Arsip:

Rilis

Fakultas Psikologi UGM Meluluskan 19 Psikolog dan 10 Ilmuwan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara pengambilan sumpah profesi dan pelepasan wisudawan program pascasarjana pada 24 Januari 2018. Jumlah lulusan sebanyak 19 psikolog dari Program Magister Psikologi Profesi dengan rincian 5 pria dan 14 wanita sementara lulusan dari Magister Psikologi sebanyak 10 ilmuwan dengan rincian 2 pria dan 8 wanita. Hingga saat ini, keseluruhan lulusan pascasarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berjumlah 2.553 orang.

Pada Program Magister Psikologi Profesi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,84 diraih oleh dua orang yakni Pramudika Rufraida Hapsari dan Aria Saloka Immanuel. Predikat cumlaude  dipegang oleh  Pramudika Rufraida Hapsari, Triadi Imron Rosyadi, dan I Gde Dhika Widarnandana.  Sementara itu, lulusan berpredikat sangat memuaskan terdapat 14 orang dan berpredikat memuaskan terdapat 2 orang. Masa studi terpendek adalah 2 tahun 2 bulan yang ditempuh oleh Annisa Fitria.

Beralih ke Program Magister Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,79 yang diraih oleh Adhika Ayu Pratisthita sekaligus berpredikat cumlaude. Pada periode ini, terdapat 8 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan 1 orang berpredikat memuaskan. Sementara itu, masa studi terpendek didapat Maryam Hanifah Binti Idris oleh dengan durasi 1 tahun 10 bulan.

Fakultas Psikologi kali ini memberikan penghargaan kepada Alwin Muhammad Reza Fahmi H.
dan Seisar Winengku Handani. sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik. Tesis Alwin berjudul “Puzzling Out The Role Of Emotional Valence And Value In Repression”.  Alwin merupakan psikolog bimbingan Prof. Dr. Thomas Dicky Hastjarjo. Sedangkan tesis milik Seisar berjudul “Jaringan Nomologis Rasionalitas Epistemik Dengan Inteligensi Dan Perfeksionisme”, bimbingan Rahmat Hidayat, S.Psi. MSc., Ph.D.

Selamat dan sukses.

Psikologi Bersinergi, Wujud Pembaharuan Fakultas Psikologi UGM

Senin, 8 Januari 2018 menjadi puncak acara Dies Natalis Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada ke-53 yang sudah diselenggarakan semenjak November 2017. Dies tahun ini, Fakultas Psikologi mengangkat tema Psikologi Bersinergi sebagai momentum untuk meningkatkan sinergi dengan membangun kerjasama  yang produktif serta dapat menghasilkan karya yang semakin bermanfaat dan berkualitas.

Acara pertama rapat senat terbuka pada pukul 09.00 WIB di ruang A203. Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si., selaku ketua senat melaporkan kegiatan selama tahun 2017. Kemudian Prof. Dr. Faturochman, M.A., selaku dekan  memaparkan capaian fakultas. Dekan memulai laporan dari jumlah peminat masuk Psikologi Prodi S1 lebih dari 9000 dan yang diterima hanya 2.5%. Selanjutnya pada proses pembelajaran telah diberlakukan masa studi pascasarjana dan pengembangan learning center dan renovasi perpustakaan. Di bidang penelitian telah ada pemetaan riset dosen, fakultas menekankan ada manuskrip siap dimasukan ke penerbit (jurnal), serta memacu publikasi dosen. Selama 2017 fakultas mempunyai kerjasama penelitian dengan partner luar negeri sebanyak delapan dan lima dalam negeri, tiga riset unggulan Kemenristekdikti, hibah penelitian dari fakultas ada 23, dan tiga multi-years. Selain itu dekan juga memaparkan capaian bidang kerjasama, pengabdian, prestasi mahasiswa, sumber daya manusia, program percepatan gelar doktor, dan prestasi dari berbagai unit di Fakultas Psikologi UGM. Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng. selaku Rektor Universitas Gadjah Mada turut hadir dan memberi sambutan selamat dies. Acara ditutup dengan legacy professor oleh Prof. Dr. Asmadi Alsa, SU., dan Prof. Dr. Endang Ekowarni yang purna tugas pada tahun ini.

Setelah  rapat senat terbuka Rektor meresmikan Learning Center di gedung G lantai III beserta websitenya yang beralamat di http://learningcenter.psikologi.ugm.ac.id

Selanjutnya adalah acara Tasyakuran Dies Natalis Fakultas Psikologi UGM di G-100 pukul 11.00 WIB. Wahyu Jati Anggoro S.Psi., M.A sebagai Ketua Panitia Dies melaporkan capaian rangkaian kegiatan dies. Kemudian sambutan dies oleh dekan. Lalu acara pemberian lima buku hasil karya Prof. (Emr) Dr. Bimo Walgito untuk fakultas.

