•  Tentang UGM
  •  Perpustakaan
  • Informasi Publik
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
    • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
    • EnglishEnglish
Universitas Gadjah Mada
  • TENTANG KAMI
    • Selayang Pandang
    • Sejarah
    • Manajemen
    • Tenaga Pendidik
    • Tenaga Kependidikan
    • Jaminan Mutu
  • PENDIDIKAN
    • Sarjana Psikologi
    • International Undergraduate Program
    • Magister Psikologi
    • Magister Profesi Psikologi
    • Doktor Ilmu Psikologi
  • FASILITAS
    • PENELITIAN & PENGABDIAN
      • Penelitian
      • Pengabdian
    • Fasilitas Pendidikan
    • Laboratorium
    • Kelompok Riset
    • Publikasi & Jurnal
    • Dukungan Non-akademik
  • MAHASISWA
    • Tata Perilaku Mahasiswa
    • Mitra Magang MBKM
    • Beasiswa
    • Badan Kegiatan Mahasiswa
    • Prestasi Mahasiswa
  • Beranda
  • psikologiugm
  • psikologiugm
Arsip:

psikologiugm

Mengarungi Dinamika Mahasiswa Baru: “Bersama Kita Strong!”

Rilis Saturday, 19 August 2023

Center for Public Mental Health (CPMH) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kuliah daring bertajuk Mengarungi Dinamika Mahasiswa Baru: Bersama Kita Strong, Jumat (18/08). Moderator acara, Marsha Prifirani, menyapa seluruh peserta yang mayoritas berasal dari kalangan mahasiswa baru. Sebelum pemaparan materi, Marsha menelisik lebih lanjut perasaan mahasiswa baru saat pertama kali memulai perkuliahan. 

Narasumber pertama, Nurul Kusuma Hidayati, M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa masa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan perkuliahan memiliki perbedaan yang signifikan, baik dari aspek kebebasan individu, guru/dosen, struktur program, dan ujian. Hal tersebut mendorong mahasiswa untuk memiliki kemampuan manajemen waktu yang baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. 

Nurul memaparkan gambaran umum mahasiswa dari bulan pertama menjalani perkuliahan sampai menuju detik-detik akhir semester, “Tingkat stress mahasiswa dari bulan ke bulan semakin bertambah, akibatnya pola tidur ikut berkurang”.

Ketika terdapat perubahan dalam hidup, manusia mengalami masa transisi. Pergantian dari siswa menjadi mahasiswa mengalami begitu banyak transisi yang ada kalanya mengakibatkan krisis-krisis tertentu yang mana antara individu satu dengan individu lainnya terdapat perbedaan. 

“Perbedaan individu dalam menghadapi masa krisis berdasarkan persepsi individu yang dibentuk oleh banyak hal, seperti pengalaman, pendidikan, dsb. Oleh karena itu, kita tidak boleh meremehkan seseorang yang merasa sangat stres karena krisis tertentu yang menurut kita ringan. Krisis A bagi kita kesulitannya berada di level 9, namun bagi B bisa saja tingkatannya turun di level 5. Setiap manusia memiliki laga perperangan yang berbeda”, jelas Nurul. 

Selanjutnya, Nurul memaparkan urgensi kemampuan menyesuaikan diri di perguruan tinggi (college adjustment) sebagai upaya menghadapi masa transisi yang sedang terjadi. Penyesuaian diri di perguruan tinggi meliputi penyesuaian diri akademik, sosial, emosi personal, dan keterikatan emosional dengan institusi dan komunitas tempat individu belajar. 

Narasumber kedua, Wirdatul Annisa, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menjelaskan berbagai faktor yang dapat memengaruhi kemampuan penyesuaian diri di perguruan tinggi.

“Persepsi kepada diri sendiri, persepsi terhadap lingkungan perguruan tinggi, kemampuan manajemen emosi, strategi pengelolaan stress, motivasi internal, kemampuan regulasi diri, dan dukungan sosial dapat menjadi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan penyesuaian diri mahasiswa di perguruan diri”, terang Annisa. 

Annisa mengatakan bahwa ketika mahasiswa berhadapan dengan lingkungan baru, peran baru, dan tugas baru, mereka sering merasa sendirian. Annisa menegaskan, “Kalian tidak sendiri, banyak yang juga merasakan sepi dan cemas. Tetapi karena sama-sama memendam perasaan itu, akibatnya jadi merasa sendiri”.

