(Tim peneliti melakukan pilot testing internal pada anggota tim (non-hafiz) sebelum sesi pengambilan data penelitian)
Tim peneliti Fakultas Psikologi UGM akan menelaah bagaimana latihan menghafal Al-Qur’an yang intensif membentuk memori verbal dan meninggalkan jejak pada struktur serta konektivitas otak. Berangkat dari praktik pendidikan pesantren yang terstruktur (menggabungkan talaqqi, muraja’ah, dan pengulangan konsisten), studi ini memposisikan hafiz sebagai model belajar yang menuntut ketekunan tinggi dan pengolahan informasi berulang. Di ranah neurosains, pengalaman belajar intensif diketahui dapat memicu neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak beradaptasi secara fungsional dan struktural. Namun, bukti spesifik tentang bagaimana adaptasi ini tampak pada hafiz masih terbatas. Penelitian ini hadir untuk memetakan bagian-bagian otak yang terkait memori verbal, terutama hippocampus dan nucleus caudate, serta integritas jalur materi putih seperti inferior fronto-occipital fasciculus (IFOF) dan uncinate fasciculus (UF), sekaligus menguji performa memori verbal secara perilaku. Selain itu, penelitian ini merupakan riset psikologi pemetaan otak hafiz pertama di Indonesia yang menggunakan pencitraan otak struktural.
Studi ini menargetkan dua kelompok partisipan dari lingkungan pesantren yang sama: lima hafiz yang telah menghafal 30 juz dan lima non-hafiz sebagai pembanding. Pendekatan ini dipilih untuk meminimalkan variasi lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi memori. Kemampuan memori verbal diukur menggunakan Word Pair Association, yang menilai ketepatan dan kecepatan dalam mengenali pasangan kata yang pernah dipelajari. Pada saat yang sama, tim menggunakan pencitraan otak MRI struktural dan fungsional untuk melihat perbedaan volume materi abu-abu pada hippocampus dan nucleus caudate, integritas materi putih pada IFOF dan UF dengan tract-based spatial statistics, serta pola aktivitas dan konektivitas otak saat istirahat melalui fMRI. Analisis voxel-based morphometry (VBM) akan mengekstrak ukuran volumetrik, sementara data fungsional diproses dengan tahapan pra-pengolahan standar dan diuji menggunakan model linier umum. Pendekatan statistik dengan analisis regresi tambahan juga dilakukan untuk menilai kaitan antara durasi latihan hafalan dan parameter neuroanatomi.
Riset ini dipimpin oleh Satriyo Priyo Adi, S.Psi., M.Sc. (Ketua Peneliti), dan didanai oleh Hibah Penelitian Fakultas Psikologi UGM 2025, dengan kolaborasi lintas disiplin dari psikologi dan kedokteran. Tim inti mencakup Zulfikri Khakim, S.Psi., M.Sc., dan Sri Kusrohmaniah, S.Psi., M.Psi., Psikolog, Ph.D., dari Fakultas Psikologi UGM, serta para dokter spesialis radiologi: dr. Yana Supriatna, Ph.D., Sp.Rad; dr. Nurhuda Hendra Setyawan, Sp.Rad; dr. Naela Himayati Afifah, M.Sc., Sp.Rad; dan dr. Rifki Bachtiar, MMSc, Sp.Rad. Pengukuran dilakukan di Laboratorium Proses Mental dan Perilaku, RSUP Dr. Sardjito, dan RS Akademik UGM menggunakan pemindai 1,5T Siemens dengan protokol terstandar. Keterlibatan mahasiswa S1–S2 sebagai asisten peneliti menguatkan ekosistem pembelajaran riset, mulai dari pendampingan partisipan, pengolahan data perilaku, hingga dukungan pra-pengolahan data pencitraan.
Secara teoretis, penelitian ini mengajukan hipotesis bahwa hafiz akan menunjukkan performa memori verbal yang lebih baik, perbedaan volume pada hippocampus dan nucleus caudate, serta integritas materi putih yang lebih tinggi pada IFOF dan UF dibanding kelompok pembanding. Pola konektivitas fungsional yang melibatkan jaringan memori diharapkan lebih menonjol pada kelompok hafiz, sejalan dengan tuntutan kognitif hafalan yang berulang, melibatkan aspek fonologis, semantik, dan emosi. Jika terkonfirmasi, temuan ini akan memperkuat pemahaman kita tentang mekanisme neuroplastisitas dalam konteks pembelajaran berbasis hafalan, sekaligus memberi arah bagi strategi pendidikan yang berlandaskan neurosains, misalnya bagaimana merancang latihan berulang yang efektif, memonitor kemajuan, atau mengadaptasi beban belajar berdasarkan profil kognitif.
Luaran penelitian mencakup publikasi di jurnal internasional bereputasi minimal Q3, penyusunan prosedur eksperimen berbasis MRI/fMRI untuk pengajuan HKI, dan pemberitaan kegiatan riset yang selaras dengan prinsip-prinsip SDGs di laman Fakultas maupun Universitas. Di tingkat praktis, pemetaan ini diharapkan berkontribusi pada pengembangan intervensi kognitif dan desain pembelajaran yang lebih presisi, baik di pendidikan pesantren maupun konteks pendidikan formal yang menekankan penguatan memori verbal. Dengan kolaborasi lintas keilmuan, protokol pengukuran yang ketat, dan analisis yang transparan, studi ini menegaskan komitmen Fakultas Psikologi UGM pada riset berbasis bukti untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan literasi neurosains di Indonesia.
Penulis: Raden Roro Anisa Anggi Dinda