Fakultas Psikologi UGM melalui Unit Pengembangan Kualitas Manusia (UPKM) menggelar sebuah pertemuan dengan 63 perwakilan mitra dari berbagai instansi dan badan swasta maupun BUMN dalam rangka mempererat kerja sama, Rabu (7/2), di The Alana Yogyakarta Hotel and Convention Centre. Kegiatan bernama Temu Mitra ini dihadiri oleh perwakilan instansi dan mitra UPKM, termasuk Kementerian Perhubungan RI, Majelis Wali Amanat Universitas Hasanuddin, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, PT PP (Persero) Tbk, Bank BPD DIY, serta mitra dari berbagai sektor seperti pemerintah, pendidikan, kesehatan, dan manufaktur.
UPKM
Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM, Dewan Laksamana Putra atau biasa disapa Dewan berhasil meraih medali emas pada ajang PIMNAS ke-34 2021. Bersama dengan kedua temannya yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) UGM, Dewan berhasil meraih medali emas melalui judul penelitian “Zoom Hit: Studi Pelanggaran Ekspektasi dalam Hubungan Interpersonal Mahasiswa Baru 2020 melalui Virtual Meeting selama Masa Pandemi”.
Senin (31/5) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan acara kuliah online bertajuk “Industrial and Organizational Psychology”. Acara ini merupakan seri ke-6 sekaligus sesi terakhir dari rangkaian acara Guest Lecture Series yang sudah berlangsung sejak Bulan Februari 2021.
Unit Pengembangan Kualitas Manusia (UPKM) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada selenggarakan penutup dari rangkaian Seminar Series Post COVID Quality of Work Life pada Sabtu, 10 Oktober 2020 secara daring melalui Zoom Meeting pada pukul 10.00 – 11.30 WIB, bertepatan dengan hari kesehatan mental dunia.
Tema bahasan pada acara yaitu politik dalam organisasi dan mengangkat judul Reconcile with Politics in The Current Organization, dengan menggandeng narasumber Chiefy Adi Kusmargono, S.Psi., M.Sc., CEO PT. Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia yang juga merupakan alumni Fakultas Psikologi UGM.
Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wakil Dekan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari narasumber.
Pada paparannya, Chiefy Adi Kusmargono, S.Psi., M.Sc mengatakan “office politik tidak akan membawa kemajuan dan kemaslahatan dalam organisasi”. Terkadang politik bahkan bisa terjadi di level kampus atau organisasi mahasiswa, misal pemilihan anggota kepanitiaan berdasarkan kedekatan dengan orang tertentu, padahal utamanya dalam memilih anggota perlu untuk mengutamakan komptensi yang dimiliki seseorang. Disamping itu, narasumber juga menyampaikan mengenai beberapa penyebab office politics, diantaranya performance, environment, resources, trusts dan goals. Contohnya ketidakpercayaan terhadap karywawan dan adanya harsat atau ambisi untuk berkuasa.
Namun dari sudut pandang pemimpin, office politics dapat diatasi dengan beberapa cara diantaranya berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat konflik, konfrontasi atau mendiskusikan penyebab dari permasalahan dan berkomimen serta kooperatif dalam penyelesaiannya.
Pada akhir acara, sesi seminar ditutup dengan diskusi antara partisipan dan narasumber yang dipandu oleh moderator. Seminar kali ini dihadiri oleh 100 peserta dari kalangan mitra, mahasiswa UGM dan luar UGM serta umum.
Acara diawali dengan sambutan dari Taufik Rahmat selaku sekertaris UPKM dan dilanjutkan dengan sesi presentasi dari narasumber.
Dr. Bagus Riyono, M.A. Psikolog, salah satu dosen di Fakultas Psikologi UGM dan President of International Association of Muslim Psychologist berkesempatan menjadi narasumber pada sesi kali ini. Topik yang dibahas yaitu “Working Meaningfulness in Post Covid”.
Pada pemaparannya Dr. Bagus Riyono, M.A. Psikolog menyampaikan mengenai kebermaknaan atau meaning yang merupakan tujuan akhir dari hal-hal yang kita lakukan, baik dari segi pekerjaan maupun hal yang lebih luas. Menurutnya, terdapat lima aspek yang berperan dan saling berinteraksi dalam tercapainya kebermaknaan, yaitu urge, challenge, freedom, incentive dan meaning yang merupakan tujuan akhir itu sendiri. Disamping itu, ia juga menyampaikan lima spektrum dari kebermaknaan (meaning), yaitu sense of purpose, sense of contribution, competence, enjoyment, fulfillment, dan values.
