laki-laki, maka biasanya keluarga akan menyediakan muisjes (a traditional Dutch bread topping) berwarna biru dan putih. Namun jika bayi yang lahir adalah perempuan, maka biasanya keluarga akan menyajikian muisjes berwarna pink dan putih.

Hal menarik lainnya yang dibagikan adalah bahwa hampir di setiap kota seringkali ada festival “Pasar Malam”. Dalam festival tersebut, banyak dijumpai wahana-wahana permainan yang serupa dengan di Indonesia, seperti bianglala, bombom car, rumah hantu, komidi putar, dan lain sebagainya. Ada pula beberapa kedai yang menjual snack-snack, termasuk terkadang dijumpai pula kedai yang menjual kuliner Indonesia. Hal ini cukup menarik karena banyaknya orang Indonesia yang tinggal di Belanda atau memiliki relasi dengan Indonesia, entah keluarganya, teman, atau bahkan orang Indonesia sendiri. Selain itu, banyak juga orang Jawa (Suriname) yang masih fasih berbahasa Jawa tinggal dan menetap di Belanda.

=

Penulis: S. Fauzi