Arsip:

Rilis

Raih Medali di Kejuaraan Karate Tingkat Nasional, Mahasiswi ini Merasa Sangat Senang

Aliffa Milanisty, mahasiswi psikologi semester 2 ini berhasil meraih medali perunggu dalam kejuaraan karate. Perlombaan yang diikuti Aliffa kali ini bernama Rimbawan Karate-do Championship yang diselenggarakan pada tanggal 28-29 Maret 2019. PErlombaan ini berlangsung di Gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta. Penyelenggara kompetisi ini adalah FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia) yang merupakan organisasi aliansi olahraga cabang bela diri karate di Indonesia.

Awal Aliffa mengikuti kejuaraan ini, bermula saat dirinya mendapat panggilan dari Pelatnas Perguruan. Kemudian dirinya ditawari untuk menjadi perwakilan Jawa Tengah, juga sebagai perwakilan Pelatnas Perguruan tersebut. Kompetisi ini sendiri merupakan kompetisi untuk seleksi Pelatnas. Walaupun dirinya belum termasuk kedalam kalangan senior namun pada dasarnya umur Aliffa sudah boleh mengikutinya, sehingga Aliffa memberanikan dirinya untuk ikut di ajang tersebut.

Kompetisi demi kompetisi yang diikuti oleh Aliffa telah banyak memberikan pengalaman. Namun, Aliffa merasa bahwa ajang ini sangat berkesan, karena peserta di ajang tersebut didominasi oleh senior yang pengalamannya sudah tidak bisa diragukan lagi.

Dirinya merasa sangat senang bisa bertanding dengan atlet-atlet yang sudah berpengalaman. “Seneng banget, sumpah seneng banget karena yang bertanding disitu bukan atlet yang biasa-biasa aja, tapi yang udah ranking dunia, yaitu ranking sepuluh besar dunia”, ucap Aliffa.

Kesulitan yang Aliffa hadapi tersendiri dalam kompetisi ini adalah dimana dirinya hanya memiliki waktu 3 hari untuk latihan sementara hanya tersisa 5 hari sebelum pertandingan tiba. Namun, hal itu tidak terlalu berdampak dan akhirnya Aliffa tetap bisa mendapat juara 3 dalam kompetisi ini.

Raih Doktor Usai Meneliti Tingkat Kepemimpinan Diri Mahasiswa

Sebagian besar mahasiswa masa kini adalah mahasiswa milenial yang lahir 1995-2000an. Mereka memiliki kebutuhan berprestasi dan afiliasi yang lebih tiggi dibanding dengan generasi sebelumnya. Namun, tujuan beprestasi yang tinggi tidak selalu berdampak positif, sebab sikap toleransi yang rendah dan impulsif menyebabkan pelajar mengalami kesulitan akademik ketika menghadapi tuntutan yang tinggi. Oleh karena itu, generasi milenial membutuhkan kemampuan mengarahkan diri untuk mampu melepaskan diri dari ketergantungan kepada kelompok dan mampu mengarahkan dorongan berprestasi yang tepat.

Demikian dikemukan oleh Dosen Fakultas Psikologi UGM, Yuli Fajar Susetyo, S.Psi., M.Si., saat menyampaikan hasil penelitiannya tentang faktor personal terhadap kepemimpinan diri pada mahasiswa pada ujian terbuka promosi doktor di ruang auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM, Kamis (28/3). Penelitian yang melibatkan 375 mahasiswa UGM dengan rentang usia 18-21 tahun dan diketahui belum mengerjakan skripsi ini menghasilkan  temuan bahwa kepribadian kesungguhan, efikasi diri, motivasi intrinsik dan regulasi emosi memberikan kontribusi 55,7% terhadap kepemimpinan diri. ”Kemampuan memimpin diri sendiri bukanlah mekanisme otomatis yang dimiliki individu, melainkan upaya kontrol diri secara sadar dan melibatkan upaya mengarahkan pemikiran konstruktif, memotivasi diri dan mengembangakan strategi perilaku,” kata Yuli Fajar.

