Fakultas Psikologi UGM Selenggarakan Workshop Adressing Reviewer Feedback

Fakultas Psikologi UGM melalui Unit Publikasi menyelenggarakan workshop “Adressing Reviewer Feedback” secara daring melalui aplikasi zoom meeting, Jumat (23/2). Workshop ini membahas best practices dalam memberikan respons terhadap reviewer, sekaligus memahami seluk beluk bagaimana peer review dilaksanakan sebagai bagian dari strategi kesuksesan publikasi ilmiah.

Peer review merupakan salah satu tahap terpenting dalam proses publikasi ilmiah. Peer review juga merupakan bentuk kritisi terhadap penelitian yang telah dilakukan. Hasil peer review sangat memengaruhi bentuk akhir manuskrip yang ditulis, dan menjadi penentu sebuah manuskrip tersebut dapat diterima untuk diterbitkan.

Mengawali sesi workshop, Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D., moderator sekaligus Editor in Chief Jurnal Psikologi menyambut lebih dari 90 peserta dari berbagai kalangan yaitu reviewer, editor jurnal dari berbagai unit kerja, dosen dan mahasiswa UGM.

Siti Nurleily Marliana, S.Si., M.Sc., Ph.D., dosen Laboratorium Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi UGM, dalam pemaparan materinya menyampaikan, “Pertama, ketika menerima hasil review, penulis disarankan untuk tidak langsung merevisi. Sebelum itu, tunggu beberapa waktu, bersikap tenang, dan tidak reaktif, baru kemudian dibuat beberapa rencana untuk merespons. Selanjutnya, penulis dapat membaca komentar serta masukan yang diberikan reviewer dan menandai hal-hal penting. Jika komentar pendek, penulis cukup menyalin komentar tersebut dan membubuhkan respons pada lokasi revisi. Akan tetapi, jika banyak maka sebaiknya penulis membuat cover letter atau tabel respons. Ini perlu dilakukan agar penulis fokus pada apa yang diminta, bukan pada apa yang tidak diminta reviewer, dan setiap komentar reviewer harus direspons. Hal lain yang tidak kalah penting, yang harus ditulis adalah ucapan terima kasih kepada para reviewer”.

“Kedua, respons/tanggapan untuk reviewer dibuat dengan singkat, terstruktur, dan objektif tidak dengan emosi, jangan tergesa-gesa dikirim ke jurnal, dibaca ulang oleh co-author dan pastikan tidak ada typo. Proofread sebaiknya dilakukan sebelum disubmit ke jurnal yang disasar”, tambah Leily.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh narasumber, Pradytia Pertiwi mengemukakan, “Tidak hanya catatan dari reviewer yang perlu diperhatikan, akan tetapi review dari editor pun tidak kalah penting untuk direspons. Hal ini dikarenakan editor-lah yang akan memutuskan apakah suatu artikel layak dipublikasikan atau tidak, terlepas dari apa yang direkomendasikan oleh reviewer. Alhasil, suatu artikel yang baik haruslah memuat pembahasan yang substansial, konstruktif, menggunakan struktur bahasa yang koheren dan bebas dari kesalahan-kesalahan teknis”.

Penulis: Syahrul & Qaulan