Arsip:

Rilis

Anjangsana: Jalin Silaturahmi dengan Purnatugas Fakultas Psikologi

Rangkaian acara Dies Natalis ke-54 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah berlangsung sejak bulan Desember lalu. Agenda Dies Natalis Fakultas Psikologi diawali dengan kegiatan Family Gathering yang dihadiri oleh dosen, tenaga kependidikan, purnatugas, dan mahasiswa beserta keluarga. Rangkaian acara Dies Natalis Fakultas Psikologi selanjutnya yang baru saja terlaksana adalah Anjangsana. Kegiatan Anjangsana ini merupakan agenda rutin tahunan dalam peringatan Dies Natalis Fakultas Psikologi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengunjungi para purnatugas baik purnatugas dosen maupun tenaga kependidikan. Tujuan diadakannya acara Anjangsana ini adalah untuk merekatkan tali silaturahmi antara dosen dan tendik yang masih aktif bertugas dengan dosen dan tendik yang sudah purnatugas sehingga tali silaturahmi akan terus terjalin. Pada kegiatan Anjangsana kali ini Panitia Dies Natalis mengajak serta Dharma Wanita Persatuan (DWP) Fakultas Psikologi yang diwakili oleh beberapa pengurus aktif DWP dalam pelaksanaannya. Kegiatan Anjangsana berlangsung selama 2 hari, yaitu hari Kamis dan Jumat tanggal 3 dan 4 Januari 2019, dimulai pukul 09.00 pagi hingga 11.00 siang. Rombongan yang mengikuti kegiatan ini dibagi dalam 3 rombongan. Dalam setiap rombongan terdapat kurang lebih 10 orang yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan. Adanya acara Anjangsana ini diharapkan dapat menjaga silaturahmi dan juga sebagai wadah untuk memperkenalkan dosen maupun tenaga kependidikan baru yang sebelumnya belum sempat ditemui para purnatugas saat masih aktif bertugas sehingga rasa kekeluargaan dapat terus dirasakan di Fakultas Psikologi UGM. (Humas Psikologi UGM/Jehna)

Virtual Reality: Sebuah Pesan dari Pementasan Drama KRST

Mengangkat tema Virtual Reality yang sedang terjadi akhir-akhir ini, KRST menggelar pementasan drama di Gedung Pertunjukan Societet Militair, Taman Budaya Yogyakarta pada hari Kamis, 18 November 2018. Bayu Suseno, selaku Pimpinan Produksi Pentas Besar KRST 2018, menjelaskan bahwa pementasan ini merupakan acara dua tahun sekali KRST dan tidak menutup kemungkinan untuk dilaksanakan setiap tahunnya. Pementasan yang disutradari oleh Ahmad Adlan Arief dengan Wakil Sutradara yaitu Vinny Marviani diperankan langsung oleh anggota KRST dari berbagai angkatan dan beberapa orang dari luar KRST yang pernah terlibat dalam pementasan KRST sebelumnya untuk mendukung peran lain dalam drama.

Pementasan drama dibuka dengan sambutan oleh Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., Psikolog dan dimulai pada pukul 20.30 WIB. Pementasan drama bercerita tentang dunia virtual yang dijalani oleh dua tokoh utama yang dimainkan oleh Fajar Ibrahim dan Syarifa Yurizdiana. Diceritakan dalam drama, kedua tokoh memiliki permasalahan hidup masing-masing. Salah satu tokoh utama merasa bahwa dunia sebenarnya yang ia jalani adalah dunia virtual sedangkan tokoh utama lainnya mendapatkan tekanan hidup dari lingkungan sekitar,  salah satunya adalah sang Ibu yang menginginkan anaknya untuk selalu meningkatkan prestasi. Permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi membuat kedua tokoh utama sering berinteraksi dan berkomunikasi mengenai hidupnya masing-masing maupun kegiatan lainnya seputar misi permainan melalui karakter game online yang dimainkan.

Penonton dibawa untuk mengikuti keseharian tokoh utama dan bagaimana lika-liku kehidupan yang dijalani. “Di akhir cerita, salah satu tokoh utama ada yang melanjutkan kehidupan lebih baik dan menjadi produktif sedangkan yang lainnya berkebalikan dari itu dan memilih untuk mengakhiri hidup. Pesan yang ingin disampaikan dari pementasan ini adalah bahwa dunia virtual ya selamanya akan menjadi dunia virtual. Ayo kembali ke dunia sesungguhnya, ayolah di dunia nyata saja,” ujar Bayu.

