Arsip:

sdgs

Bento Pengurangan Sampah

Fakultas Psikologi UGM Terapkan Inisiatif Penyajian Konsumsi Ramah Lingkungan pada PIONIR PRK 2024

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus menunjukkan komitmennya dalam mengurangi dampak lingkungan. Selama pelaksanaan PIONIR Psikologi Rumah Kita (PIONIR PRK) pada 31 Juli – 1 Agustus 2024, kebijakan penyajian konsumsi ramah lingkungan diterapkan untuk mengurangi sampah dan mengedukasi mahasiswa baru tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.  

Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, menjelaskan, “Secara prinsip dengan model seperti itu, mengajarkan pada setiap mahasiswa baru untuk mencoba melakukan perubahan perilaku dalam meminimalisasi pembuangan sampah. Jadi ketika mereka membawa tumbler, mereka menggunakan alat-alat yang reuse, itu otomatis mengurangi proses penumpukan sampah atau pembuangan sampah baru”.  

Dalam inisiatif ini, setiap mahasiswa baru diwajibkan membawa kotak makan, tumbler, dan alat makan sendiri. Makanan disajikan dalam box bento yang dapat digunakan kembali. “Untuk menghindari sampah, setiap makan siang mereka menggunakan lunchbox dari vendor sehingga tidak menggunakan box makan sekali pakai yang akhirnya menjadi sampah. Mereka harus membawa kotak makan sendiri untuk mengambil snack-snack yang disediakan Fakultas” jelas Koordinator Gugus PIONIR PRK, Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Selain itu, fakultas menyediakan dispenser air minum di berbagai sudut gedung untuk memudahkan peserta mengisi ulang tumbler mereka. 

Sumaryono menambahkan, “Memang yang harus dipikirkan lagi adalah bagaimana proses ini menjadi sebuah kebiasaan yang tidak hanya berlaku saat makan tetapi juga dalam penggunaan barang-barang lain, seperti kertas, termasuk ketika proses pembelajaran, skripsi, dan tugas-tugas.” 

Kebijakan ini didukung dengan adanya sistem pengelolaan sampah yang sudah ada di lingkungan kampus. Fakultas telah menyediakan tempat sampah khusus untuk sampah organik, non-organik, dan residu. “Karena sekarang kan ada sampah yang khusus organik. Sehingga sampah bekas sisa makanan itu juga bisa jadi satu,” tambah Aisha. 

Kebijakan ini mendapat tanggapan positif dari mahasiswa baru. Audrey Imanuella, mahasiswa baru Fakultas Psikologi UGM, mengaku kebijakan ini tepat karena memiliki banyak manfaat, “Menurut saya kebijakan bawa tumbler dan tempat makan sendiri sudah tepat. Banyak manfaatnya juga, contohnya mengurangi sampah sekali pakai dari botol plastik dan box makanan, jadi tidak terlalu mengotori lingkungan sekitar”.  

 

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana 

Moralitas dan Seksualitas: Tantangan Besar untuk Indonesia

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar webinar online bertajuk “Sex, Morality, and Human Nature” pada hari Jumat, (2/8). Webinar yang merupakan rangkaian acara menuju Islamic Psychology Summit (IPS) 2024 dan diikuti oleh 60 peserta ini dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia yang menjadi pemegang kasus HIV tertinggi dengan semakin maraknya penyakit menular seksual karena hubungan seks bebas dan orientasi perilaku seks menyimpang. Perilaku tersebut dilakukan oleh banyak orang dari lapisan masyarakat, baik yang kaya, miskin, tua, muda, bahkan sampai pelajar sekolah yang mayoritasnya memiliki masalah dalam keluarga.

Seorang Dermatologist dan Venereologist, dr. Dewi Inong Irana Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, menjadi narasumber pertama webinar IPS 2024 yang bertugas membahas tentang cara membangun keluarga yang sehat dan  sejahtera. Dewi berkata, “Masalah keluarga ini penting sekali. Kursus pranikah itu bukan hanya dari segi agama, tapi juga penting dari sisi psikologis suami istri, menjadi orang tua zaman now, ekonomi keluarga, dan terpenting tentang pendidikan seksual dan KB”.

