Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar Syawalan 1445 H pada Jumat (19/4). Acara ini merupakan agenda tahunan untuk mempererat silaturahmi keluarga besar Fakultas Psikologi UGM. Acara yang diadakan di Hall-D ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa, Dosen Aktif, dan Purnatugas, tetapi juga Tenaga Kependidikan Aktif, Purnatugas, dan Mutasi Fakultas Psikologi UGM beserta keluarga. Tak ketinggalan, perwakilan dari POTMAPSI, KAPSIGAMA, Dharma Wanita Persatuan Psikologi, BKM, dan berbagai stakeholders juga turut memeriahkan acara tersebut.
Suasana hangat memenuhi Hall-D, di mana civitas Fakultas Psikologi UGM bersukacita merayakan momen syawalan setelah menjalani sebulan penuh ibadah puasa. Acara dimulai dengan pembacaan kalam ilahi, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian ucapan permohonan maaf yang diwakili oleh Ardian Rahman Afandi, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
“Syawalan dan halal bi halal Fakultas psikologi UGM ini bukan hanya sekedar ajang silaturahmi, namun lebih dari itu. Momen ini adalah momen untuk mengikat kembali tali persaudaraan, momen ini adalah kesempatan emas memperkuat kembali komitmen dan kekompakan sebagai keluarga besar Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada,” tuturnya.
Dekan Fakultas Psikologi UGM turut menyampaikan doa dan refleksi dalam sambutannya. “Semoga apa yang kita dapatkan selama Ramadan kemarin, pengalaman, pelatihan, dan pembelajaran untuk mengendalikan diri, untuk menambah ibadah kita bisa kita pertahankan sampai setidaknya Ramadan berikutnya, lebaran berikutnya, Syawal berikutnya tahun depan,” ujar Dekan.
Bahasan utama dan doa dalam Syawalan disampaikan oleh Ustaz Cahyadi Takariawan dengan tema “Ramadan Karim, Muhasabah dan Syukur untuk Peningkatan Kualitas Diri”. Ustaz Cahyadi menekankan bahwa pahala dari sebuah kebaikan adalah kemampuan untuk terus berbuat kebaikan.
“Di antara pertanda bahwa amal Ramadan kita itu diterima di sisi Allah, ganjaran dari sebuah amal yang diterima adalah dimudahkannya kita untuk melakukan amal-amal kebaikan,” katanya.
Melalui berbagai cerita tauladan, Ustaz Cahyadi menegaskan bahwa amal tiap orang berbeda, sebagaimana Allah memeri rezeki kepada tiap manusia. “Setiap orang itu akan memiliki amal yang berbeda-beda,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ustaz Cahyadi menjelaskan bahwa dalam Islam, amal hati seperti memaafkan adalah salah satu amal yang sangat dianjurkan. “Di antara amal istimewa yang sumbernya dari hati, yang Allah sebutkan dalam Al-Quran di antaranya adalah amal karena memaafkan. Barang siapa yang memaafkan dan berbuat kebaikan maka pahalanya di sisi Allah,” ungkapnya.
“Bapak Ibu, kalau kita ingin mendapatkan lipatan pahala yang tak terbatas, mudahlah memaafkan, berikan maaf berlapang dada berbuat baik dan itulah yang akan mengangkat derajat kita,” tambahnya.
Acara Syawalan ini juga dimeriahkan oleh penampilan karawitan Nglaras Ati Fakultas Psikologi UGM, serta penyerahan berbagai doorprize bagi hadirin terpilih.
Penulis: Erna