Selain mengadakan pementasan drama, KRST juga menggelar stand Payung Lukis dan galeri foto dari REMEN yang dapat dinikmati oleh para penonton. Bayu menuturkan bahwa secara teknis, persiapan untuk menggelar pementasan drama ini sudah berjalan selama 4 bulan dengan melakukan latihan setiap hari untuk para pemain, pengatur cerita, dan pengisi drama lainnya. Panitia KRST yang terlibat terdiri dari panitia produksi yang didominasi oleh anggota KRST dari angkatan 2017 dan 2018 dan panitia artistik yang terdiri dari penata rias, penata lampu, kostum, property, dan musik. Pementasan drama dihadiri oleh dosen Fakultas Psikologi UGM, orang tua para pemain drama, mahasiswa, anggota BKM maupun UKM kesenian, dan tamu undangan yaitu sponsor dan media partner.

CPMH Mempersembahkan Launching Buku dan Seminar Nasional Bertemakan Colonial Mentality

Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Dunia, CPMH telah melaksanakan serangkaian acara sejak pertengahan September lalu dan akan ditutup dengan International Workoshop mengenai CBT (Cognitive Behavioural Therapy) for Psychosis pada tanggal 16-17 November 2018. Hari Rabu, 14 November 2018, CPMH telah sukses melaksanakan salah satu rangkaian acaranya yaitu Launching Buku ‘Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia’ dan Seminar Nasional dengan tema ‘Overcoming Colonial Mentality’. Acara dimulai pada pukul 08.30 di Auditorium Fakultas Psikologi serta dibuka dengan penampilan dari Tim Karawitan Fakultas Psikologi. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama.

Acara launching buku dan seminar nasional ini dibagi menjadi dua panel yang dimoderatori oleh Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. Pada panel pertama diisi dengan launching buku dan penjelasan singkat mengenai isi buku ‘Merawat Bangsa: Sejarah Pergerakan Para Dokter Indonesia’ oleh Prof. Hans Pols yang merupakan seorang Kepala Sejarah dan Filosofi Universitas Sidney dan juga penulis buku tersebut. Pelaksanaan launching buku dan seminar nasional ini dijadikan satu karena memiliki tema yang sama yaitu ‘colonial mentality’. Colonial mentality sering dijumpai dalam bentuk anggapan bahwa budaya barat itu keren, orang bule hebat, dan persepsi-persepsi lainnya yang membuat seseorang merasa kurang percaya diri dengan orang barat.

“Colonial mentality itu sangat berkaitan erat dengan mental health atau kesehatan mental, dimana sedikit banyaknya pola pikir dan persepsi dipengaruhi oleh hal-hal tersebut yaitu colonial mentality. Hadirnya acara ini juga untuk memberikan ilmu pengetahuan akan hal tersebut dan shock therapy. Bagaimanapun, bagian besar dari kita tidak menyadari adanya colonial mentality dan ketika diberitahu tentang faktanya baru sadar,” ujar Nurul Kusuma, salah satu Psikolog CPMH.

Buku ini dinilai dapat menjadi sumbangan penting bagi kajian sejarah Indonesia modern karena mengkaji tema spesifik yang relatif belum berkembang di Indonesia, yaitu mengenai sejarah kesehatan yang meliputi sejarah pendidikan kedokteran, ilmu kedokteran, pemikiran para dokter, dan gerakan kepemudaan. Selain itu, buku ini juga membuka dan memperkenalkan tema-tema yang penting untuk contoh diskusi lintas disiplin ilmu. Buku ini sebelumnya sudah diterbitkan lebih awal dalam bahasa Inggris oleh Cambridge University Press pada bulan Agustus dan kemudian diterbitkan oleh Kompas dalam bahasa Indonesia. Sebelum Yogyakarta, launching buku juga sudah dilaksanakan di Jakarta dan akan berlanjut ke beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Surabaya.

