Arsip:

SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan

Industri Garmen: Kontribusi Besar dengan Tantangan Kesejahteraan Pekerja

Industri garmen berhasil mencatatkan diri sebagai salah satu kontributor utama dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2022. Data dari Survei Tahunan Perusahaan Industri Manufaktur (STPIM) 2020 yang dilakukan oleh Direktorat Statistik Industri menunjukkan bahwa sektor ini menyumbang 7,31 persen dari total industri manufaktur, berada di bawah industri makanan. Di sektor ketenagakerjaan, industri tekstil menyerap 12,65 persen tenaga kerja manufaktur, menjadikannya salah satu penggerak utama perekonomian Indonesia. read more

Tim PKM K UGM Kembangkan Permainan Augmented Reality “Dakdokkonkan” untuk Tingkatkan Literasi Anak Usia Dini

Kemampuan literasi pada anak usia dini memegang peran kunci dalam perkembangan akademik mereka di masa depan. Data dari Rapor Pendidikan Indonesia (2023) menunjukkan bahwa 39% siswa sekolah dasar masih berada di bawah standar literasi yang diharapkan. Menyadari pentingnya peningkatan literasi, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinovasi melalui permainan edukatif Dakdokkonkan. read more

Mahasiswa UGM dan Ubhara Jaya Berbagi Wawasan dalam Diskusi Psikologi Lintas Universitas

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyambut kunjungan Muhibah Psikologi dari Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) pada Rabu (17/7) di Selasar Gedung D.  Kegiatan bertema “Psikologi Tanpa Batas: Muhibah Psikologi ke Yogyakarta Lintas Universitas” ini merupakan bagian dari Program Kerja Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi Ubhara Jaya. read more

Psikologi Nusantara, Sudah Sampai Mana?

Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Angkringan ke-8 bertajuk Upaya Menemukenali Psikologi Nusantara, Jumat (12/7). Acara yang dilaksanakan secara daring ini bertujuan untuk merenungkan kembali upaya-upaya yang bisa dilakukan dalam proses menemukenali psikologi nusantara, khususnya melalui pemikiran dekolonial.  read more

Satu dari Lima Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi UGM Jalur SNBP Peroleh Beasiswa UKT 100%

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan komitmennya dalam mendukung akses pendidikan yang adil dan inklusif melalui penerapan Kebijakan Beasiswa UKT. Pada tahun akademik 2024/2025, sebanyak 22% mahasiswa baru yang diterima melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) di Fakultas Psikologi UGM mendapatkan subsidi UKT 100%. Sementara itu, 32% mahasiswa baru lainnya menerima subsidi UKT dengan besaran 75%, 50%, dan 25%.

Sebanyak 69 Wisudawan/wisudawati Ikuti Pelepasan Program Sarjana Periode III 2023/2024

Sebanyak 69 wisudawan/wisudawati Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti pelepasan Program Studi Sarjana Psikologi Periode III Tahun Akademik 2023/2024 di Hall-D Fakultas Psikologi UGM, Rabu (22/5). Wisudawan terdiri dari 60 program reguler dan sembilan dari International Undergraduate Program (IUP). Dari jumlah tersebut, 54 wisudawan meraih penghargaan akademik dengan predikat pujian. read more

kajian-ramadan-Ratna Syifaa Rachmahana

Kajian Ramadan: Menggali Makna Metamorfosa Menuju Hidup Lebih Berwarna

Di penghujung bulan Ramadan, Fakultas Psikologi UGM menggelar Kajian Ramadan 1445 H terakhir secara bauran pada Jumat (5/4). Kajian keempat kali ini menghadirkan Ratna Syifa’a Rachmahana, S.Psi., M.Si., Psikolog, dari Dharma Wanita Persatuan Unsur Pelaksana Fakultas Psikologi UGM yang menyampaikan materi bertajuk “Metamorfosa Ramadan Menuju Hidup Lebih Berwarna”.

Dalam kajian tersebut, Ratna mengejak peserta untuk kembali memahami makna metamorfosa kaitannya dengan Ramadan, yang dimaknai sebagai proses seorang muslim menjadi lebih baik.

“Proses metamorfosa adalah i’tibar bagi kita, bahwa siapapun kita bisa menjadi lebih daik, dengan proses belajar di madrasah Ramadan,” terang Ratna.

Ratna menjelaskan proses metamorfosa dari ulat menjadi kupu-kupu sebagai dua hal yang berbeda. Ulat cenderung dihindari karena dianggap merugikan, sedangkan kupu-kupu indah dan dianggap mulia. Perbedaan ini dianalogikan dengan diri manusia, sebuah himbauan untuk tidak merusak dan merugikan orang lain layaknya ulat, serta menghindari kerakusan layaknya kupu-kupu.

“I’tibar apa kepada diri kita? Bahwa kita itu sebagai manusia jangan sampai merugikan orang lain,” tegasnya.

Melalui fase metamorfosis, ulat akan berubah menjadi kepompong, yang menjauhkan diri dari makan dan minum, serta menutup diri dari dunia luar. Fase ini dianalogikan dengan muslim yang i’tikaf di bulan Ramadan.

“Ramadan melatih kita untuk menahan diri dari nafsu, banyak bermuhasabah, memohon ampun dengan memperbanyak sunnah, serta memberikan sebagian kenikmatan sedekah dan zakat,” jelas Ratna.

Ratna menyampaikan bahwa terdapat dua bentuk ibadah, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.

“Ibadah mahdhah, Ibadah yang segala tata caranya diatur oleh Allah dan Rasul. Kita tidak boleh mengotak-atik aturan lainnya, misalnya salat. Sebaliknya ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang semua boleh, kecuali yang dilarang,” jelasnya.

Ibadah puasa Ramadan, lanjut Ratna, telah diatur oleh Allah SWT. Sebagaimana tertuang pada surat At-Tin ayat 4-6, Ratna menjelaskan bagaimana kedudukan manusia sebagai sebaik-baiknya ciptaan Allah. Kedudukan manusia juga dapat menjadi rendah bila tidak berhati-hati. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi pada orang yang beriman dan beramal saleh.

Puasa dimaknai sebagai perisai, dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah kontrol diri yang menjadi pelindung dari hal-hal negatif.

“Bulan Ramadan diharapkan mampu menjadi perisai kita untuk lebih baik kualitasnya, meningkatkan kualitas diri kita sehingga menjadi pribadi yang lebih menyenangkan seperti kupu-kupu,” lanjutnya.

Selanjutnya, Ratna menjelaskan tiga kriteria muslim yang disayang Allah SWT, yaitu orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, orang yang mendidikan salat lima waktu dan salat tahajud di malam hari sebagai wujud syukur kepada Allah, dan orang yang berhasil dalam puasanya.

“Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah, senantiasa bermetamorfosis lebih baik kepada ketaaatan kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya,” pungkas Rita menutup materinya.

 

Penulis: Erna