Jumat (15/3), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Swaragama Training Center (STC) mengadakan seminar yang bertajuk “Powerful Public Speaking”. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pengenalan dan pemahaman terkait pentingnya kemampuan public speaking bagi mahasiswa.
Dalam acara ini sebanyak 80 mahasiswa Program Studi S1 hadir dan memenuhi ruangan Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM. Acara seminar berlangsung dengan lancar dimulai pukul 10.00 hingga 11.15. Acara diawali permainan ice breaking yang menggugah semangat para peserta dengan dipandu oleh Andita Ayu Pratiwi, S.T yang merupakan salah satu perwakilan dari STC.
Setelah kegiatan ice breaking selesai acara dilanjutkan dengan penyampaian materi public speaking oleh Gideon Surya Pratama, S.Kom, PLT. Menurutnya, kemampuan kaum millennial dalam hal public speaking menurun drastis. Hal ini disebabkan oleh gadget.
Gadget atau gawai menyebabkan menurunnya interaksi antar manusia dalam hal ini interaksi berbicara karena interaksi ini digantikan oleh fitur berkirim pesanyang ada di berbagai sosial media.
Padahal untuk dapat bersaing di dunia kerja kemampuan public speaking sangat diperlukan. Oleh karena itu, mahasiswa harus mempunyai keinginan untuk meningkatkan kemampuannya terutama kemampuan public speaking.
Gideon juga mengungkapkan bahwa mahasiswa yang terbiasa dengan kultur Jogja yang apabila berbicara harus sangat hati-hati dan benar-benar ditata sudah tidak relevan dengan budaya yang ada di kota-kota besar.
Oleh karena itu, dengan adanya seminar public speaking ini Gideon berharap mahasiswa menyadari pentingnya kemampuan public speaking karena kemampuan ini akan membantu membuat karir menjadi lebih baik. Ia menekankan pada akhir acara bahwa “selama masih ada manusia, kemampuan berbicara khususnya public speaking akan masih terus dibutuhkan”. (Humas Psikologi UGM/ Jehna)
Arsip:
Rilis
Tim Debat Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih juara pertama dalam Olimpiade Psikologi Nasional cabang Lomba Debat Psikologi di Universitas Gunadarma, Depok pada tanggal 11 – 13 Maret 2019.
Kegiatan ini dilaksanakan guna mengasah pola pikir kritis, meningkatkan semangat juang, dan menjunjung sportivitas, serta meningkatkan kepercayaan diri. Tema besar yang diambil pada tahun ini ialah Surpass Yourself, dengan konsep acara Leipzig: Learning Psychology with Amazing Goals.
Tim debat Psikologi UGM yang beranggotakan Almira Rahma, Sinta Kartika, dan Septika Chintya, mahasiswa angkatan 2018, berhasil meraih juara pertama setelah melewati 4 tahapan seleksi pertandingan sebelum berada pada posisi final.
Persaingan yang begitu kompetitif menyebabkan jalannya pertandingan terasa menegangkan. Pada tahap penyisihan, tim debat Psikologi UGM bertanding dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Tarumanegara, dan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Tim debat Psikologi UGM berhasil memenangkan ketiga pertandingan tersebut sehingga mendapatkan poin kemenangan tertinggi pada chamber tersebut. Poin kemenangan ini yang mengantarkan tim debat Psikologi UGM lanjut ke babak selanjutnya, hingga sampai ke babak final.
Pada babak final, tim debat Psikologi UGM berhadapan dengan tim dari UNJ dengan tema perdebatan berkaitan dengan aktualisasi diri dan kesuksesan finansial.
Pada sesi final, Tim UGM berhasil memenangkan perdebatan dengan poin kemenangan 5:0. “Lomba debat seperti ini memberikan pengaruh yang luar biasa bagi kami, baik sebagai sarana untuk mengasah pola berpikir kritis namun juga meningkatkan kemampuan berbicara dan memaparkan pendapat”, ungkap Sinta.