Yuli menambahkan, dari penelitiannya diketahui kontribusi faktor kepribadian kesungguhan dan efikasi diri terhadap motivasi intrinsik sebesar 49,8%, lalu sumbangan kepribadian kesungguhan dan efikasi diri terhadap regulasi emosi sebesar 18,9%.

“Sementara kontribusi efektif kepribdian terhadap efikasi diri sebesar 61,1%,” katanya.

Dari penelitian ini, ia menjabarkan bahwa kepemimpinan diri mahasiswa yang berprestasi ditentukan oleh regulasi emosi dan motivasi intrinsik. Dengan demikian, kemampuan untuk memimpin diri tidak tergantung kepada ciri sifat kontrol diri dan keyakinan diri karena lebih diperlukan adalah mekanisme kebiasaan menerapkan strategi, mengendalikan emosi, mengendalikan kognitif dan mengendalikan motivasi.

Namun, untuk menjadi pemimpin diri sendiri, imbuhnya, tidak tergantung pengalaman dan masa lalunya melainkan seberapa kuat seorang individu berusaha untuk menguasai diri. “Mampu mengatur diri, mengarahkan pikiran, emosi, dan perilaku untuk mencapai tujuan dan menjaga perilaku bertujuan,” ujarnya.

Dari hasil penelitian ini ia merekomendasikan adanya program pengembangan diri di kampus yang perlu diarahkan untuk melatih kemampuan dan kebiasaan melakukan strategi kepemimpinan diri dan mengembangkan dua determinan utama, yaitu kemampuan mengelola emosi, memfasilitasi motivasi intrinsik dan melatih peserta untuk mencari dan menemukan sisi aktivitas yang berhubungan dengan motivasi intrinsik. (Humas UGM/Gusti Greheson)

Profesor dari UCL Bahas Isu Menarik Seputar Kesehatan Mental pada Remaja

Psikologi UGM kembali menghadirkan seminar seputar mental health. Professor Therese Hesketh Ph.D berkesempatan menjadi pemateri dalam seminar tersebut. Therese saat ini merupakan Professor dari University College London (UCL). Therese juga tercatat sebagai Professor of Global Health di Zhejiang University dan Konsultan untuk kesehatan publik di Inggris. Mental Health For Indigenous Culture and Community merupakan tajuk yang diusung dalam seminar ini. Seminar ini dihadiri oleh mahasiswa dari beberapa program di Fakultas Psikologi UGM. Seminar ini sendiri diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 2019 di ruang Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM.

Sesuai dengan tajuk yang diusung dalam seminar, pembahasan seminar berfokus seputar kesehatan mental. Pembahasan secara umum membicarakan pentingnya keberadaan remaja yang cukup dominan, kesehatan mental pada remaja dan prevalensinya, faktor protektif dan faktor resiko, situasi spesifik di Cina, dan pembahasan seputar pencegahan kesehatan mental pada remaja.

Therese mengatakan bahwa remaja memiliki potensi yang besar. Hal ini merujuk dari data dimana 20% populasi dunia dihuni oleh remaja. Namun sayangnya, jumlah yang potensial ini dibarengi dengan masalah-masalah yang terjadi di beberapa negara seperti depresi, kecemasan, self-harm, penyalahgunaan obat-obatan, adiksi dan juga gangguan makan.

Therese juga menambahkan bahwa masalah personal, masalah keluarga dan masalah sekolah menjadi faktor resiko dan penyebab dari munculnya masalah-masalah yang melanda remaja. Namun sebenarnya, terdapat faktor protektif, seperti: kesehatan, nutrisi yang baik, kelekatan, parenting yang baik, lingkungan keluarga yang stabil, kondisi kehidupan, dan performansi sekolah yang baik.

Merujuk contoh di negara United Kingdom (UK), intervensi untuk mengatasi kesehatan mental telah ada di UK. Therese mencontohkan bahwa tindakan preventif seperti adanya program berbasis sekolah difasilitasi oleh pemerintah UK. Sementara untuk menjangkau multisektor dimulai dari primary care, child and adolescent mental health service (CAMHS), pelayanan terhadap masalah gangguan makan, adiksi dan self harm.