Setelah Hans Pols, panel pertama dilanjutkan dengan Dr. Abdul Wahid, M.Hum., M.Phil selaku Sekretaris Departemen Sejarah, Fakultas Imu Budaya UGM yang mengulas isi buku dengan fokus gerakan pemuda dari perspektif sejarah dan Prof. Dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph. D dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM tentang Boedi Oetomo dan gerakan dokter-dokter Indonesia. Pada panel kedua diisi oleh Prof.  Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. yang mengulas colonial mentality dari perspektif Indonesia dan keilmuan psikologi. Kemudian dilanjut dengan Prof. Dr. Theo Bouman dari Universitas Groningen yang mengulas dari perspektif Belanda. Nurul menjelaskan bahwa tokoh-tokoh yang hadir tidak hanya sekedar membedah buku namun membahasnya sesuai dengan perspektif keilmuan masing-masing. Pada saat acara, peserta dipersilahkan untuk membeli bukunya dan mengikuti pembahasan isi buku sesuai panel yang sedang berlangsung.

Acara yang dapat diikuti secara online melalui aplikasi Webinar ini dihadiri oleh peserta dan tamu undangan dari berbagai macam kalangan yang seperti mahasiswa, dosen, dinas-dinas Yogyakarta, yaitu Dinas Sosial, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Dinas Perpustakaan, dan BPPM. Tidak hanya itu, acara juga dihadiri oleh para aktivis dan tokoh gerakan kesehatan mental seperti pejuang pasung dan bipolar. “Hal ini menjadi salah satu bentuk penghargaan dan penghormatan dari Fakultas Psikologi UGM kepada relasi-relasinya. Secara umum yang paling utama adalah acara ini merupakan rasa terimakasih kepada Pak Hans dan Pak Theo atas kebaikan dan kedermawanannya terhadap CPMH selama ini,” ujar Nurul. Acara ditutup dengan potong kue perayaan ulang tahun Hans Pols.

Fakultas Psikologi UGM Adakan Sosialisasi Program Pertukaran Pelajar ke Universitas Groningen

Pada hari Selasa, 13 November 2018, Fakultas Psikologi UGM telah mengadakan sosialisasi mengenai program pertukaran pelajar ke Universitas Groningen. Acara berlangsung dari pukul 09.30 WIB di Auditorium Fakultas Psikologi dan diwajibkan bagi mahasiswa IUP Fakultas Psikologi untuk hadir. Hal ini dilakukan untuk menunjang salah satu program IUP yaitu International Academy Exposure berupa pertukaran pelajar ke universitas-universitas di luar negeri yang sudah bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UGM. Walaupun begitu, acara sangat terbuka untuk diikuti seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi UGM. Acara dibuka oleh Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D. selaku Kepala Pengelola IUP Fakultas Psikologi UGM. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan sosialisasi oleh Alette Arendshorts sebagai External Collaboration Coordinator and Study Advisor Universitas Groningen.

Dalam pemaparannya, Alette menjelaskan bahwa Universitas Groningen merupakan salah satu universitas tertua dan terbesar yang ada di Belanda serta terletak di bagian utara Belanda, yaitu kota Groningen. Terdapat 6000 mahasiswa internasional dari 120 negara diantara 30000 total mahasiswa yang ada. Hal ini menjadikan Universitas Groningen bersifat multikultural. Alette juga menjelaskan bahwa ada banyak alasan yang membuat mahasiswa IUP Fakultas Psikologi UGM dapat memilih Universitas Groningen sebagai tempat untuk pertukaran pelajar. Alasan-alasan tersebut diantaranya adalah fakta bahwa Kota Groningen merupakan kota pendidikan nomor satu yang dipilih pelajar di Belanda. Setelah Amsterdam, Groningen juga tercatat sebagai kota yang paling dipilih oleh pelajar internasional.

Tidak hanya itu, Universitas Groningen merupakan universitas terbaik Belanda pada tahun 2018. Universitas yang populer dikalangan pelajar Indonesia ini juga memiliki akses yang baik terhadap kebutuhan pelajar, khususnya pelajar dari Indonesia, seperti tempat ibadah, makanan halal, toko-toko Asia, dan transportasi publik. Komunitas PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di Groningen merupakan salah satu komunitas yang memiliki ikatan yang kuat. Bagi mahasiswa IUP Fakultas Psikologi UGM yang ingin melakukan pertukaran pelajar di Universitas Groningen dapat mengambil semua mata kuliah yang tersedia dengan memilih salah satu jurusan yang ada, yaitu Psychology, Sociology, atau Pedagogical and Educational Sciences di Faculty Behavioural and Social Sciences.

Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dimoderatori oleh Nur Shofaa Inarah. Peserta yang hadir didominasi oleh mahasiswa IUP Fakultas Psikoogi UGM angkatan 2017 serta 2018 dan terlihat begitu antusias karena aktif mengikuti acara dari awal hingga akhir dan mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab.

Berikan Motivasi Seputar Dunia Perkuliahan dan Meraih Mimpi, LM Psikologi UGM Hadirkan School Goes to Psychology

School Goes to Psychology atau disingkat SGPC merupakan acara tahunan yang dilaksanakan oleh Departemen Humas Lembaga Mahasiswa Psikologi UGM yang bertujuan untuk memberikan gambaran seputar kehidupan perkuliahan kepada anak-anak SMA. Shafana Giffari Arisna, selaku Ketua Pelaksana yang akrab disapa Nafa, menjelaskan bahwa selain hal tersebut, tujuan dari SGPC juga memberikan motivasi kepada anak-anak SMA untuk menghadapi ujian, membantu mengurangi kecemasan menjelang ujian, dan persiapan memasuki dunia perkuliahan. SGPC tahun ini dilaksanakan pada hari Minggu, 11 November 2018 di Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM dan dimulai dari pukul 08.00-12.00 WIB. Peserta yang terdaftar mengikuti acara sejumlah 120 yang didominasi siswa kelas 12 dan berasal dari berbagai sekolah yang berada di sekitar Yogyakarta.

“Peserta antusias sekali, dari jam setengah delapan pagi sudah pada berdatangan sehingga acara bisa berjalan tepat waktu dan ada juga peserta yang datang jauh-jauh seperti Magelang, Imogiri, dan Kudus. Pas ditanya, kebanyakan dari mereka memiliki motivasi untuk berkuliah di UGM, khususnya Fakultas Psikologi,” ujar Nafa.

Acara dibuka oleh Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., Psikolog kemudian dilanjut dengan sesi seminar yang diisi oleh Rizqi Ayunisa. Pada sesi ini, pembicara memberikan materi berupa motivasi mengenai kehidupan sekolah, persiapan menjelang memasuki dunia perkuliahan, dan berbagi pengalaman saat menjadi mahasiswa serta prestasi apa saja yang diraih selama kuliah. Selain itu, Rizqi Nur’aini A’yuninnisa, S.Psi., M.Sc juga menekankan kepada peserta untuk berani bermimpi dan bermimpi besar pada saat mengisi sesi seminar. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi talkshow yang diisi oleh dua Role Model mahasiswa dari Fakultas Psikologi dan non-Fakultas Psikologi. Role Model tersebut adalah Agnes Fatma Laylicha yang kini merupakan alumni Fakultas Psikologi dan Young Leaders for Indonesia National Awardee Program serta Fardhan Amarullah dari Faklultas Teknik, penerima beasiswa XL Future Leaders. Role Model mengisi sesi dengan bercerita mengenai perjuangan masuk UGM, apa saja yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, dan berbagi pengalaman tentang kehidupan sebagai mahasiswa yang berprestasi.

Nafa mengaku bahwa pemilihan pengisi acara berdasarkan prestasi dan rekam jejak baiknya selama menjadi mahasiswa seperti penerima beasiswa dan penghargaan termasuk moderator acara yaitu Zahwa Islami yang merupakan Mahasiswa Berprestasi Fakultas Psikologi UGM. “Namanya role model, harapannya dapat menjadi contoh kepada para peserta untuk bisa berkuliah, berprestasi, dan aktif di kampus maupun kegiatan lain,” ujar Nafa menjelaskan mengenai Role Model.

Acara yang bertemakan ‘Brace Yourself, Explore Your Dream, Sail Away The World’ dimeriahkan dengan penampilan dari Schizofriends dan dekorasi ruangan berupa stand-stand yang diisi dengan perahu kertas di salah satu sisi panggung. Dekorasi ini sengaja dibuat untuk mengajak para peserta menuliskan harapannya di perahu kertas yang tersedia. Tidak hanya itu, panitia juga kompak memakai baju bernuansa biru sehingga mendukung kemeriahan acara. Tema, dekorasi, dan unsur pendukung acara memiliki pesan tersendiri yang ingin disampaikan SGPC kepada para peserta untuk selalu bersemangat dalam meraih mimpi layaknya sebuah kapal yang terus kuat mengarungi lautan hingga mencapai tujuan walaupun ada rintangan dan badai yang menghadang.

