Tim peneliti Fakultas Psikologi UGM akan menelusuri faktor-faktor yang berkontribusi pada kegagalan kognitif dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari mudah lupa, perhatian yang terpecah, hingga kesalahan sederhana yang dapat berujung pada risiko keselamatan, dengan memadukan kuesioner mutakhir dan serangkaian tugas kognitif berbasis kronometri mental. Inisiatif ini menempatkan pengukuran yang objektif dan terstandar sebagai dasar untuk memahami bagaimana berbagai komponen fungsi kognitif bekerja bersama dan, pada titik tertentu, gagal, sehingga membuka peluang intervensi yang lebih terarah untuk kesejahteraan psikologis dan kinerja sehari-hari.
Kegagalan kognitif, meski tampak sepele, berdampak nyata pada kualitas hidup dan produktivitas, serta dalam konteks tertentu berkaitan dengan keselamatan kerja dan kesehatan mental. Berbagai studi menunjukkan keterkaitannya dengan kecemasan, depresi, maupun penurunan performa, sementara temuan mengenai hubungannya dengan pengukuran fungsi kognitif objektif masih beragam. Di tengah celah pengetahuan tersebut, penelitian ini menargetkan dua hal: pertama, adaptasi alat ukur Cognitive Failures Questionnaire 2.0 (CFQ 2.0) ke konteks Indonesia; kedua, pemodelan prediktor kegagalan kognitif berbasis performa pada tugas-tugas kognitif yang mengukur memori kerja, inhibisi respons, kontrol perhatian, dan fleksibilitas kognitif. Dengan memadukan keduanya, tim berharap memperoleh gambaran yang lebih utuh tentang mekanisme neurokognitif yang melandasi kegagalan kognitif dan implikasinya bagi intervensi.
Metode penelitian mengintegrasikan pengukuran self-report dan performa objektif. CFQ 2.0 akan diterjemahkan dan diadaptasi secara psikometris untuk mengukur frekuensi kesalahan kognitif harian. Sementara itu, lima tugas kognitif (Directed Forgetting Task, Stop-Signal Task, N-Back, Stroop, dan Set Shifting) digunakan untuk memetakan komponen fungsi eksekutif yang relevan, dengan asumsi dasar kronometri mental bahwa kecepatan dan akurasi respons mencerminkan efisiensi proses kognitif. Kronometri mental sendiri secara sederhana adalah pengukuran waktu yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan tugas-tugas kognitif tertentu. Dengan kata lain kronometri mental mengukur seberapa cepat otak kita memproses informasi. Pengambilan data nantinya akan dilaksanakan di Laboratorium Proses Mental dan Perilaku, dengan partisipan mahasiswa semester 3–4 yang menjalankan tugas secara terjadwal di komputer laboratorium untuk meminimalkan kelelahan.
Penelitian dipimpin oleh Zulfikri Khakim, S.Psi., M.Sc., (Ketua Peneliti) bersama tim lintas KBK Satriyo Priyo Adi, S.Psi., M.Sc., Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D., Psikolog, dan Samudera Fadlilla Jamaluddin, S.Psi., M.Sc., sebagai anggota peneliti dosen, serta melibatkan beberapa mahasiswa/alumni. Berbasis pada roadmap “Neural and Biological Aspects of Human Behavior” dan beririsan dengan bidang Psikometri, riset ini menargetkan rekrutmen sekitar 250 partisipan, sekaligus membangun bank data performa kognitif yang potensial untuk pelacakan longitudinal dan pengayaan studi di masa depan.
Luaran yang diharapkan meliputi publikasi di jurnal ilmiah internasional bereputasi minimal Q3, pemberitaan aktivitas yang selaras dengan prinsip SDGs di laman Fakultas/Universitas, dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk alat ukur kognitif berbasis kronometri mental (Directed Forgetting Task). Lebih jauh, hasil pemodelan penelitian yang didanai oleh Hibah Penelitian Fakultas Psikologi UGM 2025 ini, diharapkan memberikan kerangka bukti bagi pengembangan intervensi peningkatan performa kognitif pada individu dengan frekuensi kegagalan kognitif tinggi, yang dapat diterapkan di ranah pendidikan, dunia kerja, maupun konteks klinis. Dengan landasan analitik yang kuat dan ekosistem laboratorium yang mendukung, studi ini menegaskan komitmen Fakultas Psikologi UGM dalam memperkuat riset berbasis bukti untuk kesehatan mental dan keberfungsian kognitif masyarakat.
Penulis: Raden Roro Anisa Anggi Dinda