Arsip:

mahasiswa berprestasi

Fakultas Psikologi UGM Memberikan Penghargaan kepada 60 Mahasiswa Berprestasi

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada memberikan penghargaan kepada 60 mahasiswa yang telah meraih prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional, Jumat (8/12), di Auditorium  G-100. Penghargaan ini diberikan pada Tasyakuran Prestasi Mahasiswa 2023, sebagai salah satu rangkaian peringatan Dies Natalis ke-59 Fakultas Psikologi UGM. Tercatat 66 prestasi berhasil diraih mahasiswa Fakultas Psikologi UGM baik sebagai individu maupun tim sepanjang 2023. 

Dekanat, Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Persatuan Orang Tua Mahasiswa Psikologi (POTMAPSI) turut hadir dalam kegiatan tasyakuran ini. 

Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, memberikan selamat bagi mahasiswa Fakultas Psikologi UGM dalam sambutannya. Sumaryono menyampaikan bahwa prestasi yang berhasil diraih merupakan sebuah proses yang penuh tantangan. 

“Prestasi itu sebuah tanda, sebuah capaian, artinya itu merupakan sebuah proses perjalanan, setelah perjalanan itu pada prestasi tertentu maka kita akan ada tantangan prestasi yang berikutnya. Ketika teman-teman ada yang berproses saat-saat ini belum pada prestasi tertentu yang sesuai harapan, itu sebenarnya bukan berarti kemudian tidak ada peluang untuk menunjukkan prestasi, jadi tidak perlu sedih gitu ya,” terang Sumaryono. 

Sumaryono mengajak mahasiswa berprestasi Fakultas Psikologi UGM untuk tetap optimis dan mencari peluang dalam proses berprestasi, “Ketika suatu saat ada saat tertentu bisa diakui atau belum diakui, itu adalah sebuah proses perjalanan. Dan kali ini teman-teman membanggakan…sukses untuk teman-teman dan kita tunggu kesuksesan-kesuksesan teman-teman dari periode-periode berikutnya sesuai dengan spesifikasi masing-masing”.

Hilman Dwi Himawan, salah satu penerima penghargaan menyampaikan refleksinya sebagai mahasiswa berprestasi. Hilman merupakan Juara Satu Mahasiswa Berprestasi Fakultas Psikologi UGM 2023, yang juga meraih Juara Tiga Mahasiswa Berprestasi UGM 2023. 

Hilman dan teman-temannya memiliki suka dan duka saat melewati berbagai tantangan yang tidak mudah, “Itulah esensi yang pertama, bahwa menjadi mahasiswa berprestasi itu adalah kita menjadi mahasiswa yang suka dengan proses, tidak melihat pada hasilnya. Kalau semisal kita melakukan sosial comparison seperti itu, kita jangan cuma insecure, tetapi kita juga harus belajar proses dari mereka bagaimana mereka bisa mencapai prestasi tersebut.”

Selain itu, Hilman juga turut membagikan poin kedua yang ia lakukan secara rutin untuk menginspirasi mahasiswa lain, “Itulah tugas kita, bagaimana kita bisa menginspirasi mahasiswa-mahasiswa tersebut, mungkin caranya berbeda ya teman-teman, tetapi di sini yang Hilman lakukan mungkin juga dilakukan oleh sebagian teman-teman adalah post di media sosial.”

Menutup sambutannya, Hilman menekankan perlu untuk menjadi mahasiswa berprestasi yang tidak mudah puas dengan pencapaian namun terus meningkatkan diri agar menjadi mahasiswa yang tidak tertinggal. 

Hilman mewakili seluruh mahasiswa berprestasi Fakultas Psikologi UGM menerima penghargaan secara simbolis yang diserahkan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D., Psikolog. 

Pemberian penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dan perjuangan mahasiswa berprestasi dilanjutkan dengan pembacaan seluruh prestasi mahasiswa tahun 2023 oleh ketua Dies Natalis ke-59 Fakultas Psikologi UGM, Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi., Psikolog. 