Sharing with Others, Gong Penutup Dopamination 2018 Berbalut Seni

Rangkaian acara Dopamination 2018 akhirnya selesai dengan puncak acara Sharing with Others (SWO) pada hari Jum’at, 2 November 2018. Aditya Putra Utama, selaku Ketua Dopamination, menyebutkan bahwa SWO adalah gong penutup dari rangkaian acara Dopamination 2018 setelah pada rangkaian sebelumnya sudah dilaksanakan kampanye kesehatan mental di sosial media dengan infografis dan Tour de Faculty, seminar CEKER, serta konseling gratis yaitu CURCOL. Acara SWO dibuka sejak pukul 15.00 WIB dan dilaksanakan di Gedung PKKH UGM. Selain tema Heart and Mind, SWO juga memiliki tagline berupa Give The Heart Through The Art, Make The World Full of Act. Membawa tujuan sebagai wadah psikoedukasi dengan balutan seni, SWO membungkus materi psikologi dan kesehatan mental dengan cara yang unik yaitu festival yang berisi pameran berupa mini art exhibition, stand komunitas, stand makanan, dan penampilan live music. Hal ini dilakukan agar masyarakat umum dapat memahami isu-isu seputar psikologi, kesehatan mental, dan membangkitkan kepedulian kembali terhadap lingkungan sekitar.

“SWO ini sebagai paket komplit agar orang-orang yang yang ingin memahami isu kesehatan mental bisa menikmati musik sekaligus belajar. Melalui pameran, stand komunitas, dan live music kami ingin menghadirkan pengalaman sebaik mungkin untuk orang-orang memahami tentang kesehatan mental maupun mental illness. Selain itu, stand disini juga berisi wahana-wahana. Salah satunya adalag Box of Depression agar para pengunjung bisa paham betapa pentingnya menemani orang depresi dan bagaimana rasanya depresi itu,” tutur Aditya menjelaskan. Selain Box of Depression, Aditya juga menyebutkan mini art exhibition diisi dengan Reflection, Public Diary, dan Kolase Emosi.

Stand komunitas diramaikan oleh Youth Empowerment Studio, Bipolar Care Indonesia, Puisi Seketika, Museum Anak Kolong Tangga, Werkudara Institute, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia, UKM Peduli Difabel UGM, dan Yayasan Kawan Berbagi. Setiap stand yang hadir pada SWO memiliki tujuan tersendiri. Contohnya stand komunitas Museum Anak Kolong yang menunjukkan berbagai macam permainan anak-anak zaman dahulu untuk bernostalgia serta stand komunitas Puisi Seketika yang dapat dimanfaatkan pengunjung untuk membawa pulang souvenir berupa puisi. Acara SWO juga diisi dengan live music dari Diskopantera, Illona and The Soul Project, Jono Terbakar, dan Schizofriends. “SWO ini kan acara penutup Dopamination 2018 untuk membangkitkan semangat akan kesehatan mental lagi dengan penutupan yang manis. Jadi, kami menargetkan akan ada 1000 orang yang hadir dengan harapannya semakin malam akan semakin ramai yang datang, apalagi disini juga dibuka pendaftaran OTS untuk yang baru ingin bergabung. Semoga dengan SWO bisa meningkatkan kesadaran bagi siapa saja akan pentingnya kesehatan mental,” ujar Monica Mega, Koordinator SWO.

“Acara ini berangkat dari visi misi bersama untuk mengembangkan kepedulian kepada sesama. Jadi ketika melihat banyak orang yang merasa ‘oh gitu toh, oh gini toh’, kita bisa melihat bahwa mereka bisa mendapatkan hal baru darisini. Saya kagum melihat reaksi publik yang ternyata mereka banyak yang peduli dengan kesehatan mental dan mental illness tapi banyak yang tidak tahu caranya. Selain untuk memberikan pengetahuan dan mengembangkan kepedulian, semoga Dopamination bisa membantu terciptanya lingkungan yang lebih positif dan Fakultas Psikologi juga bisa memfasilitasi ide-ide kreativitas seperti ini untuk menyebarluaskan isu psikologi,” ujar Aditya menambahkan.

