Arsip:

fakultas psikologi ugm

publikasi-sesi mentoring yang berfokus pada penulisan laporan kasus

Gama JPP Selenggarakan Mentoring Menulis Laporan Kasus

Pada hari Jumat, 16 Agustus 2024, Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM mengadakan sesi mentoring yang berfokus pada penulisan laporan kasus. Kegiatan mentoring ini bertemakan “Dari Ruang Praktik ke Jurnal Ilmiah” dan dihadiri oleh 20 peserta yang dibagi menjadi 5 kelompok kecil, masing-masing didampingi oleh seorang mentor. Kelima mentor tersebut adalah Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Ph.D., Psikolog; Dr. Muhana Sofiati Utami, M.Si., Psikolog; Sutarimah Ampuni, Ph.D., Psikolog; Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si., Psikolog, dan Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D., Psikolog.

Mentoring dalam penulisan adalah pendekatan yang melibatkan bimbingan secara personal antara seorang mentor berpengalaman dan seorang atau beberapa penulis. Dalam sesi mentoring ini, peserta mendapatkan perhatian khusus dan bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Setiap penulis bekerja satu per satu dengan mentor mereka, yang memberikan umpan balik konstruktif, saran, dan wawasan berharga untuk membantu meningkatkan keterampilan menulis mereka.

Kegiatan mentoring ini merupakan lanjutan dari workshop yang diselenggarakan oleh Gama JPP pada bulan Juli lalu. Salah satu tujuan utama dari sesi ini adalah untuk menjaring naskah berkualitas yang nantinya akan diterbitkan di Gama JPP. Sesi pertama di setiap kelas diawali dengan presentasi dari peserta, dilanjutkan dengan sesi diskusi, dan kemudian sesi menulis mandiri. Sesi terakhir dari kegiatan ini adalah pemberian umpan balik dan reviu pencapaian target penulisan dari para mentor kepada semua peserta.

Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kegiatan ini menekankan pentingnya layanan dasar seperti akses pendidikan dan kesetaraan dalam kesempatan belajar. Dengan menyediakan platform bagi penulis yang bercita-cita tinggi untuk mengembangkan keterampilan mereka, Gama JPP berkontribusi pada peningkatan literasi dasar dan akses pendidikan di dalam komunitas akademik.

Selain itu, kegiatan ini juga berfokus pada praktik konsumsi yang bertanggung jawab. Untuk mengurangi sampah, penyedia jasa konsumsi menyajikan konsumsi dalam wadah yang dapat digunakan kembali, mempromosikan keberlanjutan dan mengurangi dampak lingkungan. Inisiatif ini sejalan dengan seruan SDGs untuk pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Sesi mentoring ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga membangun rasa kebersamaan di antara peserta. Dengan bekerja dalam kelompok kecil, peserta dapat berbagi pengalaman dan belajar satu sama lain, menciptakan lingkungan inklusif yang mempromosikan kesetaraan dan kolaborasi.

Saat peserta terlibat dalam diskusi dan latihan menulis, mereka didorong untuk berpikir kritis tentang laporan kasus mereka dan bagaimana kontribusi mereka terhadap bidang psikologi yang lebih luas. Praktik reflektif ini sangat penting untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang materi dan meningkatkan kualitas karya mereka.

Para mentor memainkan peran penting dalam membimbing peserta melalui proses ini, menawarkan keahlian dan wawasan mereka untuk membantu membentuk tulisan peserta. Keterlibatan mereka tidak hanya memberikan pengetahuan berharga tetapi juga menginspirasi peserta untuk berusaha mencapai keunggulan dalam upaya akademis mereka.

Sebagai kesimpulan, sesi mentoring yang diselenggarakan oleh Gama JPP di Fakultas Psikologi merupakan langkah signifikan menuju promosi pendidikan berkualitas dan membangun budaya menulis di dalam komunitas akademik. Dengan fokus pada keterampilan dan praktik berkelanjutan, kegiatan ini berkontribusi pada pencapaian SDGs, terutama dalam bidang pendidikan, kesetaraan, dan konsumsi yang bertanggung jawab.

Penulis: S. Fauzi

Angkringan 10 : Dekolonisasi dalam Narasi Hubungan Makassar-Marege di Indonesia dan Australia

Menyambut kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Angringan 10 bertajuk “Dekolonisasi dalam Narasi Hubungan Makassar-Marege di Indonesia dan Australia. Webinar online yang diadakan pada hari Jumat (16/08) ini mengundang Co-founder Marege Institute, Fikri Yathir, sebagai narasumber untuk berbagi pengalaman refleksivitasnya dalam memilih dan memilah sumber, data, dan temuan dalam penelitian dengan isu dekolonisasi.

