Arsip:

Rilis

Dua Tim Fakultas Psikologi Raih Juara Lomba Cerdas Cermat Psychobig 2019

Psychobig (Psychology Brilliant Generation) adalah ajang kompetisi cerdas cermat psikologi yang diselenggarakan oleh bidang Riset dan Keilmuan BEM Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Acara ini merupakan kompetisi mahasiswa tingkat nasional yang rutin diselenggarakan tiap tahun. Pada tahun 2019 ini, Psychobig mengusung  tema “Emerging Strength Towards Positive Transformation”.

Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun ini, tim Psikologi UGM mengirimkan dua delegasi tim. Tim Psikologi UGM A, beranggotakan Theodora Swasti Sekarwuni, Ni Luh Vidary Wiakta Putri, Wisnu Yogi Pradhana, dan tim Psikologi UGM B beranggotakan Erwin Dian Saputra, Carissa Azarine Delicia, dan Tori Netanya B. Wirja.

Kompetisi Psychobig ini diikuti oleh 15 tim dari sebelas universitas di Indonesia dan terdiri dari enam babak perlombaan. Tim Psikologi UGM A dan B mampu melewati seluruh babak perlombaan yang dilaksanakan diantaranya choose your choice, 3 in 1 yang terdiri dari soal benar-salah, menjodohkan, dan teka-teki silang, raise the flag, hingga analisis kasus pada babak final. Pada akhir perlombaan kedua delegasi tim Psikologi UGM berhasil meraih juara. Tim A berhasil meraih juara pertama dan Tim B meraih juara kedua.

“Kompetisi Psychobig 2019 tahun ini cukup menarik dan menantang karena bertemakan seputar psikologi positif dan post-traumatic growth. Tetapi, syukurlah dengan usaha teman-teman semua dan menanamkan “namaste” dalam diri membuat kami cukup tenang walau tekanan dari luar cukup berat. Jujur tidak menyangka untuk bisa menjadi juara karena memang di babak-babak awal cukup terseok-seok. Namun, dengan usaha semuanya kita bisa meraih juara” ujar Wisnu sembari menebarkan senyum lebarnya.

 

 

Fakultas Psikologi Raih Juara 1 Lomba Poster PPSF 2019

Pada tanggal 11-12 Oktober 2019 lalu, tim dari Fakultas Psikologi UGM yang beranggotakan Zahirah Tsurayya Mufidah, Ni Luh Vidary Wiakta Putri, dan Riza Fatihah Azzahra mengikuti lomba poster pada ajang Positive Psychology Student Festival (PPSF) 2019 yang dilaksanakan di Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Acara ini diprakarsai oleh Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I) sejak asosiasi tersebut terbentuk secara resmi pada tahun 2017.

Dengan mengusung tema “Integrating Science and Practice for a Positive Life”, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan psikologi positif pada masyarakat luas, terutama pada kaum muda, pelajar serta mahasiswa, dan agar psikologi positif dapat diintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari dengan tetap berlandaskan pada prinsip saintifik.

Di bawah bimbingan Ardian Praptomojati, S.Psi., M.Psi., Psikolog, tim psikologi UGM mengangkat tema tentang self-compassion dengan judul “Self Compassion: Your Portable Emotional Support”. Melalui poster ini, tim Psikologi UGM berusaha mengenalkan apa itu self-compassion, bagaimana peran self-compassion dalam meningkatkan well-being pada kehidupan sehari-hari, membantu individu untuk lebih memahami dan menghargai dirinya sendiri saat menghadapi kegagalan, dan cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meningkatkan self-compassion.

Dalam penyajian poster, disajikan juga mini game interaktif yang dapat menarik audiens dan membuat materi yang disajikan di poster dapat diserap dengan baik. Konsep mini game Tim Fakultas Psikologi UGM ini mendapat sambutan hangat dan antusiasme dari para audiens.

Poster yang telah dibuat kemudian dipajang sejak hari pertama perlombaan dan dipresentasikan di hadapan dewan juri pada hari kedua. Materi poster yang komprehensif serta penyajian poster yang unik dan inovatif ternyata mampu mengantarkan tim psikologi UGM untuk meraih Juara 1 pada ajang ini.