 

Fakultas Psikologi UGM Meluluskan 17 Psikolog dan 24 Ilmuwan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara pengambilan sumpah profesi dan pelepasan wisudawan program pascasarjana pada 24 Oktober 2018. Jumlah lulusan dari Program Magister Psikologi Profesi sebanyak  17  psikolog dengan rincian  3 pria dan  14  wanita. Jumlah lulusan dari Magister Psikologi sebanyak  24 ilmuwan dengan rincian  5  pria dan  19  wanita. Hingga saat ini, keseluruhan lulusan pascasarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berjumlah  2.721 orang.

Pada Program Magister Psikologi Profesi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah  3,85 diraih oleh  Septa Waspada Hariyono Putra sekaligus berpredikat cumlaude dan masa studi terpendek adalah 2 tahun  1  bulan. Sementara itu, lulusan berpredikat sangat memuaskan terdapat  15  orang dan berpredikat memuaskan terdapat 1 orang. Masa studi terpendek 2 tahun  1  bulan juga diraih oleh Dinda Permatasari Harahap

Beralih ke Program Magister Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah  3,81 yang diraih oleh  Meilina Wirohati sekaligus berpredikat cumlaude dan masa studi terpendek 1 tahun 7 bulan 10 hari. Selain Meilina predikat cumlaude  juga diraih oleh  Putra Wiramuda. Pada periode ini, terdapat  16 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan  6 orang berpredikat memuaskan.

Fakultas Psikologi memberikan penghargaan kepada Siti Hajar Sri Hidayati dan  Dinda Permatasari Harahap sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik.  Siti melakukan penelitian tentang “Problem focused coping, dukungan sosial dan posttraumatic growth pada survivor gempa dan tsunami di Banda Aceh” di bawah bimbingan Dr. Muhana Sofiati Utami, M.S.  Sedangkan tesis milik  Dinda berjudul “Rumah rumah Literasi  – Training Program to improve Literacy Stimulation Skill in Parent” bimbingan Dr. Wisjnu Martani, S.U.

Selamat dan sukses.

Psikodrama: Wadah Eksplorasi Mahasiswa untuk Berani Mengenali dan Mengekspresikan Diri

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berkesempatan mengundang seorang praktisi Psikodrama, Retmono Adi, S.Psi,. P.si. yang juga alumni Fakultas Psikologi UGM.  Pada kesempatan ini, mas Didik, demikian panggilan akrab beliau, berbagi pengetahuan dan pengalaman serta memperkenalkan teknik Psikodrama kepada mahasiswa S1 Mata Kuliah Konseling Kelompok. Kuliah tamu Psikodrama yang berdurasi 200 menit ini menggabungkan pemahaman teoretik pendekatan Psikodrama yang mahasiswa peroleh melalui presentasi kelompok mahasiswa, penjelasan dosen, dan dikuatkan dengan metode experiensial oleh dosen tamu.

Adalah J.L Moreno, inisiator pengembang Psikodrama sebagai psikoterapi kelompok di Amerika Serikat sejak tahun 1925.  Moreno berpandangan bahwa tidak semua aspek dalam kondisi internal seseorang dapat diterjemahkan atau dipahami dalam bentuk kata-kata.  Beberapa pengalaman psikologis termasuk emosi, lebih dapat diekspresikan dan karenanya lebih mudah dipahami melalui action, interpersonal interaction, imagery, atau improvisational theater.  Moreno mendapat julukan “pria yang membawa tawa bagi psikiatri”.

Konsisten dengan pemahaman tersebut, kuliah tamu Psikodrama tidak diawali dengan penjelasan teoretikal, namun pemateri mengajak mahasiswa untuk langsung mengalami (praktik) bagian-bagian dalam psikodrama, dimana secara berkala pemateri berhenti sejenak untuk menyampaikan penjelasan teoretik tentang apa yang sedang mereka alami (lakukan). Ada tiga tahap dalam Psikodrama, warming up, action dan reflection/integration. Hollande menggambarkan ketiga tahap ini dengan pengandaian gambar sebuah kurva.

Tahap awal psikodrama adalah warming up. Pada tahap ini, pemateri yang berperan sebagai director psikodrama, mengajak mahasiswa menyelami spontanitas dan kreativitas agar lebih siap saat melakukan peran-peran psikodrama. Pada tahapan ini mencakup pula sosiometri, locogram, spectrogram dan permainan peran. Mahasiswa belajar untuk memahami bahwa seluruh aktivitas dalam tahap ini merupakan tahap awal (initial stage of group counseling) untuk mempersiapkan setiap inidividu dalam kelompok untuk menjadi siap sebagai anggota kelompok dan berproses dalam kelompok.

