Bertempat di ruang 707 Gedung Soegondo Fakultas Ilmu Budaya pada Rabu, 26 Juni 2024 tiga Tenaga Kependidikan (Tendik) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti kegiatan Training of Trainer (ToT) penulisan berita berwawasan SDGs. ToT yang kedua ini yang diselenggarakan oleh tim SDG UGM ini diikuti Kepala Kantor Administrasi, Staf Humas, Staf Manajemen Website, dan PIC SDGs fakultas untuk klaster Sosio Humaniora. ToT penulisan berita berwawasan SDGs sebelumnya diselenggarakan di Fakultas Geografi pada Jum’at 21 Juni 2024.
SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Universitas Sydney bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan program field school singkat selama 1.5 jam dengan tema Kesehatan Mental di Indonesia dan Akses Layanan Kesehatan Mental, Rabu (19/6). Kegiatan yang dilakukan di ruang A-203 Fakultas Psikologi UGM ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang isu kesehatan mental di Indonesia.
Sebanyak 33 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah meraih prestasi sebagai penerima beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2024. IISMA merupakan salah satu inisiatif Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk meningkatkan mobilitas mahasiswa Indonesia ke berbagai universitas bergengsi di dunia.
(CLSD) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan riset inovatif bekerja sama dengan Gabrielle Irene, S.Psi, seorang alumnus S1 Psikologi UGM yang kini menempuh program Master Behavioural Science di Radboud University, Belanda, di bawah supervisi Dr. Barbara Muller. Riset ini berangkat dari keprihatinan peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer yang telah melampaui batas normal.
Lembaga Mahasiswa (LM) Psikologi UGM kembali menggelar “Ngariung”, diskusi tentang fenomena sosial di masyarakat, pada Sabtu (25/5). Ngariung 2024 kali ini mengangkat tema “Diskursus Ableisme: Adakah Inklusivitas untuk Hiburan Berkualitas?”.
Sebanyak 69 wisudawan/wisudawati Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengikuti pelepasan Program Studi Sarjana Psikologi Periode III Tahun Akademik 2023/2024 di Hall-D Fakultas Psikologi UGM, Rabu (22/5). Wisudawan terdiri dari 60 program reguler dan sembilan dari International Undergraduate Program (IUP). Dari jumlah tersebut, 54 wisudawan meraih penghargaan akademik dengan predikat pujian.
Tim mahasiswa Fakultas Psikologi UGM berhasil meraih prestasi sebagai juara ketiga pada ajang Lomba Debat Psychology Village 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Pelita Harapan pada 19-25 April 2024 lalu.
(CICP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar diseminasi penelitian dalam acara Angkringan 4 dengan tema Disabilitas, Kesiapsiagaan, dan Hubungan Sosial. Acara diadakan secara bauran di aula gedung D Fakultas Psikologi UGM dan
Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar School of Researcher (SOR) 2024 yang kali ini akan dibuka khusus untuk para anggota unit CICP Psikologi UGM. Kegiatan SOR bertujuan untuk membuka wawasan peserta terkait aspek-aspek penelitian psikologi dari berbagai perspektif.
Dalam kajian tersebut, Ratna mengejak peserta untuk kembali memahami makna metamorfosa kaitannya dengan Ramadan, yang dimaknai sebagai proses seorang muslim menjadi lebih baik.
“Proses metamorfosa adalah i’tibar bagi kita, bahwa siapapun kita bisa menjadi lebih daik, dengan proses belajar di madrasah Ramadan,” terang Ratna.
Ratna menjelaskan proses metamorfosa dari ulat menjadi kupu-kupu sebagai dua hal yang berbeda. Ulat cenderung dihindari karena dianggap merugikan, sedangkan kupu-kupu indah dan dianggap mulia. Perbedaan ini dianalogikan dengan diri manusia, sebuah himbauan untuk tidak merusak dan merugikan orang lain layaknya ulat, serta menghindari kerakusan layaknya kupu-kupu.
“I’tibar apa kepada diri kita? Bahwa kita itu sebagai manusia jangan sampai merugikan orang lain,” tegasnya.
Melalui fase metamorfosis, ulat akan berubah menjadi kepompong, yang menjauhkan diri dari makan dan minum, serta menutup diri dari dunia luar. Fase ini dianalogikan dengan muslim yang i’tikaf di bulan Ramadan.
“Ramadan melatih kita untuk menahan diri dari nafsu, banyak bermuhasabah, memohon ampun dengan memperbanyak sunnah, serta memberikan sebagian kenikmatan sedekah dan zakat,” jelas Ratna.
Ratna menyampaikan bahwa terdapat dua bentuk ibadah, yaitu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.
“Ibadah mahdhah, Ibadah yang segala tata caranya diatur oleh Allah dan Rasul. Kita tidak boleh mengotak-atik aturan lainnya, misalnya salat. Sebaliknya ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang semua boleh, kecuali yang dilarang,” jelasnya.
Ibadah puasa Ramadan, lanjut Ratna, telah diatur oleh Allah SWT. Sebagaimana tertuang pada surat At-Tin ayat 4-6, Ratna menjelaskan bagaimana kedudukan manusia sebagai sebaik-baiknya ciptaan Allah. Kedudukan manusia juga dapat menjadi rendah bila tidak berhati-hati. Namun, hal tersebut tidak akan terjadi pada orang yang beriman dan beramal saleh.
Puasa dimaknai sebagai perisai, dalam ilmu psikologi dikenal dengan istilah kontrol diri yang menjadi pelindung dari hal-hal negatif.
“Bulan Ramadan diharapkan mampu menjadi perisai kita untuk lebih baik kualitasnya, meningkatkan kualitas diri kita sehingga menjadi pribadi yang lebih menyenangkan seperti kupu-kupu,” lanjutnya.
Selanjutnya, Ratna menjelaskan tiga kriteria muslim yang disayang Allah SWT, yaitu orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, orang yang mendidikan salat lima waktu dan salat tahajud di malam hari sebagai wujud syukur kepada Allah, dan orang yang berhasil dalam puasanya.
“Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah, senantiasa bermetamorfosis lebih baik kepada ketaaatan kepada Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya,” pungkas Rita menutup materinya.
Penulis: Erna