Fakultas Psikologi UGM menggelar Pelatihan Pengelolaan Sampah pada Jumat (31/10) di Selasar Gedung D sebagai bagian dari program Sustainability Campus Action (SCA). Kegiatan ini menggandeng Dr. Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc., dan tim dari Fakultas Biologi UGM sebagai narasumber.
Dalam sambutannya Kepala Kantor Administrasi Fakultas Psikologi UGM, Umi Widyaningsih, S.Pd., M.Acc., pelatihan ini merupakan program ketiga dari lima agenda SCA yang harus diselesaikan pada tahun ini.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Sustainability Campus Action atau SCA. Tahun ini kami memiliki lima program yang harus diselesaikan sebelum akhir November. Setelah literasi keuangan dan workshop zero ketergantungan, hari ini kita melanjutkan program ketiga, yaitu pelatihan pengelolaan sampah,” ujarnya.
Pelatihan ini menggandeng Fakultas Biologi UGM sebagai mitra karena keahlian dan praktik pengelolaan sampah yang telah berjalan baik di fakultas tersebut.
“Untuk pelatihan pengelolaan sampah kali ini, kami bermitra dengan Fakultas Biologi UGM karena keahlian dan praktik baik yang mereka miliki. Biologi sudah mengolah sampah secara lebih advance, bahkan mampu menghasilkan produk yang dijual,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar Fakultas Psikologi dapat menerapkan langkah-langkah pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan. Selain untuk lingkungan kampus, pelatihan ini diharapkan memberi manfaat langsung bagi peserta dalam kehidupan sehari-hari.
Mengawali pemaparan, Dr. Dwi Umi Siswanti hadir bersama dua anggota Satgas Pengelolaan Sampah Organik Fakultas Biologi UGM.
“Hari ini saya datang tidak sendirian. Saya bersama Pak Nanang dan Pak Andi, anggota Satgas Pengelolaan Sampah Organik Fakultas Biologi. Kami sangat beruntung dan bangga diundang untuk sharing tentang apa yang sudah kami lakukan sejak 2021,” ujarnya.
Dr. Dwi Umi Siswanti menjelaskan bahwa Fakultas Biologi telah mengembangkan probiotik, biofertilizer, serta produk pengolahan sampah organik lain sejak lebih dari satu dekade lalu.
“Untuk keilmuannya, kami sudah memulai sejak 2010. Kami membuat probiotik dan biofertilizer yang digunakan untuk membantu mempercepat pengelolaan sampah organik. Salah satu hasil riset kami adalah biofertilizer yang sejak 2023 sudah digunakan di berbagai instansi seperti SMK 2 Jetis, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, hingga RSA,” jelasnya.
Ia juga menunjukkan berbagai produk pengolahan sampah yang dikembangkan di Biologi UGM, termasuk mesin pencacah sederhana yang biasa digunakan untuk penyuluhan di masyarakat.
“Kami sering diundang ke RT, RW, KWT, hingga dasawisma untuk memberikan penyuluhan dan workshop pengelolaan sampah skala kecil. Karena itu kami membuat alat pencacah sederhana yang mudah dibawa,” tambahnya.
Selama pelatihan, peserta diperkenalkan pada proses pengolahan sampah organik berbasis probiotik, teknik pencacahan, proses fermentasi, hingga praktik komposting cepat.
Kegiatan diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, dan tenaga outsource Fakultas Psikologi UGM. Peserta juga mengikuti sesi praktik langsung dan evaluasi pemahaman melalui pre-test dan post-test.
Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana