Center for Life-Span Development (CLSD) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Perwakilan BKKBN DIY menggelar Pelatihan Stimulasi Sosioemosional pada Anak Usia Dini di Rumah Dukuh Gadungan Kepuh, Canden, Jetis, Bantul, pada Rabu (24/7). Pelatihan ini dihadiri oleh 25 peserta yang terdiri dari kader Bina Keluarga Balita (BKB) Matahari, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Kecamatan Jetis, serta orang tua setempat yang memiliki anak usia dini.
Center for Life-Span Development (CLSD) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Perwakilan BKKBN DIY kembali mengadakan Pelatihan Stimulasi Sosioemosional pada Anak Usia Dini untuk Kader Bina Keluarga Balita (BKB), pada Senin (22/7). Kali ini pelatihan dilangsungkan di Balai Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman yang berlangsung pukul 8.30 hingga 13.00 WIB.
Pada hari Kamis (21/2), dua mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Relawan Psikologi Gadjah Mada (REPSIGAMA) turut serta dalam misi kemanusiaan sebagai relawan dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dua mahasiswa tersebut adalah Raisa Annisa Zahra (2022) dan Ararya Rayhan Maulana (2022).
Fakultas Psikologi UGM melalui Career Center menggelar Sosialisasi Program Hibah Kreativitas 2024 melalui platform daring, Zoom Meeting, pada Jumat (15/3). Acara ini bertujuan untuk mengenalkan dan membahas program hibah kreativitas tahun 2024 kepada mahasiswa aktif program Sarjana Psikologi UGM. Sosialisasi ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai penyusunan proposal hibah, serta dapat meningkatan motivasi mahasiswa untuk mengikuti program ini.
Menyadari potensi teknologi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental, terutama pada kalangan remaja, sekelompok mahasiswa UGM melakukan penelitian yang inovatif dengan mencoba menggabungkan teknologi kecerdasan buatan dengan ilmu psikologi.
Mereka mengembangkan PsyBot, kecerdasan buatan berupa bot WhatsApp yang dikembangkan dengan menggunakan ChatGPT versi-3, yang dapat memberikan respons terhadap pesan penggunanya, dan menjadi pertolongan pertama psikologis untuk kondisi kesepian pada mahasiswa.
“Diiringi dengan tingginya prevalensi masalah kesehatan mental dan gangguan mental pada remaja, menjadi latar belakang penelitian yang dilakukan oleh tim ini. Penelitian ini merupakan sebuah kontribusi yang diberikan oleh para peneliti untuk mahasiswa sebagai tindakan preventif masalah kesehatan mental,” tutur Annisa Khomsah Salsabila, mahasiswa Fakultas Psikologi.
Annisa menerangkan, penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap. Mereka memulai dengan studi pendahuluan yang mencakup wawancara dengan lima psikolog dari Universitas Gadjah Mada serta tinjauan literatur yang komprehensif. Selanjutnya, sebelum melaksanakan eksperimen, mereka melakukan skrining terhadap tingkat kesepian mahasiswa dengan menggunakan alat ukur UCLA Loneliness Scale. Hasil skrining inilah yang kemudian menjadi dasar untuk melanjutkan eksperimen selanjutnya.
Eksperimen dilakukan pada kelompok partisipan dengan tingkat kesepian sedang, cukup tinggi, dan tinggi. Tempat pelaksanaan eksperimen adalah Laboratorium Psikodiagnostika Psikologi UGM. Menurut Annisa, hasil penelitian ini cukup menjanjikan.
“Riset ini menemukan bahwa PsyBot efektif menurunkan kerentanan kesepian pada mahasiswa. Pola interaksi yang terjalin mirip dengan interaksi manusia pada proses konseling. PsyBot mampu merespon pengguna dengan teknik keterampilan mikro dalam konseling, seperti validasi emosi,” terangnya.
Dengan kemampuan tersebut, PsyBot dapat memberikan rasa pengertian kepada pengguna yang mungkin sedang menghadapi masalah emosional yang kompleks. Selain memberikan pengertian, PsyBot juga mampu memberikan motivasi, memberikan tips, dan memastikan pengguna terhubung dengan lingkungan sekitarnya.
Sesuai dengan prinsip pertolongan pertama psikologis, PsyBot dapat memberikan saran kepada penggunanya untuk menghubungi layanan profesional jika gejala yang dialami semakin parah. Hal ini memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya sebatas komunikasi virtual, melainkan juga mengarahkan pengguna untuk mencari bantuan yang lebih tepat jika dibutuhkan.
“Lebih lanjut, interaksi dengan PsyBot mampu meningkatkan kesejahteraan psikologis atau well-being. Tips dan saran yang diberikan juga terbukti mampu menghadirkan perasaan tenang pada penggunanya,” imbuh Annisa.
Pertolongan pertama psikologis adalah langkah awal yang sangat penting dalam mengatasi masalah kesehatan mental. Karena itu, penelitian ini menjadi sebuah kontribusi yang penting bagi mahasiswa sebagai upaya preventif masalah kesehatan mental, yang membantu mereka dalam menghadapi tekanan psikologis yang dialami. Selain itu, inovasi ini juga menjadi salah satu langkah penting dalam pemanfaatan teknologi untuk mengatasi masalah kesehatan mental.
Penulis: Tim PKM
Editor: Gloria
Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/mahasiswa-ugm-kembangkan-kecerdasan-buatan-untuk-pertolongan-pertama-psikologis-terhadap-masalah-kesepian/