Yogyakarta, 14 Agustus 2025 – Tim peneliti dari Fakultas Psikologi UGM kembali mencuri perhatian dunia akademik lewat studi bibliometrik yang memetakan tren global penelitian hipnosis berbasis EEG (elektroensefalografi). Studi ini menunjukkan bagaimana hipnosis kini semakin dapat dipahami sebagai proses neurofisiologis yang dapat diukur.
Dipublikasikan di jurnal bergengsi American Journal of Psychology, penelitian ini ditulis oleh mahasiswa Doktor Ilmu Psikologi, yaitu Martaria Rizky Rinaldi dengan tim promotor: Dr. Nida Ul Hasanat, M.Si, Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D., serta kolaborator dari Donders Centre for Cognition, Radboud University, Nijmegen, Belanda, Prof. Gilles van Luijtelaar. Mereka melakukan analisis bibliometrik terhadap 135 publikasi internasional terindeks Scopus pada 24 Januari 2025. Data dianalisis menggunakan perangkat VOSviewer untuk mengetahui tren penelitian, penulis dan institusi yang memimpin, kontribusi negara serta analisis kata kunci terkait studi hipnosis berbasis EEG.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan frekuensi publikasi dari tahun 2013-2015, diikuti pertumbuhan yang relatif stabil pada tahun 2016 hingga 2024. Negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Italia dan Inggris mendominasi dengan Harvard Medical School dan University of Washington sebagai institusi yang memimpin. Analisis kata kunci mengungkapkan empat klaster penelitian utama: mekanisme neurofisiologis hipnosis, penerapan dalam hal manajemen rasa sakit dan anestesi, penanda sejauh mana seseorang dapat dihipnosis berbasis EEG, serta persinggungan hipnosis dengan tidur dan kesadaran. Tema-tema yang sedang naik daun meliputi integrasi kecerdasan buatan (AI), neurofeedback dan virtual reality (VR).
Meski berkembang pesat, para peneliti juga mencatat masih terdapat tantangan yaitu adanya inkonsistensi metode terutama terkait protokol EEG dan teknik induksi hipnosis membuat hasil antar studi sulit dibandingkan. Tim peneliti Fakultas Psikologi UGM mendorong adanya standarisasi metodologis supaya intervensi hipnosis dapat memberikan dampak nyata pada skala yang lebih luas.
“Hipnosis bukan sekadar sugesti, tapi punya dasar ilmiah yang bisa dilacak dari aktivitas otak. Inilah masa depan terapi berbasis neurosains,” ujar Prof. Kwartarini.
Penelitian ini memperkuat peran UGM dalam pengembangan ilmu psikologi berbasis teknologi otak, sekaligus menunjukkan kapasitas kolaborasi global kampus biru.
Berikut ini abstrak, kata kunci, dan link artikel tersebut.
Abstract. Hypnosis, traditionally studied as a psychological phenomenon, is increasingly explored through electroencephalography (EEG) to monitor alterations in brain activity associated with the hypnotic state. This study provides a bibliometric analysis of EEG-based hypnosis research, mapping key trends, contributors, and emerging themes. A Scopus-based bibliometric analysis was conducted on January 24, 2025, retrieving 135 publications using relevant keywords. The study examined publication trends, leading authors, institutions, contributing countries, journal sources, and keyword co-occurrence networks using VOSviewer. Findings show a publication upwelling from 2013 to 2015, followed by stable growth (2016–2024). The United States, Germany, Italy, and the United Kingdom lead the field, with Harvard Medical School and the University of Washington as the most prominent institutions. Keyword co-occurrence analysis revealed four primary research clusters: (1) neurophysiological mechanisms of hypnosis, (2) clinical applications in pain management and anesthesia, (3) EEG-based markers of hypnotizability, and (4) intersections with sleep and consciousness. Emerging themes include the integration of artificial intelligence (AI), neurofeedback, and virtual reality (VR) technologies. The findings suggest that hypnosis is increasingly conceptualized as a quantifiable neurophysiological process. However, methodological inconsistencies – particularly in EEG protocols and hypnotic induction techniques – limit cross-study comparability. Future research should prioritize methodological standardization to improve cross-study comparability and reproducibility, international collaboration to address geographic disparities, and the incorporation of advanced neurotechnology to enable real-time monitoring and personalized hypnotic interventions.
Keywords: Bibliometric analysis; EEG; hypnosis
Publikasi ini dapat diakses pada link: https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/00029157.2025.2532452
Berdasarkan kata kuncinya, artikel ini adalah luaran penelitian yang fokus pada SDG: 3.
Selamat kepada bu Nida, Prof. Kwartarini, dan tim penulis.
Penulis: Fauzi
Editor: Zufar