Kajian Ramadan 1445 H Fakultas Psikologi: Keluarga dan Semangat Ramadan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Kajian Ramadan bertajuk “Unlock Ramadan 1445 H: Dengan Muhasabah, Hidup Lebih Berwarna”. Kegiatan ini akan berlangsung setiap pekan selama Ramadan dengan menghadirkan sejumlah tokoh dan ulama sebagai pembicara. Tokoh dan ulama tersebut adalah Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog, DR.dr. Probosuseno, SpPD-KGer, SE, MM, K.H. Syatori Abdul Rauf, dan Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog.  

Kajian Ramadan pekan pertama berlangsung pada Jumat pagi (15/3) secara bauran dengan menghadirkan pembicara Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog, dosen purnatugas Fakultas Psikologi UGM. Tema yang ia bawakan adalah “Keluargaku, Semangatku untuk Menyambut Kemuliaan Ramadan”.  

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi seluruh civitas, khususnya kajian pertama mengenai tema keluarga yang disampaikan.  

“Saya rasa ini berguna bagi semua pihak, dan yang menarik, tema pertama kita adalah keluarga. Keluarga itu kalau di dalam Alquran ada satu ayat yang kalau tidak salah seperti ini, keluarga perlu kita pelihara agar terbebas dari api neraka. Keluarga itu termasuk kita keluarga besar di Fakultas Psikologi,” ungkap Sumaryono.  

Tema-tema terkini yang relevan di keseharian akan menjadi bahasan yang diangkat dalam kajian Ramadan. Kegiatan ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman keislaman serta meningkatkan ibadah bagi civitas Fakultas Psikologi UGM di bulan suci.  

Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog, memulai ceramah dengan mengulas pengertian tentang keluarga. Ia menjelaskan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang memilki peran penting dalam perkembangan kehidupan seseorang.  

“Kalau keluarganya hancur maka masyarakat, negara, bangsa itu akan hancur. Di dalam keluarga inilah individu lahir, dibesarkan, kemudian berkembang di dalam kehidupan, baik itu nanti hubungan sosial, nilai-nilai, value, aturan dan sebagainya. Oleh karena itu di Psikologi, sangat banyak kajian-kajian yang berkaitan dengan ketahanan keluarga”, jelasnya.  

Menurut Haryanto, bulan Ramadan adalah bulan keluarga yang penuh dengan momen dan waktu untuk meningkatkan kebersamaan.  

“Misalnya mulai dari sahur bersama, subuh, kajian bakda subuh, kemudian tadarus alquran, salat duha, atau menyiapkan takjil, ini adalah waktu-waktu yang bisa dipakai dalam tanda petik kalau merasa family time-nya kurang,” tambahnya.  

Haryanto menekankan bahwa semua fungsi keluarga dapat ditemukan di bulan Ramadan. Delapan fungsi tersebut meliputi fungsi agama, sosial budaya, cinta dan kasih sayang, perlindungan, reproduksi, sosialisasi & pendidikan, ekonomi, dan pendidikan lingkungan.  

“Jadi, sekali lagi bulan ramadan bulan keluarga, sehingga menyemai value-value didalam proses berpuasa ini di dalam keluarga,” tegasnya.  

Dalam ceramahnya Haryanto juga mengingatkan tentang keutamaan, keberkahan, dan kemuliaan bulan Ramadan. “Kemuliaan ini tidak lain disandarkan kepada bulannya yaitu Ramadan, dan puasanya itu sendiri,” pungkasnya.  

 

Penulis & Foto: Erna 

Editor: Zulfikri