Fakultas Psikologi menggelar Sosialisasi Liga PKM 2019, pada tanggal 4 Maret. Sosialisasi ini sendiri adalah salah satu bagian dari rangkaian kegiatan PKM. Program sosialisasi PKM merupakan kegiatan yang didominasi oleh FGD liga PKM dan bersifat 2 arah. Hal ini dilakukan karena sebagian besar dari peserta merupakan mahasiswa angkatan 2017 dan 2018, sehingga sosialisasi lebih difokuskan kepada penjelasan terkait aturan liga PKM, panduan PKM, cara mengupload ke web SIMASTER, dan menjelaskan reward yang didapat setiap tim. Hal lain yang dijelaskan juga berkaitan dengan perbedaan liga PKM kali ini. Selain itu, konsultasi singkat menjadi agenda yang difasilitasi oleh panitia kepada seluruh peserta yang hadir. Hal ini diperuntukkan bagi peserta yang masih merasa bingung mencari tim atau juga ide proposal sehingga diharapkan hal ini bisa menjadi wadah untuk brainstorming.
PKM sendiri sampai saat ini masih berlangsung dan akan berakhir pada April 2019. PKM yang merupakan singkatan dari Program Kreativitas Mahasiswa merupakan sebuah program yang diluncurkan oleh KEMENRISTEDIKTI semenjak tahun 2001. PKM dianggap sebagai wadah untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi mahasiswa. Tujuan dari PKM, diantaranya: memandu mahasiswa menjadi pribadi yang taat aturan, menjadi mahasiswa yang kreatif dan inovatif, serta menjadi mahasiswa yang objektif dan kooperatif dalam membangun kebinekatunggalikaan intelektual. Menumbuhkan HOTS atau High Order Thinking Skills, mengembangkan critical thinking Tridarma PT, serta pengabdian kepada masyarakat merupakan karakteristik PKM.
Antusiasme dari keikutsertaan sosialisasi liga PKM kali ini cukup baik, hal ini dibuktikan dari peserta yang mengikuti sosialisasi liga PKM di Fakultas Psikologi berjumlah 20 mahasiswa. Sementara panitia yang terlibat berasal dari PKM center dan PKM corner di Fakultas Psikologi.
PKM diikuti oleh semua Universitas di Indonesia dan semua jurusan. Pada ranah nasional, kompetisi ini memiliki nilai prestigious dan nilai kompetisi yang tinggi, karena ketika mahasiswa bisa menjuarai PKM ini maka bisa menjadi kebanggaan tersendiri setelah berkompetisi dengan mahasiswa seluruh Indonesia. Selain itu kompetisi ini mengasah keterampilan dalam fungsi kognitif, seperti mengingat, mengevaluasi, mengkritisi, mensintesis dan mempraktikan teori yang dipelajari di perkuliahan. Sisi lain dari kompetisi ini nampak pada tantangan dinamika kelompok karena lama waktu menggarap hampir setengah tahun.
Pada tanggal 9-10 Maret 2019, Eva Rahman dan Rahmayanti, dua Mapres dari Fakultas Psikologi UGM ini berhasil meraih gelar sebagai “Best Speaker” untuk Eva Rahman dan “Best Presenter” untuk Rahmayanti. Keduanya merupakan mahasiswi Fakultas Psikologi UGM angkatan 2016.
Pada Mapres kali ini, Fakultas diakui keduanya mendukung banyak hal, walaupun sebenarnya mereka tidak pernah berekspektasi akan menang. Perasaan ini diakui karena mereka merasa tidak terlalu percaya diri semenjak penyerahan portofolio yang mencantumkan jumlah prestasi. Namun keduanya masih merasa dapat unggul dalam bidang lain.
Support lain yang ditunjukkan Fakultas juga diperlihatkan dalam hal lain, seperti melatih Bahasa Inggris, wawancara, persiapan porto dan presentasi. “Sampai latihan presentasi saja berkali-kali pertemuan, dimanfaatin, buat presentasi sambil latihan dan di follow up”, Ungkap Eva. .
Terdapat beberapa topik yang disediakan dalam ajang ini. Pada kategori “Best Speaker”, Eva Rahman memilih AI (Artificial Intelligence) yang mengancam Humanity. Alasan pemilihan topik tersebut dikarenakan Eva pernah melihat video tentang AI dan hal itu dianggap sangat menarik. Untuk pemaparan mengenai topik ini sendiri hanya diberikan sekitar 3 menit.
Sementara untuk kategori “Best Presenter” yang di raih oleh Rahmayanti dipresentasikan dalam waktu 10 menit. Pengalaman dalam merebut “Best Presenter” ini diantaranya adalah mengatur antara slide yang hendak ditampilkan dengan presentasi yang disampaikan, belum lagi saat presentasi mengenai topik “bunuh diri” ada beberapa kendala teknis yang terjadi. Namun, hal ini bisa diatasi dengan baik. Pengalaman lain yang bisa dibagikan saat sesi presentasi juga terletak pada cara merelaksasi dan mengatur emosi saat diincar beberapa pertanyaan. Sehingga bisa tetap percaya diri menyampaikan ide. Studi literatur menjadi metode dalam presentasi yang disampaikan. Selain itu penelitian semasa mengikuti PKM juga menjadi sesuatu yang sangat membantunya dalam mempersiapkan konten presentasi.
Banyak kesan yang didapatkan melalui keikutsertaan keduanya, “pasti yang pertama makin tambah belajar, belajar dengan ketemu orang baru yang lebih daripada saya, jarang kita menemukan orang-orang hebat seru semua dan asyik semua. Mahasiswa cuman bisa comment doang apa sih langkah yang sudah kamu lakukan untuk masyarakat. Disiplin saya, ada satu obrolan lain keren-keren. Selain itu juga kita dilatih secara mental, ada mental breakdown tapi dengan belajar Psikologi jadi membantu akhirnya dari situlah dapat ilmu baru mengupgrade diri. udah tau nih orang-orang disana lebih hebat , makin belajar lebih baik, jelas Rahmayanti.
Aliffa Milanisty berhasil meraih kembali medali pada perlombaan Karate tingkat Asia Tenggara, setelah sebelumnya Aliffa juga mendapat medali di Perlombaan Sunan Kalijaga Cup ke-XI baru-baru ini. Perlombaan yang diikutinya ini bernama Perlombaan Sebelas Maret Cup XI (Southeast Asian University Karate Championship) yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 Maret 2019 di Surakarta, Jawa Tengah. Perlombaan ini sendiri diselenggarakan oleh Ristekdikti & UKM Karate UNS.
Pada awalnya, Aliffa dapat mengikuti perlombaan ini dikarenakan dirinya menjadi utusan yang dikirim UGM. selain itu, sepengetahuannya perlombaan ini memang merupakan perlombaan yang bergengsi di kalangan mahasiswa. Dirinya mengaku bahwa alasan itu menjadi salah satu hal yang membuatnya tertarik untuk mengikuti ajang ini.
Aliffa berhasil menyabet 3 medali sekaligus yaitu emas, perak, dan perunggu dalam perlombaan ini. Keberhasilannya dalam menyabet 3 medali ini adalah karena Aliffa mengikuti 4 kategori, dari kategori-kategori yang diikutinya itulah yang pada akhirnya membawa Aliffa mendapat 3 medali tersebut.
Dirinya mengaku merasa tegang karena pressure yang tinggi di acara bergengsi tersebut, karena kejuaraan ini diikuti oleh 5 negara seperti: Malaysia, Singapura, Brunei, Timor-Leste, dan Indonesia. Menurut Aliffa Inilah yang menjadi keunikan tersendiri selama dirinya terlibat dalam berbagai perlombaan karate.
Senin, (11/3) GROWTH (Group for Writing Thesis) kembali dilaksanakan bagi mahasiswa Program Studi Magister Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini bertujuan untuk menggiatkan mahasiswa S2 dalam menulis tesis.