Mahasiswa Berprestasi Fakultas Psikologi UGM 2023

No Nama Mahasiswa No Nama Mahasiswa
1 Agnes Angelina P 31 Annisa Khomsah Salsabila
2 Nadia Puti Dianesti 32 Dhaifina Putri Ramadhani
3 Azzahra Cantik A. P. 33 Anggita Bella Saskia
4 Dinda Gaby Apsari 34 Virna Amrita
5 Naura Qonita Faradina 35 Winova Marsha Nashwa
6 Herlintang Ciptaning Tyas 36 Alisa Kamilah
7 Elisabeth Jatu P. 37 Annisa Safira Azzahra
8 Cahaya Rizka Aurora Qodri 38 Hilmy Azka Zul Amali
9 Athifa Nuura Ahsani 39 Shafa Salsabilla
10 Argya Zahra R. H. 40 Alifa Cahya Pangestika
11 Fransiska W. 41 Farhana Ainaya Qalbi
12 Maulida Zaizafuna 42 Nimas Lara Dhuta
13 Serafim Noven T.V 43 Kisman Safei
14 Putu Leony Y. 44 Rania Balqis Ilyasa
15 Oryza Aulya Arrafi 45 Divarunni Arum Puspita
16 Syabilla Rizkia Putri Raharja 46 Carissa Andis Wiyatno Putri
17 Melinda Ayu Savira 47 Regizki Maulia
18 Sinta Damayanti 48 Alfia Rahma Permatasari
19 Athar Rosyad Partadireja 49 Hafizhah Laila Karima
20 Mizda Annis Kamila 50 Hemalia Happy Virginia Koeswardani
21 Larasati Rahman 51 Baskara Hasta Manggala
22 Syafira Dyah Setyowati 52 Hilman Dwi Himawan
23 Umar Abdul Aziz Susilo Rahmat Wibowo 53 Ahmad Fauzan
24 Seravin Afra Secunda 54 Dyan Dhanandjaya Pambudi
25 Pahru Rozi  55 Galuh jati Wikandewi
26 Amelia Ramadhani Irsga 56 Dyan Dhanandjaya Pambudi
27 Ahmad Fadlulloh Al Husni 57 Griffith Rose June
28 Maryam Nisrina Dewi 58 Indirra Maureen Rheifa Wibowo
29 Fitri Purnama Sari 59 Nandisya Dwinta Yudha Putri
30 Aliffa Milanisty 60 Syabila Rizkia Putri Raharja

 

Penuli: Erna

 

Atlet Judo Fakultas Psikologi UGM Sukses Tembus PON XX Papua 2021

Selasa (26/10) tim Humas Fakultas Psikologi UGM mewawancarai I Gusti Agung Dyah Cahyaninggrat, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM semester tujuh yang pada tahun ini turut berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. Cahya mewakili Provinsi Bali di event PON tahun ini pada cabang olahraga beladiri Judo.

Cahya adalah satu dari dua mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang berlaga di PON XX Papua 2021. Bersama Aliffa Milanisty di cabang olahraga Karate, Cahya turut merasakan atmosfer kompetisi empat tahunan yang mempertemukan atlet-atlet terbaik di Indonesia ini.

Cahya menggeluti olahraga Judo sejak kelas 3 SD. Ia mengenal beladiri Judo dari kakak sepupunya. Cahya juga medapat dukungan penuh dari keluarganya ketika orang tuanya mendaftarkan ke klub Judo di Denpasar.

“Karena waktu kecil tuh saya kayak nakal banget gitu. Terus sering main ke luar rumah sama teman-teman. Terus pulang-pulang itu sering luka karena mainnya di luar kan. Terus pulang-pulang bawa luka jatuh dari sepedalah, jatuh di jalanlah atau gimana makanya terus orang tua mungkin was-was juga gitu kan, terus akhirnya didaftarin Judo,” cerita Cahya mengenang masa kecil awal perkenalannya dengan Judo.

Judo sudah menjadi bagian hidup sehari-hari Cahya. Latihan keras dan luka memar yang didapatnya seusai latihan tidak menyurutkannya untuk berhenti berlatih. Beberapa kali sempat berhenti berlatih usai cidera namun pada akhirnya kembali berlatih lagi, kini Cahya sudah memegang sabuk hitam Dan Satu Judo.

Beberapa kompetisi baik lokal, kejuaraan nasional, maupun kejuaraan internasional sudah pernah diikuti Cahya. Dalam keikutsertaannya pada kompetisi-kompetisi tersebut Cahya sering mendapatkan medali dan naik ke podium juara. Beberapa kompetisi Judo internasional yang pernah diikutinya adalah di Singapura dan Malaysia.

Keikutsertaannya pada PON XX Papua di tahun ini merupakan satu pencapaian terbaik Cahya selama karirnya sebagai atlet judo profesional. Tahun ini atlet peserta PON hanya dipilih delapan besar terbaik nasional pada tiap cabang olah raga yang dipertandingkan.

“Untuk mencapai PON tahun ini itu harus dari perangkingan. Jadi hasil dari juara-juara kemarin dikumpulin selama empat tahun. Jadi yang bisa ikut PON ini cuman delapan besar saja,” jelas Cahya.

Pada saat berlaga di PON XX Papua, Cahya bertemu dengan atlet-atlet tangguh yang usianya jauh lebih senior darinya. Walau belum bisa mempersembahkan medali karena kalah dari Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta, Cahya tetap menampilkan performa terbaiknya. Terbukti pada penampilan pertama Cahya berhasil mengalahkan kontingen tuan rumah Papua.

“Legendnya di kelas 48 kg ini ya emang tiga orang ini dari, yang juara satu itu Jawa Timur, Jawa Barat, sama DKI,” cerita Cahya.

Ketika ditanya tentang karir judo setelah masa kuliah nanti, awalnya Cahya seperti sudah berpikir untuk menyudahi karirnya setelah PON XX Papua 2021 ini. Tapi setelah mengikuti pertandingan sampai selesai semangat dan optimisme Cahya untuk menyambut perhelatan PON berikutnya menjadi bertumbuh. Pengalaman yang didapatnya di PON tahun ini dan juga lawan bertanding yang tentunya terus berganti karena ada pembatasan usia atlet akan membuat peluangnya meraih podium di PON berikutnya semakin besar.