Selain fakta mengenai UK yang dinilainya menjadi salah satu negara dengan pencegahan dalam meminimalisir masalah anak-anak dan remaja, Ia juga menyuguhkan fakta lain dari Cina. Sebagai seorang Professor yang juga melakukan pengamatan di Cina, dirinya menambahkan beberapa kondisi yang dapat dilihat di Cina terkait dengan kasus kesehatan mental. Contohnya dengan diterapkannya kebijakan satu anak. Konsekuensi dari kebijakan satu anak sendiri menyebabkan orang tua lebih bertanggung jawab secara pendidikan atau aspek lainnya.

Pada akhir seminar dirinya membahas tentang percepatan sosio ekonomi yang massif dapat memberikan perubahan tersendiri. Anak-anak yang tergolong dalam ketertinggalan cenderung rentan dalam masalah psikologis, emosi dan problem perilaku.  

Fakultas Psikologi Menyelenggarakan Open House 2019

Menuju Fakultas Psikologi UGM 5.5, Explore The Idea of Psychology  menjadi tajuk untuk Open House Fakultas Psikologi UGM di tahun ini. Bertempat di Selasar gedung D Fakultas Psikologi dan ruang Auditorium G 100, acara Open House berlangsung meriah. Acara ini diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 21 Maret 2019. Acara dimulai pada pukul 9.00 dan selesai pukul 15.00.

Open House sendiri merupakan acara tahunan sebagai salah satu bentuk pengenalan fakultas kepada seluruh mahasiswa, terutama  mahasiswa yang akan menempuh tugas akhir. Pada Open House ini mahasiswa diberikan informasi terkait Unit Penunjang Fakultas dan
Kelompok Bidang Keilmuan (KBK)..

Beberapa unit Penunjang Fakultas yang diperkenalkan, seperti Center of Indigenous and Cultural Psychology (CICP),Unit Pengembangan Alat Psikologi (UPAP), Center of Life Span Development (CLSD), Center of Public Mental Health (CPMH), Laboratorium Mind, Brain and Behavior, Lembaga Pengembangan Kualitas Manusia (LPKM), Unit Konsultasi Psikologi (UKP), dan Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB). Sementara pengenalan KBK yang diperkenalkan diantaranya adalah: Psikometrika, Life Span Development, Klinis, Pendidikan, Relasi Sosial, Mind, Brain and Performance, dan Organization Development and Performance.

Adapun agenda di selasar gedung D, diisi dengan expo dari berbagai KBK dan Unit Penunjang Fakultas.  Sementara pada siang hari peserta diarahkan untuk mendengarkan presentasi dari masing-masing KBK dari para Dosen pengampu serta Unit Penunjang Fakultas.

Dalam presentasi yang disampaikan di G-100. Peserta diajak lebih mengenal perihal seluk beluk keilmuan yang masuk dalam KBK, kemudian juga pengenalan riset yang sudah, sedang dan akan berjalan. Hal ini dimaksudkan sebagai fasilitas untuk  mengajak serta para mahasiswa yang memiliki interest dalam topik-topik keilmuan dari para dosen pengampu di KBK, sehingga dosen dan mahasiswa dapat bekerjasama untuk melakukan sebuah penelitian. Sementara presentasi yang dihadirkan oleh unit penunjang fakultas, difokuskan untuk memberikan arahan dan pengetahuan tentang project-project yang sudah dilakukan selama ini dan pemberian kesempatan bagi mahasiswa yang tertarik dalam suatu project tertentu atau magang pada unit-unit dan KBK di Fakultas Psikologi.

Open House Fakultas selalu menjadi event yang dipersiapkan dengan baik dan juga ditunggu-tunggu. Acara ini mendapat respon yang sangat baik dari para mahasiswa, baik mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat akhir yang membutuhkan ide mengenai topik riset, sehingga riset dapat lebih mudah dilakukan.   

Videografi Menjadi Topik Kelanjutan Techno Training UPTB

(22/03) Sebagai kelanjutan dari pelatihan desain grafis pada awal Maret lalu, Unit Pengembangan Teknologi Belajar (UPTB) menyelenggarakan kembali techno training. Techno Training kali ini memfokuskan penguasaan di bidang Videografi. Acara yang bertempat di gedung A dan berlangsung pada siang hari, dihadiri oleh para staff dan mahasiswa. Shidqi Irbah, S.Psi menjadi pemateri dalam techno training kali ini. Dirinya membagikan informasi dan pegalamannya seputar cara membuat video sampai dengan melakukan proses editing. Proses pembuatan video merupakan suatu proses yang tidak mudah. Secara umum pelatihan techno training jumat lalu didominasi seputar penjelasan singkat mengenai videografi, penjelasan tahapan dalam pembuatan video, dan yang terakhir penjelasan dalam menggunakan Adobe Premiere Pro CC. Pemateri menjelaskan bahwa untuk membuat sebuah video maka peserta membutuhkan story board dimana kegiatannya dimulai dari melengkapi ide naskah, referensi, dan visualisasi. Setelah story board, tahapan selanjutnya merupakan tahapan pra produksi, yang didalamnya videografer harus membuat hal-hal yang dapat mendukung proses produksi. Tahap ini lebih memfokuskan pada penentuan aktor dalam video, lokasi dan lainnya. Setelah itu videografer akan melanjutkan di tahap yang penting, yaitu tahap produksi, tahap ini merupakan tahap inti dari pembuatan video. Sementara tahapan terakhir adalah editing. Pemateri juga menjelaskan bagian-bagian penting dalam menunjang proses tahapan demi tahapan pembuatan video dimana videografer harus memperhatikan tentang angle camera, pergerakan kamera, shot terminology. Dan aktivitas terakhir dari techno-training adalah pengenalan Adobe Premiere Pro CC sebagai salah satu program dalam merampungkan video. Kemudian Seluruh peserta diminta untuk dapat mencoba menggunakan program ini.

Tingkatkan Kemampuan Tendik: Fakultas Psikologi Berikan Pelatihan Teknologi Informasi

Kamis (21/3), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Pelatihan Teknologi Informasi dan Lomba Pembuatan Poster bagi Tenaga Kependidikan (Tendik) Fakultas Psikologi UGM. Pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari dalam 3 sesi, yaitu dari tanggal 21 Maret sampai dengan 22 Maret 2019. Sebanyak 48 orang tendik mengikuti kegiatan pelatihan yang diselenggarakan di Ruang A – 308 Fakultas Psikologi UGM ini. 48 orang tendik tersebut dibagi ke dalam 3 kelompok yang beranggotakan 16 orang tiap kelompok. Tiap kelompok endapatkan materi yang sama yaitu pembuatan google form dan pembuatan poster dan infografis. Pelatihan dimulai pukul 09.00 dibuka dengan sambutan oleh Wahyu Sujarwo, S.IP selaku Kepala Kantor Administrasi Fakultas Psikologi UGM. Pada sambutannya Wahyu menuturkan “Pelatihan ini bertujuan agar tendik bisa memberikan layanan-layanan yang lebih baik lagi. Fakultas mendorong tendik untuk bisa memberikan layanan yang baik, ini tentu harus dibekali dengan skill-skill yang diperlukan untuk mendukung kelancaran. Selain itu dengan diadakannya pelatihan ini ketika unit atau prodi ingin menginformasikan suatu hal sudah bisa langsung membuat poster sendiri”. Diselenggarakannya program ini sangat menunjang kebutuhan peningkatan kemampuan tendik, khususnya pada bidang teknologi informasi, pada tiap unit atau prodi . Kemampuan yang diajarkan pada pelatihan ini sangat diperlukan dikarenakan pada masa sekarang ini media penyampaian informasi dituntut untuk dibuat menarik namun tetap informatif. Sebagai tindak lanjut kegiatan ini, fakultas menyelenggarakan Lomba Pembuatan Poster bagi tendik yang akan berlangsung dari tanggal 25 Maret hingga 1 April 2019. Bagi tendik dengan tiga poster terpilih akan diumumkan sebagai pemenang juara I, II dan III. (Humas Psikologi UGM/ Jehna)

Fakultas Psikologi Selenggarakan Pertemuan dengan Orang Tua Mahasiswa Angkatan 2018

Sabtu (23/3), Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama dengan Persatuan Orang Tua Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM (POTMAPSI) menyelenggarakan Pertemuan Orang Tua Mahasiswa Psikologi Angkatan 2018. Pertemuan ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya bagi orang tua mahasiswa baru sebagai sarana komunikasi antara Fakultas Psikologi UGM dengan orang tua mahasiswa. Sebanyak kurang lebih 200 orang tua mahasiswa hadir pada pertemuan yang dilaksanakan di ruang Auditorium G-100 Fakultas Psikologi UGM ini. Acara dimulai pukul 08.30 dengan diawali sambutan oleh Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A dan berakhir sekitar pukul 14.00 usai sesi sharing dengan dosen pembimbing. Pada pertemuan orang tua mahasiswa ini juga diselenggarakan talk show bersama Dr. Sumaryono, M.Si yang merupakan salah satu dosen Fakultas Psikologi UGM. Ia membawakan materi talk show yang bertajuk “Melejitkan Potensi Generasi Z”. Sumaryono menekanan perlunya menciptakan tantangan yang sesuai dan juga penggunaan teknologi sebagai alat bantu optimalisasi potensi generasi Z. Selain itu, peran orang tua dan keluarga juga tak kalah penting untuk menegakkan tata nilai keluarga dan untuk mengajak setiap anggota keluarga berkontribusi dalam mewujudkan visi misi sebuah keluarga. Hal tersebut Sumaryono kemukakan sebagai salah satu contoh model parenting yang selaras dengan generasi Z. Selain talk show, pada kesempatan ini orang tua mahasiswa juga mendapatkan berbagai informasi terkait kegiatan perkuliahan dan sekaligus mendapatkan informasi cara memantau kegiatan perkuliahan putra-putrinya secara daring melalui aplikasi. Dengan ini diharapkan orang tua dapat turut memantau dan mendukung putra-putrinya dalam melaksanakan aktivitas perkuliahan. (Humas Psikologi UGM/Jehna)

