Simbah Bercerita, Memperkuat Ikatan Lintas Generasi dan Mendukung SDGs

Program Duta Lansia Istimewa (DLI) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Center for Life-Span Development (CLSD) telah meluncurkan berbagai inisiatif yang mendukung pemberdayaan lansia di Yogyakarta. Salah satu inisiatif unggulan pada Juli 2024 adalah Simbah Bercerita, suatu kegiatan yang menghubungkan lansia dengan generasi muda melalui kisah dan pengalaman hidup. Program tersebut tidak hanya memfasilitasi pertukaran pengetahuan lintas generasi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang berfokus pada pendidikan berkualitas (SDG 4), kesetaraan gender (SDG 5), dan pengurangan ketimpangan (SDG 10).

Program Simbah Bercerita bertujuan untuk menggali dan membagikan kearifan lokal yang dimiliki oleh para lansia kepada generasi yang lebih muda. Kegiatan tersebut dilakukan di berbagai lokasi, seperti Kelurahan Giwangan dan Museum Sandi Yogyakarta, dengan melibatkan Duta Lansia sebagai narator yang bercerita kepada anak-anak dan remaja. Setiap pertemuan dihadiri oleh puluhan peserta, baik dewasa maupun generasi muda, yang antusias mendengarkan cerita tentang nilai-nilai tradisional, sejarah lokal, hingga pengalaman hidup yang inspiratif.

Sebagai contoh, pada tanggal 11 Juli, Edy Muhammad, salah satu Duta Lansia, memimpin sesi di Kelurahan Giwangan, Yogyakarta, yang dihadiri oleh 24 peserta. Melalui cerita yang disampaikan dengan penuh penghayatan, peserta muda dapat belajar dari pengalaman Bapak Edy dan lansia lainnya mengenai masa lalu Yogyakarta, tradisi budaya yang hampir punah, dan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur. Kegiatan seperti ini berfungsi sebagai jembatan antar generasi, memperkuat hubungan sosial, sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai kebudayaan yang mulai terlupakan.

Simbah Bercerita secara langsung berkontribusi terhadap pencapaian SDG 4, yang bertujuan memastikan pendidikan berkualitas yang inklusif dan merata. Meskipun bukan kegiatan formal pendidikan, sesi bercerita tersebut memberikan pembelajaran berbasis pengalaman yang kaya akan nilai-nilai sosial dan budaya. Anak-anak yang hadir tidak hanya mendapatkan informasi baru, tetapi juga belajar mengenai pentingnya menghormati lansia dan menjaga hubungan antar generasi. Dalam konteks global, kegiatan tersebut sejalan dengan upaya memperkuat pendidikan yang lebih luas, di mana transfer pengetahuan dan nilai melalui interaksi sosial menjadi salah satu elemen penting.

Di samping itu, program tersebut juga berhubungan dengan SDG 5, yaitu kesetaraan gender. Kegiatan Simbah Bercerita melibatkan lansia dari berbagai latar belakang gender untuk berperan sebagai narator, termasuk perempuan lansia yang selama ini jarang mendapatkan platform untuk berbagi cerita. Hal ini penting dalam memperkuat posisi perempuan lansia di masyarakat, mengingat mereka seringkali menghadapi marginalisasi sosial dan ekonomi. Dengan terlibat aktif dalam kegiatan tersebut, perempuan lansia diberi kesempatan untuk tampil sebagai tokoh penting yang dapat memberikan kontribusi pada masyarakat.

Lebih jauh lagi, Simbah Bercerita juga mendukung SDG 10, yaitu pengurangan ketimpangan, dengan memberikan kesempatan kepada lansia dari berbagai latar belakang sosial ekonomi untuk berpartisipasi aktif. Kegiatan tersebut dilaksanakan di berbagai lokasi yang mencakup wilayah perkotaan dan semi-perkotaan, yang bertujuan memastikan bahwa setiap lansia memiliki akses yang sama untuk menyampaikan kisah mereka. Dengan memfasilitasi ruang bagi para lansia untuk berbagi cerita, program tersebut membantu mengurangi ketimpangan dalam hal partisipasi sosial dan budaya di kalangan lansia, khususnya mereka yang jarang mendapatkan sorotan dalam aktivitas masyarakat.

Tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak dan generasi muda, kegiatan Simbah Bercerita juga memiliki dampak positif bagi para lansia. Melalui kesempatan untuk bercerita, para lansia merasa dihargai dan diakui perannya dalam masyarakat. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri serta kesejahteraan emosional Merika yang seringkali berkurang seiring bertambahnya usia. Dengan mendapatkan kesempatan untuk berbagi, para lansia juga merasa lebih terhubung dengan komunitas mereka, sehingga mengurangi rasa kesepian yang seringkali dialami oleh banyak lansia.

Sesi-sesi Simbah Bercerita juga memberikan ruang bagi lansia untuk menghidupkan kembali memori kolektif mereka, yang dapat berfungsi sebagai bentuk terapi kognitif yang tidak formal. Lansia yang terlibat dalam bercerita menggunakan kemampuan kognitif mereka untuk mengingat detail dari pengalaman masa lalu, yang pada akhirnya membantu mempertahankan fungsi otak mereka. Melalui interaksi sosial yang terjalin, mereka juga merasa lebih berenergi dan termotivasi untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan sosial lainnya.

Walaupun program Simbah Bercerita telah berjalan dengan baik, terdapat sejumlah tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah keberlanjutan program dalam hal pendanaan dan logistik. Laporan pengeluaran menunjukkan bahwa setiap kegiatan membutuhkan biaya untuk honorarium Duta Lansia dan kader, serta dukungan administrasi dan logistik lainnya. Oleh sebab itu, kerja sama lebih lanjut dengan pihak swasta maupun pemerintah sangat dibutuhkan untuk memastikan program tersebut dapat terus berjalan.

Selain itu, program tersebut masih memiliki potensi untuk diperluas. Salah satu peluang ke depan adalah memperkenalkan teknologi sebagai bagian dari program tersebut, seperti dengan merekam sesi bercerita dan menyebarkannya melalui media sosial atau platform digital. Hal tersebut akan memungkinkan lebih banyak orang, khususnya mereka yang tidak dapat hadir langsung, untuk menikmati cerita-cerita tersebut dan mendapatkan manfaat dari nilai-nilai budaya yang dibagikan.

Simbah Bercerita merupakan inisiatif yang sangat berharga dalam memperkuat hubungan antar generasi, menghidupkan kembali kearifan lokal, serta mendukung pencapaian SDGs, khususnya dalam bidang pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, dan pengurangan ketimpangan. Melalui program tersebut, para lansia tidak hanya menjadi narator yang membagikan kisah mereka, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk terus terlibat aktif dalam masyarakat. Dengan dukungan yang berkelanjutan dari berbagai pihak, program Simbah Bercerita diharapkan dapat terus berkembang serta memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.