“Mengikuti ajang ini merupakan pengalaman yang sangat menarik. Selain mendapat pengetahuan baru karena mata kuliah psikologi positif sendiri belum ada di Fakultas Psikologi UGM, kami juga semakin sadar mengenai pentingnya menerapkan psikologi positif dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Vidary.

Thalia Terpilih Menjadi Duta Psikologi Positif 2019

Sabtu (12/10), Thalia Asihra Purwanto, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM angkatan 2016 mengikuti ajang Duta Psikologi Positif yang merupakan salah satu cabang lomba dari Psychology Positive Student Festival 2019. Kegiatan perlombaan ini dilaksanakan selama 2 hari, yaitu tanggal 11-12 Oktober 2019 di Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Terdapat beberapa cabang lomba dari Positive Psychology Student Festival 2019, yaitu Lomba Poster, Disain Intervensi, Film Pendek, dan Duta Psikologi Positif. Kompetisi ini merupakan kompetisi tahun pertama yang diselenggarakan oleh Asosiasi Psikologi Positif Indonesia (AP2I) Pusat dengan tema “Integrating Science and Practice for a Positive Life”.

Di bawah bimbingan Acintya Ratna Priwati, S.Psi., M.A., Thalia mengikuti berbagai tahap proses perlombaan. Pada tahap awal peserta wajib mengunggah seluruh hal terkait Psikologi Positif di media sosial masing-masing selama kurun waktu satu bulan. Dilanjutkan dengan melakukan campaign di sekitar Universitas Kristen Maranatha yang nantinya akan dipresentasikan dalam bentuk Vlog.

Setelah proses tahapan awal dilalui, peserta pemilihan Duta Psikologi Positif mengikuti tahap seleksi lanjutan. Pada tahap ini perserta melakukan perkenalan diri, presentasi vlog campaign, refleksi tentang campaign yang sudah dilakukan, dan tanya jawab terkait teori serta aplikasi Psikologi Positif dalam kehidupan sehari-hari.

Thalia mengangkat isu mengenai berbagai permasalahan terkait keluarga dan diri sendiri, antara lain Positive Parenting, Emotional Intelligence, Moral Development, Happiness, Humor, Forgiveness, Healthy Relationship, Self-Love, dan Gratitude. Menurut Thalia keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Proses pembentukan kepribadian sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan keluarga sehingga seringkali luka dalam diri disebabkan oleh masalah dalam keluarga. Masalah-masalah itu ia temukan ketika sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN). Banyak masalah keluarga yang sangat mempengaruhi perkembangan diri anak-anak sehingga yang menjadi korban adalah anak-anak sendiri. Oleh karena itu penting memberikan edukasi bahwa berkeluarga bukan suatu hal yang mudah dan memang harus berproses dimulai dari diri sendiri dahulu.

Dari proses lanjutan ini terpilih 5 besar finalis yang akan mengikuti sesi tanya jawab dengan juri di babak final. Campaign yang dilakukan oleh Thalia berbicara mengenai gratitude atau rasa syukur. “Terkadang kita hanya fokus pada hal-hal besar sampai kita lupa untuk mensyukuri hal-hal kecil terlebih dahulu”, ungkap Thalia. Dengan konten tersebut, Thalia berhasil masuk ke babak final dan berkesempatan melakukan sesi tanya jawab dengan juri. Pada akhir proses perlombaan diumumkan bahwa Thalia terpilih menjadi The Winner Duta Psikologi Positif 2019.

“Awalnya hanya ingin meningkatkan keberanian untuk upload konten. Harapannya lomba ini mampu menjadi jembatan saya untuk bisa memberikan edukasi tentang hal-hal positif di media sosial sehingga media sosial saya bisa membantu menumbuhkan emosi positif minimal untuk followers saya. Bagi saya, kalah menang itu biasa dalam perlombaan. Manusia hanya perencana dan pekerja bukan pencetak hasil akhir. Jikalau saya mendapatkan gelar sebagai pemenang bukan karena kehebatan saya tapi semua karena anugrah Tuhan” ujar Thalia.