Fikri membahas pentingnya perspektif dalam memahami dekolonisasi, “Perspektif berbeda dengan representatif. Representatif cenderung memandang hal fisik yang tampak sebagai perwakilan dekolonisasi, sementara perspektif melibatkan sudut pandang tertentu untuk memahami atau memaknai sesuatu dengan menyimak teks dan konteks”.

Aspek pengakuan juga penting dalam kajian dekolonisasi, Fikri menjelaskan, “Dekolonisasi tidak resmi terjadi tanpa adanya pengakuan dan keberpihakan. Contoh sederhana adalah pengakuan suku Amborigin di Australia dengan mengibarkan bendera Amborigin di hampir semua gedung-gedung pemerintahan”.

“Dalam konteks narasi hubungan Makassar-Marege di Indonesia dan Australia, saya mengangkat cerita Saribanong yang berkontribusi mempertemukan dua negara lagi pada tahun 1986 setelah 79 tahun tidak berinteraksi sejak berlakunya peraturan pemerintah yang menetapkan pajak bagi pelaut yang memasuki pelayaran teripang. Sayangnya, cerita tentang Saribanong tidak pernah ada di literasi manapun,” lanjut Fikri.

Aspek terakhir yang tidak kalah penting dalam diskursus dekolonisasi adalah kurasi. Fikri menerangkan, “Hal pertama yang saya kurasi adalah diri sendiri karena saya berperan sebagai orang Makassar sekaligus peneliti. Oleh karena itu, saya harus berusaha keras untuk menghulangkan bias-bias yang ada”.

“Literatur juga perlu dikurasi, mencari yang sesuai dengan topik pembahasan riset. Selanjutnya yang perlu dikurasi ada teks, konteks, History vs history, past history vs recent history, arsip empiris, dan arsip memori”.

Fikri menegaskan di akhir webinar, “Proses dekolonisasi bersifat berkelanjutan agar selalu relevant. Tugas peneliti adalah menghadirkasi narasi-narasi pembanding atau naratif karena dekolonial bukan hanya dekonstruksi namun juga rekonstruksi. Refleksi personal penting karena ini akan menentukan sudut pandang, keberpihakan, pemilihan keputusan, dan cara bekerja. Jadi tidak hanya berdampak personal tapi juga profesional”.

 

Penulis : Relung Fajar Sukmawati

Disiplin dan Kerja Keras dalam Bekerja sebagai Wujud Pengamalan Nilai-nilai Kepramukaan

Yogyakarta, 14 Agustus 2024 – Salam Pramuka! Pada hari ini, sebuah acara penting berlangsung di Taman Sisi Selatan Fakultas Psikologi, Sussanti, salah satu tendik Fakultas Psikologi berbagi cerita berharga tentang nilai-nilai  kepramukaan. Acara ini bertujuan untuk menekankan pentingnya disiplin dan kerja keras dalam bekerja sebagai komponen penting dalam pengembangan karakter.

Nilai-nilai kepramukaan adalah prinsip-prinsip positif yang ditanamkan kepada anggota melalui Tri Satya dan Dasa Dharma. Tri Satya berfungsi sebagai janji yang mencerminkan nasionalisme dan tanggung jawab sosial anggota pramuka, sementara Dasa Dharma adalah kode moral yang harus dihafal, dipahami, dan dipraktikkan untuk membentuk karakter yang baik. Nilai-nilai ini bukan sekadar teori; nilai-nilai tersebut adalah pedoman praktis yang membentuk perilaku dan pola pikir setiap anggota pramuka.

Nilai-nilai kepramukaan mewakili proses pendidikan yang terjadi di luar lingkungan sekolah dan keluarga. Ini melibatkan kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis, sering dilakukan di alam terbuka. Tujuan akhirnya adalah untuk membentuk karakter, moral, dan budi pekerti luhur di kalangan generasi muda.

Dalam konteks kepramukaan, kegiatan pembentukan karakter menekankan sifat-sifat seperti percaya diri, kepatuhan pada aturan sosial, menghargai keberagaman, berpikir logis dan kritis, kreativitas, kemandirian, keberanian, ketekunan, disiplin, visi, kesederhanaan, semangat, dinamisme, pengabdian, ketertiban, dan konstruktivitas. Sifat-sifat ini sangat penting untuk pengembangan pribadi dan berkontribusi pada pencapaian SDGs, terutama dalam bidang kesetaraan dan akses pendidikan.