Acara berikutnya merupakan penghormatan untuk tujuh dosen yang purna tugas pada tahun 2017 lalu. Ketujuh dosen tersebut adalah Drs. Amrizal Rustam, S.U., Drs. Hadi Sutarmanto, M.S., Drs.  Martono, Prof. Dr. Asmadi Alsa, S.U., Prof. Dr. Endang Ekowarni, Almh. Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S., dan Almh. Doktoranda Anita Lestari, S.U. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia mewakili seluruh civitas akademika Fakultas Psikologi UGM memberikan penghargaan kepada ketujuh dosen tersebut yang sudah memberikan segala usaha terbaiknya untuk menjadi bagian dari dunia pendidikan psikologi.

Penghargaan juga diberikan kepada civitas akademika yang berhasil melambungkan nama Fakultas Psikologi UGM sampai tingkat internasional. Berikut beberapa mahasiswa yang berhasil mengharumkan nama Fakultas Psikologi UGM: Zahwa Islami (Mahasiswa Berprestasi tingkat Fakultas 2017), Dita Marfuah Sufiatun (Juara 1 Kategori Sprint, Juara 1 Kategori H2H, Juara 1 Kategori Slalom, Juara 2 Kategori Down River Race), Laura Aurelia Dinda Sekar Devanti (Medali emas 50m dan 100m Renang Gaya Bebas), tim yang berhasil mendapatkan emas di kategori presentasi dan poster pada PIMNAS tingkat Nasional tahun 2017, serta 8 mahasiswa yang berhasil memboyong emas di Olimpiade Psikologi Indonesia. Tak hanya itu, penghargaan juga diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi di bidang akademik, yakni Irmarinda Sheyna Candrasafira sebagai mahasiswa peraih IPK tertinggi angkatan 2014, Hika Chrisyandani dari angkatan 2015, dan Tori Netanya Bramintasandhini Wirja dari angkatan 2016.

Tak hanya mahasiswa, penghargaan juga diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Psikologi UGM. Terdapat tiga dosen yang diberi penghargaan atas prestasinya, yakni Idei Khurnia Swasti, M.Psi  di bidang pengajaran, Wahyu Widhiarso, S.Psi, M.A di bidang penelitian, dan Diana Setiyawati, S.Psi, MHSc, Ph.D di bidang pengabdian. Sementara itu, tenaga kependidikan berprestasi adalah Heri Susanto, S.Kom.

Acara Tasyakuran diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM. Potongan tumpeng diserahkan kepada ketiga tamu yang telah hadir yakni Prof. (Emr) Dr. Bimo Walgito, Prof. Byron Good, dan Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Selanjutnya acara ramah tamah dan pembagian hadiah di Gedung D Lantai 1 Fakultas Psikologi UGM dengan hadiah utama sepeda motor dari sponsor Honda. Dirgahayu ke-53 Fakultas Psikologi UGM!

Psikologi UGM Meluluskan 62 Sarjana

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada meluluskan 62 sarjana pada wisuda periode I tahun akademik 2017/2018. Jumlah lulusan laki-laki 16 orang dan wanita sebanyak 46 orang. Pelepasan wisudawan bertempat di ruang auditorium fakultas setelah prosesi seremonial wisuda di Grha Sabha Pramana UGM (22/11/17).

Jumlah lulusan berpredikat cumlaude sebanyak 12 orang. Mereka adalah Nur Arifah, Monica Indriyani, R.aj. Iswaranisita Yudhaningrum, Yudhistira Adi Perdana, Abigail Anggia Christyasarani, Amalia Nur Aisyah Tuasikal, Era Kurnia A, Sabrina Annisa Mauliddya, Putu Novi Arfirsta Dharmayani, Tya Kemala Risqi, Zulfikri Khakim, Nabila Lana Aristya Wimbowo.

Pada wisuda kali ini Putu Novi Arfirsta Dharmayani tampil sebagai peraih indeks prestasi kumulatif tertinggi yakni 3.75. Rianita Prahastiwi sebagai wisudawan dengan waktu studi tercepat 3 tahun 10 bulan 24 hari. Shabrina Kuswardani sebagai wisudawan termuda yang berumur 21 tahun 0 bulan 9 hari.

Selamat dan sukses!