CICP Menyelenggarakan Theory Building Training (TBT) Advance

Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) kembali menyelenggarakan Theory Building Training (TBT). CICP mengambil tema Theory Building Training (TBT) Advance : “How to Writing Up Qualitative Research”. Acara ini merupakan lanjutan dari penyelenggaraan TBT sebelumnya yaitu berskala intermediate. Tujuannya sendiri sedikit berbeda dengan jenis TBT sebelumnya dimana fokusnya bukan lagi kepada salah satu pendekatan dalam kualitatif yang mana pada saat itu dibahas mengenai grounded theory. Namun TBT kali ini lebih terfokus kepada cara menulis penelitian kualitatif. 

Dilaksanakan pada tanggal 25 sampai 26 Oktober 2019, Peserta yang hadir dalam TBT mayoritas merupakan mahasiswa, baik Mahasiswa program Magister ataupun Mahasiswa program Doktoral. Namun juga banyak dari mereka yang merupakan praktisi ataupun dosen. Sekitar 15 orang peserta yang hadir memenuhi ruangan A-214. Hadir dalam TBT training ini Edilburga Wulan Saptandari, M.Psi., Psikolog dan Dr. Wenty Mari Minza, M.A. Adapun acara ini diadakan selama dua hari dari mulai pagi hari sampai dengan sore hari. 

TBT terselenggara bukan hanya dalam bentuk berisi materi saja, namun juga diisi dengan peserta dituntut untuk bisa mengaplikasikan materi yang telah disampaikan. TBT terbagi menjadi dua sesi. Sesi satu meliputi penjelasan mengenai bagaimana cara menulis penelitian kualitatif, kemudian juga styles dalam writing. Panitia juga memberikan kesempatan kepada para peserta untuk dapat menerima feedback dari pembicara. Sementara di hari kedua peserta diminta untuk mempresentasikan hasil dari apa yang sudah mereka tulis sebelumnya. 

Mahasiswa Psikologi Raih 2 Gelar dalam National Leadership Forum 2019

Zaadila Muftial, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM dan M.Khalid Rivaldo dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM memilih untuk menantang diri keluar dari zona nyaman dengan mengikuti ajang National Leadership Forum. Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis 4 PKN STAN, yang diselenggarakan di Politeknik Keuangan Negeri STAN, Bintaro. Ajang ini mengangkat isu mengenai pemindahan ibu kota Indonesia dengan tajuk “Moving the Capital City Away from Java: A Costs and Benefits Perspective”.

National Leadership Forum ini menyeleksi seluruh pendaftar dari 91 instansi pendidikan dan universitas menjadi hanya 14 tim. Tim tersebut merupakan tim yang dinyatakan layak untuk maju dan berdinamika menyusun serta menjelaskan proposal yang telah dirancang sebelumnya. Ajang ini membuka ruang diskusi mengenai solusi terkait pemindahan ibu kota. Penyelenggara mendorong peserta untuk memilih salah satu dari tiga sikap terhadap pemindahan ibu kota. Opsi sikap yang ditawarkan adalah menolak sepenuhnya atas rencana ini dengan percaya bahwa belum ada urgensi, mendukung adanya pemindahan ibu kota keluar pulau Jawa atau mendukung adanya pemindahan ibu kota tetapi tetap di dalam pulau Jawa.

Tim dari UGM menyatakan sikap mendukung pemindahan ibu kota tetapi tetap di dalam Pulau Jawa dengan pertimbangan kemudahan birokrasi, efisiensi eksekusi dan dampak jangka panjang bagi pelaku pemindahan ibu kota. Bergabung bersama Unpad, UGM menarasikan sisi long distance marrriage dan dipadu dengan narasi dari tim Unpad yaitu menciptakan 10 megapolitan baru alih-alih memindahkan ibu kota.

Di sisi lain, Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Sebelas Maret, Institut Teknologi Bandung serta sembilan instansi lainnya termasuk tuan rumah yaitu PKN STAN menyatakan sikap mendukung pemindahan Ibukota diluar pulau Jawa. Pada poros ketiga yaitu menolak secara utuh pemindahan Ibukota diaminkan oleh Universitas Pembangunan Nasional Jakarta.