Disiplin dan kerja keras sangat penting dalam dunia kerja dan dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin dan kerja keras menjadi fondasi untuk mencapai cita-cita seseorang. Dalam dunia pendidikan, tingkat disiplin dan kerja keras yang tinggi sangat diperlukan, ini mencerminkan karakter yang kuat, memungkinkan individu untuk menghadapi tantangan dan mengejar tujuan dengan tekad yang kuat.

Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perilaku individu, kelompok, atau masyarakat. Ini melibatkan kepatuhan terhadap aturan, ketentuan, etika, norma, dan standar yang berlaku. Kepatuhan terhadap disiplin ini mendorong individu menuju kesuksesan yang diharapkan.

Dari berbagai sudut pandang, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah tindakan untuk mengembangkan integritas moral dalam individu sambil menghormati sistem yang diatur oleh aturan dan ketentuan. Kesadaran diri dan kepatuhan sukarela ini sangat penting untuk pertumbuhan pribadi dan harmoni sosial.

Di sisi lain, kerja keras berarti usaha yang dikeluarkan untuk mencapai hasil yang optimal. Karakter kerja keras erat kaitannya dengan kinerja individu. Kinerja adalah hasil dari proses kerja, mencakup pencapaian, pelaksanaan, dan hasil keseluruhan. Mereka yang menginginkan kesuksesan harus memulai dengan komitmen yang kuat terhadap kerja keras dan disiplin, karena kedua kualitas ini tidak dapat dipisahkan dan harus menjadi prinsip dasar dalam hidup, termasuk juga saat bekerja dalam organisasi/institusi.

Sebagai kesimpulan, acara di Taman Sisi Selatan Fakultas Psikologi ini menyoroti pentingnya disiplin dan kerja keras dalam mengamalkan dan menghayati nilai-nilai kepramukaan. Mengadopsi prinsip-prinsip ini tidak hanya membentuk karakter kita tetapi juga akan berkontribusi pada performa kinerja institusi dan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan setara, yang pada akhirnya bekerja menuju lingkungan yang lebih baik untuk semua.

Penulis: S. Fauzi
Gambar: https://unsplash.com

Dekan Fakultas Psikologi UGM mengimbau untuk senantiasa menjaga dan menghargai nama baik institusi

Di era di mana reputasi institusi pendidikan sangat penting, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) secara konsisten mengadakan kegiatan berbagi pengetahuan (sharing knowledge) secara daring seperti yang dilaksanakan pada hari Senin, 12 Agustus 2024, yang berfokus pada pentingnya menjaga dan menghormati nama baik institusi, materi  disampaikan oleh Dekan Fakultas Psikologi. Inisiatif menjaga nilai-nilai institusi dan menghindari perilaku merugikan sangat penting dalam membentuk karakter unggul dan menciptakan citra positif di dalam sebuah komunitas.

 “Dasar dari karakter yang unggul sangat penting bagi individu untuk berkontribusi positif pada masyarakat dan mengembangkan kepribadian yang bermartabat. Komitmen semua anggota civitas akademika dan staf untuk menjaga nama baik institusi dan integritas pribadi setiap individu menjadi langkah penting dalam membentuk karakter yang mencerminkan integritas, etika, dan nilai-nilai positif” ujar Dekan Fakultas Psikologi.

Integritas, sebagai salah satu pilar utama dalam pembentukan karakter, melibatkan sikap jujur dan konsisten dalam tindakan sehari-hari. Semua anggota organisasi didorong untuk berbicara dengan jujur, menghadapi tantangan dengan integritas, dan menerima tanggung jawab atas kesalahan yang mungkin pernah dibuat. Dalam pendidikan tinggi, integritas menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun kepercayaan antara mahasiswa, dosen, staf, dan seluruh anggota komunitas pendidikan. Hal ini sejalan dengan tujuan SDGs yang mendorong kesetaraan kesempatan dan akses pendidikan, memastikan bahwa semua individu dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung.

Komitmen seluruh anggota civitas akademika untuk menghindari perilaku negatif juga menjadi kunci dalam membentuk karakter yang kuat. Setiap orang harus belajar mengendalikan diri dan menjauh dari godaan perilaku yang tidak etis atau merugikan. Dalam lingkungan pendidikan yang positif, seluruh anggota civitas akademika didorong untuk memahami konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi citra institusi dan kesejahteraan seluruh komunitas.