Dra. Anita Lestari, M. Si. Telah Berpulang ke Yang Maha Kuasa.

Minggu, 15 Oktober 2017 pukul 19.59 WIB, Dra. Anita Lestari, M. Si. telah meninggal dunia.  Almarhumah meninggal pada usia tahun 62 tahun 10 bulan di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penghormatan terakhir untuk jenazah dilakukan pada hari Senin, 16 Oktober 2017 di kediaman alamrhumah. Pemakaman jenazah dilakukan pada pukul 13.00 WIB di Majegan, Pandowoharjo, Sleman.

Alamrhumah lahir di Sleman, 29 Desember 1954. Almarhumah memulai pendidikannya di SDN 6 Sleman, SMPN 1 Sleman, SMA Yayasan Tarakanita I. Pada tahun 1986, Almarhhumah melanjutkan kuliah jenjang S1 Psikologi di Universitas Gadjah Mada. Ia pun lulus dan mendapatkan gelar Dra. Almarhumah melannjutkan kuliah ke jenjang Master Psikologi Universitas Gadjah Mada pada tahun 1994.

Almarhumah mulai bekerja sebagai CPNS dan bekerja di Fakultas Psikologi tahun 1988. Ia pun melanjutkan menjadi Penata Muda Asisten Ahli Madya per 1 Oktober 1989 dan naik jabatan sebagai Penata Muda tingkat 1 Asisten Ahli per 1 Januari 2001. Pada tahun 2009, Almarhumah menjabat sebagai Kepala Divisi Lembaga Pengembangan Kualitas Manusia (LPKM) Fakultas Psikologi UGM.

Semasa hidupnya, Almarhumah telah mencapai banyak prestasi. Salah satu penghargaan yang ia raih adalah Piagam Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden RI tahun 2007. Selain itu, almarhumah mendapatkan Piagam Penghargaan Kesetiaan 25 Tahun Mengabdi di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2014.

Segenap Civitas Akademika Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada turut berduka cita. Semoga almarhumah husnul khotimah, amal & ibadahnya diterima Allah SWT, dan diampuni dosa-dosanya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran.

Diskusi Ilmiah dan Temuan Riset Terbaru: Tren Neuropsikologi Dalam Perkembangan Keilmuan Psikologi

Perkembangan ilmu psikologi di Indonesia lebih menitikberatkan pada pendekatan self-report dan teknik proyektif. Sedangkan, tren ilmu psikologi secara global semakin mengarah pada metode pengukuran yang lebih objektif.  Maka, pendekatan yang digunakan oleh disiplin ilmu biologi dan kedokteran mulai dipelajari guna mengkaji fenomena psikologis pada perkembangan ilmu psikologi di Indonesia.

Laboratorium Eksperimen Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan sesi diskusi ilmiah dan temuan riset terbaru bertemakan “Creativity & Multi-Modals Information Processing with Neuropsychology Approach“. Acara tersebut menghadirkan dua pembicara, yaitu Elkhonon Goldberg, Ph.D. (School of Medicine, New York University) dan Galang Lufityanto, Ph.D. (Fakultas Psikologi UGM) yang akan mempresentasikan temuan penelitian terkait tema. Acara yang berlangsung selama satu hari pada 30 Agustus 2017 di Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta bekerja sama dengan Pertamina Training and Consulting dan diikuti oleh mahasiswa, ilmuwan, dan praktisi dengan latar belakang bidang ilmu psikologi, kedokteran, dan kesehatan.

Pembicara pertama, Elkhonon Goldberg, Ph.D.  menyampaikan riset berjudul “Neural Mechanism on Human Creativity“. Elkhonon Goldberg menggambarkan cara assessment neuropsychology dalam melihat proses mekanisme kreativitas pada manusia menggunakan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) dan EEG (electroencephalography). Pemicara kedua, Galang Lufityanto, Ph.D. memberikan materi mengenai “Behavioral and Physiological Evidence for Dual Information Processing”. Penelitian yang ia lakukan di University of New South Wales menggunakan alat ukur berupa tugas yang dikomputerisasi untuk melihat gaya informational processing dan decision making.

Selanjutnya, Anne Gracia R.K., praktisi neurosains terapan di Indonesia sekaligus anggota Pertamina Training and Consulting, menjadi pembicara terakhir pada kegiatan tersebut. Setelah membahas mengenai riset dan teori neuropsikologi pada kedua materi sebelumnya, Anne Gracia lebih menekankan pada praktik neuropsikologi di Indonesia. Melalui program Eduneuro dan Trans Brain Action yang ditujukan secara khusus kepada  anak-anak inklusi di Indonesia, harapannya ilmu neurosains dapat diaplikasikan dan dijadikan fondasi yang kuat untuk mengembangkan generasi emas Indonesia. Eduneuro menyediakan pelatihan bersertifikat untuk operator kegiatan berbasis neurosains terapan, dan Trans Brain Action adalah kegiatan sosialisasi dan penyelarasan persepsi mengenai perkembangan neurosains terapan.

