Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah mengembangkan modul edukasi untuk membantu penyandang diabetes tipe 2 mengelola kesehatannya secara mandiri, bernama EduDiaCare. Penelitian ini diketuai oleh Dr. Nida Ul Hasanat, M.Si., Psikolog, bersama tim ahli dari berbagai bidang. Tujuannya adalah menyusun panduan praktis berbasis penelitian ilmiah yang dapat membantu pasien lebih paham dan mampu merawat diri dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah ini muncul sebagai respons terhadap tingginya angka penderita diabetes di Indonesia dan dunia, serta kurangnya panduan edukasi yang mudah dipahami dan terbukti efektif. Diabetes tipe 2 sendiri merupakan penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan melalui perubahan gaya hidup, pengaturan makan, aktivitas fisik, dan pengelolaan stres. Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius dan menurunkan kualitas hidup.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang dikombinasikan dengan pendekatan psikologis dapat membantu pasien menjaga kadar gula darah dan merasa lebih sejahtera. Karena itu, EduDiaCare dirancang bukan hanya memberi informasi medis, tetapi juga membantu pasien memahami dirinya, mengatasi hambatan, dan membangun kebiasaan sehat yang bertahan lama.
Tujuan utama penelitian ini yaitu menghasilkan modul EduDiaCare yang kuat secara konsep dan mudah diterapkan di lapangan. Materinya mencakup berbagai aspek penting dalam pengelolaan diabetes, seperti pola makan, minum obat secara teratur, olahraga, serta cara mengelola stres dan emosi.
Tim peneliti menggunakan pendekatan Health Belief Model (HBM), yaitu sebuah kerangka psikologi kesehatan yang membantu memahami bagaimana seseorang memandang risiko penyakit dan termotivasi untuk berubah. Melalui pendekatan ini, EduDiaCare disusun agar selaras dengan cara pasien berpikir dan mengambil keputusan sehari-hari. Harapannya, modul ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri pasien untuk mengatur kesehatannya.
Proses penelitian dilakukan dalam dua tahap utama. Tahap pertama yaitu pengembangan isi modul, dimulai dari telaah pustaka, penyusunan draf, hingga konsultasi dengan para ahli agar isi modul sesuai dengan teori psikologi dan praktik medis.
Tahap kedua yaitu pengujian oleh panel pakar yang terdiri dari 10 ahli yaitu dari kedokteran spesialis penyakit dalam, keperawatan, psikologi klinis, dan psikologi kesehatan. Para ahli memberikan penilaian kuantitatif dan masukan kualitatif untuk memperbaiki kejelasan isi, kesesuaian materi, serta kemudahan dipahami oleh pengguna. Setelah tahap ini, tim melakukan revisi dan uji coba keterbacaan terbatas sebelum versi final disiapkan.
Selain Dr. Nida, tim ini juga melibatkan Prof. Dra. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D., Psikolog, dan Prof. Em. Gilles van Luijtelaar (Radboud University, Belanda). Dua mahasiswa pascasarjana, Martaria Rizky Rinaldi dan Moniek Vidia Pramesti, turut aktif dalam penyusunan materi, koordinasi penilaian, serta analisis data. Keterlibatan lintas generasi ini diharapkan mendorong keberlanjutan riset dan memperkuat kapasitas akademik bidang psikologi kesehatan di Indonesia.
Hasil akhir penelitian ini akan meliputi modul EduDiaCare versi final, pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), dan publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi. Selanjutnya modul ini diharapkan menjadi panduan bagi psikolog dan tenaga kesehatan dalam mendampingi pasien diabetes. EduDiaCare membantu pasien mengenali hambatan pribadi, mengatur emosi, dan mengubah kebiasaan sehari-hari secara bertahap. Dengan demikian, manfaatnya tidak hanya berupa peningkatan pengetahuan, tetapi juga perubahan nyata dalam perilaku dan peningkatan kualitas hidup.
Penelitian ini didanai oleh Hibah Penelitian Fakultas Psikologi UGM tahun 2025. Melalui riset ini, Fakultas Psikologi UGM menunjukkan komitmennya untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam mendukung pasien diabetes agar lebih berdaya dalam mengelola kesehatannya.
Dengan EduDiaCare, diharapkan akan muncul ekosistem pendampingan pasien diabetes yang lebih terarah, terstandar, dan berfokus pada pemberdayaan diri, serta membuka peluang penelitian lanjutan di berbagai layanan kesehatan di Indonesia.
Penulis: Raden Roro Anisa Anggi Dinda