Pada hari Kamis (21/2), dua mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Relawan Psikologi Gadjah Mada (REPSIGAMA) turut serta dalam misi kemanusiaan sebagai relawan dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Dua mahasiswa tersebut adalah Raisa Annisa Zahra (2022) dan Ararya Rayhan Maulana (2022).
Banjir yang melanda sebagian wilayah Demak telah menyebabkan dampak yang cukup signifikan, termasuk korban jiwa, dan kerusakan properti. Dalam upaya memberikan bantuan dan dukungan kepada korban, Raisa dan Ararya, bersama Gelanggang Emergency Response (GER) UGM dan KAGAMA Care, telah menyelesaikan misi mereka dan kembali ke Yogyakarta pada 2 Maret 2024 lalu.
Kepala Career Center Fakultas Psikologi UGM, Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, mengungkapkan apresiasi dan dukungannya, “Terima kasih atas keberanian dan dedikasi teman-teman relawan REPSIGAMA dalam membantu daerah yang terkena bencana. Tindakan teman-teman sebagai relawan memberikan harapan dan inspirasi bagi banyak orang. Semoga dapat membawa manfaat dan kekuatan bagi mereka yang membutuhkan”.
Dalam misi ini, Raisa, Ararya, dan relawan mahasiswa UGM lainnya bertugas dalam penyaluran bantuan air bersih untuk pembersihan rumah warga, perbaikan sumur, dan penyediaan air siap minum di Dusun Wonorejo, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
Bagi Ararya, menjadi relawan merupakan panggilan hati yang didasari oleh pengalaman masa kecilnya. Pengalamannya yang sering mendampingi sang Ayah, seorang wartawan TV nasional, dalam kunjungan ke berbagai daerah bencana menjadi motivasi kuat. “Saya merasa bahwa selain saya bisa membantu warga-warga, saya juga bisa mendapatkan berbagai pembelajaran yang dapat meningkatkan baik pengetahuan saya, maupun rasa empati saya kepada orang-orang sekitar,” ujarnya pada Jumat (15/3).
Tak jauh berbeda dengan Ararya, sejak tergabung dalam divisi Taruna Siaga Bencana REPSIGAMA, Raisa menyatakan kesediaannya untuk selalu membantu masyarakat yang membutuhkan. Motivasinya muncul dari pengalaman pribadi menghadapi bencana. “Saya sendiri pernah mengalami beberapa kali bencana, walaupun tidak terlalu besar tetapi hal tersebut selalu membuat saya sadar bahwa bantuan sekecil apapun akan berpengaruh kepada para korban bencana. Sehingga saya ingin membantu orang lain dengan kemampuan yang saya miliki, walaupun itu hanya sedikit,” terangnya.
“Meskipun dalam penerjunan ini fokus dalam bidang revitalisasi bukan psikososial, saya harap saya dapat memberi segala kemampuan saya secara maksimal dan dapat memberi dampak positif kepada warga-warga bahkan setelah saya pergi,” tambah Ararya.
Penulis: Erna