Setelah ketiga pembicara selesai memberikan materi, kemudian dilakukan diskusi ilmiah dengan peserta yang antusias memberikan tanggapan dan pertanyaan kepada para pemateri. Setelah proses diskusi selesai, maka berakhir pula rangkaian acara diskusi ilmiah pertama yang diselenggarakan oleh Laboratorium Eksperimen Fakultas Psikologi UGM. Semoga kedepannya akan lebih sering mengadakan kegiatan serupa guna memberikan andil dalam perkembangan ilmu psikologi di Indonesia. [Alifah]

Psikologi UGM Meluluskan 57 Sarjana

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada meluluskan 57 sarjana pada wisuda periode IV tahun akademik 2016/2017. Jumlah lulusan laki-laki 14 orang dan wanita sebanyak 43 orang. Pelepasan wisudawan bertempat di ruang auditorium fakultas setelah prosesi seremonial wisuda di Grha Sabha Pramana UGM (23/08/17).

Jumlah lulusan berpredikat cumlaude sebanyak 27 orang. Mereka adalah Ayuning Galuh Resmi, Nurlintang Fitri Listya Astika, Inggriani Leila Roosi, Safira Tiara Dewi, Ummaimah Insyirah Tahali, Ayu Novita Dwi Aryani, Masitha Hanum Utomo, Razkia Laras Abadani, Zahra Frida Intani, Smita Dinakaramani, Fadiah Awanis, Sharfina Kumala Dewi Yusuf, Gabriela Desy Kusumawardani, Aulia Nur Savitri, Hana Naufalinda Afifah, Maria Stephanie Gunandar, Sadida Fatin Aruni, Novanda Fatih Hardanti, Belladina Nadyarinda Raharja, Mikael Reno Prasasto, Firma Agus Tina, Alya Fauziyyah, Meyrantika Maharani, Akhmad Kurniawan, Ainurizan Ridho Rahmatulloh, Happy Virgina Puspa Nirmala, Diajeng Anindhitya Dwianjani.

Pada wisuda kali ini Alya Fauziyyah tampil sebagai peraih indeks prestasi kumulatif tertinggi yakni 3.82. Firma Agus Tina sebagai wisudawan dengan waktu studi tercepat 3 tahun 7 bulan 25 hari. Fadiah Awanis sebagai wisudawan termuda se-UGM yang berumur 21 tahun 2 bulan 30 hari.

Selamat dan sukses!

Diskusi Ilmiah & Temuan Riset Terbaru “Creativity & Multi-Modals Information Processing”

Auditorium G-100, Fakultas Psikologi UGM,  30 Agustus 2017

Kreativitas dan intelegensi merupakan dua modalitas dalam diri manusia yang selalu menarik untuk didiskusikan. Penelitian terkait kreativitas dan intelegensi telah dilakukan dalam berbagai cara, mulai dengan menggunakan metode pengukuran yang sifatnya self-report/inventory (Rawat, Qazi, & Hamid, 2012; Torrance, 1972; Urban, 2005), metode pengukuran proyektif (Niederland, 1976; Urban, 2005), hingga metode pengukuran mekanisme neural (Untuk review, baca Goldberg, 2002).

Psikologi sebagai suatu disiplin keilmuan yang meneliti perilaku manusia selama ini lebih menitikberatkan pada pendekatan self-report dan teknik proyektif, namun kurang memberi porsi perhatian yang cukup pada pengukuran mekanisme neural dan macam-macam pendekatan objektif lainnya. Hal ini terutama terjadi pada perkembangan ilmu Psikologi di Indonesia.

Menilik trend perkembangan global keilmuan psikologi yang makin mengarah pada metode pengukuran yang lebih objektif (Simonton, 2004), maka penting kiranya psikologi di Indonesia mulai mempelajari pula pendekatan lain yang lebih objektif, misalnya pendekatan yang digunakan oleh disiplin biologi dan kedokteran. Bahkan, beberapa literatur (misalnya Gazzaniga & Heatherton, 2002) sebenarnya juga telah menyebutkan bahwa level biologis merupakan tingkatan level analisis keilmuan psikologi yang paling dasar. Dengan demikian, perspektif biologi dan kedokteran dibutuhkan dalam mengkaji fenomena psikologis.