Salah satu cara yang dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah dukungan sosial. Lebih jelas Annisa menerangkan, “Dukungan sosial bukan hanya dari orang tua saja, tetapi dari teman satu angkatan, kakak tingkat, tenaga kependidikan, tenaga pengajar, dosen pembimbing akademik, konselor (sebaya, profesional), teman satu kos/asrama, dan keluarga”. 

“Selain itu, ada juga cara lain yaitu menyeimbangkan antara belajar dan membangun jejaring sosial. Membangun jejaring sosial bisa dengan cara berpartisipasi dengan lingkungan baru, berkenalan dengan teman dan/atau kenalan baru, dan tergabung dalam komunitas sesuai dengan minat”. 

Penulis : Relung

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi

Rilis Wednesday, 28 June 2023

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi 

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi 

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi

Menjadi Psikolog Klinis Sejati: Refleksi Pengalaman 44 Tahun Mengabdi

Kelompok Bidang Keahlian Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Seminar Purna Tugas Prof. Dr. Sofia Retnowati, M.S., Psikolog, Selasa (27/6). Acara yang digelar di gedung G-100 Fakultas Psikologi UGM ini dihadiri oleh segenap anggota Kelompok Bidang Keahlian Psikologi Klinis, para dosen, psikolog, dan juga mahasiswa. 

Pembawa acara, Prof. Dra. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D., Psikolog, mempersilahkan Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., untuk membuka acara. Rahmat berkata, “Pertemuan kita saat ini adalah merayakan pencapaian, pemikiran, dan ajaran Bu Sofia selama 44 tahun mengabdi di dunia psikologi, khususnya bidang psikologi klinis”. 

“Bu Sofia adalah salah satu tokoh yang sangat berjuang dengan hati, cinta, dan waktu untuk menginisiasi adanya psikolog di puskesmas,” ucap Diana Setiyawati, M.HSc.Psy., Ph.D. yang pada kesempatan ini berkesempatan untuk mempresentasikan materi tentang Psikolog Puskesmas Kado untuk Bangsa. 

“Ketika terjadi bencana tsunami di Aceh, Bu Sofia merupakan salah satu tim UGM yang terjun langsung membantu masyarakat Aceh di Meulaboh dan Banda Aceh. Bu Sofia bukan hanya memberikan konseling psikologi, melainkan juga turut berkontribusi dalam pengembangan kader kesehatan jiwa,” tutur Prof. Drs. Subandi, M.A., Ph.D., Psikolog yang memaparkan berbagai karya fenomenal Sofia. 

Sesi selanjutnya diisi dengan rahasia di balik kesuksesan Sofia. Sofia membeberkan alasan menjadi seorang psikolog, “Ketika SMA saya kehilangan ibu, peristiwa itu membuat saya dan tujuh saudara lainnya merasa perlu saling memberikan dukungan. Pada waktu itulah yang pada akhirnya menimbulkan kebutuhan melayani yang sangat besar. Di lain sisi, saya juga orangnya suka untuk melayani dan membantu orang lain yang membutuhkan”. 

Sofia memberikan opini terkait hal yang dibutuhkan oleh bangsa, “Bangsa kita membutuhkan profesi-profesi yang menyembuhkan penyakit psikologis. Menyembuhkan bukan hanya kuratif, tetapi juga bisa preventif atau promotif. Jadi, proses untuk mengurangi gangguan jiwa harus dimulai dari promotif, preventif, baru kuratif”. 

“Alat intervensi ada di dalam hati kita, ketulusan dan hadir sepenuhnya. Ini sederhana namun sering terlupa. Jangan sampai klien datang dengan sakit hati kemudian pergi semakin sakit hati karena merasa diabaikan,” ucap Sofia. 

Salah satu peserta menyatakan bahwa Sofia merupakan salah satu dosen yang selalu memahami kondisi mahasiswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, “Ketika saya menjadi mahasiswa dulu, saya pernah tersentak dengan satu ungkapan dari Bu Sofia kepada saya yang setelah itu berlanjut di sesi konseling secara personal. Awal mendengarnya saya merasa marah, tetapi seiring berjalannya waktu saya menyadari dan memahami apa yang telah disampaikan oleh Bu Sofia. Pada kesempatan ini, saya ingin memberikan hadiah kepada Bu Sofia berupa buku karangan saya sendiri”. 

Di akhir acara, Sofia menyampaikan, “Hasil intervensi psikologi berbeda dengan medis yang perkembangannya dapat dilihat secara cepat dan nyata. Jadi, tidak perlu sakit hati atau merasa kecewa ketika ada klien yang tidak menunjukkan perubahan yang cepat, karena bisa saja apa yang kita sampaikan menyerap di dalam otak sebagai bentuk informasi dan akan dibutuhkan oleh klien di kehidupan mendatang”. 

Penulis : Relung

UKP Talks : Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence

Rilis Tuesday, 27 June 2023

UKP Talks : Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence

UKP Talks : Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence

UKP Talks : Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence

UKP Talks : Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence

UKP Talks : Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence

UKP Talks : Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence

 

Unit Konsultasi Psikologi (UKP) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar UKP Talks sesi pertama yang bertajuk Victim Blaming and Self Blame in Sexual Violence, Senin (26/6). Bertempat di gedung G-100 Fakultas Psikologi UGM, acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, peneliti, profesional, dan pihak-pihak yang concern terhadap kasus kekerasan seksual. 

Acara yang diadakan secara luring dan daring ini diisi oleh Visiting Researcher University of Oxford, Dr. Diana Batchelor. Membuka acara, Dekan Fakultas Psikologi UGM, Rahmat Hidayat, S.Psi., M.Sc., Ph.D., menyampaikan, “Semoga acara ini bisa menjadi awal yang baik bagi kita semua. Bersama kita belajar, bersama kita mengembangkan diri, bersama kita meningkatkan kemampuan kita untuk menjadikan diri kita, UGM, masyarakat, dan bangsa kita lebih baik dengan penanganan-penangan dan pencegahan-pencegahan kasus kekerasan seksual”.

Diana menuturkan berbagai respons yang sering diberikan masyarakat kepada korban kekerasan seksual, “Masyarakat memercayai korban tetapi seringkali masih memberikan tanggapan negatif kepada korban, seperti kamu sengaja menempatkan dirimu dalam risiko, kamu yang menyebabkan hal itu terjadi, kamu pantas mendapatkan perlakuan seperti itu, kamu yang sebenarnya pelaku bukan korban”.

Bukan hanya itu saja, biasanya masyarakat juga menyalahkan respons korban terhadap pelaku dan gejala trauma yang ditunjukkan. Berikut penjelasan lengkap Diana, “Contoh menyalahkan respons korban terhadap pelaku seperti mengapa tidak menyerang baik, mengapa tidak menghubungi seseorang, mengapa tidak menghubungi polisi, mengapa keluar sendiri, dsb. Sementara contoh menyalahkan gejala trauma dan metode koping seperti mengapa tidak bisa tidur/tidur terlalu banyak, mengapa cemas dan tidak pernah meninggalkan rumah, mengapa tidak melakukan meditasi, dsb”.

Alasan masyarakat memberikan respons yang seolah menyalahkan korban turut serta dibahas oleh Diana, “Secara umum dalam mengomentari sesuatu kita masih cenderung pada keyakinan bahwa hal baik datang kepada orang yang baik dan hal buruk datang kepada orang yang tidak baik. Sehingga ketika menyaksikan korban kekerasan, kita menggunakan pemikiran itu dalam menilai”. 

Victim blaming yang terjadi pada akhirnya mendorong korban untuk menyalahkan diri sendiri (self blaming), “Self blame memberikan efek negatif terhadap kesehatan mental korban. Korban dapat menyalahkan perilakunya (ini salahku) dan memiliki citra diri yang rendah (aku jelek) sehingga membuat korban merasa cemas, memiliki kesejahteraan yang buruk, dan harga diri pun menurun”. 

Acara berjalan khidmat dan mengundang banyak pertanyaan dari para peserta. Sebagaimana harapan Rahmat, acara ini cukup memberikan pemahaman kepada para peserta tentang victim blaming dan self blame. 

“Semoga pemaparan ini akan semakin menambah kesadaran masyarakat terkait dinamika psikologis korban pelecehan seksual sehingga bersedia menciptakan ruang aman bagi mereka yang membutuhkan”, ucap pembawa acara, Sasa, pada di akhir acara. 

 

Penulis : Relung

Hilman Dwi Himawan, Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM Juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional

Prestasi Monday, 28 June 2021

Sabtu (26/6) tim Humas Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mewawancarai Hilman Dwi Himawan. Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berhasil meraih juara 1 lomba menulis opini tingkat nasiomal yang diadakan Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang pada tanggal 3 Mei – 10 Juni 2021.