Dalam konteks pendidikan tinggi, peran aktif pendidik dan staf sangat penting. Kampus harus menciptakan lingkungan yang mendorong mahasiswa untuk berkomitmen pada nilai-nilai positif dan memberikan teladan yang baik dalam setiap tindakannya. Program pendidikan karakter yang terintegrasi dalam kurikulum dapat membantu mengajakan nilai-nilai moral dan etika kepada mahasiswa secara konsisten, mendorong kreativitas dan inovasi dalam kehidupan pribadi dan akademis mereka.

“Untuk mencapai visi pembentukan karakter unggul melalui komitmen menjaga nama baik institusi, kolaborasi dengan orang tua dan masyarakat sangat penting. Orang tua memiliki peran sentral dalam membentuk karakter anak-anak mereka di rumah dan mendukung nilai-nilai yang diajarkan di kampus. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung perkembangan karakter mahasiswa di luar lingkungan kampus” kata Dekan Fakultas Psikologi.

Kegiatan berbagi pengetahuan ini menyoroti pentingnya layanan dasar dalam pendidikan, menekankan bahwa akses terhadap pendidikan berkualitas adalah hak fundamental bagi semua. Dengan memastikan akses dan kesempatan yang setara, institusi dapat menciptakan lingkungan di mana setiap individu dapat berkembang, terlepas dari latar belakang yang berbeda. Komitmen terhadap non-diskriminasi ini sejalan dengan SDGs, mempromosikan inklusivitas dan keberagaman dalam kerangka pendidikan.

Lebih lanjut Dekan Fakultas Psikologi menyampaikan bahwa integrasi teknologi dalam pendidikan dibahas sebagai cara untuk meningkatkan pengalaman belajar dan mempromosikan inklusi finansial. ‘Dengan memanfaatkan teknologi, setiap individu dapat mengakses berbagai sumber daya yang dapat membantu dalam pengembangan akademik dan pribadinya. Pendekatan ini tidak hanya mempersiapkan individu untuk pekerjaan yang layak tetapi juga membekali individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk masa depan yang berkelanjutan”.

Sebagai kesimpulan, kegiatan berbagi pengetahuan di Fakultas Psikologi UGM ini menjadi pengingat akan tanggung jawab kolektif untuk menjaga nama baik institusi. Dengan membangun budaya integritas, perilaku etis, dan kolaborasi di antara civitas akademika, staf, orang tua, dan masyarakat, institusi dapat memastikan bahwa ia tetap menjadi mercusuar keunggulan dalam pendidikan. Komitmen ini tidak hanya menguntungkan institusi tetapi juga berkontribusi pada tujuan yang lebih luas dalam pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan sosial.

Penulis: S. Fauzi

Jumat Sehat Bugar Fakultas Psikologi Kunjungi Instalasi Toyagama

Jumat, 9 Agustus 2024, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan acara “Jumat Sehat Bugar” yang rutin dilaksanakan setiap Jumat pagi, adalah sebuah program yang dirancang untuk mempromosikan kesejahteraan di antara dosen dan staf. Inisiatif ini dikoordinasikan oleh tim Health Promotion University (HPU) dengan tujuan meningkatkan semangat kerja dan produktivitas serta mempererat hubungan antar karyawan di luar konteks pekerjaan.

Instalasi SPAM Toyagama merupakan langkah signifikan menuju pengelolaan air yang berkelanjutan di kampus. Fasilitas ini mencerminkan semangat pemanfaatan produk dalam negeri dan menekankan kesadaran lingkungan, mencerminkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Dengan mengunjungi fasilitas ini, Fakultas Psikologi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya akses air bersih dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Restu Tri Handoyo, ketua HPU Fakultas Psikologi, menyatakan bahwa kunjungan ke Toyagama bukan hanya kesempatan untuk mempromosikan kesehatan fisik, tetapi juga untuk mendidik staf tentang pentingnya praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. “Kami percaya bahwa pendidikan untuk keberlanjutan sangat penting, dan dengan memahami signifikansi air bersih, kami dapat berkontribusi pada lingkungan yang lebih sehat,” ujarnya.

Selama kunjungan, peserta diberikan tur fasilitas Toyagama, di mana mereka belajar tentang proses pemurnian dan distribusi air. Semua peserta sangat terkesan dengan teknologi yang digunakan untuk memastikan bahwa air memenuhi standar kesehatan, menyoroti pentingnya investasi dalam layanan dasar yang mendukung kesejahteraan komunitas.