Oleh karenanya, Laboratorium Eksperimen Fakultas Psikologi UGM menyelanggarakan Sesi Diskusi Ilmiah dan Temuan Riset Terbaru bertemakan “Creativity & Multi-Modals Information Processing” dengan menghadirkan dua orang pembicara yang menggeluti riset terkait tema ini: Elkhonon Goldberg, Ph.D. (School of Medicine, New York University) dan Galang Lufityanto, Ph.D. (Fakultas Psikologi UGM). Kedua pembicara akan mempresentasikan temuan penelitian yang mereka lakukan sendiri.

 

RINGKASAN MATERI

“Neural Mechanism of Creativity and Novelty”
Elkhonon Goldberg, Ph., ABPP (Luria Neuroscience Institute and New York University). Download CV

Creativity is not a monolithic trait. Many forms of creativity exist which rely on complex overlapping but not identical networks of brain structures and processes. They all share four fundamental, more tractable prerequisites: (1) attraction to and the ability to deal with novelty, which is closely linked to the functions of the right cerebral hemisphere; (2) sound ability to judge what is important and salient, which is linked to the functions of the prefrontal cortex; (3) keen grasp of one’s chosen field of endeavor as it existed before, which is closely linked to the left cerebral hemisphere; and (4) capacity for a wide range of arousal states, which is linked to the functions of the ventral brainstem. Here we examine one of these prerequisites: the mechanisms of novelty processing in the brain.

The classic narrative of linking the left hemisphere to language and the right hemisphere to visuo-spatial processes is incomplete. It fails to capture a fundamental aspect of hemispheric specialization which exhibits strong continuity or convergence across mammalian, avian, and possibly even invertebrate species. The left hemisphere excels at dealing with well-established cognitive routines; and the right hemisphere excels at dealing with novel situations to which none of such routines is readily applicable. The novelty-routinization principle of hemispheric specialization has been demonstrated in cross-sectional and quasi-longitudinal studies using a wide range of methodologies, including fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) and EEG (electroencephalography), which will be reviewed here.

Structural differences between the two hemispheres underlying these functional differences have been examined in studies of focal brain lesion effects in neurological patients, as well as in morphometric MRI studies in healthy subjects. These differences include (a) space allocation to modality-specific vs heteromodal association cortices, the former favoring the let hemisphere and the latter favoring the right hemisphere; and (b) expression of local vs “small-world” connectivity, the former favoring the left hemisphere and the latter favoring the right hemisphere.

 

“Behavioral and Physiological Evidence for Dual Information Processing”
Galang Lufityanto, Ph.D. (Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada and Pearson Cognitive Neuroscience Lab).

Conceptual frameworks, such as Cognitive-Experiential Self Theory (CEST: Epstein, 1998) and Dual-Theory of Information Processing (Evans, 2008) have proposed two cognitive systems, namely rational and experiential, however the empirical study which had been dedicated to collect its physiological evidence was almost non-existent. Using a novel paradigm, our study has demonstrated distinct behavioral and physiological evidence for a dissociation of the two systems. Subjects were required to combine sensory information with emotional information to perform a decision task in a lab setting. Only the “experiential thinkers” were able to combine those two types of information (i.e. multi-modals), while the “rational thinker” tended to go through a distinct strategy to execute the task. More interestingly, there was a group of subjects (we named it as the “flexible thinker) who can switch their information processing mode depending on the given challenges. Our finding elucidates human capacity  such as cognitive flexibility which happens to be the determinant of creativity.

 

PROSEDUR PENDAFTARAN ACARA

  1. Mengisi FORMULIR PENDAFTARAN ONLINE (http://bit.ly/diskusineuro)
  2. Melakukan pembayaran ke rekening yang tertera di halaman konfirmasi PENDAFTARAN ONLINE.
  3. Mengirimkan bukti pembayaran (bisa berupa screenshoot atau foto) melalui WhatsApp ke nomor 085640284009 (Wulan).
  4. Anda akan menerima pemberitahuan jika pembayaran telah diterima.
  5. Kuitansi pembayaran asli akan diserahkan pada saat acara berlangsung

 

Referensi:

  • Epstein, S. (1998). Cognitive-experiential self-theory Advanced personality (pp. 211-238): Springer.
  • Evans, J. S. B. T. (2008). Dual-processing accounts of reasoning, judgment, and social cognition. Annu. Rev. Psychol., 59, 255-278.
  • Gazzaniga, M. S., & Heatherton, T. F. (2002). Psychological science: Mind, brain, and behavior: Recording for the Blind & Dyslexic.
  • Goldberg, E. (2002). The executive brain: Frontal lobes and the civilized mind: Oxford University Press, USA.
  • Niederland, W. G. (1976). Psychoanalytic approaches to artistic creativity. The Psychoanalytic Quarterly.
  • Rawat, K. J., Qazi, W., & Hamid, S. (2012). Creativity and education. Academic Research International, 2(2), 264.
  • Simonton, D. K. (2004). Psychology’s status as a scientific discipline: Its empirical placement within an implicit hierarchy of the sciences. Review of General psychology, 8(1), 59.
  • Torrance, E. (1972). Predictive validity of the Torrance tests of creative thinking. The Journal of Creative Behavior, 6(4), 236-262.
  • Urban, K. K. (2005). Assessing Creativity: The Test for Creative Thinking-Drawing Production (TCT-DP). International Education Journal, 6(2), 272-280.

Diskusi Ilmiah & Temuan Riset Terbaru “Creativity & Multi-Modals Information Processing”

Auditorium G-100, Fakultas Psikologi UGM,  30 Agustus 2017

Kreativitas dan intelegensi merupakan dua modalitas dalam diri manusia yang selalu menarik untuk didiskusikan. Penelitian terkait kreativitas dan intelegensi telah dilakukan dalam berbagai cara, mulai dengan menggunakan metode pengukuran yang sifatnya self-report/inventory (Rawat, Qazi, & Hamid, 2012; Torrance, 1972; Urban, 2005), metode pengukuran proyektif (Niederland, 1976; Urban, 2005), hingga metode pengukuran mekanisme neural (Untuk review, baca Goldberg, 2002).

Psikologi sebagai suatu disiplin keilmuan yang meneliti perilaku manusia selama ini lebih menitikberatkan pada pendekatan self-report dan teknik proyektif, namun kurang memberi porsi perhatian yang cukup pada pengukuran mekanisme neural dan macam-macam pendekatan objektif lainnya. Hal ini terutama terjadi pada perkembangan ilmu Psikologi di Indonesia.

Menilik trend perkembangan global keilmuan psikologi yang makin mengarah pada metode pengukuran yang lebih objektif (Simonton, 2004), maka penting kiranya psikologi di Indonesia mulai mempelajari pula pendekatan lain yang lebih objektif, misalnya pendekatan yang digunakan oleh disiplin biologi dan kedokteran. Bahkan, beberapa literatur (misalnya Gazzaniga & Heatherton, 2002) sebenarnya juga telah menyebutkan bahwa level biologis merupakan tingkatan level analisis keilmuan psikologi yang paling dasar. Dengan demikian, perspektif biologi dan kedokteran dibutuhkan dalam mengkaji fenomena psikologis.

Oleh karenanya, Laboratorium Eksperimen Fakultas Psikologi UGM menyelanggarakan Sesi Diskusi Ilmiah dan Temuan Riset Terbaru bertemakan “Creativity & Multi-Modals Information Processing” dengan menghadirkan dua orang pembicara yang menggeluti riset terkait tema ini: Elkhonon Goldberg, Ph.D. (School of Medicine, New York University) dan Galang Lufityanto, Ph.D. (Fakultas Psikologi UGM). Kedua pembicara akan mempresentasikan temuan penelitian yang mereka lakukan sendiri.

 

RINGKASAN MATERI

“Neural Mechanism of Creativity and Novelty”
Elkhonon Goldberg, Ph., ABPP (Luria Neuroscience Institute and New York University). Download CV

Creativity is not a monolithic trait. Many forms of creativity exist which rely on complex overlapping but not identical networks of brain structures and processes. They all share four fundamental, more tractable prerequisites: (1) attraction to and the ability to deal with novelty, which is closely linked to the functions of the right cerebral hemisphere; (2) sound ability to judge what is important and salient, which is linked to the functions of the prefrontal cortex; (3) keen grasp of one’s chosen field of endeavor as it existed before, which is closely linked to the left cerebral hemisphere; and (4) capacity for a wide range of arousal states, which is linked to the functions of the ventral brainstem. Here we examine one of these prerequisites: the mechanisms of novelty processing in the brain.

The classic narrative of linking the left hemisphere to language and the right hemisphere to visuo-spatial processes is incomplete. It fails to capture a fundamental aspect of hemispheric specialization which exhibits strong continuity or convergence across mammalian, avian, and possibly even invertebrate species. The left hemisphere excels at dealing with well-established cognitive routines; and the right hemisphere excels at dealing with novel situations to which none of such routines is readily applicable. The novelty-routinization principle of hemispheric specialization has been demonstrated in cross-sectional and quasi-longitudinal studies using a wide range of methodologies, including fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) and EEG (electroencephalography), which will be reviewed here.

