Seleksi Jurnal yang Sesuai untuk Publikasi Artikel Ilmiah

workshop-unit-publikasi-psikologi-ugm-memilih-jurnal-2024

Yogyakarta, Indonesia – Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini mengadakan workshop secara daring melalui zoom meeting tentang cara memilih jurnal yang sesuai untuk publikasi artikel ilmiah. Acara ini menghadirkan Dr. Widya Paramita, S.E., M.Sc., dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM yang juga menjabat sebagai Editor in Chief  Journal of Indonesian Economy and Business (JIEB) sebagai pembicara utama. Workshop dibuka oleh Ibu Pradytia Putri Pertiwi, S.Psi, Ph.D., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama Fakultas Psikologi.

Dalam sambutannya, Ibu Pradytia menekankan pentingnya akses terhadap pendidikan dan peran publikasi akademik dalam memajukan pengetahuan. Beliau menyoroti bahwa pemilihan jurnal yang tepat sangat penting bagi para peneliti dan akademisi yang ingin mempublikasikan temuan mereka di basis data yang bereputasi dan luas jangkauannya. “Kredibilitas, jangkauan, dan reputasi jurnal sangat memengaruhi dampak dari artikel yang dipublikasikan,” ujarnya.

Dr. Widya Paramita kemudian memaparkan langkah-langkah dalam memilih jurnal yang tepat. Beliau menjelaskan bahwa proses ini dimulai dengan mencari dan mengumpulkan jurnal potensial. Peneliti kemudian harus mempersempit pencarian dengan memilih beberapa jurnal yang sesuai dan membandingkannya. “Langkah ini penting karena pemilihan jurnal yang tepat akan meningkatkan peluang manuskrip Anda diterima,” kata Dr. Widya.

Beliau menguraikan beberapa metode untuk mencari dan mengumpulkan jurnal potensial. Metode tersebut meliputi: (1) melihat jurnal yang direferensikan dalam bibliografi artikel di bidang ilmu terkait; (2) melihat referensi naskah untuk mencari tahu di jurnal apa artikel yang dikutip itu diterbitkan; (3) berkonsultasi dengan jejaring penelitian seperti dosen pembimbing, supervisor, atau kolega; (4) melakukan pencarian jurnal dengan menggunakan kata kunci utama yang digunakan dalam manuskrip; (5) melakukan pencarian topik di basis data untuk mengidentifikasi jurnal potensial untuk publikasi; dan (6) membuat daftar target jurnal.

Dr. Widya juga memberikan kriteria untuk memilih dan membandingkan jurnal yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Kriteria tersebut meliputi: a) Tujuan dan ruang lingkup jurnal (aims and scope), b) Membandingkan artikel yang serupa pada jurnal, c) Menerbitkan artikel jurnal pada jurnal open access, d) Memperhatikan batasan (restrictions) jurnal, e) Mempertimbangkan metrik (metrics) dan reputasi jurnal, f) Memperhatikan kualitas proses peer review, dan g) Memperhatikan integritas dan etika publikasi.

Open access adalah penyediaan informasi ilmiah tanpa batas dan bebas biaya. Model ini muncul sebagai respon terhadap mahalnya biaya berlangganan jurnal yang sering kali menjadi penghalang penyebaran pengetahuan. Workshop ini menyoroti bahwa ada dua jenis open access, yaitu green open access dan gold open access.

Green open access melibatkan self-archiving, di mana penulis menyimpan versi manuskrip mereka di repositori, sehingga dapat diakses secara gratis. Di sisi lain, gold open access merujuk pada ketersediaan langsung versi akhir artikel yang diterbitkan, yang sering kali memerlukan pembayaran Article Processing Charge (APC).

APC, atau Article Processing Charge, adalah biaya yang harus dibayarkan oleh penulis kepada penerbit atau jurnal untuk proses penerbitan suatu artikel. Biasanya, biaya ini dibayarkan setelah artikel yang di-submit dinyatakan diterima untuk diterbitkan. Workshop ini juga membahas implikasi APC bagi peneliti, terutama dari negara berkembang, dan perlunya model pendanaan yang berkelanjutan.

Dr. Widya, pembicara utama dalam workshop ini, menekankan pentingnya open access dalam mendemokratisasi pengetahuan. “Open access menghilangkan hambatan keuangan yang mencegah peneliti mengakses informasi ilmiah penting. Ini sangat penting untuk mendorong inovasi dan mengatasi tantangan global,” katanya.

Selain memilih dan menemukan target jurnal yang sesuai, Dr. Widya juga memperingatkan tentang ciri-ciri jurnal predator, yang sering mengelabui para peneliti dan akademisi. “Penting untuk menyadari/mengetahui jurnal-jurnal yang termasuk dalam kategori predator ini agar tidak terjebak dalam perangkap mereka, dan perlu berhati-hati juga pada jurnal yang direkomendasikan oleh penyelenggara konferensi yang tidak berafiliasi dengan perguruan tinggi/institusi” tegasnya.

Workshop diakhiri dengan sesi tanya jawab yang dimoderatori oleh Muhammad Dwirifqi Kharisma Putra, S.Psi., M.Si., di mana peserta memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan meminta klarifikasi lebih lanjut tentang topik yang dibahas.

Acara ini diterima dengan baik, dengan banyak peserta yang menyampaikan apresiasi mereka atas wawasan berharga yang diberikan.

Penulis: S. Fauzi