“Sekarang mungkin memang belum giliran saya menjadi juara, tapi kayaknya empat tahun lagi udah bisa nih,” ujar Cahya sambil tersenyum optimis.

Atlet Karate Fakultas Psikologi UGM Wakili Jawa Tengah pada PON XX Papua 2021

Aliffa Milanisty, mahasiswa semester 7 Fakultas Psikologi UGM ini berhasil terpilih menjadi wakil Jawa Tengah pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 pada cabang olahraga karate.

Mahasiswi berusia 21 tahun asli Wonogiri ini memang sudah aktif berlatih Karate sejak kecil. Berbagai kejuaraan sudah pernah diikutinya yang beberapa diantaranya mengantarkannya meraih medali. Kesibukannya menyelesaikan skripsi tidak menghalangi proses berlatihnya dan keikutsertaannya dalam kompetisi Karate. Ketekunannya dalam berlatih ini mebawanya berhasil berlaga di ajang olahraga tertinggi Nasional tahun ini, PON XX Papua 2021.

Prestasi Aliffa menembus babak utama PON XX Papua 2021 ini patut diapresiasi, karena atlet yang tampil pada ajang olahraga empat tahunan untuk cabang yang diikuti Aliffa ini hanya delapan atlet terbaik se-Indonesia. Aliffa berhasil menembus delapan besar terbaik Indonesia setelah melewati kompetisi ketat di pra PON.

Pada babak penyisihan PON XX Papua 2021, Aliffa pada cabang olahraga Karate nomor Kata mewakili Jawa Tengah berada satu grup dengan Jawa Barat, Bali, Sumatra Barat dan tuan rumah Papua. Aliffa beserta tim Jawa Tengah mampu melewati babak penyisihan dengan meraih urutan ke 3.

Pada babak perebutan medali perunggu kontingen tim Karate Jawa Tengah harus berhadapan dengan DKI Jakarta. Aliffa dan kawan-kawan menampilkan kemampuan terbaiknya pada babak ini. Walau belum berhasil mengalahkan DKI Jakrta, Aliffa dan kawan-kawan memberikan penampilan terbaiknya sehingga skor akhir hanya berbeda tipis.

Untuk persiapan mengikuti PON ini pada bulan Agustus tim Karate Jawa Tengah melakukan sesi tryout di Bali. Aliffa dan tim Karate Jawa Tengah melakukan tryout untuk mematangkan persiapan sebelum berlaga di PON XX 2021 Papua.

“Jadi karena pandemi, awalnya kan memang biasanya tryout ke luar dan lain-lain, tapi kemaren hanya bisa ke Bali saja,” ungkap Aliffa.

Lima bulan proses latihan menuju PON dilewati Aliffa bersama tim Karate Jawa Tengah. Porsi latihan yang dilaksanakan hampir seminggu penuh dengan ritme yang intens dan jadwal yang ketat. Pukul 10 malam semua atlet harus segera tidur untuk menjaga performa mental dan fisik mereka menjalani program latihan.

“Tiap hari latihannya itu pagi siang sore. Pagi itu fisik, kemudian siangnya kita gym, kita fitness, terus sorenya baru teknik” terang Aliffa ketika menjelaskan program latihan di TPU pada dua setengah bulan pertama dari lima bulan persiapan menuju PON XX Papua 2021.

Ketika ditanya bagaimana Aliffa bisa menjalani kuliah sekaligus mengikuti pemusatan latihan, kuncinya adalah bagaimana membagi waktu dengan cermat dan efektif.

“Kalau capek pasti ya. Apalagi kan kemaren itu masih nyambi KKN (Kuliah Kerja Nyata) juga. Jadi harus pinter-pinter membagi waktu. Kalau masalah tertekan sih ya pasti ada pressure, cuman nggak yang sampai dibawa stress,” jelas Aliffa.

Di Papua GOR tempat pelaksanaan pertandingan Karate berada di Politeknik Penerbangan Papua. Karena daerahnya dekat laut maka suhu udaranya sangat panas. Hal itu menjadi salah satu tantangan tersendiri untuk dapat tetap menampilkan performa yang maksimal di Papua.

Terlepas apapun hasil yang didapat, Aliffa sangat bersyukur karena ini merupakan PON pertama yang diikutinya. Sejak kecil orangtuanya memang mendukung penuh karir Aliffa hingga ia berhasil menembus ajang PON di tahun 2021 ini.

Sepulang dari PON XX Papua 2021 Aliffa ingin berfokus dulu menyelesaikan skripsinya di Fakultas Psikologi UGM dan menata karirnya di bidang akademik. Namun jika di tahun-tahun berikutnya Aliffa masih diberi kesempatan, maka Aliffa akan siap untuk kembali berjuang di gelanggang olahraga pada PON berikutnya.

“Jangan nyia-nyiain kesempatan. Ketika ada kesempatan ambil aja gitu. Kalau nggak sekarang kapan lagi?” begitu pesan singkat Aliffa.