Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY (BNNP DIY) menyelenggarakan Workshop Zero Ketergantungan pada Kamis (23/10) di Selasar Gedung D. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Sustainability Campus Action (SCA) UGM yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi.
Workshop diikuti oleh dosen, tenaga kependidikan, dan tenaga outsource Fakultas Psikologi UGM. Acara ini menjadi sarana pengembangan diri pegawai dan bertujuan meningkatkan pemahaman tentang bahaya ketergantungan, mendorong perubahan perilaku sehat, menghubungkan isu tembakau dengan ketahanan pangan, serta menyediakan alternatif gaya hidup yang lebih sehat dan bergizi.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen fakultas dalam mendukung SCA.
“Acara hari ini merupakan bagian dari program Sustainability Campus Action untuk mendukung program-program terkait SDGs, khususnya SDG 3. Tema ketergantungan sangat relevan karena menyangkut kualitas perkembangan masyarakat. Semoga ilmu yang didapat tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga dapat dibagikan kepada keluarga agar kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman,” ujarnya.
Pemaparan materi “Zero Ketergantungan: Psikologi UGM & BNN Bersama Ciptakan Kampus Sehat”, menghadirkan Lisa Sunaryo Putri, S.Psi., M.A., Penggerak Swadaya Masyarakat BNNP DIY, dan Riza Mahmuda, S.Kep., Petugas Rehabilitasi BNNP DIY. Tim BNNP DIY memaparkan pengenalan dasar mengenai narkoba, jenis-jenisnya, serta dampak penyalahgunaan.
Dalam paparannya, Lisa menguraikan berbagai jenis narkotika seperti ganja, heroin, dan kokain yang memiliki tingkat ketergantungan tinggi dan tidak diperbolehkan untuk penggunaan pengobatan. Sementara itu, kelompok psikotropika mencakup obat-obatan medis seperti obat tidur dan obat anti kecemasan yang penggunaannya harus melalui resep dokter. Adapun bahan adiktif seperti alkohol, lem, hingga rokok juga dapat menyebabkan ketergantungan meski tidak masuk dalam kategori narkotika atau psikotropika.
Ia turut menyoroti fenomena penggunaan zat-zat tertentu seperti jamur kotoran sapi dan kecubung yang kini telah dikategorikan sebagai narkotika karena efek halusinogen dan risiko ketergantungannya.
Riza Mahmuda kemudian menambahkan perspektif rehabilitasi, termasuk faktor perilaku yang mendorong seseorang menyalahgunakan zat serta pentingnya pemeriksaan kondisi emosional sehari-hari untuk mencegah perilaku adiktif.
Kegiatan ini ditutup dengan makan bersama sebagai upaya pemenuhan gizi dan penerapan gaya hidup sehat melalui penyediaan makanan bergizi tanpa kemasan sekali pakai.
Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana