Arsip:

SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera

Fakultas Psikologi UGM dan Universitas Sydney Berkolaborasi dalam Field School dengan Tema Kesehatan Mental

Universitas Sydney bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan program field school singkat selama 1.5 jam dengan tema Kesehatan Mental di Indonesia dan Akses Layanan Kesehatan Mental, Rabu (19/6). Kegiatan yang dilakukan di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang isu kesehatan mental di Indonesia.  read more

Sebanyak 69 Wisudawan/wisudawati Ikuti Pelepasan Program Sarjana Periode III 2023/2024

Sebanyak 69 wisudawan/wisudawati Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti pelepasan Program Studi Sarjana Psikologi Periode III Tahun Akademik 2023/2024 di Hall-D Fakultas Psikologi UGM, Rabu (22/5). Wisudawan terdiri dari 60 program reguler dan sembilan dari International Undergraduate Program (IUP). Dari jumlah tersebut, 54 wisudawan meraih penghargaan akademik dengan predikat pujian. read more

kajian-ramadan-Ratna Syifaa Rachmahana

Kajian Ramadan: Menggali Makna Metamorfosa Menuju Hidup Lebih Berwarna

Di penghujung bulan Ramadan, Fakultas Psikologi UGM menggelar Kajian Ramadan 1445 H terakhir secara bauran pada Jumat (5/4). Kajian keempat kali ini menghadirkan Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog, dari Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Fakultas Psikologi UGM yang menyampaikan materi bertajuk “Metamorfosa Ramadan Menuju Hidup Lebih Berwarna”.

Dalam kajian tersebut, Ratna mengejak peserta untuk kembali memahami makna metamorfosa kaitannya dengan Ramadan, yang dimaknai sebagai proses seorang muslim menjadi lebih baik.

“Proses metamorfosa adalah i’tibar bagi kita, bahwa siapapun kita bisa menjadi lebih daik, dengan proses belajar di madrasah Ramadan,” terang Ratna.

Ratna menjelaskan proses metamorfosa dari ulat menjadi kupu-kupu sebagai dua hal yang berbeda. Ulat cenderung dihindari karena dianggap merugikan, sedangkan kupu-kupu indah dan dianggap mulia. Perbedaan ini dianalogikan dengan diri manusia, sebuah himbauan untuk tidak merusak dan merugikan orang lain layaknya ulat, serta menghindari kerakusan layaknya kupu-kupu.

“I’tibar apa kepada diri kita? Bahwa kita itu sebagai manusia jangan sampai merugikan orang lain,” tegasnya.

Melalui fase metamorfosis, ulat akan berubah menjadi kepompong, yang menjauhkan diri dari makan dan minum, serta menutup diri dari dunia luar. Fase ini dianalogikan dengan muslim yang i’tikaf di bulan Ramadan.

“Ramadan melatih kita untuk menahan diri dari nafsu, banyak bermuhasabah, memohon ampun dengan memperbanyak sunnah, serta memberikan sebagian kenikmatan sedekah dan zakat,” jelas Ratna.

Ratna menyampaikan bahwa terdapat dua bentuk ibadah, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.

“Ibadah mahdhah, Ibadah yang segala tata caranya diatur oleh Allah dan Rasul. Kita tidak boleh mengotak-atik aturan lainnya, misalnya salat. Sebaliknya ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang semua boleh, kecuali yang dilarang,” jelasnya.

Ibadah puasa Ramadan, lanjut Ratna, telah diatur oleh Allah SWT. Sebagaimana tertuang pada surat At-Tin ayat 4-6, Ratna menjelaskan bagaimana kedudukan manusia sebagai sebaik-baiknya ciptaan Allah. Kedudukan manusia juga dapat menjadi rendah bila tidak berhati-hati. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi pada orang yang beriman dan beramal saleh.

Puasa dimaknai sebagai perisai, dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah kontrol diri yang menjadi pelindung dari hal-hal negatif.

“Bulan Ramadan diharapkan mampu menjadi perisai kita untuk lebih baik kualitasnya, meningkatkan kualitas diri kita sehingga menjadi pribadi yang lebih menyenangkan seperti kupu-kupu,” lanjutnya.

