 
						
Yogyakarta, 15 September 2025 – Studi berjudul “An Analysis of Measurement Invariance of the Patient Health Questionnaire-9 Between Indonesia, Germany, and the USA” yang ditulis oleh tim penulis yang terdiri dari: Eric Sucitra, Riangga Novrianto, Yolanda T. Pasaribu, Tania M. Lincoln, dan Edo S. Jaya, diterbitkan di jurnal Assesment.Jurnal ini terindeks Scopus (Q1) dan WoS (SSCI), dengan Impact Factor sebesar (3,4).
Penelitian yang melibatkan peneliti dari Fakultas PsikologiUGM ini berhasil menunjukkan bahwa Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9), salah satu alat ukur popular untuk mengukur gejala depresi, dapat digunakan secara universal terlepas dari pendapatan per kapita penduduk suatu negara.
Studi yang mengambil sampel dari Indonesia, Jerman dan Amerika Serikat ini menemukan bahwa PHQ-9 memiliki invariansi pengukuran yang baik di semua tingkatan serta tidak memiliki perbedaan signifikan pada skor rata-rata. Hasil ini menegaskan bahwa PHQ-9 dapat digunakan untuk mengukur gejala depresi baik di negara dengan pendapatan per kapita tinggi maupun menengah hingga rendah. Hasil ini menegaskan bahwa gejala depresi bersifat umum di beberapa wilayah dengan kondisi geografis yang berbeda. Temuan ini dapat mendorong pengembangan asesmen dan penanganan depresi yang bersifat universal serta mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.
Abstract
The Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9) is a screening tool for assessing depressive symptomatology that has received widespread use. However, there is a scarcity of research on whether the instrument measures the same construct between high-income (HIC) and low- and middle-income countries (LMICs). Online surveys were utilized to assess samples across Indonesia, Germany, and the USA (N = 2350). Measurement Invariance (MI) was computed using multi-group confirmatory factor analyses. We found the general factor model to have a good fit and configural, metric, scalar, and residual MI across three countries. There were no significant differences in mean scores (Indonesia, M = 1.87, SD = 0.56; Germany, M = 1.90, SD = 0.65; USA, M = 1.90, SD = 0.75). These results highlight that depressive symptomatology is universal across distinct geographical regions, regardless of the population’s income levels. Hence, this study further emphasizes the urgency of developing universal, accessible assessment and treatment for depression.
Keywords: depression disorder, self-report, DSM, measurement invariance, cross-cultural
Link: https://doi.org/10.1177/10731911251361230
Berdasarkan kata kuncinya, artikel ini adalah luaran penelitian yang fokus pada SDG: 3, 10 & 17.
Selamat kepada mas Riangga dan tim penulis.
Penulis: Fauzi
Editor: Zufar