Mahasiswi Psikologi Kembali Meraih Medali Kemenangan dalam Bidang Olahraga

Mahasiswi Psikologi kembali menorehkan prestasi. Kali ini bukan hanya 1 Mahasiswi saja yang berhasil meraih prestasi  dalam bidang olahraga namun ada 4 Mahasiswi. Mahasiswi-mahasiswi yang meraih prestasi  ini bernama  Nadya Valdiyen Gumanti, Aria Notharia, Illona Acintya Jovita, dan Maria Leony Elvaretta. Pertandingan yang menghantarkan keempatnya menjadi pemenang adalah Fistcup Basket 3-on-3 FISIP UAJY (Universitas Atmajaya) pada tanggal 2-3 Maret 2019. Pertandingan ini merupakan pertandingan yang pertama kali diikuti oleh keempatnya sebagai tim. Karena selama ini untuk perlombaan kategori putri di bidang basket sendiri, mereka belum pernah mengikuti selain PORSENI GAMA. Hal inilah yang menjadi alasan mereka tertarik dengan Pertandingan ini. Sementara diakui keempatnya tidak ada persiapan khusus. Walaupun tidak ada persiapan khusus dalam satu tim namun keempatnya tetap  mempersiapkan diri untuk menjaga ketahanan fisik sebelum perlombaan dengan berlari ataupun melakukan olahraga kecil-kecilan. Awalnya mereka  sempat merasa tidak percaya diri karena tim lain yang mengikuti pertandingan juga tangguh-tanguh. Tetapi keempatnya selalu berpikir bahwa pertandingan ini “have fun”, sehingga semuanya mengalir dengan mudah tanpa ada beban ataupun kendala. Dalam pertandingan 3-on-3 ini pengalaman berharga justru berasal dari para peserta yang juga ikut dalam pertandingan ini. Karena pada akhirnya mereka bisa saling mengenal dengan teman-teman Fakultas lain se-Jogja, sehingga memperluas pertemanan. Para Mahasiswi Psikologi ini sangat menyukai Basket dikarenakan olahraga Basket menjadi olahraga yang sangat berperan dalam melatih koordinasi diantara sebuah tim, kerjasama dan juga membiasakan pengambilan strategi. Terutama sebagai mahasiswi Psikologi, hal –hal yang berkaitan dengan emosi sangat terasa untuk bisa diregulasi ketika menggeluti Basket. Bagi mereka kemenangan tetap menjadi prioritas, namun yang paling penting juga sebanyak apa pengalaman hidup dan pembelajaran hidup dapat diambil sebanyak-banyaknya. Terakhir, keempatnya menyampaikan bahwa kesenangan merupakan kesan yang tergambar saat bisa berpartisipasi dalam pertandingan ini. Selain itu bisa dengan tetap menjaga kekompakan juga merupakan hal yang luar biasa. Dan pada akhirnya semua ini dapat semakin terealisasi saat Fakultas sangat mendukung dan memfasilitasi minat-minat mereka.

Mahasiswa Psikologi Raih 5 Besar dalam Konferensi International Model United Nations

Maria Gracia Amara Pawitra, mahasiswa Program Studi S1 Fakultas Psikologi UGM menjadi salah satu delegasi di International Model United Nations (MUN). Konferensi ini berlangsung pada tanggal 21-23 Februari 2019 di British University Vietnam, Hanoi. Sebanyak 300 delegasi dengan jumlah delegasi masing-masing sekitar 50 orang setiap councilnya mengikuti program ini. International Model United Nations merupakan konferensi diplomasi internasional miniatur konferensi PBB. Maria berhasil lolos menjadi delegasi dari Indonesia di International Model United Nations Hanoi 2019 dalam The United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women) council—sebuah organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertujuan untuk mengusahakan kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita di seluruh dunia, sebagai upaya mencapai United Nations’ Sustainable Development Goals 5 (SDG 5). Dalam konferensi tersebut, Maria bertanggung jawab memberikan diplomasi untuk negara United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland dengan dua topik besar, yaitu Representation of Women in the Politics and Economy dan Addressing the Issues of Violence and Trafficking of Women Globally. Maria menuturkan, “sebenarnya keputusan saya untuk mendaftar konferensi ini bukanlah keputusan yang mudah karena pengetahuan saya mengenai kenegaraan dan kebijakannya bisa dibilang hanya amatiran dan otodidak karena selama ini saya tidak pernah mendapatkan pendidikan formal mengenai bidang tersebut dan hanya mengumpulkan sepotong demi sepotong pengetahuan melalui buku-buku yang saya baca di waktu luang. Namun akhirnya saya memantapkan diri untuk mendaftar UN Women council dalam International MUN karena perhatian saya yang besar dalam bidang kesetaraan gender dan saya merasa intervensi dan kajian ilmu yang saya pelajari—Psikologi—memiliki peran penting dalam isu tersebut yang sayangnya selama ini belum terlalu dihiraukan”. Banyak hal yang harus Maria persiapkan sebelum mengikuti International MUN, mulai dari materi diplomasi sampai mempelajari cara berpidato dan berdiplomasi yang harus selesai dalam waktu dua minggu serta menulis position paper yang harus ia kerjakan dalam waktu dua hari. “Saya sempat panik karena minimnya waktu dan pengetahuan saya, namun seperti kata Carl Jung “in all chaos there is cosmos, in all disorder a secret order” saya pun tetap berjuang memaksimalkan semuanya dengan segala minimalitas yang ada”, ungkap Maria. Maria sebagai delegasi yang mewakili United Kingdom berdiplomasi untuk memperjuangkan kebijakan baru yang mendukung usaha kesetaraan gender yang tidak menyalahi esensi kesetaraan itu sendiri yaitu dengan meningkatkan kapabilitas dan hak wanita tanpa menyalahi hak gender lain. Atas diplomasinya yang luar biasa Maria berhasil mendapat peringkat Best 5 Delegate dan Best 5 Position Paper dengan 0% plagiarisme dan mendapat poin tertinggi untuk foreign policy yaitu 9.00 dengan total skor 86.67. “Saya bersyukur atas segala hal yang saya alami. Bagi saya, ini bukanlah pencapaian saya secara pribadi tetapi pencapaian kita bersama karena saya tahu tanpa civitas akademika Psikologi UGM, saya tidak akan berada di sini dan berbagi pengalaman ini. Di samping itu, dalam hal ini bagi saya pencapaian yang terbesar bukanlah ketika kita mendapat peringkat apapun itu, tetapi ketika kita memiliki dan menggunakan kesempatan untuk menyuarakan jeritan mereka yang terbisukan, pada dunia. Silence is not always golden because your voice does matter!”, ujarnya.

