Webinar Kajian Jumat Pagi, Amazed by Quran: Bagaimana Menjadikannya Peta Hidup Kita?

Fakultas Psikologi UGM pada Jumat (7/5) menyelenggarakan acara Webinar Kajian Jumat Pagi dengan topik “Amazed by Quran: Bagaimana Menjadikannya Peta Hidup Kita”. Acara ini merupakan acara keempat yang telah diadakan sebagai kegiatan rutin tiap hari Jumat selama bulan Ramadhan. Kali ini, acara diisi oleh Ustadz Dr. Muntaha bin Artalim Zaim yang dimulai pada pukul 08.00 WIB.

Ada beberapa hal yang menjadi agenda umat muslim dengan al-Qur’an dan Rasullullah telah mencontohkannya. Beberapa di antaranya adalah selalu bersama al-Qur’an. Kebersamaan dengan al-Qur’an artinya tidak terbatas pada membawa al-Qur’an kemana-mana, tetapi selalu bersama al-Qur’an juga termasuk mengisinya dengan kegiatan membaca, merenungi, dan mengamalkan. Selain itu, ada juga agenda untuk mengajarkan dan menjelaskan al-Qur’an yang mencakup kegiatan menafsirkan, menguatkan, serta membuat hukum baru yang tidak ada dalam al-Qur’an.

Kemudian, ada banyak sebutan yang disematkan untuk al-Qur’an, salah satunya al-Qur’an bagaikan mutiara. Bagi umat muslim yang berinteraksi secara mendalam dengan al-Qur’an maka akan mendapatkan sinar berlian al-Qur’an. Selain itu, al-Qur’an sebagai kalamullah haruslah dipahami dengan benar oleh umat muslim karena al-Qur’an berisi perkataan-perkataan Allah yang jangan sampai dipahami secara salah. Oleh karena itu, Ilmu al-Qur’an sangat diperlukan agar umat muslim dapat berinteraksi dengan al-Qur’an secara benar serta sesuai dengan keperluan masing-masing.

Selanjutnya, Ustadz Dr. Muntaha memberikan kesempatan untuk peserta memberikan penafsiraan sepaham dan semampunya ayat di Surat Al-Hijr. Melalui cara tersebut, Ustadz Dr. Muntaha ingin mencontohkan interaksi langsung dengan al-Qur’an dan menyampaikan betapa pentingnya asbabun nuzul. Ustadz Dr. Muntaha menjelaskan bahwa umat muslim yang berinteraksi dengan al-Qur’an hanya melalui terjemahan ayat tidaklah cukup, maka harus ditindaklanjuti dengan memahami kronologi turunnya ayat tersebut. Baik dari segi bahasa, termasuk dari segi riwayat.

Melalui acara ini, Ustadz Dr. Muntaha juga menyampaikan tentang pentingnya menjadi pribadi yang berilmu. Ketika seseorang menjadi pribadi yang berilmu, maka ketika orang tersebut telah tiada ilmunya akan kekal. Orang yang telah tiada apabila berilmu, maka lewat ilmunya itulah akan terkenang. Tentunya itu menjadi kabar baik bagi para pengajar yang menghasilkan karya lewat tulisan atau jurnal yang ditulis karena Allah. Selain itu, penting pula menjadi orang yang sabar. Contohnya sabar dalam ketaatan, ketika sedang menjalani ibadah di bulan Ramadhan, sudah seharian menahan lapar dan haus, masih harus dilanjutkan dengan sholat taraweh. Jika tidak sabar, maka tidak mungkin menyelesaikan sampai sholat taraweh. Bahkan orang yang sabar dikagumi dan diberikan selamat oleh malaikat nantinya.