Mahasiswa membentuk entitas kolektif dalam kelompok

Setelah kelompok terbangun (‘mahasiswa siap untuk mengambil peran’), director membawa mahasiswa ke tahap selanjutnya yaitu action. Action adalah kegiatan inti dari proses psikodrama. Pada tahapan ini mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengalami peran dan teknik dalam psikodrama, antara lain protagonist, doubling, mirroring, dan role reversal. Mahasiswa diminta baik secara mandiri maupun berkelompok untuk mengekspresikan dirinya dengan personifikasi objek dalam setting skenario yang telah diatur oleh director (terapis atau group leader dalam hal ini dosen tamu). Mahasiswa mengalami proses-proses internal dengan cara-cara yang menyenangkan dan bermakna, saat mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk entitas tunggal maupun kolektif, misalnya pohon (individu) atau kereta Bhagavad Gita (kolektif).

Akhir dari kurva dalam psikodrama adalah reflection atau integration. Tahap ini berfungsi sebagai penutupan dan diskusi sesi. Pemateri mengajak mahasiswa untuk mendiskusikan bagaimana sesi yang telah dilaksanakan tadi dapat membawa kemanfaatan dalam kehidupan keseharian. Aplikasi Psikodrama merentang di dalam ranah klinis (psikoterapi) sampai non-klinis (self-enhancement). Hal tersebut membuat ranah penerapan psikodrama menjadi sangat luas.

Pada akhir kuliah psikodrama yang tampil beda ini, mahasiswa tampak refreshed dan menunjukkan respon positif. Pembelajaran teori dan pemahaman teknik dengan cara mengalami kali ini, banyak melibatkan tawa sekaligus air mata. Mahasiswa yang pada mulanya masih malu dan ragu untuk berekspresi, di akhir acara menjadi lebih berani serta mampu memaknai psikodrama dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Humas Psikologi UGM/Jehna)

Temu Kangen Ala Alumni S3 Psikologi UGM, Membawa Kebahagiaan dan Produktivitas

Berawal dari ide untuk saling berbagi di bidang masing-masing, alumni S3 Fakultas Psikologi UGM berinisiatif mengadakan temu alumni sekaligus mencapai produktivitas, kebahagiaan, dan silahturahmi. Dengan judul kegiatan ‘Dari Kita Untuk Kita Temu Kangen Produktif Alumni S3 Psikologi UGM’ acara diisi dengan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Workshop Meta Analisis. Kegiatan temu alumni dengan konsep produktivitas merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan. Hal ini juga didasari oleh inisiatif para alumni yang menginginkan sebuah kegiatan yang lebih dari sebuah pertemuan namun berisi kegiatan yang menunjang produktivitas, yaitu saling berbagi ilmu di bidangnya masing-masing. Dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Oktober 2018, acara dihadiri oleh alumni S3 dari berbagai angkatan dan daerah yang mayoritas berprofesi sebagai dosen.

Rangkaian kegiatan temu alumni diawali dengan anjangsana atau kunjungan ke beberapa rumah dosen Psikologi, workshop, ramah tamah dengan sesama alumni S3 dan para dosen di Psikologi UGM, kemudian jaring pendapat dan masukan untuk Prodi S3 Psikologi, dan di hari selanjutnya diisi dengan kegiatan relaksasi berkeliling kampus UGM.

Selaku Kepala Prodi S3 Psikologi UGM, Dr. Neila Ramdhani, M.Si., M.Ed. mengaku sangat mendukung adanya kegiatan ini. “Sebelumnya, rencana untuk mengadakan temu alumni S3 Psikologi UGM sudah dilakukan sejak lama dan akhirnya pada tahun ini bisa dilaksanakan di Yogya sebagai sarana reuni sekaligus sarana berbagi. Pelaksanaan acara ini penuh dengan inisiatif dan spontanitas para alumni yang menghendaki adanya unsur produktif sehingga pelaksana kegiatan juga dari alumni itu sendiri.”