Workshop Systematic Literature Review sebagai Fasilitas Penelitian Akhir

Jumat, (15/03) LPKM (Lembaga Pengembangan Kualitas Manusia) Fakultas Psikologi UGM mengadakan workshop yang diberi nama SLR (Systematic Literature Review). Bertempat di gedung G Fakultas Psikologi UGM, Workshop ini dihadiri oleh para mahasiswa terutama mahasiswa tingkat akhir. Workshop berlangsung dari mulai pagi hari sampai dengan sore hari. Wulan Nur Jatmika, S.Psi dan Nurul Hidayati, S.Psi dipercaya menjadi pemateri dalam workshop tersebut. Semangat dalam mengetahui tentang cara menelusuri sebuah literatur yang sistematis, jelas tergambar dari suasana workshop. Tujuan dari SLR ini adalah meminimalisir bias dan random error. Tujuan ini tidak terlepas dari kebutuhan seorang reviewer literatur dalam memastikan review yang sistematis. Selain itu, studi yang ada bisa jadi mengandung bias dan bisa jadi “pasaran”, banyak juga para reviewer literatur yang melewatkan hal kecil padahal sangat penting dalam studi ini. Maka dari itu pengetahuan mahasiswa mengenai SLR menjadi penting adanya. Workshop SLR ini sendiri dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama, lebih berfokus pada tahapan dalam SLR, diantaranya adalah perencanaan yang terdiri dari menentukan topik dan menentukan review question. Kemudian tahap kedua adalah tahap pelaksanaan yang terdiri dari pengumpulan literature review serta ekstraksi dan analisis data sesuai pertanyaan penelitian. Dan yang terakhir adalah penulisan, dimana peserta mencoba untuk menulis artikel serta tidak lupa untuk menentukan jurnal yang dituju. Beberapa hal lain yang disampaikan dalam sesi pertama berkenaan dengan pengumpulan literature. Untuk dapat memperoleh literatur yang dapat dipercaya maka pemilihan artikel menjadi hal yang harus diperhatikan. Seleksi judul dan abstrak adalah langkah selanjutnya yang perlu dilakukan. Kemudian mendownload artikel dalam bentuk yang full, sehingga kita bisa membacanya dan memutuskan bahwa literatur tersebut merupakan literatur yang dipilih. Untuk sesi kedua dalam workshop ini peserta diminta untuk mempraktekan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya. Dimana semua peserta yang hadir diminta untuk mencoba untuk melakukan review literatur yang sistematis sesuai topik yang diminati. Dalam workshop ini disampaikan juga beberapa tips dalam mencari literatur, diantaranya cara penentuan keyword serta menentukan kata-kata yang merupakan sinonim dari topik yang hendak dicari.