Program GROWTH diikuti oleh 35 mahasiswa Magister Psikologi yang sedang menempuh semester 3 perkuliahan. Tiga puluh lima mahasiswa tersebut dibagi ke dalam 6 kelompok kecil. Seperti program GROWTH yang telah dilaksanakan sebelumnya, GROWTH kali ini mengagendakan dua kegiatan, yaitu training dan kelompok menulis. Dua genda ini akan diselenggarakan dalam 5 pertemuan yaitu training pada tanggal 11 Maret dan kelompok menulis pada tanggal 14, 18, 21 dan 25 Maret 2019. Ruang Learning Center dipilih sebagai tempat penyelenggaraan acara ini.
Fasilitator pada kegiatan GROWTH ini adalah Latifatul Laili, S.Psi dibantu oleh 5 orang co-fasilitator yaitu Selvia Eka Sari, Siti Mahmudah, Lulu Sukma Wardhani, Yofhi Rionicha Dewi dan Restu Vistasari. Dalam sambutannya Latifatul selaku fasilitator program GROWTH menyampaikan “program ini dilaksanakan agar mahasiswa nyaman dalam mengerjakan tesis. Dikarenakan proses penulisannya yang panjang maka mahasiswa harus punya strategi. Kalau tidak nanti akan terasa melelahkan.”
Bhina Patria, S.Psi., M.A.,Dr.rer.pol. selaku Sekretaris Program Studi Magister Psikologi turut menyampaikan pada saat pembukaan kegiatan GROWTH “kegiatan ini merupakan penerapan hasil penelitian tahun lalu bahwa pelatihan ini dapat meningkatkan produktifitas dalam menulis tesis melalui dukungan kelompok atau group support.”
Dengan dilaksanakannya program GROWTH diharapkan dapat membantu mahasiswa merasa lebih enjoy dalam proses penulisan tesis dan sekaligus mengajak mahasiswa untuk dapat memberikan dorongan positif kepada mahasiswa lain yang sedang berproses menulis tesis. (Humas Psikologi UGM/Jehna)
Aliffa Milanisty, Mahasiswi angkatan 2018 Fakultas Psikologi UGM ini merupakan mahasiswi yang berhasil meraih 1 medali emas dan 2 medali perak pada perlombaan Karate Sunan Kalijaga Cup ke-XI. Perlombaan ini merupakan perlombaan nasional yang diselenggarakan setiap tahun sekali sekitar bulan Desember atau Januari setiap tahunnya. Pada kesempatan tersebut Aliffa mengikuti perlombaan pada tanggal 25-27 Januari. Perlombaan ini sendiri melibatkan seluruh peserta mulai dari peserta yang masih menginjak SD sampai dengan mahasiswa. Kurang lebih ada sekitar 800 orang yang mengikuti perlombaan ini.
Aliffa menyampaikan jika dirinya bisa mendapatkan 3 medali
sekaligus dikarenakan dirinya menjalani 3 perlombaan, dimana perlombaan
tersebut berasal dari kategori yang berbeda yaitu perorangan dan regu tarung
serta kategori terakhir adalah regu seni dan Aliffa bisa keluar dengan mendapatkan
medali dari setiap kategori yang diikutinya.
Karate diakui Aliffa sebagai bagian yang tidak bisa terpisahkan dari dirinya. Hal ini dapat dipahami karena sejak kelas 2 SD Aliffa sudah tertarik dan menggeluti karate. Bahkan karate berhasil membawanya sebagai salah satu mahasiswi di Fakultas Psikologi UGM berkat jalur prestasi. Prestasi-prestasi yang sudah ratusan didapatkannya mampu menjadikannya sangat dekat dengan karate. Bersamaan dengan kuliah di bidang Psikologi yang diambil Aliffa juga memberikan dampak dalam mengatur nervous dan mengontrol emosi saat pertandingan.
Sekitar 4-5 hari disisihkannya untuk berlatih setiap minggunya demi menjaga stamina dan ketangkasannya selama berkarate. Termasuk menyiapkan
lomba-lomba kedepan yang akan diikuti. “Sebenarnya di UGM juga ada komunitas karate, tapi kalo di UGM itu beda sama di tempat Aliffa latihan, kalo di UGM kan karatenya tradisional sementara kalo di tempat Aliffa berlatih saat ini itu udah lebih modern”. Perbedaan ini sebenarnya terletak pada fungsi dari karate yang difasilitasi, tambah Aliffa. Karate yang digeluti Aliffa lebih menonjolkan untuk tanding dan olahraga, sementara kalo di UGM lebih ke arah bela diri. Sistem pertandingannya pun berbeda antara komunitas di UGM dan luar UGM.
Dikarenakan karate sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidupnya. “Dari dulu emang gak pernah explore jadi karena diperkenalkannya karate, tapi ada sih pengen nyoba basket karena kan ada stimulusnya karena kayak ada permainannya, kalo karate nggak ada permainannya” jelas Aliffa.
Aliffa memiliki berbagai keinginan untuk bisa mengembangkan karate. Untuk ke depannya Aliffa berharap bisa tetap menyalurkan karate ini disamping menjalani kuliahnya.
Di akhir penjelasan, Aliffa menyampaikan pesannya pada generasi muda yang lain, “setiap orang memiliki bakat, tinggal gimana caranya untuk mencari bakat mereka sendiri. Kalo misalkan passion kamu ini, dijalanin saja dan ditekuni saja. Karena kan proses tidak akan menghianati hasil. Nanti bakal ada hasilnya, jadi sebaiknya dilalui saja” terang Aliffa.
Selasa, (5/3) SMAN 1 Cikembar, Sukabumi mengunjungi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM). SMA Negeri 1 Cikembar membawa kurang lebih 250 orang siswanya dari 9 kelas XI, jurusan IPA dan IPS. Kunjungan ke kampus ini merupakan agenda yang rutin diselenggarakan SMA Negeri 1 Cikembar bagi siswa-siswinya yang bertujuan meningkatkan motivasi untuk melanjutkan kuliah di tingkat universitas. Kegiatan kunjungan ini berlangsung di ruang Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM.
Kegiatan kunjungan dimulai pukul 09.00 dibuka dengan sambutan dari Dr. Esti Hayu Purnamaningsih, M.S. selaku Kepala Program Studi S1 Fakultas Psikologi UGM. Esti menyambut dengan hangat kedatangan rombongan SMA Negeri 1 Cikembar di Fakultas Psikologi UGM. Ia menyampaikan perkenalan dan penjelasan singkat mengenai Fakultas Psikologi UGM, “Fakultas Psikologi UGM menjadi rujukan bagi fakultas psikologi lain, dan mendapat Akreditasi A bagi seluruh program studi, dari S1 hingga S3”, ungkapnya.
Hj. Dikeu Mariskeu, M.PKim, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan selaku perwakilan dari SMA Negeri 1 Cikembar dalam sambutannya mengatakan “di Sukabumi sangat dibutuhkan sumber daya manusia dengan latar belakng psikolog, karena tidak semua kebutuhan di sekolah-sekolah dapat terpenuhi. Akan tetapi tidak ada siswa kami yang berlomba-lomba ingin masuk UGM karena takut, padahal sebenarnya mereka mampu bersaing dan kuliah di UGM. Untuk itu dengan datang dan melihat langsung ke Fakultas Psikologi motivasi mereka akan lebih tumbuh daripada hanya melalui cerita”, ungkap Dikeu.
Menjawab kebutuhan tersebut Nurul Hidayati, S.Psi alumnus Fakultas Psikologi UGM yang bekerja di unit Center for Public Mental Health (CPMH) memberikan gambaran singkat mengenai cara menentukan jurusan, kegiatan perkuliahan di fakultas psikologi serta memberikan motivasi kepada siswa SMA Negeri 1 Cikembar untuk berani bersaing mendaftar kuliah di universitas favorit seperti UGM. Nurul memulai sesi itu dengan permainan ice breaking terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan sharing pengalamannya diterima dan berkuliah di Fakultas Psikologi UGM, “Walaupun Psikologi UGM itu termasuk rumpun sosio humaniora tetapi kuliahnya tidak selalu mengenai IPS saja karena IPA juga terdapat pada mata kuliah di fakultas psikologi seperti psikometri atau statistika”, ujar Nurul.