Acara ini juga berfungsi sebagai platform bagi karyawan untuk terlibat dalam diskusi tentang isu-isu lingkungan dan peran air bersih dalam mempromosikan kesehatan. Peserta berbagi pemikiran tentang bagaimana mereka dapat mengintegrasikan praktik berkelanjutan ke dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka, memperkuat gagasan bahwa setiap orang memiliki peran dalam mencapai SDGs.

Selain mempromosikan kesehatan fisik dan kesadaran lingkungan, inisiatif “Jumat Sehat Bugar” juga membangun rasa komunitas di antara dosen dan staf. Dengan berpartisipasi dalam kegiatan ini, karyawan memiliki kesempatan untuk saling mengenal dan membangun hubungan, yang dapat mengarah pada lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan mendukung.

Seiring Fakultas Psikologi terus melaksanakan program “Jumat Sehat Bugar“, fakultas tetap berkomitmen untuk mempromosikan tidak hanya kesejahteraan fisik anggotanya tetapi juga kesadaran mereka terhadap isu-isu keberlanjutan. Kunjungan ke Instalasi SPAM Toyagama hanyalah salah satu dari banyak langkah yang diambil untuk mengintegrasikan kesehatan dan pendidikan lingkungan ke dalam budaya fakultas.

Sebagai kesimpulan, acara “Jumat Sehat Bugar” pada 9 Agustus 2024, mencerminkan dedikasi Fakultas Psikologi untuk meningkatkan kesejahteraan melalui aktivitas fisik dan pendidikan untuk keberlanjutan. Dengan memprioritaskan akses terhadap air bersih dan mempromosikan kesadaran lingkungan, fakultas berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi komunitas UGM.

.

Penulis: S. Fauzi

Kejar Publikasi Internasional Unit Publikasi Selenggarakan “Faculty Writers’ Retreats”

Di era di mana penyebaran pengetahuan sangat penting, makna menulis tidak bisa diremehkan. Pertanyaan ini mungkin muncul di benak mereka yang ragu untuk berpartisipasi dalam seminar mendatang atau belum memiliki kesempatan untuk mengikuti acara semacam itu. Menulis, sekilas, mungkin tampak seperti tugas biasa, sering kali dianggap hanya untuk mereka yang dianggap berbakat atau terdidik. Namun, Unit Publikasi Fakultas Psikologi akan menantang pandangan ini dengan mengadakan “Faculty Writers’ Retreats” di Wisma Bulaksumur C-21 pada 1-2 Agustus 2024.

Kegiatan menulis terstruktur ini bertujuan untuk memberikan waktu khusus bagi anggota fakultas untuk memajukan proyek penulisan mereka dalam lingkungan yang mendukung dan tanpa penilaian. Peserta akan memiliki kesempatan untuk mengerjakan berbagai proyek, termasuk bab buku, artikel jurnal, proposal penelitian, dan laporan. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam mempromosikan kesetaraan dan akses terhadap pendidikan melalui peningkatan keterampilan literasi dasar dan menulis.

Kegiatan  ini dibuka oleh Praditia Putri Pertiwi, selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian , Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, yang menekankan pentingnya penulisan akademik dalam berkontribusi pada pengembangan pengetahuan dan membangun budaya penelitian di dalam institusi. “Menulis bukan hanya untuk yang berbakat; ini adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dan diasah,” ujarnya. Perspektif ini sangat penting dalam mempromosikan kesetaraan di dunia akademis, di mana setiap suara berhak didengar.

Salah satu manfaat utama dari kegiatan ini adalah lingkungan kelompok yang mendukung. Peserta akan terlibat dalam interaksi sosial yang dapat secara signifikan meningkatkan produktivitas menulis mereka. Mendiskusikan ide dan hambatan umum dengan rekan-rekan dapat memberikan wawasan dan motivasi yang tak ternilai. Retret ini akan memfasilitasi waktu menulis terstruktur, penetapan tujuan, dan dukungan komunitas, semua yang vital untuk keberhasilan usaha menulis.

Selain itu, kegiatan ini berfungsi sebagai platform bagi peserta untuk berbagi pengalaman dan tantangan dalam proses menulis. Pertukaran ide ini tidak hanya memperkaya proyek individu tetapi juga berkontribusi pada pemahaman kolektif tentang lanskap penulisan di dunia akademis. Dengan mengatasi hambatan umum, peserta dapat mengembangkan strategi untuk mengatasinya, sehingga meningkatkan keterampilan literasi dasar mereka.