Berkenaan dengan seks bebas, Dewi berpendapat masih ada hubungannya dengan paparan pornografi. Kecanduan porno merusak bagian otak atau prefrontal cortex yang membedakan antara manusia dengan hewan. Dewi berpesan, “Keluarga adalah unit terkecil suatu bangsa. Keluarga beres, Indonesia beres. Jauhi sex bebas. Ingat mati, ingat keluarga, ingat negara, perbanyak olahraga, dan jauhi pornografi. Berani berkata TIDAK pada kekerasan dan perundungan seksual, siapapun pelakunya!”

Seluk beluk moralitas dibahas oleh narasumber kedua yang merupakan dosen Psikologi Perkembangan di Fakultas Psikologi UGM, Sutarimah Ampuni, S.Psi., M.Si., MPsych., Ph.D., Psikolog. Ampuni berkata, “Moralitas itu yang selama ini kita pahami adalah antara apa yang benar dan yang salah. Apa yang bagus, apa yang tidak. Apa yang boleh dan tidak boleh”.

“Jika menginginkan generasi kedepannya memiliki perspektif moral tertentu, maka pembentukannya harus disosialisasikan sedini mungkin agar menetap sebagai bagian identitas moral. Disinilah pentingnya fungsi keluarga, sebagai pencetak perspektif moral anak. Keluarga punya peran penting untuk membentuk kesehatan mental yang baik. Namun, dari sisi moralitas, perlu ditekankan perspektif apa yang harus diajarkan agar anak memiliki pendirian yang baik,” lanjut Ampuni.

Reportase : Tim Islamic Psychology Summit 2024
Penulis : Relung Fajar Sukmawati 

Tim PKM K UGM Kembangkan Permainan Augmented Reality “Dakdokkonkan” untuk Tingkatkan Literasi Anak Usia Dini

Kemampuan literasi pada anak usia dini memegang peran kunci dalam perkembangan akademik mereka di masa depan. Data dari Rapor Pendidikan Indonesia (2023) menunjukkan bahwa 39% siswa sekolah dasar masih berada di bawah standar literasi yang diharapkan. Menyadari pentingnya peningkatan literasi, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi melalui permainan edukatif Dakdokkonkan.

Najla Ega Amalia, Ketua Tim PKM, menjelaskan, “Kondisi literasi yang masih perlu ditingkatkan ini mendorong kami untuk menciptakan Dakdokkonkan, sebuah permainan edukatif yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga berperan dalam peningkatan literasi dan fokus anak usia dini”.

Tim ini dibimbingan oleh Dina Natasari, S.E., M.Si, Ak., yang diketuai Najla Ega Amalia (Psikologi, 2021), dan anggota Karita Dwi Oktavia (Sekolah Vokasi/DEB, 2022), Aditya Ramadhan (Teknologi Informasi, 2020), dan Anindya Verawati (Psikologi, 2022).

Dakdokkonkan dikembangkan sebagai adaptasi modern dari dakon tradisional yang dilengkapi dengan fitur Augmented Reality (AR) untuk pengalaman belajar yang interaktif dan efektif bagi anak usia dini.

Fitur AR memungkinkan interaksi melalui pertanyaan yang muncul ketika pemain meletakkan biji terakhir di lubang yang ditandai. Tidak hanya itu, penilaian otomatis akan muncul ketika pemain menjawab dengan benar.

Permainan ini memadukan cerita fabel dengan tiga latar belakang berbeda, yang mengisahkan petualangan dua tokoh utama dalam menyelesaikan misi. Setiap cerita mengandung nilai moral dan melatih kemampuan penyelesaian masalah anak melalui pertanyaan yang disampaikan di setiap tantangan.

Dalam satu paket permainan Dakdokkonkan, tersedia papan dakon beserta bijinya, buku cerita, panduan bermain, dan stiker karakter fabel yang bisa ditempel di papan dakon sesuai kreativitas masing-masing anak. Selain melatih kreativitas, stiker ini juga berfungsi sebagai media hiburan.

Tim Dakdokkonkan saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan komunitas permainan anak-anak dan instansi pendidikan guna memperluas dampak edukasi dan meningkatkan semangat literasi. Permainan ini telah tersedia di marketplace Tokopedia, serta dapat diikuti di berbagai media sosial Instagram, TikTok, YouTube, dan Facebook dengan username @pkmkugm_dakonedukasi.

Penulis: Tim PKM-K “Dakdokkonkan” Dakon Edukasi

Editor: Erna Tri Nofiyana

PIONIR PRK 2024 Membawa Mahasiswa Baru Psikologi UGM Menemukan Rumah Kedua 

Sebanyak 275 mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti PIONIR Psikologi Rumah Kita (PIONIR PRK), Rabu (31/7). Acara yang berlangsung pada 31 Juli dan 1 Agustus 2024 ini merupakan bagian dari rangkaian PIONIR Gadjah Mada, dan merupakan orientasi untuk mengenalkan lingkungan serta kegiatan kemahasiswaan Fakultas Psikologi UGM. 

Tahun ini, PIONIR PRK mengusung tema “Bumantara Aksara”, yang memiliki makna simbolis sebagai “keluasan angkasa yang tiada tara” dan “abadi”. Tema ini menggambarkan perjalanan awal para Gadjah Mada Muda (GAMADA) Psikologi untuk tumbuh dan berkembang secara abadi dalam dinamika Fakultas Psikologi yang cerah dan hangat. 

Acara dibuka secara simbolis oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., bersama Koordinator Umum dan Wakil Koordinator PIONIR PRK, serta perwakilan mahasiswa baru. Upacara pembukaan, yang dikenal sebagai Penyusunan Pustaka Bumantara Aksara, menampilkan simbolisme lembaran pustaka Fakultas Psikologi UGM dan penyematan tiga kata: “empowerment”, “self-fulfillment”, dan “self-growth”. 

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., mengucapkan selamat kepada para GAMADA yang telah berhasil melalui berbagai perjuangan untuk menjadi bagian dari UGM. “Selamat yang pertama, selamat menjadi Gadjah Mada Muda. Selamat yang kedua, selamat datang di Psikologi. Selamat yang ketiga, selamat datang di Psikologi Rumah Kita,” ujar Dekan.  

Menjadi seorang mahasiswa psikologi UGM akan dihadapkan pada banyak tantangan studi, sehingga penting bagi GAMADA untuk menjiwai Hymne Gadjah Mada. “Hafalkan dan resapi, kalian akan menjiwai Hymne Gadjah Mada ini sampai seterusnya. Siapapun yang sudah lulus tetap disebut, tetap menyanyikan hymne yang sama, ‘kami mahasiswa Gadjah Mada’. Selamanya kalian akan menjadi pembelajar dalam identitas diri sebagai bagian dari Gadjah Mada,” pesan Dekan.  

Dekan juga menekankan bahwa Psikologi adalah “rumah” bagi mahasiswa untuk belajar, berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai insan psikologi.  

“Hari ini kalian masuk rumah psikologi, rumah dalam pengertian fisik, lingkungan Fakultas Psikologi ini menjadi rumah kalian untuk beraktivitas, untuk berdinamika, mempelajari, mendalami, menghayati ilmu psikologi. Rumah dalam pengertian mental, mulai hari ini, kalian akan belajar berpikir, bersikap, bertindak sebagai insan psikologi,” pungkasnya.  

Omar Havi Zharauri, Koordinator Umum PIONIR PRK 2024, menyampaikan bahwa tujuan utama acara ini adalah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermakna, serta memperkenalkan mahasiswa baru pada lingkungan fakultas. “Kami mengadakan acara ini buat teman-teman Gadjah Mada Muda psikologi semuanya sebagai gerbang pertama kalian di Fakultas Psikologi,” ungkap Omar. 

Ia juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari mahasiswa baru dalam seluruh rangkaian kegiatan PIONIR PRK. “Kami berharap teman-teman Gadjah Mada Muda Psikologi bisa mengikuti acara kita dari awal sampai akhir dengan semangat yang membara,” tambahnya. 

