Arsip:

mapres

Hilman Dwi Himawan, Mahasiswa Fakultas Psikologi UGM Juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional

Sabtu (26/6) tim Humas Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada mewawancarai Hilman Dwi Himawan. Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada berhasil meraih juara 1 lomba menulis opini tingkat nasiomal yang diadakan Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang pada tanggal 3 Mei – 10 Juni 2021.

Hilman, begitu ia biasa disapa, merupakan mahasiswa yang sudah aktif menghasilkan karya tulis sejak di bangku sekolah. Sejak kelas 3 SMA Hilman yang bersekolah di SMA Negeri 1 Sleman sering mengikuti lomba menulis puisi dan cerpen. Beberapa kali Hilman berhasil mendapatkan juara dan dari event tersebut dan mengharumkan nama almamaternya.

Hobi menulis ini juga masih dipertahankan Hilman ketikan masuk ke bangku kuliah. Anak ke dua dari tiga bersaudara kelahiran tahun 2001  ini terus mengasah kemampuannya dengan rutin berlatih menulis. Hilman juga rajin membaca surat kabar nasional untuk mempelajari gaya bahasa dan struktur kepenulisan sebuah artikel.

“Saya lebih (membaca) surat kabar berita nasional begitu mas contohnya Kompas kemudian Tempo yang fokusnya menyoroti kasus-kasus aktual, contohnya seperti pandemi Covid-19,” terang Hilman ketika ditanya bagaimana cara menemukan gaya tulisan yang dimilikinya.

Di sela-sela jadwal perkuliahan yang padat Hilman selalu menyempatkan untuk mengikuti lomba karya tulis. Beberapa even penulisan yang Hilman ikuti dan berhasil mendapatkan juara adalah Lomba Editorial LPM Unsika pada tahun 2020, Lomba Opini STIE Yasa Anggana, juara dua Lomba artikel yang diadakan DPW Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hasyim Asy’ari, Lomba esai opini yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, dan yang terakhir adalah lomba esai tingkat nasional Surat kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang di mana Hilman berhasil meraih juara satu.

Terkait artikel opini yang berhasil menjadi juara satu di Surat Kabar Kampus Ganto, Hilman menceritakan mulai dari awal mendapatkan informasi lomba melalui Instagram. Ketika mengetahui tema dari lomba tersebut bebas, Hilman mendaftarkan diri untuk ikut lomba tersebut. Dengan mengangkat tema dilema pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi, Hilman menuangkan ide-idenya dalam sebuah artikel esai.

“Pembelajaran jarak jauh ini sebenarnya dilema ya mas. Di satu sisi memang bisa memutus rantai penyebaran Covid-19, namun di sisi yang lain itu banyak siswa begitu yang tidak siap dengan penerapan model pembelajaran jarak jauh ini,” terang Hilman.

Dari artikel itu Hilman menyoroti dinamika yang terjadi ketika dilaksanakannya pembelajaran jarak jauh. Tidak sekadar menjelaskan pro dan kontra dari pembelajaran jarak jauh ini, Hilman juga memberikan solusi yang bisa diimplementasikan.

Selain hobi menulis, Hilman juga aktif berorganisasi. Mahasiswa penerima Beasiswa Bidik Misi ini kini tergabung dalam organisasi Jama’ah Shalahuddin UGM, di mana Hilman tergabung dalam divisi Syiar Gadjah Mada Menghafal Qur’an (GMMQ). Di dalamnya, Hilman aktif mengikuti beberapa kegiatan.

“Kegiatan yang pernah saya ikuti diantaranya ada diklat Raja Bandar UGM 2020-2021 kemudian juga lomba-lomba,” ujar Hilman.

Menulis adalah hobi utama Hilman. Hal itu membuat Hilman ingin terus berkarya dan berniat mengikuti event kepenulisan yang akan ada di waktu depan. Dengan tulisan-tulisannya Hilman ingin mengharumkan nama Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada sekaligus menyebarkan ilmu psikologi kepada khalayak umum.

Mahasiswi Psikologi Kembali Torehkan Prestasi pada Supercamp Pilmapres UGM 2019

Pada tanggal 9-10 Maret 2019, Eva Rahman dan Rahmayanti, dua Mapres dari Fakultas Psikologi UGM ini berhasil meraih gelar sebagai “Best Speaker” untuk Eva Rahman dan “Best Presenter” untuk Rahmayanti. Keduanya merupakan mahasiswi Fakultas Psikologi UGM angkatan 2016. Pada Mapres kali ini,  Fakultas diakui keduanya mendukung banyak hal, walaupun sebenarnya mereka tidak pernah berekspektasi akan menang. Perasaan ini diakui karena mereka merasa tidak terlalu percaya diri semenjak penyerahan portofolio yang mencantumkan jumlah prestasi. Namun keduanya masih merasa dapat unggul dalam bidang lain. Support lain yang ditunjukkan Fakultas juga diperlihatkan dalam hal lain, seperti melatih Bahasa Inggris, wawancara, persiapan porto dan presentasi. “Sampai latihan presentasi saja berkali-kali pertemuan, dimanfaatin, buat presentasi sambil latihan dan di follow up”, Ungkap Eva.  . Terdapat beberapa topik yang disediakan dalam ajang ini. Pada kategori “Best Speaker”, Eva Rahman memilih AI (Artificial Intelligence) yang mengancam Humanity. Alasan pemilihan topik tersebut dikarenakan Eva pernah melihat video tentang AI dan hal itu dianggap sangat menarik. Untuk pemaparan mengenai topik ini sendiri hanya diberikan sekitar 3 menit. Sementara untuk kategori “Best Presenter” yang di raih oleh Rahmayanti dipresentasikan dalam waktu 10 menit.  Pengalaman dalam merebut “Best Presenter” ini diantaranya adalah mengatur antara slide yang hendak ditampilkan dengan presentasi yang disampaikan, belum lagi saat presentasi mengenai topik “bunuh diri” ada beberapa kendala teknis yang terjadi. Namun, hal ini bisa diatasi dengan baik. Pengalaman lain yang bisa dibagikan saat sesi presentasi juga terletak pada cara merelaksasi dan mengatur emosi saat diincar beberapa pertanyaan.  Sehingga bisa tetap percaya diri menyampaikan ide. Studi literatur menjadi metode dalam presentasi yang disampaikan. Selain itu penelitian semasa mengikuti PKM juga menjadi sesuatu yang sangat membantunya dalam mempersiapkan konten presentasi. Banyak kesan yang didapatkan melalui keikutsertaan keduanya, “pasti yang pertama makin tambah belajar, belajar dengan ketemu orang baru yang lebih daripada saya, jarang kita menemukan orang-orang hebat seru semua dan asyik semua. Mahasiswa cuman bisa comment doang apa sih langkah yang sudah kamu lakukan untuk masyarakat. Disiplin saya, ada satu obrolan lain keren-keren. Selain itu juga kita dilatih secara mental, ada mental breakdown tapi dengan belajar Psikologi jadi membantu akhirnya dari situlah dapat ilmu baru mengupgrade diri. udah tau nih orang-orang disana lebih hebat , makin belajar lebih baik, jelas Rahmayanti.