Selanjutnya, Ratna menjelaskan tiga kriteria muslim yang disayang Allah SWT, yaitu orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, orang yang mendidikan salat lima waktu dan salat tahajud di malam hari sebagai wujud syukur kepada Allah, dan orang yang berhasil dalam puasanya.

“Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah, senantiasa bermetamorfosis lebih baik kepada ketaaatan kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya,” pungkas Rita menutup materinya.

 

Penulis: Erna

Fakultas Psikologi Perdana Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk pertama kalinya menggelar kegiatan Pos Binaan Terpadu (Posbindu) bekerja sama dengan Gadjah Mada Medical Center (GMC), Jumat (22/3). Acara yang dilangsungkan di Hall D Fakultas Psikologi ini menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi dosen, tenaga kependidikan, dan tenaga outsource.

Posbindu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemantauan kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan yang disediakan mencakup cek fisik serta pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol.

Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Fakultas Psikologi UGM, menyampaikan bahwa posbindu ini merupakan upaya Fakultas Psikologi UGM untuk meningkatkan kualitas hidup dan memastikan kesehatan civitas.

“Paling tidak dengan melakukan Posbindu ini, kita masing-masing bisa mendapatkan semacam warning, alarm bahwa apa yang harus dikelola, apa yang harus diantisipasi di dalam kesehatan kita masing-masing,” ungkapnya.

Posbindu direncanakan akan dilaksanakan secara rutin sebanyak tiga kali dalam setahun. “Ini kali pertama, dan semoga ada kader-kader dari fakultas untuk bisa membantu proses pemeriksaan itu. Kali ini mungkin masih di tenaga kependidikan, kemudian dosen dan outsource. Kalau nanti memungkinkan, ya bisa jadi diperluas bagi siapa saja yang mau ikut,” tambahnya.

Kegiatan perdana ini disambut dengan antusiasme tinggi dari peserta, meskipun dengan kuota terbatas. Peserta yang hadir mengapresiasi layanan kesehatan yang diberikan dan menyambut baik inisiatif ini.

“Senang dengan adanya program Posbindu ini, semoga kedepannya program Posbindu bisa diadakan rutin paling tidak sebulan sekali atau dua bulan sekali. Saya juga merasa senang karena hasil cek tadi bagus,” ujar Ekky, salah satu peserta.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ari, “Harapannya kedepan untuk program Posbindu dapat dilanjutkan paling tidak enam bulan atau tiga bulan sekali.”

Posbindu Fakultas Psikologi UGM diharapkan dapat menjadi salah satu upaya konkrit dalam mendorong pola hidup sehat dan meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh civitas.

Penulis: Erna

Foto: Edwin

Kajian Ramadan Fakultas Psikologi UGM: Menyelami Kesehatan Jasmani dan Rohani di Bulan Suci

Fakultas Psikologi kembali menggelar Kajian Ramadan 1445 H secara bauran pada Jumat (22/3). Pada kesempatan kali ini, DR. dr. Probosuseno, SpPD, K-Ger, FINASIM, SE, MM, seorang dokter spesialis berpengalaman dari RSUP Dr. Sajito, Departemen Geriatri Ilmu Penyakit Dalam, hadir sebagai pembicara utama. Ia membawakan tema “Sehat di Bulan Ramadan: Berkah dalam Kesejahteraan”, yang menghadirkan wawasan tentang pentingnya kesehatan dan keterkaitannya dengan puasa serta keberkahannya.  read more

Kajian Ramadan 1445 H Fakultas Psikologi: Keluarga dan Semangat Ramadan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menggelar Kajian Ramadan bertajuk “Unlock Ramadan 1445 H: Dengan Muhasabah, Hidup Lebih Berwarna”. Kegiatan ini akan berlangsung setiap pekan selama Ramadan dengan menghadirkan sejumlah tokoh dan ulama sebagai pembicara. Tokoh dan ulama tersebut adalah Drs. Haryanto, M.Si., Psikolog, DR.dr. Probosuseno, SpPD-KGer, SE, MM, K.H. Syatori Abdul Rauf, dan Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog.  read more