Fakultas Psikologi diharapkan menjadi rumah kedua bagi para mahasiswa, memberikan ruang yang aman dan nyaman untuk eksplorasi diri. “Sesuai dengan slogan kita, kami juga berharap teman-teman Gadjah Mada Muda bisa menemukan Psikologi Rumah Kita sebagai rumah kedua teman-teman yang nanti akan memberikan ruang yang aman, nyaman untuk teman-teman semua melakukan eksplorasi diri,” jelas Omar. 

Sebanyak 275 mahasiswa baru, terdiri atas 235 Program Studi Sarjana Psikologi Reguler dan 40 mahasiswa International Undergraduate Program (IUP), akan mengikuti berbagai rangkaian kegiatan PIONIR PRK pada hari pertama dan kedua diantaranya, sesi Kepemanduan, Psikologi Rumah Kita, Sesi Ke-Fakultas-an, PsyTour: Faculty and Unit Tour, Pustaka Kisah, Menilik Loka Asa, Ruang Aman di Rumah Kita, dan Misi Rumah Kita.  

Penulis & Foto: Erna Tri Nofiyana  

Berbagi Cerita: Cita-cita Masa Kecilku

Masih ingat dengan lagu “Susan Punya Cita-Cita”? Dalam salah satu baitnya disebutkan: “Cita-citaku ingin menjadi dokter, cita-citaku ingin jadi insinyur.” Lagu itu tampaknya sangat pas menggambarkan masa kanak-kanak.

Ada apa dengan cita-cita? Bagaimana memberi begitu banyak penerang dan tenaga lebih bagi diri? Menyentuh semua itu, ternyata cita-cita tidak hanya sebatas impian. Sesungguhnya cita-cita adalah fondasi kuat untuk meraih kesuksesan di masa depan. Ibarat seberkas cahaya pemberi terang, cita-cita membawa perjalanan hidup manusia kepada titik capaiannya. Ungkapan sederhana saat kecil, ingin menjadi ini atau itu kemudian membekas dan terpatri dalam pikiran. Ternyata kesederhanaan ungkapan itu menuntun kepada jalan-jalan tujuan.

Acara cerita pagi yang diadakan di taman sisi selatan Fakultas Psikologi pada Rabu, 24 Juli 2024, menjadi bukti kekuatan cita-cita. Peserta kegiatan dari berbagai latar belakang berkumpul untuk berbagi aspirasi dan mendengarkan cerita inspiratif dari individu yang sukses. Acara ini menekankan pentingnya akses terhadap pendidikan dan pendidikan untuk keberlanjutan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Salah satu peserta yang berkesempatan berbagi cerita pada pagi ini adalah pak Sunardi. Menurut pak Nardi, ada empat poin penting yang perlu dilakukan agar cita-cita kita dapat tercapai, yaitu 1) kuasai ilmunya dengan terus belajar, 2) niat (tentukan tujuan dan siapkan perencanaan), 3) pasrah dan selalu berprasangka baik (dengan selalu berpikir positif dan optimis bahwa cita-cita tersebut bisa kita raih, kita bisa terus maju dan mencapai tujuan tersebut), dan yang ke-4 adalah tekad yang kuat  dan percaya dengan kemampuan diri. “Dengan keyakinan diri, secara otomatis kita akan lebih gigih dan terdorong untuk mencapai cita-cita tersebut” tambah pak Nardi.

Sebagai kesimpulan, acara cerita pagi pada hari ini adalah pengingat indah tentang kekuatan cita-cita dan pentingnya pendidikan serta proses belajar yang terus berkelanjutan dari masa ke masa akan membuahkan hal baik di masa depan. Ini memperkuat gagasan bahwa dengan dukungan dan kesempatan yang tepat, setiap anak dapat mencapai cita-cita dan aspirasinya. Saat kita terus berupaya mencapai SDGs, mari kita ingat untuk memupuk, merawat dan mendukung cita-cita generasi muda.