Hilman, begitu ia biasa disapa, merupakan mahasiswa yang sudah aktif menghasilkan karya tulis sejak di bangku sekolah. Sejak kelas 3 SMA Hilman yang bersekolah di SMA Negeri 1 Sleman sering mengikuti lomba menulis puisi dan cerpen. Beberapa kali Hilman berhasil mendapatkan juara dan dari event tersebut dan mengharumkan nama almamaternya.

Hobi menulis ini juga masih dipertahankan Hilman ketikan masuk ke bangku kuliah. Anak ke dua dari tiga bersaudara kelahiran tahun 2001  ini terus mengasah kemampuannya dengan rutin berlatih menulis. Hilman juga rajin membaca surat kabar nasional untuk mempelajari gaya bahasa dan struktur kepenulisan sebuah artikel.

“Saya lebih (membaca) surat kabar berita nasional begitu mas contohnya Kompas kemudian Tempo yang fokusnya menyoroti kasus-kasus aktual, contohnya seperti pandemi Covid-19,” terang Hilman ketika ditanya bagaimana cara menemukan gaya tulisan yang dimilikinya.

Di sela-sela jadwal perkuliahan yang padat Hilman selalu menyempatkan untuk mengikuti lomba karya tulis. Beberapa even penulisan yang Hilman ikuti dan berhasil mendapatkan juara adalah Lomba Editorial LPM Unsika pada tahun 2020, Lomba Opini STIE Yasa Anggana, juara dua Lomba artikel yang diadakan DPW Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hasyim Asy’ari, Lomba esai opini yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, dan yang terakhir adalah lomba esai tingkat nasional Surat kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang di mana Hilman berhasil meraih juara satu.

Terkait artikel opini yang berhasil menjadi juara satu di Surat Kabar Kampus Ganto, Hilman menceritakan mulai dari awal mendapatkan informasi lomba melalui Instagram. Ketika mengetahui tema dari lomba tersebut bebas, Hilman mendaftarkan diri untuk ikut lomba tersebut. Dengan mengangkat tema dilema pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi, Hilman menuangkan ide-idenya dalam sebuah artikel esai.

“Pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya dilema ya mas. Di satu sisi memang bisa memutus rantai penyebaran Covid-19, namun di sisi yang lain itu banyak siswa begitu yang tidak siap dengan penerapan model pembelajaran jarak jauh ini,” terang Hilman.

Dari artikel itu Hilman menyoroti dinamika yang terjadi ketika dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh. Tidak sekadar menjelaskan pro dan kontra dari pembelajaran jarak jauh ini, Hilman juga memberikan solusi yang bisa diimplementasikan.

Selain hobi menulis, Hilman juga aktif berorganisasi. Mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi ini kini tergabung dalam organisasi Jama’ah Shalahuddin UGM, di mana Hilman tergabung dalam divisi Syiar Gadjah Mada Menghafal Qur’an (GMMQ). Di dalamnya, Hilman aktif mengikuti beberapa kegiatan.

“Kegiatan yang pernah saya ikuti diantaranya ada diklat Raja Bandar UGM 2020-2021 kemudian juga lomba-lomba,” ujar Hilman.

Menulis adalah hobi utama Hilman. Hal itu membuat Hilman ingin terus berkarya dan berniat mengikuti event kepenulisan yang akan ada di waktu depan. Dengan tulisan-tulisannya Hilman ingin mengharumkan nama Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada sekaligus menyebarkan ilmu psikologi kepada khalayak umum.

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Jalan Sosio Humaniora Bulaksumur
Yogyakarta 55281 Indonesia
fpsi[at]ugm.ac.id
+62 (274) 550435 (hunting)
+62 (274) 550435 ext 158
psikologiugm
psikologiugm
psikologi_ugm
Kanal Psikologi UGM

TENTANG KAMI

  • Selayang Pandang
  • Sejarah
  • Manajemen
  • Tenaga Pendidik
  • Tenaga Kependidikan

INFORMASI PUBLIK

  • Daftar Informasi Publik
  • Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Secara Berkala
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat

FASILITAS

  • Fasilitas Pendidikan
  • Laboratorium
  • Kelompok Riset
  • Publikasi & Jurnal
  • Dukungan Non-akademik

MAHASISWA

  • Tata Perilaku Mahasiswa
  • Mitra Magang MBKM
  • Calon Mahasiswa
  • Beasiswa
  • Badan Kegiatan Mahasiswa

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY