
Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah online ke-57 dengan tema “You Are What You Eat” pada Jumat (07/03). Kuliah ini menghadirkan Bambang Purwanto Cadrana, SKM, MKM dari Direktorat Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan (Dit. Yankesren) Kemenkes RI sebagai narasumber.
Dalam pemaparannya, Bambang menjelaskan bahwa asupan makanan tidak hanya memengaruhi tubuh, tetapi juga pikiran dan emosi. “Gizi dan psikologi sama-sama memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Saat mempelajari gizi, kita juga akan memahami aspek psikologis yang terkait dengannya. Inilah yang membuat psikologi gizi menjadi bidang yang menarik untuk dibahas. Kemudian, sebagai disiplin ilmu interdisipliner, psikologi gizi yang kita bahas juga berkaitan erat dengan psikiatri dan ilmu gizi,” ujarnya.
Psikologi gizi berfokus pada eksplorasi mekanisme yang menghubungkan antara pola makan dengan berbagai proses dalam tubuh dan pikiran. Pengalaman dan kebiasaan makan (habits) di suatu populasi masyarakat dapat mempengaruhi psikologis, termasuk perilaku, kognitif, sensorik, interoseptif, sosial, dan perkembangan manusia.
Selain itu, Bambang menyoroti keterkaitan antara gizi dan kesehatan mental. Asupan gizi yang seimbang berperan penting menjaga kesejahteraan mental. Sebaliknya, kekurangan gizi dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan mental, seperti kecemasan dan depresi. “Kita bisa melihat bahwa individu yang mengonsumsi gizi seimbang cenderung lebih sejahtera dan berkembang lebih optimal. Sebaliknya, mereka yang mengalami kekurangan gizi tidak hanya lebih rentan secara psikologis, tetapi juga berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit,” tambahnya.
Tubuh memerlukan nutrisi esensial, seperti vitamin, mineral, protein, lemak sehat, dan karbohidrat untuk menjalankan fungsi kognitif dengan baik. Apabila tubuh kekurangan nutrisi, maka akan terjadi ketidakseimbangan neurokimia dalam otak sehingga memperbesar potensi individu mengalami masalah kesehatan mental. Dalam jangka panjang, kekurangan nutrisi dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, kecemasan, depresi, serta gangguan konsentrasi.
“Untuk mengontrol mood dengan baik, individu dapat mengonsumsi vitamin B kompleks, seperti B12 dan B6, yang berperan dalam produksi serotonin. Kemudian, asam lemak omega-3, yang banyak ditemukan dalam ikan, bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif. Konsumsi makanan tinggi serat juga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, sehingga mencegah perubahan mood yang drastis. Selain itu, mineral seperti zinc dan magnesium berperan dalam regulasi mood dan konsentrasi, sehingga dapat membantu mengurangi gejala kecemasan,” ujar Bambang menyarankan berbagai jenis makanan bergizi yang berperan dalam menjaga kesehatan mental.
Dengan memahami keterkaitan antara gizi dan kesehatan mental, penting bagi setiap individu untuk lebih memperhatikan pola makan mereka. Melalui kuliah online ini, diharapkan semakin banyak orang yang menyadari bahwa pola makan yang baik adalah salah satu kunci utama dalam menjaga kesehatan fisik, mental, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penulis: Anargya Salung Narda Prastya