Penulis: S. Fauzi

Foto: https://unsplash.com

Optimalkan Publikasi Hasil Penelitian GamaJPP Selenggarakan  Lokakarya Penulisan Naskah Publikasi dari Case Report

Penelitian dan publikasi karya penting bagi para akademisi maupun praktisi. Kegiatan ini berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas output penelitian, juga laporan pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Psikologi (PKPP) yang dipublikasikan di jurnal ilmiah. Namun, banyak akademisi menghadapi tantangan seperti kurangnya pengetahuan analisis dan motivasi publikasi. Untuk mengatasi ini, Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) mengadakan lokakarya penulisan naskah publikasi dari laporan PKPP atau case report pada 18-19 Juli 2024.

GamaJPP adalah jurnal ilmiah yang menerbitkan laporan penelitian intervensi untuk pengembangan psikologi sebagai ilmu dalam berbagai konteks. Tujuan kegiatan ini adalah untuk: 1) meningkatkan pemahaman dan kemampuan untuk menulis publikasi hasil penelitian maupun hasil laporan PKPP; 2) memberikan ruang untuk menulis dan berbagi pengalaman mengenai hal-hal teknis yang perlu dilakukan peserta yang akan mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal ilmiah; dan 3) meningkatkan kemampuan submission hasil penelitian ataupun hasil laporan PKPP ke jurnal ilmiah.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Psikologi. Diikuti secara daring oleh 140 peserta dan secara luring oleh 25 peserta terpilih. Lokakarya ini diikuti oleh dosen, mahasiswa Magister Psikologi Profesi yang sudah lulus ujian PKPP, maupun praktisi yang merupakan calon penulis potensial, baik dari UGM maupun dari luar UGM.

Publikasi laporan PKPP di jurnal setidaknya memiliki empat manfaat utama. Pertama, menarik minat peneliti lain untuk mengembangkan bidang kajian tersebut. Kedua, kualitas publikasi atau penelitian tersebut diakui oleh peneliti lain. Ketiga, nilai manfaat hasil penelitian meningkat karena pengembangan lebih lanjut oleh peneliti lain. Keempat, secara individu, nama peneliti menjadi lebih dikenal, sehingga dapat memperluas jejaring.

Penelitian dan publikasi ilmiah dapat meningkatkan profil akademisi dan praktisi baik secara akademik maupun dalam karier dan keahlian keilmuan. Akan tetapi, masih terdapat kendala yang menghambat produktivitas penulisan dan publikasi di jurnal ilmiah. Pertama, kurangnya pengetahuan dalam menganalisis dan menginterpretasikan hasil penelitian maupun hasil laporan PKPP secara komprehensif. Kedua, kurangnya rasa percaya diri terhadap kualitas penelitian maupun laporan PKPP. Ketiga, kurangnya motivasi untuk mempublikasikan hasil penelitian atau laporan PKPP di jurnal bereputasi. Upaya ini perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah  publikasi dari hasil penelitian maupun laporan PKPP.

Kegiatan secara daring sesi 1 – Kamis, 18 Juli 2024, materi berjudul ‘Pentingnya Publikasi Case Report’ disampaikan oleh Prof. Drs. Subandi, M.A., Ph.D., Psikolog. Sesi ke-2 materi berjudul ‘Perencanaan Asesmen dan Intervensi untuk Case Report’ disampaikan oleh Dr. dr. Yunias Setiawati, Sp.KJ(K), FISCM., dipandu oleh Ibu Edilburga Wulan Saptandari, Ph.D., sebagai moderator.

Sesi 3 – Jumat, 19 Juli 2024, materi berjudul ‘Teknik Penulisan Artikel Ilmiah: Case Report’ disampaikan oleh Indira Primasari, M.Psi., Psikolog. Sesi ke-4, Penjelasan Gaya Selingkung Gadjah Mada Journal of Professional Psychology disampaikan oleh Ibu Edilburga Wulan Saptandari, Ph.D., dan materi terakhir berjudul ‘Etika Penelitian Case Report’. Sesi ke-3 hingga sesi ke-5 dimoderatori oleh Smita Dinakaramani, sedangkan sesi ke-4 dimoderatori oleh Aisha Sekar Lazuardini Rachmanie.

