Fakultas Psikologi Sosialisasikan Program Hibah Kreativitas Kepada Mahasiswa

Fakultas Psikologi UGM melalui Career Center menggelar Sosialisasi Program Hibah Kreativitas 2024 melalui platform daring, Zoom Meeting, pada Jumat (15/3). Acara ini bertujuan untuk mengenalkan dan membahas program hibah kreativitas tahun 2024 kepada mahasiswa aktif program Sarjana Psikologi UGM. Sosialisasi ini diharapkan mampu memberikan pemahaman mengenai penyusunan proposal hibah, serta dapat meningkatan motivasi mahasiswa untuk mengikuti program ini.  

Narasumber utama dalam sosialisasi ini adalah Patricia Nastiti Dewi (2021) dan Fathurrahman Pebriansyah (2022), keduanya merupakan penerima Hibah Kreativitas Mahasiswa 2023. Patricia dan Fathurrahman berbagi pengalaman, wawasan, tips, dan panduan terkait berbagai skema hibah yang ditawarkan. Terdapat empat skema hibah yaitu, hibah penelitian, hibah pengabdian kepada masyarakat, hibah kewirausahaan, dan hibah startup 

Kata Patricia, program hibah kreativitas merupakan sarana pembelajaran yang sangat berharga bagi mahasiswa. Pembelajaran tersebut mencakup implementasi ilmu, melatih ketajaman berpikir, sensitivitas terhadap fenomena di sekitar, serta persiapan sebelum menyusun skripsi dan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Patricia juga menjelaskan bahwa mengikuti program ini juga merupakan sarana eksplorasi diri untuk mengetahui minat dan sarana eksplorasi berbagai bidang penelitian.  

Sensing itu gimana caranya kita bisa peka, peka terhadap fenomena maupun permasalahan yang ada di lapangan, yang mau kita angkat untuk jadi topik maupun judul penelitian. Nah, terus yang terakhir ini untuk pembelajaran, latihan sebelum PKM maupun skripsi”, jelas Patricia.  

Patricia juga berbagai pengalaman dengan timnya dalam persiapan pengajuan hibah, yang dimulai ketika mereka memilih fenomena stres pasca persalinan sebagai fokus penelitian. Langkah-langkah yang dilalui termasuk pencarian literatur, penentuan topik dan judul, pemilihan dosen pembimbing, penyusunan outline penelitian, hingga akhirnya menyusun proposal penelitian dan RAB. 

“Kami pun memutuskan untuk turun ke lapangan. Bertanya kepada beberapa kenalan kami yang memang baru melahirkan untuk men-sharing-kan bagaimana pengalaman mereka menjadi seorang Ibu baru. Dari situlah kami menemukan ada kelinieran dengan fenomena yang kami temukan di social media ataupun di berita. Ternyata memang benar bahwa ibu yang baru melahirkan itu mengalami kondisi demikian,” terangnya.  

Sementara itu, Fathurrahman berbagi pengalaman mengenai hibah pengabdian kepada masyarakat yang ia dan timnya jalani. Mereka memberikan psikoedukasi tentang regulasi emosi kepada siswa sekolah dasar melalui program bernama Permainan Kartu Itik (Isi Hatiku).  

“Karena kita tahu sebenarnya sebagai anak psikologi, teman-teman juga sadar, kalau misalnya emosi itu kan sebenarnya udah kita rasain dari kita kecil. Tapi kalau dari kecil itu, kita kadang-kadang masih bingung, kadang-kadang masih emosi, masih abstrak, sebenarnya emosi ini rasanya harus dirasainnya harus gimana, terus sebenarnya emosi kita tuh ada emosi apa aja, terus juga gimana kita bisa handle atas emosi yang kita punya,” kata Fathurrahman menceritakan latar belakang tema hibahnya.  

Fathurrahman menegaskan pentingnya responsivitas terhadap kebutuhan masyarakat dalam pelaksanaan program hibah ini. Ia dan timnya melaksanakan survei di sekolah-sekolah dan menyusun modul pembelajaran sebelum dapat membuat Kartu Itik.  

“Penting banget yang namanya kita datang ke masyarakat, kita datang ke satu kelompok, kita harus pahami bagaimana kelompok itu kebutuhannya apa,” ujarnya.  

Dari pengalaman Patricia dan Fathurrahman, teman-teman mahasiswa diajak untuk mencari topik yang menarik, relevan, dan implikatif, memahami ketentuan penyusunan proposal dan RAB, serta menjadi teliti dan cermat dalam setiap langkah. 

“Tentunya kita mencari topik penelitian yang menarik, relevan, dan implikatif. Yang kedua adalah memahami ketentuan penyusunan proposal dan RAB, teman-teman wajib untuk memperhatikan secara seksama dan RAB ini sewajarnya. Terus yang terakhir adalah teliti dan reviu ulang is a must,” tambah Patricia.  

 

Penulis: Erna