Fakultas Psikologi kembali menggelar Kajian Ramadan 1445 H secara bauran pada Jumat (22/3). Pada kesempatan kali ini, DR. dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger, FINASIM, SE, MM, seorang dokter spesialis berpengalaman dari RSUP Dr. Sajito, Departemen Geriatri Ilmu Penyakit Dalam, hadir sebagai pembicara utama. Ia membawakan tema “Sehat di Bulan Ramadan: Berkah dalam Kesejahteraan”, yang menghadirkan wawasan tentang pentingnya kesehatan dan keterkaitannya dengan puasa serta keberkahannya.
Dalam tausiahnya, ia memberikan pemahaman mendalam tentang makna sehat, puasa, dan berkah kepada seluruh peserta. Sebagai seorang pakar di bidangnya, pengetahuan dan pengalamannya memberikan sudut pandang yang berharga dalam memahami pentingnya menjaga kesehatan selama bulan Ramadan.
“Sehat ini ada banyak definisi, karena manusia itu strukturnya atas empat komponen, dimensi jasmani, rohani, sosial, dan spiritual,” ujarnya.
Puasa memiliki keterkaitan dengan keempat komponen ini, yaitu dapat meningkatkan kondisi kesehatan. Namun, untuk mencapai kondisi kesehatan yang optimal, seringkali dihadapkan dengan berbagai rintangan, salah satunya adalah penyakit.
“Tentang mengapa sakit, saya meringkaskan dari berbagai sumber yaitu bawaan lahir, defisiensi, degeneratif, psikosomatik, autoimun disease, metabolik, latrogenesis, infeksi, trauma, tumor dan kanker,” jelasnya.
Keadaan sakit dapat disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat, seperti mengkonsumsi jenis makanan tertentu secara berlebihan. Pada kenyataannya, tubuh tidak mampu menanggung semua makanan yang dikonsumsi secara berlebihan, yang kemudian dapat menyebabkan berbagai penyakit muncul sebagai reaksi tubuh.
“Kalau itu dari segi raga, bagaimana kita menyiasati, ya harus hidup sehat. Puasa itu salah satu rumus untuk sehat. Karena sehat itu ada rumus sembilan, dalam bahasa yang mudah diingat yaitu makan minum, tayib halal, olahraga tidak stress, lingkungan bersih dan indah, tidur cukup bertakwa, tinggalkan hal-hal tak perlu, hobi aktif bersosial,” terangnya.
Selain menjaga kesehatan fisik, penting juga untuk merawat kesehatan jiwa. DR. Probosuseno menjelaskan bahwa mewujudkan jiwa yang sehat dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain dengan menjalin silaturahmi, meningkatkan pemahaman tentang iman dan amal dalam Islam, rajin berzikir, mendoakan, serta membaca Al Quran. Bersyukur dan tetap optimis juga merupakan bagian penting dalam merawat kesehatan jiwa, begitu juga dengan mendoakan kebaikan untuk orang lain.
“Kalau kita sudah puasa berkali-kali, jika setiap puasa dilakukan dengan benar maka, perbaikan tekanan darah & berat badan, pikiran makin bagus, ujut kelainan kulit semakin membaik, alat dalam makin bagus, sperma makin bagus, semuh lebih cepat, awet muda,” pungkasnya.
Secara psikologis dan sosial, puasa dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain meningkatkan stabilitas emosi, memperkuat kendali internal, meningkatkan ketahanan terhadap stres dan kecemasan, mencegah munculnya beberapa gangguan jiwa, meningkatkan rasa aman dan kebersamaan, serta meningkatkan kepekaan sosial.
Penulis: Erna
Foto: Edwin