Perilaku yg muncul pasca Covid atau New Normal, dapat mengarahkan sesororang terjebak pada euphoria. “Oleh karena itu, penting untuk merenungkan true meaning agar tidak terjebak pada false meaning.” ujar Dr. Bagus Riyono, M.A. Psikolog. Dengan merenungkan pengalaman selama pandemi, diharapkan masing-masing akan lebih memahami tujuan hidup dan mampu memberikan manfaat yang lebih luas.
Pasca materi, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.
Topik yang diangkat yaitu Embrace Vulnerability to Deal With Change at Work, yang disampaikan oleh Indrayanti, M.Si., Ph.D. Beliau merupakan Kepala UPKM dan salah satu Dosen di Fakultas Psikologi UGM.
Indrayanti, M.Si., Ph.D. menyampaikan bahwa perubahan akibat dari pandemi Covid-19, khususnya pada level organisasi, dapat menjadi sumber tekanan tesendiri bagi masing-masing elemen dalam organisasi tersebut. Pada pemaparannya, beliau fokus membahas pada aspek individu dalam sebuah organisasi, dimana masing-masing individu memiliki resiliensi, cara beradaptasi serta vulnerability yang bervariasi pada situasi saat ini, sehingga penting bagi perusahaan untuk tetap memperhatikan well-being dan guna tercapainya quality of work life. Apabila hal ini tercapai, maka sesorang dapat bekerja dengan nyaman dalam organisasi, dan dampaknya tentu akan positif pada organisasi.
Pasca pemaparan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.
Seminar series kali ini dihadiri oleh 200 peserta, mulai dari mahasiswa, pihak mitra dan masyarakat umum. Indrayanti, M.Si., Ph.D., Psikolog selaku Kepala UPKM juga turut hadir pada acara ini.
Galang Lufityanto, M.Psi., Ph.D., Psikolog yang merupakan salah satu Dosen di Fakultas Psikologi UGM berkesempatan menjadi pembicara pada sesi. Topik yang diangkat pada seri seminar yang kedua ini yaitu Become A Great Leader In Post COVID.
Pada pemaparannya, pembicara menyampaikan hasil survei mengenai sepuluh sumber stres yang dialami selama COVID-19, diantaranya kesulitan interaksi sosial, kesulitan bertemu keluarga dan dalam kaitannya dengan pekerjaan yakni ritme kerja yang tidak menentu dan target kerja yang meleset. Kondisi pandemi menuntut para pekerja untuk beradaptasi dengan situasi dan kebijakan baru, diantaranya work from home (WFH). Dengan tuntutan tersebut, para pemimpin juga mau tidak mau harus mampu melakukan penyesuaian diri dalam bekerja dan berkomunikasi dengan timnya pada situasi saat ini. Disebutkan, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para pemimin di era new normal, diantaranya trusting the emotion, active listening serta re-imagining.
Sebagai penutup, acara diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator.
Acara ini dilatarbelakangi oleh perubahan yang terjadi selama kondisi Pandemi Covid-19, sehingga mendorong munculnya tantangan pada organisasi dalam menghadapi perubahan tersebut.
Sesi ini merupakan seminar perdana pada seri seminar. Adapun acara diselenggarakan pada Sabtu, 18 Juli 2020 pukul 10.00 – 11.30 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting dan dapat diikuti secara gratis. Total partisipan yang mendaftar pada sesi kali ini sebanyak 145 orang, dengan latar belakang yang beragam, mulai dari mahasiswa, mitra dan dominasi oleh umum.
Selain itu, acara juga dihadiri oleh Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D. selaku Wakil Dekan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Indrayanti, M.Si., Ph.D., Psikolog selaku Kepala UPKM.
Topik yang diangkat pada sesi perdana ini adalah Preparing HR for Future Skills: From Aging Perspective dengan judul materi “Manusia Bintang di Masa Depan” yang disampaikan oleh pembicara, Dr. Sumaryono, M.Psi., Psikolog. Pembahasan yang disampaikan terkait permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi oleh organisasi di masa mendatang, sehingga penting untuk beradaptasi dengan digitalisasi dan gagasan terkait human-machine partenship, serta penting untuk mengelola interaksi multi generasi.
Pasca sesi materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator dan disusul dengan sesi penutupan.