Yogyakarta, 6 Agustus 2025 — Artikel berjudul “The effect of rasa rumangsa (self-awareness and empathy) on the subjective burden of families caring for individuals with schizophrenia: Social support as a mediator, ditulis Sheilla Varadhila Peristianto, M. A. Subandi, dan Muhana Sofiati Utami.yang dipublikasikan pada Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, Vol. 10, No. 1. Jurnal ini terindeks Scopus (Q3) dengan SJR 2024 (0,27).
Tim peneliti mengungkap temuan penting terkait nilai budaya lokal yang berperan sebagai strategi adaptasi pada keluarga yang merawat pasien skizofrenia. Dalam studi yang diterbitkan di Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, menunjukkan bahwa rasa rumangsa (konsep budaya Jawa tentang kesadaran diri dan empati) yang disertai dengan dukungan sosial dapat membantu mengurangi beban psikologis yang dirasakan oleh keluarga yang merawat pasien skizofrenia.
Studi ini melibatkan 112 responden dari keluarga penyandang skizofrenia di Yogyakarta, yang dipilih secara purposive. Data dianalisis menggunakan pendekatan uji analisis mediasi dengan bantuan perangkat lunak Jamovi v2.6.13.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memediasi hubungan antara rasa rumangsa dan subjective burden secara sempurna. Artinya, rasa rumangsa tidak serta-merta mengurangi beban subjektif yang dirasakan keluarga, melainkan melalui perantara dukungan sosial yang mereka terima dari lingkungan sekitar. Secara statistik, hal ini terbukti signifikan (ß = ‑0,1137, p < 0,05) melalui uji mediasi dengan menggunakan kerangka model 4 mediasi Hayes.
Penelitian ini memiliki arti penting karena memperkuat gagasan bahwa nilai-nilai budaya lokal dapat dijadikan dasar dalam penyusunan intervensi psikososial. Dengan mengangkat rasa rumangsa, pendekatan perawatan kesehatan mental dapat menjadi lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan masyarakat. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa penguatan jejaring sosial dan empati kolektif berperan penting dalam menjaga ketahanan psikologis keluarga yang merawat pasien skizofrenia.
Fakultas Psikologi UGM mendorong penelitian yang tidak hanya kuat secara metodologis, tetapi juga berpijak pada konteks sosial budaya Indonesia. Hasil studi ini diharapkan menjadi dasar bagi pengembangan program berbasis komunitas untuk mendukung peran keluarga sebagai caregiver pasien gangguan jiwa, sekaligus menjadi inspirasi bagi integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam layanan kesehatan mental nasional.
Berikut ini abstrak, kata kunci, dan link artikel tersebut.
Abstract. Families caring for schizophrenic individuals experience pressure due to their associated roles and responsibilities, a situation known as subjective burden. Cultural values influence decision-making related to caretaking behavior, including that based on the Javanese value of rasa rumangsa as an adaptive coping mechanism in caregiving contexts. Social support is a factor that helps to reduce the subjective burden of families taking care of schizophrenic individuals. This study examines social support as a mediator in the role of rasa rumangsa in relation to such subjective burden. The quantitative research used surveys for the data collection method, with 112 carer families of schizophrenic individuals chosen for the study by purposive sampling. The questionnaires used were 1) the Rasa Rumangsa Scale, 2) the Interpersonal Support Evaluation List (ISEL), and 3) the Zarit Burden Interview (ZBI). The hypothesis was tested using Jamovi version 2.6.13 with the medmod module, following Model 4 of Hayes’ simple mediation framework. The results indicate that social support fully mediates the relationship between rasa rumangsa and the subjective burden of families caring for individuals with schizophrenia (indirect effect: ß = -.1137, p < .05, 95% CI = -.2186, -.0105). The implication of studying rasa rumangsa as a cultural coping mechanism can be an alternative way of explaining its relationship with the subjective burden of such families. In addition, the findings could also be used to develop mental health programs to improve social support, which will ultimately reduce the subjective burden.
Keywords: mediation; rasa rumangsa; schizophrenia; Sobel test; social support; subjective burden
Publikasi ini dapat diakses di Link: https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Psikohumaniora/article/view/25099
Berdasarkan kata kuncinya, artikel ini adalah luaran penelitian yang fokus pada SDG: 3.
Selamat kepada Prof. Subandi, bu Muhana dan tim peneliti.
Penulis: Fauzi
Editor: Zufar