Setelah beradu gagasan dan argumentasi, mencoba bertukar pikiran dan diksi, tim UGM mampu menumbangkan perwakilan dari ITB yang berlatar belakang ilmu Perencanaan Wilayah dan Tata Kota, dan perwakilan dari UI yang memiliki latar belakang ilmu Hukum dan Ekonomi. Pada tahap akhir diumumkan tim UGM berhasil membawa pulang dua juara yaitu 2nd Best Speaker dan Juara Umum dengan perolehan skor tertinggi dari seluruh peserta National Leadership Forum 2019.

“Setelah menantang diri keluar dari zona nyaman, mengingat kami tidak memiliki ilmu yang berkaitan secara dalam terhadap isu pemindahan ibu kota, kami sadar bahwa tidak ada sekat-sekat dalam berkarya. Hal ini menjadi dorongan bagi kami untuk semakin termotivasi untuk berprestasi di lomba-lomba berikutnya”, ujar Zaadila.

Pembukaan Lustrum Fakultas Psikologi XI Berlangsung Meriah

Jumat (25/10) Fakultas Psikologi UGM menyelenggarakan pembukaan lustrum ke-XI. Acara ini mengawali beberapa rangkaian kegiatan pada perayaan Lustrum yang puncaknya akan dilaksanakan pada bulan Januari. Pembukaan Lustrum kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena melibatkan tidak hanya dosen dan tenaga kependidikan namun juga mahasiswa yang banyak terlibat baik dalam perencanaan maupun pada saat pelaksanaan acara.

Acara diawali oleh sambutan singkat Dekan Fakultas Psikologi UGM, Prof. Dr. Faturochman, M.A., sekaligus meresmikan pembukaan acara Lustrum ke-XI. Dilanjutkan dengan flash mob yang diikuti serentak oleh seluruh dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dari S1 sampai dengan S3.

Setelah keseruan flash mob usai, seluruh peserta diajak untuk menikmati berbagai menu sarapan yang sudah disediakan. Di tengah acara sarapan, berbagai penampilan dari mahasiswa, dosen dan tenaga pendidikan disuguhkan, diantaranya menyanyi, dan pentas teatrikal. Berbagai door prize menarik juga dibagikan pada pembukaan lustrum kali ini.

Bagi mahasiswa yang ingin menyampaikan keluh kesah disediakan Pojok Curhat dengan Psikolog. Di Pojok Curhat, mahasiswa dapat melakukan konseling secara gratis dengan disediakan tempat khusus. Disediakan pula tempat untuk menuliskan keluh kesah tentang berbagai hal yang ingin diutarakan tanpa perlu menuliskan identitas penulis pada papan-papan yang sudah disediakan di sekitar lokasi Pojok Curhat. Selain Pojok Curhat, juga terdapat kegiatan donor darah yang dilaksanakan pada waktu bersamaan.

Menjelang siang hari diselenggarakan juga Seminar Karir yang bertajuk “Sukses Berkarir di NGO dan BUMN”. Acara ini mendatangkan pembicara yang merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM, mereka adalah Tri Hutomo Pamungkas, S.Psi., M.M., Praditya Putri Pertiwi, S.Psi., dan Dwi Wahyu Arif Nugroho, S.Psi., bertindak sebagai moderator adalah Rosalia Nugraheni, S.Psi. Diharapkan seminar  ini mampu menginspirasi dan memotivasi mahasiswa khususnya mahasiswa psikologi untuk terkait karir di lingkup profesional.

Pembukaan lustrum ini mendapatkan banyak tanggapan positif, baik dari mahasiswa hingga alumni yang mengapresiasi kegiatan ini merupakan sesuatu yang seru dan membahagiakan. “Terima kasih lustrum psikologi, pagi ini aku bahagia dan sangat kenyang”, ujar Osi Livia mahasiswa Psikologi UGM.

Fakultas Psikologi UGM Meluluskan 32 Psikolog dan 24 Ilmuwan

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara pengambilan sumpah profesi dan pelepasan wisudawan program pascasarjana pada 23 Oktober 2019.