Kegiatan workshop sebagai sarana saling berbagi para alumni mengangkat tema meta analisis dan menghadirkan pembicara dari kalangan alumni tahun 2009 yaitu Dr. Moordiningsih, S.Psi., M.Si. yang baru saja menyelesaikan penelitian meta analisis serta merupakan seorang dosen. Tema workshop bertujuan agar para alumni yang mayoritas dosen sekaligus peneliti dapat memahami salah satu teknik penelitian yang penting dilakukan yaitu  berdasarkan literatur bukan penelitian langsung yang dinamakan meta analisis.

“Kegiatan seperti workshop dibuat untuk memberikan sarana saling berbagi yang nantinya akan dilakukan secara berseri dan bergilir ke beberapa kota karena setiap alumni memiliki kekuatan di bidang masing-masing sehingga harapannya kegiatan ini bisa memberikan kebahagiaan tersendiri dari pertemuannya dan juga membentuk sebuah kolaborasi keilmuan.” Ujar Dr. Nur Laila Effendi, M.Si. selaku Ketua Penyelenggara Workshop Temu Alumni S3 Psikologi UGM.

Adanya acara temu alumni ini diharapkan mampu menyegarkan keilmuan para alumni dan mewadahi untuk saling berbagi ilmu yang dapat dimanfaatkan di institusi masing-masing. Selain itu bisa menghasilkan hubungan positif dan menjaga silahturahmi sesama alumni.

Membantu Percepatan Penyelesaian Disertasi, Workshop Metodologi Penelitian Hadir untuk Mahasiswa S3

Pada hari Jum’at, 12 Oktober 2018 telah dilaksanakan Workhsop Metodologi Penelitian. Workshop ini diselenggarakan oleh Program Studi S3 Fakultas Psikologi UGM. Dimulai dari jam 08.00 WIB, acara ini dilaksanakan di Ruang A203 Fakultas Psikologi UGM dan terbagi menjad dua sesi. Sesi pertama mengenai Penggunaan Aplikasi Reference Manager Mendeley yang berlangsung hingga 11.30 WIB. Pada sesi ini, pemateri didatangkan langsung dari Fakultas Teknik, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, yaitu Endita Prima Ari Pratiwi, S.T., M.Eng., Ph.D. Pada sesi kedua diisi mengenai Social Network Analysis dan Aplikasinya dan berlangsung hingga pukul 16.00 WIB. Pemateri pada sesi ini terdiri dari dua orang yaitu Rahmat Hidayat, Ph.D. dan Sapta Widi Wusana, M.A. Workshop diharapkan dapat membantu mahasiswa S3 Fakultas Psikologi UGM agar dapat menambah fokus dan percepatan dalam penyelesaian disertasi.

Pada workshop ini, peserta diajak untuk paham secara materi dan juga mampu mempraktikannya sehingga workshop juga berisi kegiatan praktik yang langsung dipandu oleh pemateri. Peserta workshop ada yang sudah memiliki Mendeley dan ada yang belum sehingga bagi peserta yang belum memiliki aplikasi diberi waktu untuk menginstall saat workshop. Tidak hanya itu, peserta juga diajak untuk memaksimalkan aplikasi Mendeley dengan membuat akun dan perpustakaan naskah agar memudahkan saat pengopresian. Dalam sesi ini dilakukan penyesuaian aplikasi Mendeley bagi pengguna Mac dan OS.

Di awal, Endita Prima Ari Pratiwi, S.T., M.Eng., Ph.D. menjelaskan mengenai Mendeley secara umum dan memperkenalkan fitur-fitur yang ada. “Mendeley dapat digunakan untuk menampilkan metadata dari file PDF secara otomatis. Mendeley juga bisa digunakan pada berbagai sistem operasi, khususnya Microsoft, Windows, Mac, dan Linux. Pada Mendeley juga terdapat fitur untuk jejaring sosial dan bisa diakses melalui aplikasi iPhone maupun iPad. Dan yang terpenting adalah, Mendeley dapat mengimpor dokumen dan makalah penelitian dari situs-situs eksternal serta setiap akun yang terdaftar dapat memiliki penyimpanan online sebesar 2GB.” Jelas Endita saat awal sesi.

Workshop dilanjut ke sesi Social Network Analysis bersama Rahmat Hidayat, Ph.D. dan Sapta Widi Wusana, M.A. pada pukul 13.00 WIB. Peserta yang mengikuti workshop berjumlah 30 orang dan nampak antusias mengikuti acara dari awal hingga akhir karena berpartisipasi aktif serta turut bertanya saat pemberian materi maupun saat diskusi.