Job Flourishing dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan

Unit Pengembangan Kualitas Manusia (UPKM) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar talkshow bertajuk “Promoting Employee Flourishing in the Workplace: Strategies for Organizational Well-being” dalam rangkaian acara Temu Mitra 2024, Rabu (7/02). Dosen Fakultas Psikologi UGM, Dr. Rizqi Nur’aini A’yuninnisa, S.Psi., M.Sc., menjadi pembicara pertama yang membahas pentingnya job flourishing untuk mengoptimalkan kinerja karyawan. 

Flourishing sering dikaitkan sebagai kesejahteraan yang sempurna, meliputi aspek psikologis, emosi, dan sosial. Rizqi menjelaskan, “Seseorang dapat dikatakan flourish jika secara emosi merasa senang dan dalam peran yang dijalankan dapat berfungsi secara optimal. Contoh keberfungsian yang baik adalah memiliki gairah yang besar untuk senantiasa belajar, bekerja, dan berkembang”.  

“Jadi, jika ada individu yang merasa senang namun tidak produktif atau sebaliknya produktif tetapi tidak merasakan kebahagiaan. Maka individu ini belum dikatakan sebagai individu yang flourish”, lanjut Rizqi. 

Rizqi memaparkan dua alasan utama mengapa flourishing sangat dibutuhkan dalam dunia kerja, “Flourishing dapat menjadi faktor protektif seseorang terhadap berbagai macam persoalan psikologis. Selain itu, flourishing juga bisa meningkatkan produktivitas. Berbagai faktor eksternal yang tidak menguntungkan seperti salah satu contohnya stres kerja tidak akan terlalu memberikan efek negatif bagi seseorang yang memiliki tingkat flourishing tinggi”. 

Job flourishing sangat dipengaruhi oleh sumber daya pada konteks personal dan konteks kerja. Lebih jelas Rizqi menerangkan, “Konteks personal yang dimaksud dapat berupa tipe kepribadian, karakteristik psikologis, kompetensi kerja, dan kondisi lingkungan di sekitar individu. Kepribadian cenderung menetap, namun aspek konteks personal lainnya bisa dilatih dan ditingkatkan. Sementara konteks kerja meliputi sistem sosial yang mendukung, pemimpin yang memberdayakan dan menstimulasi, iklim positif, dan lingkungan kerja yang bernutrisi. Dua konteks ini saling berkolaborasi membentuk motivasi, lalu dari motivasi inilah yang nantinya menentukan tingkat flourishing seseorang”. 

“Konteks personal memiliki peran yang lebih penting terhadap peningkatan job flourishing, tetapi job flourishing akan jauh lebih optimal lagi jika didorong oleh dua sumber, konteks personal dan konteks kerja”, tutur Rizqi. 

Rizqi memaparkan cara meningkatkan job flourishing melalui peningkatan sumber daya karyawan, “Pemimpin dalam hal ini memiliki peran sangat penting untuk senantiasa memotivasi bawahannya dan menciptakan iklim lingkungan kerja yang positif (saling mendukung)”. 

Vice President Corporate HR TACO Group, Irwan Dewanto, S.Psi., merupakan narasumber kedua yang memaparkan strategi TACO Group dalam upaya menerapkan flourishing di lingkungan perusahaan. 

“Perusahaan berusaha membangun kesejahteraan karyawan dalam empat dimensi. Dimensi fisik dengan cara membentuk komunitas olahraga, dimensi psikis melalui komunitas agama dan pelatihan menjelang pensiun, dimensi sosial berupa kumpul bersama keluarga dan/atau rekan sesama perusahaan, dan terakhir dimensi finansial dengan memberikan gaji sesuai standar yang berlaku”, jelas Irwan. 

Konsistensi perusahaan dalam menerapkan job flourishing membuatnya berhasil meraih penghargaan Human Resources Excellence Awards 2023 dengan kategori Excellence in Work-life Harmony. 

 

Penulis : Relung Fajar Sukmawati