Structural differences between the two hemispheres underlying these functional differences have been examined in studies of focal brain lesion effects in neurological patients, as well as in morphometric MRI studies in healthy subjects. These differences include (a) space allocation to modality-specific vs heteromodal association cortices, the former favoring the let hemisphere and the latter favoring the right hemisphere; and (b) expression of local vs “small-world” connectivity, the former favoring the left hemisphere and the latter favoring the right hemisphere.

 

“Behavioral and Physiological Evidence for Dual Information Processing”
Galang Lufityanto, Ph.D. (Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada and Pearson Cognitive Neuroscience Lab).

Conceptual frameworks, such as Cognitive-Experiential Self Theory (CEST: Epstein, 1998) and Dual-Theory of Information Processing (Evans, 2008) have proposed two cognitive systems, namely rational and experiential, however the empirical study which had been dedicated to collect its physiological evidence was almost non-existent. Using a novel paradigm, our study has demonstrated distinct behavioral and physiological evidence for a dissociation of the two systems. Subjects were required to combine sensory information with emotional information to perform a decision task in a lab setting. Only the “experiential thinkers” were able to combine those two types of information (i.e. multi-modals), while the “rational thinker” tended to go through a distinct strategy to execute the task. More interestingly, there was a group of subjects (we named it as the “flexible thinker) who can switch their information processing mode depending on the given challenges. Our finding elucidates human capacity  such as cognitive flexibility which happens to be the determinant of creativity.

 

PROSEDUR PENDAFTARAN ACARA

  1. Mengisi FORMULIR PENDAFTARAN ONLINE (http://bit.ly/diskusineuro)
  2. Melakukan pembayaran ke rekening yang tertera di halaman konfirmasi PENDAFTARAN ONLINE.
  3. Mengirimkan bukti pembayaran (bisa berupa screenshoot atau foto) melalui WhatsApp ke nomor 085640284009 (Wulan).
  4. Anda akan menerima pemberitahuan jika pembayaran telah diterima.
  5. Kuitansi pembayaran asli akan diserahkan pada saat acara berlangsung

 

Referensi:

  • Epstein, S. (1998). Cognitive-experiential self-theory Advanced personality (pp. 211-238): Springer.
  • Evans, J. S. B. T. (2008). Dual-processing accounts of reasoning, judgment, and social cognition. Annu. Rev. Psychol., 59, 255-278.
  • Gazzaniga, M. S., & Heatherton, T. F. (2002). Psychological science: Mind, brain, and behavior: Recording for the Blind & Dyslexic.
  • Goldberg, E. (2002). The executive brain: Frontal lobes and the civilized mind: Oxford University Press, USA.
  • Niederland, W. G. (1976). Psychoanalytic approaches to artistic creativity. The Psychoanalytic Quarterly.
  • Rawat, K. J., Qazi, W., & Hamid, S. (2012). Creativity and education. Academic Research International, 2(2), 264.
  • Simonton, D. K. (2004). Psychology’s status as a scientific discipline: Its empirical placement within an implicit hierarchy of the sciences. Review of General psychology, 8(1), 59.
  • Torrance, E. (1972). Predictive validity of the Torrance tests of creative thinking. The Journal of Creative Behavior, 6(4), 236-262.
  • Urban, K. K. (2005). Assessing Creativity: The Test for Creative Thinking-Drawing Production (TCT-DP). International Education Journal, 6(2), 272-280.

Psikologi UGM Meluluskan 49 Sarjana

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada meluluskan 49 sarjana pada wisuda periode III tahun ajaran 2016/2017. Jumlah lulusan laki-laki 12 orang dan wanita sebanyak 37 orang. Pelepasan wisudawan bertempat di ruang auditorium fakultas setelah prosesi seremonial wisuda di Grha Sabha Pramana UGM (17/05/17).

Jumlah lulusan berpredikat cumlaude sebanyak 27 orang. Mereka adalah Maria Karina Putri Diwanti, Syifana Rahma Addiyani, Sindita Dwi Pertiwi, Dwi Kurnia Anggraeni, Fairuz Syifa, Diana Hermawati, Azka Nafirul Hasna, Ana Mahfudhoturrahmah, Maharani Tyas Budi Hapsari, Dina Wardatul Bashiroh, Ersaliya Arezah, Yunita Hadfani Kusumawardhani, Pratiwi Diranti, Affin Yuliyani, Dita Lashita Sari, Muhammad Dzulfiqar Zaharsyah Surya Parameswara, Shintya Deni Putri, Nimas Wiraswari Ken Utami, Mareda Fenty Nugraheni Wijayati, Alvinasari Tryardini Arifin, Bianglala Andriadewi, Ivan Reinaldo Tanuwijaya, Hilda Nurlaila, Hafid Dirda Muadib, Marsa Amalia Aniq, Bunga Indira Artha, Nahdhata Jaufa Laily.

Pada wisuda kali ini Ivan Reinaldo Tanuwijaya tampil sebagai peraih indeks prestasi kumulatif tertinggi yakni 3.87. Pratiwi Diranti sebagai wisudawan dengan waktu studi tercepat 3 tahun 5 bulan 15 hari. Alvinasari Tryardini Arifin sebagai wisudawan termuda se-UGM yang berumur 18 tahun 8 bulan 5 hari, dulu Alvina merupakan mahasiswa baru termuda angkatan 2013 yang berumur 14 tahun 11 bulan.

Selamat dan sukses!

Belajar Strategi Menanggulangi Kekerasan dalam Keluarga bersama CPMH

CPMH (Center for Public Mental Health) Fakultas Psikologi UGM kembali mengadakan kuliah umum dan webinar pada Rabu, 10 Mei 2017 lalu di Auditorium G100. CPMH bekerja sama dengan Australian Technology Network of Universities dan Centre for Islamic Thought & Education menghadirkan pembicara Dr. Nada Ibrahim dan Dr. Budi Andayani.

Pembicara utama, Dr. Nada Ibrahim berasal dari University of South Autralia menyampaikan dua materi, yaitu “Ya Aabati! Growing in Domestic and Family Violnace Homes” dan “Thank you for asking! Evidence based domestic and family violance strategies in the Australian Muslim commuinity”. Pada materi pertama, Nada mengupas bagaimana anak-anak yang terkena paparan kekerasan saat masa kecilnya membenarkan perilaku pemukulan terhadap istri ketika di masa dewasanya. Penelitian yang melibatkan 271 patisipan ini menyebutkan perlunya pencegahan dan tanggung jawab bersama untuk melindungi generasi muda terhadap sikap/kepercayaan kekerasan (violence attitudes/beliefs) baik di lingkungan rumah, sekolah, tetangga, dan taman bermain.

Kemudian, pada materi kedua Nada menjelaskan bahwa sedikit penelitian yang membahas mengenai kekerasan dalam rumah tangga dan keluarga (domestic and family violance/DFV) dengan subjek utama pada orang muslim. Hal ini dikarenakan kebijakan dan program yang ada tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan kelompok minoritas muslim di Australia. Hal ini membuat korban kekerasan dari kalangan muslim Autralia seringkali mengalami hambatan dalam mengakses layanan terhadap perlindungan kekerasan. Dalam penelitiannya, Nada mengembangkan pencegahan (prevention), intervensi (intervention), dan pemulihan (recovery) melalui tiga project yaitu MATE sebagai pilot program, kemudian MLEP sebagai training dan evaluasi yang selanjutnya dikembangkan menjadi inspiredNAFSi Leadreship Program, yaitu fasilitator manual yang dapat digunakan pada kelompok pemuda, sekolah, laki laki, perempuan, serta kakek dan nenek yang memliki peran pengasuhan.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Budi Andayani yang berjudul “Domestic Sexual Abuse in Indonesian Family”. Sebagai pembuka kuliah umumnya, Andayani memaparkan beberapa kasus kekerasan seksual yang terjadi pada keluarga di Indonesia. Kasus kekerasan seksual tersebut jarang dilaporkan oleh lantaran pihak keluarga merasa malu kekhawatiran akan nasib perkawinan serta kesulitan ekonomi. Di sisi lain, korban yang mengalami kekerasan seksual tersebut akan mengalami trauma terhadap seks atau sebaliknya memiliki ketertarikan terhadap seks dan menjadi pelaku di kemudian hari. Andayani menekankan keluarga perlu melakukan deteksi dini, diantaranya dengan melihat perubahan sikap korban menjadi lebih pendiam dan secara fisik melalui cara berjalan serta mewaspadai kedekatan antara ayah dan anak serta anggota keluarga lain ketika kondisi keluarga tidak sepenuhnya hangat. Pencegahan kekesaran seksual dapat dilakukan dengan pendidikan seksual sejak dini agar anak dapat melindungi diri sendiri dan menjauhkan diri dari tontonan pornografi. [Alifah]