Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan acara bedah buku pada rentetan acara Dies Natalis Fakultas Psikologi UGM yang ke-59, Rabu (3/1) sampai Jumat (5/1). Tiga buku yang dibedah merupakan karya Guru Besar Fakultas Psikologi UGM, Prof. Drs. Koentjoro, MBSc., Ph.D., Psikolog. Acara yang dimoderatori oleh Nurdiyanto, S.Psi., M.A ini dapat disimak melalui situs youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Psikologi UGM.
Buku pertama berjudul Penilaian Keadilan Kekerasan Seksual, sebuah kolaborasi antara keilmuan psikologi dan hukum, hasil karya desertasi mahasiswa UGM. Dua kata kunci yang dibahas detail dalam buku ini berkaitan dengan keadilan dan pemidanaan. Sejauh ini, pengambilan keputusan di bangku keadilan hanya berdasarkan pada bunyi KUHP, padahal seyogyanya penegak keadilan perlu mendengarkan analisa psikologis yang dipaparkan oleh psikolog forensik sehingga dapat menjadi tambahan wawasan sebelum menegakkan keadilan.
Profesor Koentjoro berpesan kepada mahasiswa psikologi, “Teman- teman psikologi terutama yang mendalami psikologi forensik perlu lebih jeli lagi dalam melihat permasalahan kasus dan menjadikan psikologi sebagai center kajian ilmu perilaku. Pemahaman kasus yang mendalam akan sangat membantu dalam upaya penegakan keadilan sehingga tidak menelan korban lebih banyak lagi”.
“Buku ini menjadi undangan bagi siapa saja untuk mendalami bagaimana pemeriksaan kasus kekerasan seksual dapat dilakukan secara multidisiplin dan psikologi mempunyai peran yang cukup besar,” jelas Nurdiyanto.
Selanjutnya masih di ranah hukum, buku kedua berjudul Pidana Mati Berdasarkan Asumsi. Latar belakang lahirnya karya ini berdasarkan pengalaman penulis ketika menjadi penasehat ahli di sebuah kasus pembunuhan, dimana kasus pengadilan yang seharusnya tertutup justru dilakukan secara terbuka, akibatnya suara masyarakat lebih kuat sehingga mempengaruhi proses pengadilan.
“Pesan yang ingin disampaikan oleh buku ini adalah bahwa pengadilan tidak boleh ditegakkan hanya berdasarkan asumsi, pengadilan juga jangan sampai dipengaruhi oleh pihak- pihak yang tidak memiliki wewenang dalam proses pengadilan itu sendiri (media massa), karena jika ada kemarahan massa maka akan sukar untuk dibendung”.
Lebih lanjut Profesor Koentjoro berpesan, “Forensik sangat menjanjikan karena isu- isu yang semakin berkembang, tetapi sayangnya hanya sedikit orang psikologi yang memahami istilah dan ilmu hukum. Mempelajari forensik seperti belajar auditing behavior, yaitu melihat perilaku dari berbagai perspektif”.
Buku berjudul Psikologi Koperasi menjadi penutup acara bedah buku, karya ini lahir dari karya desertasi mahasiswa UGM asal Nusa Tenggara Timur. Dilatarbelangi oleh masyarakat sana yang menjadikan tenun sebagai bagian dari saving untuk dijual di kemudian hari, tenun yang berkualitas tinggi ini sayangnya hanya dijual dengan harga sangat murah karena didesak oleh kebutuhan mendapatkan uang.
Akhirnya, mahasiswa tersebut menghimbun masyarakat untuk bergabung dalam koperasi, seluruh masyarakat dapat menitipkan hasil tenun yang sudah dititipkan ke koperasi saat membutuhkan uang, pihak koperasi kemudian menjualkan tenun itu dengan harga yang otomatis tinggi, hal ini tentu sangat menolong masyarakat dari kerugian.
“Buku ini sangat menekan pemberdayaan masyarakat khususnya kalangan menengah untuk dapat memiliki perilaku kooperatif di antara mereka guna mendapatkan keuntungan,” jelas Nurdiyanto.
Penulis : Relung