Pada akhir sesi Rr. Zurida Ramawati, S.IP.,M.Sc. selaku Kepala Seksi Akademik dan Kemahasiswaan menjelaskan mengenai berbagai jalur masuk dan jurusan-jurusan yang ada di UGM secara singkat. Acara kunjungan diakhiri pukul 10.15 WIB dengan foto bersama berlatar belakang Fakultas Psikologi UGM. (Humas Psikologi UGM/Jehna)
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Fakultas Psikologi di bidang pengembangan teknologi dalam belajar, UPTB (Unit Pengembangan Teknologi Belajar) melangsungkan pelatihan dengan topik techno-training. Pelatihan ini berfokus pada pembuatan poster. Hal ini berangkat dari kesadaran bahwa pada dasarnya saat ini belajar merupakan aktivitas yang tidak luput dari peran media serta teknologi.
Pelatihan ini digelar pada hari Jumat, 1 Maret 2019. Pelatihan ini dihadiri oleh beberapa mahasiswa dan beberapa staff Fakultas. Sekitar 2 jam penuh materi yang diberikan seputar Corel Draw sebagai alat untuk menyalurkan kreativitas di bidang gambar. Corel Draw yang diberikan merupakan penggunaan Corel Draw dasar yang kedepannya bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan desain sesuai dengan kreativitas penggunanya.
Sebagai salah satu program berbasis garis vektor, Corel Draw memang selalu digunakan oleh para Desainer Grafis dalam melakukan rancangan desainnya termasuk juga dalam pembuatan poster.
Melalui pelatihan ini, hal yang diharapkan bisa diterapkan adalah seluas-luasnya untuk memfasilitasi media belajar. Selain itu juga hasil dari pelatihan ini dapat dipergunakan untuk menyalurkan kreativitas sehingga bisa dipergunakan dalam bidang lain.
Banyaknya perilaku berisiko dalam masyarakat, seperti perilaku atau ide bunuh diri, mudah menikah, mudah bercerai dan perilaku kambuh dalam menggunakan narkoba menguatkan dugaan makin banyak orang memiliki kriteria gangguan kepribadian ambang (KA). Perilaku semacam ini tidak hanya ditemukan di negara barat, namun juga di negara timur, termasuk di Indonesia.
Meski begitu, penelitian tentang gangguan kepribadian ambang (KA) ini masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Hal tersebut menjadikan pemahaman tentang determinan KA masih sangat terbatas, akibatnya penanganan untuk orang-orang dengan KA ini menjadi kurang tepat.
“Terlebih lagi ada anggapan KA mirip dengan gangguan jiwa yang lain sehingga seringkali orang dengan kepribadian ambang akan didiagnosis memiliki gangguan lain,” ujar Christin Wibhowo, S.Psi., M.Si, di Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM, Jumat (1/3).
Christin, dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata menyebut faktor trauma masa anak, kelekatan, penanganan proaktif dan dukungan sosial secara struktural berperan terhadap kepribadian ambang. Sementara penelitian masih terus dikembangkan karena subjek yang digunakan masih dalam lingkungan terbatas atau belum dibandingkan pada budaya yang berbeda.
Oleh karena itu, menurutnya, masih diperlukan analisis mendalam mengenai determinan KA. Sebab pandangan tentang KA dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini masih mengacu pada budaya barat, dan belum menjelaskan tentang peran trauma masa anak, penanganan proaktif, kelekatan dan dukungan sosial terhadap KA.
“Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan penelitian tentang determinan KA, khususnya di Jawa Tengah, sebab berdasar catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, Propinsi Jawa taengah menjadi provinsi dengan kasus bunuh diri dan kawin cerai terbanyak, dan perilaku-perilaku ini termasuk kriteria kepribadian ambang,” ucapnya, saat menjalani ujian terbuka Program Doktor Fakultas Psikologi UGM dengan disertasi berjudul “determinan Kepribadian Ambang”. (Humas UGM/ Agung)