Output dari kegiatan ini adalah tersusunnya draf manuskrip publikasi hasil penelitian atau laporan PKPP yang siap untuk disubmit ke jurnal Gadjah Mada Journal of Professional Psychology.

Penulis: S. Fauzi

Tendik Fakultas Psikologi Gelar Maksibar: Tasyakuran dan Upaya Zero Waste

Yogyakarta, 17 Juli 2024 — Sejak beberapa hari lalu, jamaah haji Indonesia mulai kembali ke Tanah Air. Salah satu diantaranya adalah Tenaga Kependidikan Fakultas Psikologi UGM, Sunardi. Pria asli Gunung Kidul yang akrab dipanggil pak Nardi ini telah selesai melaksanakan ibadah hajinya tahun ini. Mewujudkan rasa syukur dan bahagianya, ia menggelar acara Makan Siang Bareng (Maksibar) yang dihadiri tendik dan dosen.

Pak Nardi mengundang salah satu penjual bakso terkenal di Yogyakarta, yaitu ‘bakso pak Tugiyanto Tukangan’, sebagai menu makan siang bersama kali ini. Tidak hanya sebagai rasa syukur atas kelancaran ibadah hajinya, mengundang penjual makanan secara langsung ke tempat kerja merupakan upaya pengurangan limbah bungkus makanan. Bakso disajikan langsung dari mangkok yang telah disediakan oleh pak Tugiyanto dan krunya.

Kegiatan maksibar ini memiliki poin penting dalam membangun kebersamaan dan menjalin tali silaturahmi. Membangun keakraban dalam suatu tim kerja sangatlah penting, dan hal ini dapat dilakukan dengan cara sederhana seperti bertegur sapa dan mengucapkan salam.

“Maksibar disajikan prasmanan sebagai bentuk dukungan program zero waste UGM, dan menambah keakraban dengan para dosen dan tendik yang hadir”, kata Nurul Qomariyah, S.E., Koordinator Bidang Administrasi, Keuangan, dan Umum Fakultas Psikologi UGM.

Acara seperti ini juga bisa menghindari kejenuhan dalam bekerja dan mencairkan suasana kerja. Semuanya dilakukan dengan tujuan menjalin tali persaudaraan, karena kita semua menyadari bahwa setiap dari kita memiliki kelebihan masing-masing yang bisa saling melengkapi satu sama lain.

Penulis: S. Fauzi

Publikasi SDGs Fakultas Psikologi UGM di Scopus Tahun 2019 – 2023

Sustainable Development Goals atau disingkat SDGs, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah serangkaian tujuan/sasaran yang dibuat oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai panduan bagi seluruh negara anggota untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. SDGs memiliki prinsip universal, integrasi dan inklusif, untuk meyakinkan bahwa tidak ada satupun yang tertinggal atau no one left behind.

Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan/sasaran SDGs yang diintegrasikan ke dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu ‘Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat’. Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai perguruan tinggi negeri di Indonesia memiliki tanggung jawab dan berkomitmen untuk mencapai tujuan SDGs melalui desiminasi hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah.

Berdasarkan data dari scopus per 15 Februari 2024 publikasi SDGs UGM tahun 2019 – 2023 sejumlah 9.645 judul. Dan berdasarkan data di scopus tersebut, publikasi SDGs Fakultas Psikologi adalah sejumlah 66 judul. Capaian publikasi terbanyak pada publikasi SDGs goal 17 (Kemitraan untuk mencapai tujuan): 26, SDGs goal 3 (Kehidupan sehat dan sejahtera): 12,  SDGs goal 4 (Pendidikan berkualitas): 9, SDGs goal 10 (Berkurangnya kesenjangan): 4, SDGs goal 11 (Kota dan permukiman yang berkelanjutan): 4, SDGs goal 16 (Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh): 4 SDGs goal 5 (Kesetaraan gender): 3, SDGs goal 8 (Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi): 2, dan SDGs goal 2 (Tanpa kelaparan): 2.