“Faculty Writers’ Retreats” ini juga menyoroti pentingnya bimbingan dan kolaborasi dalam penulisan akademik. Anggota fakultas yang berpengalaman akan tersedia untuk membimbing dan mendukung rekan-rekan mereka, menciptakan lingkungan pembelajaran dan pertumbuhan. Aspek bimbingan ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua anggota fakultas, terlepas dari latar belakang mereka, memiliki akses yang sama terhadap sumber daya dan dukungan dalam perjalanan menulis mereka.

Sebagai kesimpulan, “Faculty Writers’ Retreats” di Wisma Bulaksumur C-21 merupakan langkah signifikan menuju peningkatan penulisan akademik di dalam institusi. Dengan menyediakan lingkungan yang terstruktur dan mendukung, retret ini bertujuan untuk memberdayakan anggota fakultas untuk mengejar proyek penulisan mereka dengan percaya diri. Inisiatif ini tidak hanya mempromosikan kesetaraan dan akses terhadap pendidikan tetapi juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan literasi dasar yang penting di antara anggota fakultas.

Seiring dengan mendekatnya acara ini, antisipasi semakin meningkat di antara peserta yang bersemangat untuk terlibat dalam pengalaman yang memperkaya ini. Fakultas Psikologi berkomitmen untuk membangun budaya menulis dan penelitian, memastikan bahwa setiap anggota fakultas memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada komunitas akademik. “Faculty Writers’ Retreats” bukan hanya sebuah acara; mereka adalah gerakan menuju lingkungan akademis yang lebih inklusif dan berliterasi.

Industri Garmen: Kontribusi Besar dengan Tantangan Kesejahteraan Pekerja

Industri garmen berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu kontributor utama dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2022. Data dari Survei Tahunan Perusahaan Industri Manufaktur (STPIM) 2020 yang dilakukan oleh Direktorat Statistik Industri menunjukkan bahwa sektor ini menyumbang 7,31 persen dari total industri manufaktur, berada di bawah industri makanan. Di sektor ketenagakerjaan, industri tekstil menyerap 12,65 persen tenaga kerja manufaktur, menjadikannya salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia.

Namun, di balik kontribusi ekonomi yang signifikan, ada kenyataan pahit di sektor ini. Tuntutan produksi yang tinggi seringkali diiringi oleh praktik pendisiplinan yang menekan para pekerja, khususnya pekerja wanita. Pendisiplinan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja justru sering menambah beban stres dan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik pekerja.

Isu multidimensional ini membuat mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada angkatan 2022 yang terdiri dari Dyan Dhanandjaya Pambudi, Allodya Vanesh Marcella, M. Fazle Mawla Prajadiredja, dan Nur Latifah, serta Elin A. Wulandari dari Fakultas Ilmu Budaya Studi Sastra Indonesia angkatan 2022 tergerak untuk menegakkan pentingnya kesehatan jiwa raga dalam industri garmen Indonesia melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora. Mereka bersama Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen pembimbing mengangkat judul Dominasi Wanita dalam Industri Garmen: Tuntutan Kerja dan Pendisiplinan terhadap Produktivitas Pekerja Manufaktur Wanita.

Menggunakan Mixed method sequential, selama empat bulan mereka mengidentifikasi pengalaman pekerja wanita terhadap tindakan pendisiplinan yang dilakukan di pabrik garmen dan dampaknya terhadap produktivitas. Menggunakan LMX-MDM, Role of Stress, dan Individual Work Performance Questionnaire sebagai instrumen, diharapkan penelitian ini dapat dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika antara tindakan pendisiplinan, stres kerja, dan kinerja, serta bagaimana pengalaman pekerja wanita berdampak terhadap produktivitas pekerja

Data dari survei 208 partisipan menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingginya tingkat stres kerja dan rendahnya produktivitas. “Pendisiplinan sering dilakukan dengan cara-cara yang kasar dan merendahkan, yang bertujuan memenuhi target produksi tetapi pada kenyataannya menimbulkan tekanan mental yang berkepanjangan.”, ungkap Dyan selaku ketua peneliti.

Selain itu, isu ketidakadilan di tempat kerja juga semakin memberatkan para pekerja wanita, yang tidak hanya menghadapi perbedaan upah, pelecehan seksual, dan kondisi kerja yang buruk, tetapi juga beban sosial sebagai pengurus rumah tangga. Stres yang terus menumpuk menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti gangguan psikosomatis, kelelahan kronis, hingga kecelakaan kerja.

