Arsip:

SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera

Tendik Fakultas Psikologi Gelar Maksibar: Tasyakuran dan Upaya Zero Waste

Yogyakarta, 17 Juli 2024 — Sejak beberapa hari lalu, jamaah haji Indonesia mulai kembali ke Tanah Air. Salah satu diantaranya adalah Tenaga Kependidikan Fakultas Psikologi UGM, Sunardi. Pria asli Gunung Kidul yang akrab dipanggil pak Nardi ini telah selesai melaksanakan ibadah hajinya tahun ini. Mewujudkan rasa syukur dan bahagianya, ia menggelar acara Makan Siang Bareng (Maksibar) yang dihadiri tendik dan dosen. read more

Cerita Inspiratif dari Sang Pemandu Wisata

Pada pagi hari Senin kedua di bulan Juli ini, Dr. Sumaryono, M.Si., Psi., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM Fakultas Psikologi UGM menyampaikan sebuah kisah inspiratif. Kali ini beliau menceritakan tentang seorang pemandu wisata yang luar biasa bernama Iskandar. “Pak Iskandar ini berbeda dengan dengan pemandu wisata lainnya, beliau mempunyai gaya berkomunikasi yang unik ketika bersosialisasi dengan siapapun, dan sangat titen terhadap karakter masing-masing pelangganya,” ujar Dr. Sumaryono. read more

Integrasi Clinical Hypnosis dan Neuroscience

Integrasi Clinical Hypnosis dan Neuroscience: Eksplorasi dan Aplikasi dalam Workshop HGI Studio

Kelompok penelitian Fakultas Psikologi UGM yang tergabung dalam Hypnotic Guided Imagery and Transpersonal Research Studio(HGI Studio) menggelar workshop bertajuk “Clinical Hypnosis dan Neuroscience: Membaca EEG dan Aplikasinya dalam Psikologi” pada Jumat (21/6), di Ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM. Workshop ini menjadi bagian pertama dari tiga rangkaian yang bertujuan mengeksplorasi keilmuan terkait bidang clinical hypnosis.   read more

Fakultas Psikologi UGM dan Universitas Sydney Berkolaborasi dalam Field School dengan Tema Kesehatan Mental

Universitas Sydney bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan program field school singkat selama 1.5 jam dengan tema Kesehatan Mental di Indonesia dan Akses Layanan Kesehatan Mental, Rabu (19/6). Kegiatan yang dilakukan di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang isu kesehatan mental di Indonesia.  read more

Sebanyak 69 Wisudawan/wisudawati Ikuti Pelepasan Program Sarjana Periode III 2023/2024

Sebanyak 69 wisudawan/wisudawati Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti pelepasan Program Studi Sarjana Psikologi Periode III Tahun Akademik 2023/2024 di Hall-D Fakultas Psikologi UGM, Rabu (22/5). Wisudawan terdiri dari 60 program reguler dan sembilan dari International Undergraduate Program (IUP). Dari jumlah tersebut, 54 wisudawan meraih penghargaan akademik dengan predikat pujian. read more

kajian-ramadan-Ratna Syifaa Rachmahana

Kajian Ramadan: Menggali Makna Metamorfosa Menuju Hidup Lebih Berwarna

Di penghujung bulan Ramadan, Fakultas Psikologi UGM menggelar Kajian Ramadan 1445 H terakhir secara bauran pada Jumat (5/4). Kajian keempat kali ini menghadirkan Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog, dari Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Fakultas Psikologi UGM yang menyampaikan materi bertajuk “Metamorfosa Ramadan Menuju Hidup Lebih Berwarna”.

Dalam kajian tersebut, Ratna mengejak peserta untuk kembali memahami makna metamorfosa kaitannya dengan Ramadan, yang dimaknai sebagai proses seorang muslim menjadi lebih baik.

“Proses metamorfosa adalah i’tibar bagi kita, bahwa siapapun kita bisa menjadi lebih daik, dengan proses belajar di madrasah Ramadan,” terang Ratna.

Ratna menjelaskan proses metamorfosa dari ulat menjadi kupu-kupu sebagai dua hal yang berbeda. Ulat cenderung dihindari karena dianggap merugikan, sedangkan kupu-kupu indah dan dianggap mulia. Perbedaan ini dianalogikan dengan diri manusia, sebuah himbauan untuk tidak merusak dan merugikan orang lain layaknya ulat, serta menghindari kerakusan layaknya kupu-kupu.

“I’tibar apa kepada diri kita? Bahwa kita itu sebagai manusia jangan sampai merugikan orang lain,” tegasnya.

Melalui fase metamorfosis, ulat akan berubah menjadi kepompong, yang menjauhkan diri dari makan dan minum, serta menutup diri dari dunia luar. Fase ini dianalogikan dengan muslim yang i’tikaf di bulan Ramadan.

“Ramadan melatih kita untuk menahan diri dari nafsu, banyak bermuhasabah, memohon ampun dengan memperbanyak sunnah, serta memberikan sebagian kenikmatan sedekah dan zakat,” jelas Ratna.

Ratna menyampaikan bahwa terdapat dua bentuk ibadah, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.

“Ibadah mahdhah, Ibadah yang segala tata caranya diatur oleh Allah dan Rasul. Kita tidak boleh mengotak-atik aturan lainnya, misalnya salat. Sebaliknya ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang semua boleh, kecuali yang dilarang,” jelasnya.

Ibadah puasa Ramadan, lanjut Ratna, telah diatur oleh Allah SWT. Sebagaimana tertuang pada surat At-Tin ayat 4-6, Ratna menjelaskan bagaimana kedudukan manusia sebagai sebaik-baiknya ciptaan Allah. Kedudukan manusia juga dapat menjadi rendah bila tidak berhati-hati. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi pada orang yang beriman dan beramal saleh.

Puasa dimaknai sebagai perisai, dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah kontrol diri yang menjadi pelindung dari hal-hal negatif.

“Bulan Ramadan diharapkan mampu menjadi perisai kita untuk lebih baik kualitasnya, meningkatkan kualitas diri kita sehingga menjadi pribadi yang lebih menyenangkan seperti kupu-kupu,” lanjutnya.

Selanjutnya, Ratna menjelaskan tiga kriteria muslim yang disayang Allah SWT, yaitu orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, orang yang mendidikan salat lima waktu dan salat tahajud di malam hari sebagai wujud syukur kepada Allah, dan orang yang berhasil dalam puasanya.

“Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah, senantiasa bermetamorfosis lebih baik kepada ketaaatan kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya,” pungkas Rita menutup materinya.

 

Penulis: Erna