Sebagai kelanjutan dari kegiatan diklat keanggotaan Keluarga Rapat Sebuah Teater (KRST) yang diadakan setiap tahunnya, maka diadakan Studi Pentas (Stupen) berjudul “Bayam”. Pementasan ini diadakan pada hari Jumat (03/05) malam hari dan panitia mengundang berbagai mahasiswa di Fakultas Psikologi UGM untuk hadir menyaksikan.
Puti Indah Julito mahasiswa semester 4 Psikologi UGM ini merupakan salah satu dari mahasiswa yang aktif di kepengurusan KRST dimana ia menjabat sebagai Manajer Artistik. Sementara dalam Studi Pentas, ia mendapat kepercayaan sebagai pimpinan produksi. Dirinya bercerita bahwa antusiasme dan enjoy merupakan suasana yang dapat dirasakan selama pementasan berlangsung. Walaupun diakui oleh Puti bahwa ada juga beberapa kebingungan yang dirasakan oleh penonton selama menyaksikan, namun hal ini dapat terjawab pada saat sesi diskusi bersama tentang pementasan ini.
Di teater kali ini, “Bayam” diambil sebagai judul. Bayam merupakan objek konstan yang ada selama pementasan dan menjadi tema konstan yang membawa alur cerita pada pementasan sendiri. Sayur bayam dipilih karena bayam merupakan salah satu sayuran yang sering dibeli orang di penjual sayur, “ Terang Puti Indah Julito saat dirinya menjelaskan alasan dibalik pengambilan judul “Bayam”.
Lebih lanjut Puti menceritakan bahwa Studi Pentas tersebut menampilkan kisah tentang seorang tukang sayur yang terlibat masalah keluarga dari salah satu pelanggan tetapnya. Melalui teater ini dirinya berharap bahwa dirinya dan teman-temannya dapat menyampaikan pesan bahwa moral itu tidak hitam dan tidak putih, tetapi sangat kompleks dalam pemahaman maupun pelaksanaannya di kehidupan sehari-hari. Di dunia tidak ada orang yang benar-benar baik atau benar-benar jahat, ia menjelaskan pula bahwa tidak ada prosentase yang sempurna dari benar ataupun salah.
Salah satu keterbatasan yang dialami berasal dari segi sarana dan prasarana menjadi kesulitan tersendiri selama penyelenggaraan teater. Sekitar 33 mahasiswa terlibat dalam proses pementasan ini. Sementara untuk persiapannya sudah dimulai sejak 5 minggu sebelum hari pementasan, dan lebih intensif lagi 3 minggu menjelang pementasan.
Puti juga menceritakan bahwa pengalaman unik yang dirasakan selama persiapan dan pementasan tentu ada. Persiapan adalah masa-masa dimana komitmen dan rasa memiliki akan pentas diuji bagi setiap individu, tantangannya adalah menyelaraskan jadwal latihan dan kegiatan perkuliahan serta kehidupan sehari-hari untuk persiapan pentas ini. Bahkan panitia juga sempat bekerja ekstra untuk memikirkan perpindahan lokasi pelaksanaan, karena tempat yang sebelumnya sudah diplotkan di G-100 akhirnya berganti sekitar 5 hari sebelum pementasan. Panitia diberikan kabar bahwa ruangan tidak dapat digunakan pada hari-H karena akan direnovasi, akhirnya panitia memutuskan untuk menggunakan kantin gedung F sebagai venue pentas demi menyelamatkan agar pentas tetap dapat dilaksanakan.