Temuan ini menggugah perlunya pendekatan manajemen yang lebih manusiawi di industri garmen. Pemerintah, pemilik pabrik, dan pihak terkait harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, di mana kesejahteraan mental dan fisik pekerja menjadi prioritas, bukan sekadar produksi dan efisiensi.

Penulis: Fathia Zalfa Khairani

Bento Pengurangan Sampah

Fakultas Psikologi UGM Terapkan Inisiatif Penyajian Konsumsi Ramah Lingkungan pada PIONIR PRK 2024

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam mengurangi dampak lingkungan. Selama pelaksanaan PIONIR Psikologi Rumah Kita (PIONIR PRK) pada 31 Juli – 1 Agustus 2024, kebijakan penyajian konsumsi ramah lingkungan diterapkan untuk mengurangi sampah dan mengedukasi mahasiswa baru tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.  

Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, menjelaskan, “Secara prinsip dengan model seperti itu, mengajarkan pada setiap mahasiswa baru untuk mencoba melakukan perubahan perilaku dalam meminimalisasi pembuangan sampah. Jadi ketika mereka membawa tumbler, mereka menggunakan alat-alat yang reuse, itu otomatis mengurangi proses penumpukan sampah atau pembuangan sampah baru”.  

Dalam inisiatif ini, setiap mahasiswa baru diwajibkan membawa kotak makan, tumbler, dan alat makan sendiri. Makanan disajikan dalam box bento yang dapat digunakan kembali. “Untuk menghindari sampah, setiap makan siang mereka menggunakan lunchbox dari vendor sehingga tidak menggunakan box makan sekali pakai yang akhirnya menjadi sampah. Mereka harus membawa kotak makan sendiri untuk mengambil snack-snack yang disediakan Fakultas” jelas Koordinator Gugus PIONIR PRK, Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Selain itu, fakultas menyediakan dispenser air minum di berbagai sudut gedung untuk memudahkan peserta mengisi ulang tumbler mereka. 

Sumaryono menambahkan, “Memang yang harus dipikirkan lagi adalah bagaimana proses ini menjadi sebuah kebiasaan yang tidak hanya berlaku saat makan tetapi juga dalam penggunaan barang-barang lain, seperti kertas, termasuk ketika proses pembelajaran, skripsi, dan tugas-tugas.” 

Kebijakan ini didukung dengan adanya sistem pengelolaan sampah yang sudah ada di lingkungan kampus. Fakultas telah menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah organik, non-organik, dan residu. “Karena sekarang kan ada sampah yang khusus organik. Sehingga sampah bekas sisa makanan itu juga bisa jadi satu,” tambah Aisha. 

Kebijakan ini mendapat tanggapan positif dari mahasiswa baru. Audrey Imanuella, mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGM, mengaku kebijakan ini tepat karena memiliki banyak manfaat, “Menurut saya kebijakan bawa tumbler dan tempat makan sendiri sudah tepat. Banyak manfaatnya juga, contohnya mengurangi sampah sekali pakai dari botol plastik dan box makanan, jadi tidak terlalu mengotori lingkungan sekitar”.  

 

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana 

Moralitas dan Seksualitas: Tantangan Besar untuk Indonesia

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar webinar online bertajuk “Sex, Morality, and Human Nature” pada hari Jumat, (2/8). Webinar yang merupakan rangkaian acara menuju Islamic Psychology Summit (IPS) 2024 dan diikuti oleh 60 peserta ini dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia yang menjadi pemegang kasus HIV tertinggi dengan semakin maraknya penyakit menular seksual karena hubungan seks bebas dan orientasi perilaku seks menyimpang. Perilaku tersebut dilakukan oleh banyak orang dari lapisan masyarakat, baik yang kaya, miskin, tua, muda, bahkan sampai pelajar sekolah yang mayoritasnya memiliki masalah dalam keluarga.

Seorang Dermatologist dan Venereologist, dr. Dewi Inong Irana Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, menjadi narasumber pertama webinar IPS 2024 yang bertugas membahas tentang cara membangun keluarga yang sehat dan  sejahtera. Dewi berkata, “Masalah keluarga ini penting sekali. Kursus pranikah itu bukan hanya dari segi agama, tapi juga penting dari sisi psikologis suami istri, menjadi orang tua zaman now, ekonomi keluarga, dan terpenting tentang pendidikan seksual dan KB”.