Jumlah lulusan dari Program Magister Psikologi Profesi sebanyak 32 psikolog dengan rincian 4 pria dan 28 wanita. Jumlah lulusan dari Magister Psikologi sebanyak 24 ilmuwan dengan rincian 5 pria dan 19 wanita. Hingga saat ini, keseluruhan lulusan pascasarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berjumlah 2.889 orang.

Pada Program Magister Psikologi Profesi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,82 diraih oleh Rahmadhani Nur Isnaini sekaligus berpredikat Cumlaude. Pada periode ini, terdapat 4 lulusan berpredikat cumlaude, 24 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan 4 orang berpredikat memuaskan. Masa studi terpendek 1 tahun 10 bulan diraih oleh Helena Widaningrum, Hentyn Drajad Rudyarwaty dan Inaulia Sekar Rarastiti.

Beralih ke Program Magister Psikologi, Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi adalah 3,89 yang diraih oleh Aurelia Virgita Claudia sekaligus berpredikat Cumlaude. Pada periode ini, terdapat 2 lulusan berpredikat Cumlaude, 20 lulusan berpredikat sangat memuaskan dan 2 orang berpredikat memuaskan. Untuk masa studi terpendek 1 tahun 5 bulan 6 hari diraih oleh Rinanda Rizky Amalia Shaleha.

Fakultas Psikologi memberikan penghargaan kepada Dian Fakhrunnisak sebagai lulusan dengan naskah publikasi tesis terbaik. Dian melakukan penelitian tentang “Studi Efek Longitudinal Pendidikan Oragtua Terhadap Kesehatan Mental Anak” di bawah bimbingan Dr.rer.pol. Bhina Patria, M.A. Sedangkan tesis milik Cheryl Jocelyn Liow berjudul “AJT Cognitive Test as an Early Identification Tool of Dyslexia: Ages 5 To 7 Years” bimbingan Dr. Wisjnu Martani, S.U., Psikolog.

Dwi Juara Kompetisi Fusion Innovative Contest 2019

Dwi Nurarifah, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM angkatan 2017 bersama dengan dua mahasiswa lain yaitu Qooi Insanu (Fakultas Geografi UGM) dan Joko Purwo (Fakultas Teknologi Pertanian UGM) mengikuti kompetisi Fusion Innovative Contest 2019  yang diselenggarakan oleh IEEE ITB Student Branch dengan mengangkat tema “Technology for Humanity”. Kompetisi ini diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat.

Fusion Innovative Contest 2019 diikuti mahasiswa program sarjana dari berbagai universitas di kawasan Asia. Kompetisi ini memiliki lima subtema, yakni Renewable Energy, Financial Technology, Social Technology, Health Technology dan Eco-Friendly Technology. Tim UGM di bawah bimbingan Fuad Hamsyah, S.Psi., M.Sc, dosen Fakultas Psikologi UGM, mengajukan gagasan tentang pengembangan sistem monitoring kesehatan mental mahasiswa yang dilakukan dengan menggunakan integrasi sistem jaringan internet universitas.

Pengembangan konsep integrasi sistem tersebut dinamakan Mojitive. Sistem ini dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya mengetahui kondisi kesehatan mental mereka dan meningkatkan literasi mahasiswa mengenai kesehatan mental. Selain itu, sistem ini digunakan sebagai bentuk pengawasan perkembangan kesehatan mental mahasiswa. Pengawasan dilakukan melalui peta persebaran gangguan kesehatan mental di universitas. Mojitive menggunakan beberapa alat ukur asesmen psikologis untuk melakukan deteksi primer pada mahasiswa.

Tahap awal dari kompetisi ini yaitu mengumpulkan paper tentang ide yang digagas yang kemudian menetukan apakah tim tersebut lolos ke tahap selanjutnya atau tidak. Dari ide tersebut, tim Mojitive berhasil lolos ke tahapan grandfinal, yakni presentasi. Pada tahap akhir, diumumkan pemenang dari kompetisi ini. Tim Mojitive berhasil meraih Juara 1, menambah lagi daftar mahasiswa yang berhasil menorehkan prestasi di ajang perlombaan internasional.

“Awal dari terciptanyaa karya kami adalah keresahan kami terkhusus Qooi selaku ketua dengan isu tentang kesehatan mental yang terjadi pada lingkungan sekitar kami, maka dari itu kami berharap pengembangan karya kami akan berguna bagi isu kesahatan mental pada mahasiswa” ungkap Dwi.

Workshop CICP Mewadahi Peneliti dalam Publikasi

Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Fakultas Psikologi kembali menggelar Workshop. Workshop kali ini bertemakan publikasi. Adapun pemateri dalam Workshop ini merupakan peneliti dari Centre for Cultural Psychology Aalborg University, Denmark, yaitu Luca Tateo, Ph.D dan Giuseppina Marsico, Ph.D. Acara ini dilaksanakan dari mulai pukul 8 pagi sampai dengan sore hari dan berlangsung dua hari yaitu hari Kamis dan Jumat, tepatnya pada tanggal 17 dan 18 Oktober 2019. Bertempat di gedung A-214, Workshop dihadiri oleh Dosen, Mahasiswa Program Doktor dan Magister.Pada dasarnya CICP juga mengundang para mahasiswa dari program sarjana. Namun peserta yang mendominasi adalah para mahasiswa program Doktor yang memang sedang berproses untuk menjadi penulis pertama. Arah dari Workshop ini sebenarnya lebih menyediakan kesempatan bagi para penulis pertama dalam penelitiannya ataupun penulis kedua yang sedang berproses melakukan penulisan. 

Di hari pertama, acara dimulai dari diskusi sesi pertama, yang berfokus untuk brainstorming penulisan artikel jurnal pada Budaya dan Psikologi, setelah sesi opening Direktur CICP berakhir. Para pemateri mencoba untuk menjadi peer reviewer untuk mengakomodir kebutuhan konsultasi dalam publikasi dan penelitian di bidang Budaya dan Psikologi. Para peserta diminta pula untuk menjelaskan penelitiannya ataupun berbagai kendala yang dihadapi baik dari segi konten penulisan ataupun teknis penulisan. Hari pertama ditutup dengan sesi tiga dan empat sampai dengan penutupan di hari pertama. 

Di hari kedua, draft pertama yang masuk mulai dibahas oleh para pemateri, kemudian dilanjutkan dengan feedback dan diskusi. Sesi terakhir bersama pemateri diisi dengan ulasan kembali dari materi-materi yang sudah disampaikan. 

Oom Raih Juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional di UNY

Oom Qomariyah, mahasiswa Fakultas Psikologi UGM berhasil meraih Juara I dalam lomba esai tingkat nasional. Lomba esai ini diselenggarakan oleh Himpunan Aktivitas Kajian Agama (HASKA) Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Mengambil tema “Harmoni keragaman guna mencetak generasi unggul berkarakter di era revolusi industri 4.0” dan beberapa sub tema pilihan, peserta diminta memilih satu dari tema-tema tersebut sebagai tema dari esai yang ditulis.

Pendaftaran peserta dan pengumpulan karya esai dilaksanakan selama tiga bulan yang berlangsung sejak bulan Juni hingga September 2019. Peserta lomba merupakan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahap seleksi awal, Oom berhasil terpilih menjadi finalis 10 besar untuk kemudian berkesempatan melaju ke babak selanjutnya untuk presentasi esai.

Pada tahap presentasi setiap finalis memiliki kesempatan untuk menyampaikan gagasannya selama 10 menit untuk kemudian dilanjutkan sesi tanya-jawab dengan dua orang juri. Esai yang Oom presentasikan berkaitan dengan solusi sederhana untuk permasalahan bullying yang terjadi di kalangan pelajar Indonesia. Presentasi Oom ini mampu memukau juri sehingga mengantarnya meraih Juara I dan mendapatkan piala Gubernur D.I.Y.

“Melalui ajang lomba esai, kita dapat melatih pikiran agar menjadi lebih kritis dan berguna untuk mengurangi permasalahan yang ada di negeri ini. Ilmu yang kita dapatkan selama kuliah memiliki manfaat yang luar biasa jika dapat diaplikasikan untuk kehidupan masyarakat. Jadi, jangan takut untuk membuat gagasan” ungkap Oom untuk memotivasi mahasiswa lain agar mau mengikuti jejaknya.