 

Penulis : Syahrul

Center for Life-Span Development (CLSD) Fakultas Psikologi UGM Gelar Webinar Children’s Voice Well-Being for All

Center for Life-Span Development (CLSD) Universitas Gadjah Mada (UGM)  menggelar webinar online bertajuk “Children’s Voice Well-Being for All : Building Student Well-Being through Child-Led Initiatives”, Rabu (31/01). Webinar ini bertujuan untuk memaparkan hasil aksi para peneliti anak dari Yogyakarta, Jambi, dan Kupang mengenai isu kesejahteraan psikologis di sekolah.

Diketuai oleh Elga Andriana, S.Psi, M.Ed, Ph.D, projek penelitian yang memiliki judul asli Our (photo)Voice: Children and Young People’s Joint Action Research on Student Well-being for All ini berhasil menyabet juara pada ajang 2022 SEAMO – Australia Education Link Award.

“Kami  percaya bahwa perspektif siswa yang melibatkan dukungan guru dan orang tua sangat penting untuk mempromosikan kesejahteraan psikologis di sekolah, salah satu caranya melalui metode photovoice yang melibatkan para siswa”, ujar Wakil Direktur SEAMO,  John Arnold Siena, dalam sambutan. 

Presenter pertama, Ayun Septa Wibawa, merupakan peneliti muda dari SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Tamansiswa Yogyakarta. Ayun melalui tiga tahapan sebelum melaksanakan aksi perubahan, dimulai dari memotret gambar yang membuatnya merasa sedih dan bahagia ketika di sekolah, mendiskusikan hasil foto bersama mentor, lalu mempresentasikannya di depan para guru.

Photovoice yang kami presentasikan berhasil menyita atensi para guru untuk mengadakan dua aksi perubahan, pelatihan anggota OSIS baru dan psikoedukasi pencegahan sekaligus penanganan kasus pelecehan seksual”, ujar Ayun. 

Berkenaan dengan hal tersebut Elga menanggapi, “Memberikan ruang bersuara kepada siswa berhasil mendorong segenap stakeholder sekolah untuk memberikan feedback positif yang bermanfaat bagi kesejahteraan psikologis siswa”. 

Presentasi kedua dipaparkan oleh tiga anak Rimba dari Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi, Melandai, Nanju, dan Becenteng. Objek pengambilan foto adalah lingkungan di sekitar mereka tinggal, Melandai memotret lingkungan yang kotor, sementara Bedugo dan Gading memotret sungai dan hutan yang bersih. Target perubahan para anak rimba adalah mengubah lingkungan kotor menjadi bersih. 

Pasca Covid-19, sampah di lingkungan anak rimba meningkat pesat. Awalnya hanya sampah organik, namun semakin lama sampah anorganik juga ikut meningkat. Akibatnya, masyarakat sekitar banyak yang menderita penyakit demam berdarah dan influenza. Dilatarbelakangi oleh hasil photovoice para anak rimba, aksi perubahan dilakukan dengan cara pembakaran sampah, pemanfaatan barang-barang bekas, dan penghijauan lingkungan”, ucap Yohana Marpaung., MA, menanggapi. 

Pemaparan terakhir disampaikan oleh Dilbert Timothy Tansania, siswa di St. Mary Assumpta Junior High School Kupang. Empat tema besar hasil photovoice yang menjadi perhatian berkenaan dengan perundungan, teman sebaya sebagai support system, dan hubungan siswa reguler dengan siswa berkebutuhan khusus. 

Indra Yohanes Kiling, Ph.D., memberikan tanggapan di sesi akhir presentasi, “Photovoice mengandung inisiatif dan refleksi siswa dalam menggarisbawahi isu yang tengah terjadi di lingkungan sekolah. Photovoice bukan sekedar menjadi hasil karya yang dipamerkan, namun dapat mempengaruhi seluruh stakeholder untuk mengatasi segala isu yang terjadi sehingga semakin meningkatkan kesejahteraan psikologis di lingkungan sekolah”.  

Penulis : Relung