Berkenaan dengan seks bebas, Dewi berpendapat masih ada hubungannya dengan paparan pornografi. Kecanduan porno merusak bagian otak atau prefrontal cortex yang membedakan antara manusia dengan hewan. Dewi berpesan, “Keluarga adalah unit terkecil suatu bangsa. Keluarga beres, Indonesia beres. Jauhi sex bebas. Ingat mati, ingat keluarga, ingat negara, perbanyak olahraga, dan jauhi pornografi. Berani berkata TIDAK pada kekerasan dan perundungan seksual, siapapun pelakunya!”

Seluk beluk moralitas dibahas oleh narasumber kedua yang merupakan dosen Psikologi Perkembangan di Fakultas Psikologi UGM, Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si., MPsych., Ph.D., Psikolog. Ampuni berkata, “Moralitas itu yang selama ini kita pahami adalah antara apa yang benar dan yang salah. Apa yang bagus, apa yang tidak. Apa yang boleh dan tidak boleh”.

“Jika menginginkan generasi kedepannya memiliki perspektif moral tertentu, maka pembentukannya harus disosialisasikan sedini mungkin agar menetap sebagai bagian identitas moral. Disinilah pentingnya fungsi keluarga, sebagai pencetak perspektif moral anak. Keluarga punya peran penting untuk membentuk kesehatan mental yang baik. Namun, dari sisi moralitas, perlu ditekankan perspektif apa yang harus diajarkan agar anak memiliki pendirian yang baik,” lanjut Ampuni.

Reportase : Tim Islamic Psychology Summit 2024
Penulis : Relung Fajar Sukmawati 

Tim PKM K UGM Kembangkan Permainan Augmented Reality “Dakdokkonkan” untuk Tingkatkan Literasi Anak Usia Dini

Kemampuan literasi pada anak usia dini memegang peran kunci dalam perkembangan akademik mereka di masa depan. Data dari Rapor Pendidikan Indonesia (2023) menunjukkan bahwa 39% siswa sekolah dasar masih berada di bawah standar literasi yang diharapkan. Menyadari pentingnya peningkatan literasi, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi melalui permainan edukatif Dakdokkonkan.

Najla Ega Amalia, Ketua Tim PKM, menjelaskan, “Kondisi literasi yang masih perlu ditingkatkan ini mendorong kami untuk menciptakan Dakdokkonkan, sebuah permainan edukatif yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga berperan dalam peningkatan literasi dan fokus anak usia dini”.

Tim ini dibimbingan oleh Dina Natasari, S.E., M.Si, Ak., yang diketuai Najla Ega Amalia (Psikologi, 2021), dan anggota Karita Dwi Oktavia (Sekolah Vokasi/DEB, 2022), Aditya Ramadhan (Teknologi Informasi, 2020), dan Anindya Verawati (Psikologi, 2022).

Dakdokkonkan dikembangkan sebagai adaptasi modern dari dakon tradisional yang dilengkapi dengan fitur Augmented Reality (AR) untuk pengalaman belajar yang interaktif dan efektif bagi anak usia dini.

Fitur AR memungkinkan interaksi melalui pertanyaan yang muncul ketika pemain meletakkan biji terakhir di lubang yang ditandai. Tidak hanya itu, penilaian otomatis akan muncul ketika pemain menjawab dengan benar.

Permainan ini memadukan cerita fabel dengan tiga latar belakang berbeda, yang mengisahkan petualangan dua tokoh utama dalam menyelesaikan misi. Setiap cerita mengandung nilai moral dan melatih kemampuan penyelesaian masalah anak melalui pertanyaan yang disampaikan di setiap tantangan.

Dalam satu paket permainan Dakdokkonkan, tersedia papan dakon beserta bijinya, buku cerita, panduan bermain, dan stiker karakter fabel yang bisa ditempel di papan dakon sesuai kreativitas masing-masing anak. Selain melatih kreativitas, stiker ini juga berfungsi sebagai media hiburan.

Tim Dakdokkonkan saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan komunitas permainan anak-anak dan instansi pendidikan guna memperluas dampak edukasi dan meningkatkan semangat literasi. Permainan ini telah tersedia di marketplace Tokopedia, serta dapat diikuti di berbagai media sosial Instagram, TikTok, YouTube, dan Facebook dengan username @pkmkugm_dakonedukasi.

Penulis: Tim PKM-K “Dakdokkonkan” Dakon Edukasi

Editor: Erna Tri Nofiyana