Diskusi Ngariung 2024 Bahas Inklusivitas dalam Industri Kreatif

LM-Ngariung 2024

Lembaga Mahasiswa (LM) Psikologi UGM kembali menggelar “Ngariung”, diskusi tentang fenomena sosial di masyarakat, pada Sabtu (25/5). Ngariung 2024 kali ini mengangkat tema “Diskursus Ableisme: Adakah Inklusivitas untuk Hiburan Berkualitas?”. Acara ini menghadirkan Senoaji Julius, seorang sutradara, produser, dan penulis, serta Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D., dosen Fakultas Psikologi UGM. 

Diskusi yang berlangsung di Auditorium Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM ini dilatarbelakangi minimnya representasi inklusivitas dalam dunia kreatif. Hal ini memunculkan pandangan masyarakat terhadap kaum disabilitas sebagai individu dengan kekurangan yang harus diperbaiki.  

“Kegiatan ini ditujukan sebagai langkah solutif dalam memberikan edukasi pada irisan pemahaman ableisme dan industri kreatif,” terang Janur Kesumadadi (2022), Wakil Kepala Departemen Kajian Strategis LM Psikologi UGM, Senin (27/5). 

Diskusi ini mencakup pemaparan materi dan tanya jawab yang melibatkan peserta secara langsung. Salah satu poin menarik adalah pertanyaan mengenai eksistensi dark jokes di industri kreatif. Senoaji menjelaskan bahwa produser sering menggunakan rumusan tertentu untuk membuat film laris berdasarkan analisis algoritma. Dark jokes menjadi populer karena banyak diminati masyarakat, sehingga tampak ada permintaan yang tinggi. Antusiasme masyarakat inilah yang membuat keberadaan dark jokes terus berlanjut. “Film memang memberikan pengalaman, tapi tidak selamanya memberikan pengalaman yang baik bagi semua orang,” kata Senoaji. 

Elga menambahkan bahwa dark jokes bisa menjadi intellectual exercise bagi pengamat film untuk mengkritisi. Tidak hanya film yang mengandung dark jokes, tetapi semua film menuai komentar sebagai sarana kemajuan inklusi. Ia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan pandangan dari pihak yang didiskreditkan, terutama dalam industri kreatif modern. 

“Penyandang disabilitas mulai ditunjukkan dengan karakter yang baik, membawa suasana positif, dan resiliensi seperti yang hadir pada beberapa K-Drama,” ungkap Elga. 

Industri kreatif saat ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga berfungsi sebagai media edukatif. Melalui diskusi ini, diharapkan masyarakat menjadi lebih peka terhadap isu-isu mikro yang masih ada dalam kehidupan sehari-hari. 

Kesuksesan acara Ngariung 2024 tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari Fakultas Psikologi UGM, PT Komatsu Indonesia, dan Arsana Ecosystem. Ini menunjukkan pentingnya kerjasama antara berbagai pihak dalam mendukung kegiatan yang mempromosikan pemahaman dan kesadaran sosial. 

 

Sumber: Departemen Kajian Strategis LM Psikologi UGM 

Editor: Erna