Fakultas Psikologi UGM Terapkan Inisiatif Penyajian Konsumsi Ramah Lingkungan pada PIONIR PRK 2024

Bento Pengurangan Sampah

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam mengurangi dampak lingkungan. Selama pelaksanaan PIONIR Psikologi Rumah Kita (PIONIR PRK) pada 31 Juli – 1 Agustus 2024, kebijakan penyajian konsumsi ramah lingkungan diterapkan untuk mengurangi sampah dan mengedukasi mahasiswa baru tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.  

Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, menjelaskan, “Secara prinsip dengan model seperti itu, mengajarkan pada setiap mahasiswa baru untuk mencoba melakukan perubahan perilaku dalam meminimalisasi pembuangan sampah. Jadi ketika mereka membawa tumbler, mereka menggunakan alat-alat yang reuse, itu otomatis mengurangi proses penumpukan sampah atau pembuangan sampah baru”.  

Dalam inisiatif ini, setiap mahasiswa baru diwajibkan membawa kotak makan, tumbler, dan alat makan sendiri. Makanan disajikan dalam box bento yang dapat digunakan kembali. “Untuk menghindari sampah, setiap makan siang mereka menggunakan lunchbox dari vendor sehingga tidak menggunakan box makan sekali pakai yang akhirnya menjadi sampah. Mereka harus membawa kotak makan sendiri untuk mengambil snack-snack yang disediakan Fakultas” jelas Koordinator Gugus PIONIR PRK, Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Selain itu, fakultas menyediakan dispenser air minum di berbagai sudut gedung untuk memudahkan peserta mengisi ulang tumbler mereka. 

Sumaryono menambahkan, “Memang yang harus dipikirkan lagi adalah bagaimana proses ini menjadi sebuah kebiasaan yang tidak hanya berlaku saat makan tetapi juga dalam penggunaan barang-barang lain, seperti kertas, termasuk ketika proses pembelajaran, skripsi, dan tugas-tugas.” 

Kebijakan ini didukung dengan adanya sistem pengelolaan sampah yang sudah ada di lingkungan kampus. Fakultas telah menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah organik, non-organik, dan residu. “Karena sekarang kan ada sampah yang khusus organik. Sehingga sampah bekas sisa makanan itu juga bisa jadi satu,” tambah Aisha. 

Kebijakan ini mendapat tanggapan positif dari mahasiswa baru. Audrey Imanuella, mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGM, mengaku kebijakan ini tepat karena memiliki banyak manfaat, “Menurut saya kebijakan bawa tumbler dan tempat makan sendiri sudah tepat. Banyak manfaatnya juga, contohnya mengurangi sampah sekali pakai dari botol plastik dan box makanan, jadi tidak terlalu mengotori lingkungan sekitar”.  

 

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana